BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung. pikir tidak ter-lepas dari pengembangan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tersebut kita mampu berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan pembelajaran yang terjadi. Seperti halnya seorang tenaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. beratkan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbiter digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Hal ini sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, komunikasi dan mengidentifikasi diri. Fungsi bahasa selain sebagai alat komunikasi juga alat mengekspresikan diri dan alat untuk melakukan kontrol sosial. Hal ini sesuai dengan pernyataan Keraf (2009:3) bahwa dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya berfungsi: untuk menyatakan ekspresi diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integritasi dan adaptasi sosial dan sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial. Pembelajaran merupakan cara, perbuatan atau proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Interaksi yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman sehingga akan menghasilkan perubahan pada diri peserta didik tersebut. Tujuan pembelajaran merupakan tercapainya perubahan. Dalam aspek berbahasa, menurut Tarigan (2008:1) ada empat keterampilan yang harus dikuasai dan dikembangkan, yaitu keterampilan menyimak/mendengar-kan, (listening skills), keterampilan berbicara ( speaking

2 skills ), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Dalam mem-peroleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian ber-bicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara, kita pelajari sebelum masuk sekolah. Keempat keterampilan tersebut merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal. Salah satu kegiatan belajar mengajar khususnya di sekolah adalah keterampilan membaca. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup isi, memahami makna bacaan. Khusus mengenai membaca, Tarigan (2008:7) menjelaskan, bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahan tulis. Berkaitan dengan hal tersebut, pada kegiatan membaca, siswa dituntut untuk mampu memahami suatu bacaan yang telah dibacanya. Tarigan (2008:121) mengemukakan, bahwa salah satu syarat bagi setiap pembaca yang baik adalah memahami benar-benar apa yang dibacanya. Akan tetapi, ketika siswa akan diintruksikan oleh guru untuk mengungkapkan kembali isi dari teks yang dibacanya, banyak siswa yang merasa kesulitan melakukannya. Hal itu membuktikan bahwa hanya sedikit siswa yang mampu memahami isi teks yang dibacanya (Tim Kemendikbud, 2013:VI) Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting, dilihat dari fungsi membaca sendiri (Suyitno;1985. 37-38) untuk penyempurnaan teknik membaca, untuk

3 penyempurnaan pemahaman isi bacaan, untuk mendapatkan pemahaman kosakata, untuk mendapatkan penumbuhan kesadaran untuk kepentingan membaca sebagai sarana mendapatkan informasi, dan untuk mendapatkan penumbuhan sikap suka mencari kesenangan, kenikmatan, dan kepuasan batin. Artinya dalam membaca ataupun menulis karya sastra membutuhkan daya imajinasi sekaligus penalaran. Disisi lain karena guru ditargetkan untuk menyelesaikan kurikulum. Kemendiknas (2011:59) menyatakan penyajian pengajaran sastra hanya sekedar memenuhi tuntutan kurikulum cenderung kurang mendapat tempat dihati siswa. Sehingga pembelajaran sastra hanya sekedar teoritis belaka, yang penting hanya tercapainya target saja. Adapun pembelajaran apresiasi sastra yang memerlukan waktu relative lama tidak dilakukan. Disamping alasan waktu, kemampuan apresiasi sastra sebagian guru bahasa dan sastra Indonesia yang memiliki kemampuan mengap-resiasi sastra memadai sangatlah jarang. Melalui metode creative problem solving diharapkan dapat menciptakan inovasi dalam pembelajaran yang digunakan sebagai solusi dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran sastra khusnya pada pembelajaran menghubungkan isi puisi. Menurut Huda, dkk. (2013 : 146) metode adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik dengan melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Menghubungkan Isi Puisi dengan Realitas Sosial

4 Budaya dengan menggunakan Metode Creative Problem Solving Pada Siswa Kelas X SMA PGII 2 Bandung Tahun Ajaran 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Pada pembahasan sebelunya, penulis telah menjabarkan mengenai latar belakang masalah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis dapat mengidentifikasi masalah yang ada dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut. a. Kesulitan siswa dalam memahami isi bacaan. b. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran sastra. c. Kurangnya kemampuan guru bahasa dan sastra Indonesia dalam mengapresiasi sastra. Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan, penulis mencoba menerap-kan creative problem solving dalam pembelajaran menghubungkan isi puisi dengan realitas sosial budaya. Penerapan metode tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menghubungkan isi puisi dengan realitas sosial budaya. 1.3 Rumusan Masalah Menurut Arikunto (2010: 69), masalah peneliti adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian. Maslah dalam penelitian ini merupakan sesuatu yang perlu diselesaikan dan dirumuskan dengan jelas. Berdasarkan latar belakang masa-lah yang dipaparkan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut.

5 a. Mampukah penulis merencanakan, menerapkan, dan menilai kegiatan pembela-jaran menghubungkan isi puisi dengan realitas sosial budaya dengan menggu-nakan metode creative problem solving pada siswa kelas X SMA PGII 2 Bandung? b. Mampukah siswa kelas X SMA PGII 2 Bandung menghubungkan isi puisi dengan realitas sosial budaya dengan menggunakan metode creative problem solving? c. Efektifkah metode pembelajaran creative problem solving digunakan sebagai metode pembelajaran menghubungkan isi puisi dengan realitas sosial budaya pada siswa kelas X SMA PGII 2 Bandung? 1.4 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, agar masalah yang ingin diteliti penulis sesuai dengan tujuan, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut. a. Kemampuan yang diukur penulis adalah kemampuan merencanakan, melaksa-nakan dan menilai pembelajaran menghubungkan isi puisi dengan sosial budaya pada siswa kelas X SMA PGII 2 Bandung dengan menggunakan metode creative problem solving. b. Kemampuan siswa kelas X SMA PGII 2 Bandung tahun pelajaran 2015/2016 yang diteliti adalah kemampuan menghubungkan isi puisi berkenaan dengan kehidupan sosial budaya. c. Keefektifan Metode Creative Problem Solving yang ditetapkan dalam pembelajaran menghubungkan isi puisi dengan realitas sosial budaya.

6 d. Puisi yang akan digunakan dalam pembelajaran adalah puisi Saini KM dan Muhammad Yamin. 1.5 Tujuan Penelitian Setiap orang dalam melakukan sesuatu pasti mempunyai tujuan, sehingga langkah-langkah yang ditempuh memiliki konsep yang terarah. Dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut; a. mengetahui keberhasilan penulis dalam melaksanakan Pembelajaran Menghubungkan Isi Puisi dengan Sosial Budaya dengan menggunakan metode Creative Problem Solving pada siswa kelas X SMA PGII 2 Bandung tahun pelajaran 2015/2016, b. mengetahui kemampuan siswa kelas X SMA PGII 2 Bandung tahun pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menghubungkan isi puisi, c. mengetahui keefektifan metode Creative Problem Solving dalam pembelajaran Menghubungkan Isi Puisi dengan Sosial Budaya pada siswa kelas X SMA PGII 2 Bandung tahun pelajaran 2015/2016. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak terkait. Adapun mamfaat yang diharapkan sebagai berikut.: a. Bagi penulis

7 Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran menghubungkan isi puisi dengan realitas sosial budaya. b. Bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Manfaat dari Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan sumbangan ide dalam meningkatkan efektivitas dan kreativitas pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya pembelajaran menghubungkan isi puisi dengan sosial budaya. c. Bagi siswa Hasil penelitian ini kiranya dapat meningkatkan keterampilan, sebagai pembelajaran yang menyenangkan, dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar mengapresiasi serta menghubungkan isi puisi dengan sosial budaya pada sebuah puisi. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat menumbuhkan wawasan pengetahuan, dan memberikan pengalaman yang bermanfaat. d. Bagi peneliti lanjutan Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya kearah yang lebih baik lagi. 1.7 Kerangka Pemikiran dan Diagram Sekaran dalam (Sugiyono, 2013: 91) mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah penting. Dapat

8 diartikan bahwa kerangka pemikiran merupakan konsep dasar untuk membuat sebuah penelitian. Sehingga, penulis membuat kerangka penelitian terlebih dahulu sebelum mengulas materi lebih mendalam. Bagan 1.1 Kegiatan Awal Melakukan Persiapan Pembelajaran Pembelajaran monoton dan penggunaan media yang kurang bervariasi Guru kurang menguasai materi pembelajaran Siswa diberikan motivasi agar mampu aktif dan kreatif dalam pembelajaran Metode Creative Problem Solving Guru mampu menyampaikan pembelajaran dengan baik Penggunaan metode creative problem solving akan mengakibatkan peningkatan kemampuan menghubungkan isi puisi dengan realita sosial budaya. Kerangka pemikiran yang telah penulis rencanakan memiliki fungsi yang sangat penting dalam penelitian yang akan dilakukan. Kerangka pemikiran tersebut berfungsi sebagai titik tolak dan pagar pembatas bagi penulis untuk melaksanakan penelitian agar tidak melenceng dari arah yang sudah direncanaka 1.8 Asumsi dan Hipotesis 1.8.1 Asumsi

9 Arikunto (2010:104) menyatakan, bahwa anggapan dasar merupakan suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalah dalam hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini, penelitian harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahannya. Penulis menyimpulkan anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian ini, penulis memiliki anggpan dasar sebagai berikut. a. Penulis telah lulus perkuliahan MPK (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian) diantaranya: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama Islam, PengLing-SosBudTek, Intermediate English For Education, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan; MPB (Mata Kuliah Perilaku Berkarya) diantaranya: Pengantar Pendididikan, Profesi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran, serta Psikologi Pendidikan; MKK (Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan) diantaranya: Teori Sastra Indonesia, Teori dan Praktik Menyimak, Teori dan Praktik Komunikasi Lisan; MKB (Mata Kuliah Keahlian Berkarya) diantaranya: Analisis Kesulitan Membaca, SBM Bahasa dan Sastra Indonesia, Penelitian Pendidikan; MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat) diantaranya: KPB, PPL 1 (Micro teaching) sebanyak 148 SKS dan dinyatakan lulus. b. Pembelajaran menghubungkan isi puisi dengan realita alam, sosial budaya dan masyarakat merupakan salah satu pembelajaran yang terdapat dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

10 c. Metode Creative Problem Solving adalah metode yang di gunakan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara kreatif. (Miftahul Huda, M.Pd.). d. Penggunaan media yang kreatif merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan dalam belajar. 1.8.2 Hipotesis Arikunto (2010:110) menyatakan, bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terbukti melalui data yang terkumpul. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sugiyono (2013:64) juga menyatakan, bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.dalam penelitian ini, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut. a. Penulis mampu melaksanakan kegiatan Pembelajaran Menghubungkan Isi Puisi dengan Sosial Budaya Pada Siswa Kelas X SMA PGII 2 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016. b. Siswa kelas X SMA PGII 2 Bandung tahun pelajaran 2015/2016 mampu menghubungkan isi puisi dengan sosial budaya dan dengan menggunakan metode Creative Problem Solving. c. Metode Creative Problem Solving digunakan dalam pembelajaran menghubungkan isi puisi dengan sosial budaya pada siswa kelas X SMA PGII 2 Bandung tahun pelajaran 2015/ 2016. 1.9 Definisi Operasional

11 Definisi operasional dalam hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliru-an dalam judul dan masalah penelitian. Di bawah ini penulis menyampaikan defi-nisi variabel dalam judul penelitian. a. Pembelajaran adalah merespon suatu proses, cara yang dilakukan untuk menjadikan siswa mengalami perubahan dan memperoleh kecakapan dari hal yang dipelajari. b. Menghubungkan isi puisi adalah proses menemukan, mengelompokkan membahas, menganalisis, dan mengimplementasi setiap unsur-unsur yang ada dalam hakikat puisi tersebut, seperti tema, nada, rasa dan amanat. c. Metode Creative Problem Solving adalah model pembelajaran yang mengerahkan siswa untuk lebih kreatif dalam meneylesaikan persoalan atau masalah. Berdasarkan definisi operasional di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran menghubungkan isi puisi dengan, sosial budaya dengan menggunakan metode creative problem solving merupakan proses pembelajaran menemukan, menentukan, mengelompokkan, menganalisis, dan menyangkutpautkan unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah puisi dan dapat dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. 1.10 Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab. Gambaran mengenai keseluruhan skripsi dan pembahasannya dapat dijelaskan dalam sistematika penulisan sebagai berikut. a. BAB I Pendahuluan

12 Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang melakukan penelitian, identifikasi masalah penelitian, definisi operasional, serta struktur organisasi skripsi. b. BAB II Kajian Teori Bagian ini membahas bagian variabel penelitian yang akan di teliti, analisis dan pengembangan materi pembelajaran yang diteliti, hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta asumsi dan hipotesis. c. BAB III Metode Penelitian Bagian ini membahas mengenai metode penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, operasional variabel, rancangan pengumpulan data, instrumen penelitian, serta rancangan analisis data. d. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan Bagian ini membahas mengenai pencapaian hasil penelitian dan pembahasanya e. BAB V Simpulan dan saran Bagian ini membahas mengenai penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis sesuai penelitian.

13