Menurut Brennan (1978), pengeringan atau dehidrasi didefinisikan sebagai pengurangan kandungan air oleh panas buatan dengan kondisi temperatur, RH, da

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

BAB II LANDASAN TEORI

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

PERBANDINGAN KINERJA PENGERING SEMPROT DENGAN PEMANFAATAN DEHUMIDIFIER SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

Campuran udara uap air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

Pengeringan Untuk Pengawetan

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dan Peralatan Pengering

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

...(2) adalah perbedaan harga tengah entalphi untuk suatu bagian. kecil dari volume.

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. h = koefisien konveksi [W/m 2. C] T s. = temperatur permukaan [ C] T = temperatur ambien [ C]

Salah satu jenis pengering udara adalah regenerative desiccant air dryer. Gambar 2.2 merupakan salah satu contoh dari alat pengering udara jenis

TUGAS AKHIR PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA. seperti kulit binatang, dedaunan, dan lain sebagainya. Pengeringan adalah

Laporan Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

II LANDA SAN TEO RI BAB II LANDASAN TEORI. Sulfamic acid juga dikenal sebagai asam amidosulfonic, asam amidosulfuric, asam

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

ANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT01 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

WUJUD ZAT (GAS) Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

Proses Pengeringan. Rosdaneli Hasibuan. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

BAB 9. Kurva Kelembaban (Psychrometric) dan Penggunaannya

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

MODUL PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II

Maka persamaan energi,

BAB III METODE PENELITIAN

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Tugas Akhir. Analisa Perpindahan Kalor Pada Proses Spray Dryer

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan Instruksional Khusus I.4 Manfaat Percobaan

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

LAPORAN TUGAS AKHIR. Analisa Performance Menara Pendingin Tipe Induced Draft Counterflow Tower With Fill Sebagai Pendingin Pengecoran Baja

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi

BAB II LANDASAN TEORI

Fisika Dasar I (FI-321)

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Pendinginan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

BAB II TEORI DASAR 2.1 Perancangan Sistem Penyediaan Air Panas Kualitas Air Panas Satuan Kalor

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

ALAT UKUR KELEMBABABAN UDARA

Analisa performansi cooling pad dengan penambahan saluran berbentuk silinder dan balok

BAB IV EVALUASI PROTOTIPE DAN PENGUJIAN PROTOTIPE

BAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dehumidifier Dehumidifier adalah perangkat yang menurunkan kelembaban dari udara. Alat ini menggunakan kipas untuk menyedot udara lembab, yang berhembus menyeberangi serangkaian tabung dingin. Tabung ini menyebabkan kelembaban di udara mengembun dan mengalir ke dalam sebuah wadah khusus dari selang. Udara yang kering, dihembuskan kembali ke dalam ruangan. Siklus ini terus-menerus bersikulasi, pengeringan udara itu terjadi terus-menerus. Pemanasan adalah suatu metode untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Hasil dari proses pengeringan adalah ruangan kering yang mempunyai kadar air setara dengan kadar air keseimbangan udara normal atau setara dengan nilai kadar air yang aman dari kerusakan mikrobiologis dan kimiawi. Pemanasan itu sendiri peristiwa perpindahan massa dan energi yang terjadi dalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas kandungan air yang ditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber panas dan penerima uap cairan (Sumber:Treybal, 1980). Universitas Mercu Buana 6

Menurut Brennan (1978), pengeringan atau dehidrasi didefinisikan sebagai pengurangan kandungan air oleh panas buatan dengan kondisi temperatur, RH, dan aliran udara terkontrol. Tujuan utama dari pengeringan atau dehidrasi adalah untuk mengurangi kandungan air tanpa merusak struktur produk. 2.1.1 Prinsip Dasar Pemanasan Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses perpindahan panas dan massa yang terjadi secara bersamaan. Pengeringan terjadi melalui penguapan uap air dengan adanya pemberian panas ke sample uji. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur ruang ke medium sekitarnya. Proses pengeringan suatu material terjadi melalui dua proses yaitu proses pemanasan asan dan pengeringan. Proses pemanasan dilakukan untuk memperoleh udara panas dan untuk menurunkan kelembaban relatif dari udara sekitar. Sedangkan proses pengeringan dilakukan untuk menurunkan temperatur udara karena terjadi perpindahan panas dari udara ke manusia yang menggunakan (udara memberikan kalor laten untuk menguapkan kandungan air dari ruangan yang dikeringkan). Dalam beberapa kasus, air dihilangkan secara mekanik dari material padat dengan cara di-press, sentrifugasi dan lain sebagainya. Cara ini lebih murah dibandingkan ingkan pengeringan dengan menggunakan panas. Proses pemanasan diasumsikan secara adiabatik, yaitu: kalor yang diperlukan untuk menguapkan kandungan air dari bahan semata-mata berasal dari udara pengering saja (tidak ada kalor yang masuk dari lingkungan). Selama proses pengeringan ini, akan terjadi penurunan temperatur bola kering dan kenaikan kelembaban, kelembaban relatif, tekanan uap air serta temperatur dew point sedangkan entalpi dan temperatur bola basah dapat dianggap konstan. Universitas Mercu Buana 7

Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai berikut: 1) Air bergerak melalui tekanan kapiler. 2) Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian ruang. 3) Penarikan air ke permukaan ruang disebabkan oleh absorpsi dari lapisanlapisan permukaan komponen padatan dari ruang. 4) Perpindahan air dari manusia ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap. Gambar 2.1 Pergerakan air melalui tekanan kapiler Sumber : https://laurentsihotang.files.wordpress.com/2014/06/11.jpg 2.1.2 Laju Pemanasan Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kecepatan pemanasan ialah: A. Luas permukaan Air menguap melalui dalam tubuh manusia, sedangkan air yang ada di bagian ruangan akan ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pemanasan umumnya ruangan yang dipakai pemanasan ditutup rapat terlebih dahulu sehingga alat yang digunakan lebih maksimal pengerjaannya. Universitas Mercu Buana 8

B. Perbedaan Temperatur dan Udara Sekitarnya Semakin besar perbedaan temperatur antara medium pemanas dengan suhu tubuh makin cepat pemindahan panas ke dalam tubuh dan makin cepat pula penghilangan air dari suhu tubuh. Jadi dengan semakin tinggi temperatur pamanasan maka proses pemanasan akan semakin cepat. Akan tetapi bila suhu luar lebih besar dari temperatur alat, akibatnya akan terjadi Reduced heating case, yaitu suatu keadaan dimana alat menjadi bekerja erja keras. C. Kecepatan aliaran udara Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan. Apabila aliran udara disekitar tempat pemanasan berjalan dengan baik, proses pemanasan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan. D. Tekanan Udara Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk mengangkut air selama pemanasan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tertampung dan disingkirkan dari human. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara disekitar pemanasan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan menghambat proses atau laju pemanasan. Universitas Mercu Buana 9

2.2 Karakteristik Hidratasi (penguapan air) Karena proses utama dalam pemanasan adalah proses penguapan air, maka perlu terlebih dahulu diketahui karakteristik hidratasi manusia yaitu sifat-sifat manusia yang meliputi interaksi antara manusia dengan molekul air yang dikandungnya dan molekul air di udara sekitarnya. Peranan air dalam manusia dinyatakan dengan kadar air dan aktivitas air (a w ), sedangkan peranan air di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif (RH) dan kelembaban mutlak (H). 2.2.1 Kadar Air Kadar air dalam manusia menunjukkan banyaknya kandungan air persatuan berat manusia yang dapat dinyatakan dalam persen berat basah (wet basis) atau dalam persen berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar air berat kering dapat lebih dari 100%. Kadar air berat basah (b.b) adalah perbandingan antara berat air yang ada dalam manusia dengan berat total manusia. Kadar air berat basah dapat ditentukan dengan persamaan berikut : m= 100%= 100%... 2.1 di mana : m = kadar air berat basah (% b.b) W m = berat air dalam manusia W d = berat total dalam manusia (g) W t = berat total (g) Universitas Mercu Buana 10

2.2.2 Aktivitas Air Dalam manusia, peranan air yang utama adalah sebagai pelarut yang digunakan selama proses metabolisme. Tingkat mobilitas dan peranan air bagi proses kehidupan biasanya dinyatakan dengan besaran aktivitas air (water activity = aw) yang ada dalam rentang 0 sampai 1. Kandungan air pada manusia akan berpengaruh terhadap daya tahan tubuh tersebut dari serangan mikroorganis. Aktivitas air merupakan salah satu parameter hidratasi yang sering diartikan sebagai jumlah air bebas dalam ruangan yang dapat menumbuhkan mikroorganisme. Setiap mikroorganisme hanya dapat tumbuh pada kisaran aw tertentu seperti aw untuk pertumbuhan bakteri 0.90, khamir 0.80 0.90 dan kapang 0.60 0.70. Oleh karena itu untuk mencegah pertumbuhan mikroba, aktifitas air pada bahan harus diatur. Istilah aktivitas air digunakan untuk menjabarkan air yang terikat atau air bebas dalam suatu system yang dapat menunjang reaksi biologis dan kimiawi. Menurut hukum Raloult, aktivitas air berbanding lurus dengan jumlah mol pelarut dan berbanding terbalik dengan jumlah mol di dalam larutan. A w =... 2.2 dimana : n 1 = jumlah mol pelarut n 2 = jumlah mol zat terlarut n 1+ n 2 = jumlah mol larutan Universitas Mercu Buana 11

2.2.3 Karakteristik Udara Komponen yang paling banyak di dalam udara adalah oksigen, nitrogen, dan uap air. Oksigen dan nitrogen tidak mempengaruhi kelembaban udara, sedangkan kandungan uap air sangat berpengaruh terhadap kelembaban udara.udara yang kurang mengandung uap air dikatakan udara kering, sedangkan udara yang mengandung banyak uap air dikatakan udara lembab. Kuantitas panas yang dibutuhkan untuk menguapkan air pada temperatur dan tekanan n tertentu disebut kapasitas panas. Kapasitas panas air bertambah apabila temperatur dan tekanan berkurang. Kenyataan ini sesuai dengan hukum termodinamika. Misalnya, panas yang dibutuhkan menghasilkan uap air pada temperatur 100 C dan tekanan n 101,3 kpa adalah 2256,9 kj/kg, sedangkan untuk menguapkan air pada temperatur 30 C dan tekanan 4,25 adalah 2431,0 kj/kg. Pengalaman sehari-hari kita dapati bahwa sejumlah udara hanya mampu untuk mengeringkan suatu bahan atau menguapkan air dari suatu bahan apabila bahan tersebut tidak seratus persen lembab. Dengan kata lain, kemampuan udara untuk menguapkan air dalam suatu bahan pada proses pengeringan adalah maksimum apabila udara tersebut kering dan nol apabila udara tersebut jenuhdengan uap air. Pada keadaan biasa, udara tidak seratus persen kering atau lembab, sehingga udara masih mampu melakukan proses pengeringan apabila bahan-bahan yang mengandung air diletakkan di dalamnya. 2.2.4 Diagram Psikometrik Diagram psikometri memberikan pembahasan mengenai sistem yang melibatkan campuran udara kering dengan uap air.. Studi mengenai sistem yang melibatkan udara kering dan air disebut psikometrik. Gambar 2.2 memperlihatkan diagram psikometrik Universitas Mercu Buana 12

dimana terdapat parameter seperti temperatur bola kering, temperatur bola basah, tekanan uap air, kelembaban relatif, volume spesifik, dan kelembaban udara. Gambar 2.2 Diagram Psikometrik Sumber : http://ohio.edu/mechanical/thermo/applied/chapt.7_11/psychro_chart/psychro0_chart.ghio.edu/mechanical/thermo/applied/chapt.7_11/psychro_char if Proses pemanasan Pada proses pemanasan, terjadi peningkatan temperatur bola kering, temperatur bola basah, entalphi, dan volume spesifik dari udara lembab sedangkan pada kelembaban relatif terjadi penurunan. Perubahan tidak terjadi pada kelembaban mutlak, temperatur titik embun, dan tekanan uap parsial. Gambar 2.3 memperlihatkan proses pemanasan pada diagram psikometerik. Dari proses A Universitas Mercu Buana 13

menuju B. Titik A adalah temperatur lingkungan baik temperatur bola kering dan basah. Titik B terjadi kenaikan temperatur bola kering dan temperatur bola basah dengan nilai kelembaban konstan. Gambar 2.3 Psikometrik pada proses pemanasan Sumber : http://ohio.edu/mechanical/thermo/applied/chapt.7_11/psychro_chart/psychro0_chart.ghio.edu/mechanical/thermo/applied/chapt.7_11/psychro_char if Proses pengeringan. Pada proses pengeringan, perubahan karakteristik sifat-sifat termodinamika udara serupa dengan proses pendinginan evaporatif. Gambar 2.4 memperlihatkan proses pengeringan pada diagram psikometerik Universitas Mercu Buana 14

Gambar 2.4 Psikometrik pada proses pengeringan Sumber : https://mtnugraha.files.wordpress.com/2009/07/15-proses- pengeringan.jpg?w=600 Dari proses A menuju B beberapa parameter mengalami kenaikan, penurunan dan terdapat nilai konstan. Seperti terlihat salah satunya parameter suhu bola basah dan nilai entrophi konstan. Berbeda dengan suhu bola kering yang mengalami penurunan yang berkebalikan dengan rasio kelembaban (ω). Proses Pendinginan Proses pendinginan adalah proses pengambilan kalor sensibel dari udara sehingga temperatur udara tersebut mengalami penurunan. Proses ini hanya disebabkan oleh perubahan temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio kelembaban. Garis proses pada psikometrik adalah garis horizontal ke arah kiri. Universitas Mercu Buana 15

Gambar 2.5 Psikometrik pada proses pendinginan Sumber : https://mtnugraha.files.wordpress.com/2009/07/15-proses- pendinginan.jpg?w=600 Proses Pendinginan Dehumidifikasi Proses ini dilakukan dengan cara melewatkan udara pada koil pendingin atau ruangan semburan air dimana temperaturnya lebih rendah dari temperatur udara sehingga terjadi penurunan kalor laten dan kalor sensibel. Gambar 2.6 Psikometrik pada proses pendinginan dehumidifikasi Sumber : https://mtnugraha.files.wordpress.com/2009/07/15-proses-pendinginandehumidifikasi.jpg?w=600 Universitas Mercu Buana 16

Berikut beberapa istilah (sifat-sifat udara) yang sering dipakai dan berkaitan dengan diagram psikometrik : 1. Udara kering Udara kering murni merupakan campuran sejumlah gas seperti Nitrogen, Oksigen, Hidrogen, Argon, dan lain-lain. Nitrogen dan Oksigen menduduki porsi terbesar yaitu 78 % dan 21 %. da v m = m + m (2.5) mda mv = massa udara kering [kg] = massa uap air [kg] 2. Udara lembab (moist air) Merupakan campuran udara kering dengan uap air. Jumlah uap air yang terkandung di dalam udara sangat bergantung pada tekanan absolute dan temperature campuran. 3. Udara saturasi Merupakan campuran udara kering dengan uap air dimana jumlah uap air di dalam udara sudah maksimum (udara berada dalam keadaan jenuh). 4. Kelembaban (Humidity/Specific humidity/humidity ratio) ) Didefinisikan sebagai massa uap air dalam satu massa udara kering. ω=... 2.3 dimana : ω = rasio kelembaban (humidity ratio) mv = massa uap air [kg] mda = massa udara kering [kg] Universitas Mercu Buana 17

5. Kelembaban relatif (Relative humidity) Merupakan kebasahan dari atmosfer yang dinyatakan dalam perbandingan antara tekanan parsial uap air udara basah dan tekanan uap air udara lembab yang jenuh pada temperatur bola kering yang sama. RH(ϕ )=... 2.4 dimana : xws = fraksi mol uap air jenuh pada temperatur dan tekanan udara. xv = fraksi mole uap air 6. Temperatur bola kering (Dry bulb temperature) ) Merupakan temperatur udara yang terbaca pada termometer, ketika ia tidak dipengaruhi oleh kelembaban yang ada dalam udara. 7. Temperatur bola basah (Wet bulb temperature) Merupakan temperature udara yang terbaca pada termometer yang bola pengukur temperaturnya dibungkus dengan kain basah ketika dialiri kecepatan lebih dari 3-5 m/s 8. Temperatur pengembunan Merupakan temperature dimana bagian uap air yang ada di udara mulai mengembun. Dilihat dari sisi tekanan parsial uap air dalam udara, temperature tersebut adalah temperatur jenuh (saturasi). Universitas Mercu Buana 18

9. Enthalpy Merupakan kalor yang dimiliki oleh udara setiap kg udara kering. Dinyatakan dengan: h= hda+ hw (2.4) h = entalpi udara basah [kj/kg] hda = entalpi udara kering [kj/kg] hw = entalpi uap air [kj/kg] 2.3 Perhitungan Laju Aliran Udara Perhitungan laju aliran bahan menggunakan hubungan antara persamaan bernoulli dengan persamaan kontinuitas. Persamaan kontinuitas nya yaitu ṁ= ρa1v1 = ρa2v2, di mana v adalah kecepatan. Jika aliran itu adiabatik dan tanpa gesekan (frictionless) dan fluida itu tak mampu mampat (Incrompressible) maka persamaan aan Bernoulli yang kita kenal dapat kita tuliskan + = +, dimana ρ 1 = ρ 2. Bila persamaan kontinuitas dan bernoulli diselesaikan secara serentak kita dapatkan sebagai penurunan tekanan P 1 P 2 = [1 -... 2.5 dimana : V 1, V 2 = kecepatan aliran sebelum dan sesudah aliran (m/s 2 ) P 1, P 2 = tekanan aliran sebelum dan sesudah lewat orifice (Pa) A 1,A 2 = luas penampang sebelum dan sesudan orifice (m 2 ) g c = 1 (kg.m/n.s 2 ) Universitas Mercu Buana 19

Maka laju volumetrik (Qideal) adalah Qideal = A2v2 = ( ) ( ) Q ideal = laju aliran volume sebelum orifice (m3/s) M = faktor kecepatan masuk = K = koefisien aliran = MS β = rasio diameter = = Konstanta K (koefisien) didapat dari grafik setelah menghitung bilangan Reynolds. Adanya vena contracta saat melintasi plat orifice maka persamaan menjadi Q nyata = Q ideal C Gambar 2.7 Koefisien buang untuk orifice konsentris dalam pipa (Holman J.P, 1984) Sumber : https://indonesiasejahtera.files.wordpress.com/2007/10/5.png Universitas Mercu Buana 20

Gambar 2.8 menunjukkan perbandingan antara koefisien aliran (MC) dengan rasio diameter (β). Perbandingan ini menentukan kecepatan aliran dalam pipa. 2.4 Perpindahan Panas 2.4.1 Konveksi Konveksi adalah perpindahan panas karena adanya pergerakan fluida,fluida yang bergerak adalah udara yang dihembuskan melalui blower yang mengalirkan panas dari heater menuju obyek. Persamaan konveksi adalah sebagai berikut[5] : q= ha(t s - T )... 2.6 Konveksi paksa Fenomena ini terjadi apabila sistem dimana fluida didorong oleh permukaan perpindahan kalor atau melaluinya fluida bergerak adanya faktor pemaksa. Sebagai gambaran adalah fenomena perpindahan panas aliran atau didalam pipa yang dinyatakan sebagai : dq = m. Cp. dt b dq = h.2π. r(t w T b )dx.... 2.7 Angka Nusselt untuk aliran turbulen sepenuhnya adalah : Nu 0,022 d = 022 Re 0,8 d Pr n.... 2.8 Dimana : n = nilai eksponen = 0,4 untuk pemanasan = 0,3 untuk pendinginan Angka Nusselt untuk aliran laminar sepenuhnya adalah : Nu d = 3,66 +,, { } /..... 2.9 Dimana : d = diameter pipa (m) L = Panjang pipa (m). Universitas Mercu Buana 21

2.4.2 Konduksi Bila suatu benda terdapat perbedaan temperatur dengan panjang x, maka energi (kalor) akan berpindah dari bagian yang bertemperatur tinggi kearah bagian yang bertemperatur rendah dengan cara konduksi. Laju perpindahan ini dengan gradien temperatur normal. q = - ka... 3.0 2.5 Perpindahan Massa 2.5.1 Koefisien Perpindahan Massa Koefisien perpindahan massa (mass transfer coefficient) dapat kita definisikan seperti halnya dengan koefisien perpindahan kalor, jadi: Q = ha(t - T s )... 3.1 Dimana: Q = laju perpindahan kalor [kj/s] h = koefisien konveksi [W/m2. C] A = luas permukaan [m2] Ts = temperatur permukaan [ C] T = temperatur ambien [ C] Universitas Mercu Buana 22