II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI SENSOR UGN3505 SEBAGAI PENDETEKSI MEDAN MAGNET

Bab III. Operational Amplifier

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB II LANDASAN TEORI

Penguat Inverting dan Non Inverting

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

Rancang Bangun Alat Instrumentasi Pengukuran Digital Kuat Medan Magnetik dengan Menggunakan Mikrokontroler Atmega8535

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu.

II. TINJAUAN PUSTAKA. magnet batang, daya tarik terbesar terdapat pada ujung-ujung magnet tersebut. Bagian magnet

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

Gambar 2.1. simbol op amp

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum

BAB 2 LANDASAN TEORI

MEDAN MAGNETIK DISEKITAR KAWAT BERARUS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu membuktikan hasil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

Elektronika. Pertemuan 8

Medan Magnet oleh Arus Listrik

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Kecepatan

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

3 SENSOR SUHU BERBASIS BAHAN FERROELEKTRIK FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) BERBANTUKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535. Pendahuluan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

ADC (Analog to Digital Converter)

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

melakukan hal yang mudah ini karena malas, lupa dan sebagainya, sehingga membiarkan kipas angin menyala, dan tidak hemat listrik. Untuk itu, dibutuhka

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

OPERATIONAL AMPLIFIERS

Gambar (a) Arah medan magnet, (b) Garis-garis medan magnet

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Strain Gauge

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III RANCANGAN DESAIN DAN IMPLEMENTASI POMPA AIR MOTOR BLDC DENGAN SUPLAI DARI PANEL SURYA

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

BAB III ANALISA SISTEM

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Operational Amplifier Karakteristik Op-Amp (Bagian ke-satu) oleh : aswan hamonangan

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

Sistem Monitoring Pencurian Energi Listrik

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

PERCOBAAN VII PENGUAT OPERASI ( OPERATIONAL AMPLIFIER )

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

Modul 4. Asisten : Catra Novendia Utama ( ) : M. Mufti Muflihun ( )

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II Transistor Bipolar

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Medan Magnet Medan Magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya. (Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen"). Sebuah medan magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut. Einstein berhasil menunjukan dengan relativitas khusus, bahwa medan listrik dan medan magnet adalah dua aspek dari hal yang sama (tensor tingkat dua) dan seorang pengamat bisa merasakan gaya magnet dimana seorang pengamat bergerak hanya merasakan gaya elektrostatik. Dengan demikian, menggunakan spesial relativitas, gaya magnet adalah manifestasi dari gaya elektrostatik dari muatan listrik yang bergerak, dan bisa diprakirakan dari

7 pengetahuan tentang gaya elektrostatik dan gerakan muatan tersebut (relatif terhadap seorang pengamat). Berikut rumus yang berhubungan dengan medan magnet yang akan dipergunakan dalam pembuatan alat pada penelitian. Perhatikan gambar 2.1 tentang medan magnet pada kawat melingkar di bawah ini, gambar ini menunjukan loop lingkaran dengan jari-jari R dan membawa arus I. Gambar 2.1 Medan magnet pada kawat melingkar [8] Menurut hukum Biot-Savart [8] db = ² untuk db tegak lurus r = ² db II = db Cos α Subtitusi db tegak lurus r db II = ²

8 dengan : r = ² + ² Cos α = = ² ² maka : db II = ² ² dl B = B II Masukan nilai db II B = ² ² Sehingga : B = µₒ ² ( ( )) Atau B = ³ ² Dengan : B = Kerapatan medan magnet (Wb/m 2 ) = T µ 0 = 4π x 10-7 (Wb A -1 m -1 ) I = arus listrik (A) R = jari-jari lingkaran x = Jarak titik P dari pusat lingkaran (m) r = sisi miring antara x dan R (m)

9 2.2. Differential Amplifier [4] Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi yang dibuat dalam bentuk chip yang mempunyai penguatan tegangan sangat tinggi dengan impedansi masukan tinggi dan impedansi keluaran rendah. Differential amplifier adalah amplifier yang digunakan untuk mencari selisih tegangan dari dua sinyal yang masuk. Persamaan tegangan outputnya dinyatakan sebagai berikut V out = (V b -V a ) Untuk menjelaskan rumus tersebut dalam bentuk gambar dan mengetahui letak R f,r a,v b,v a, perhatikan gambar 2.2 tentang rangkaian differential amplifier berikut ini Gambar 2.2 Rangkaian Differential amplifier Va adalah tegangan yang akan di kuatkan dan Vb adalah tegangan referensi, Ra dan Rb adalah hambatan masing masing untuk Va dan Vb. Nilai dari hambatan ini harus sama sedangkan Rf adalah hambatan feedback, hambatan ini yang akan menentukan berapa kali penguatan yang akan kita berikan pada Va. Fungsi rangkaian ini adalah untuk mencari beda atau

10 selisih antara tegangan referensi dengan tegangan input. Kita juga dapat menentukan nilai penguatan dari selisih tersebut, sehingga untuk berapa kali penguatan akan diberikan pada selisih tegangan bergantung pada R f. Sedangkan Rg adalah Rground. Tegangan output merupakan tegangan tunggal yang mengacu pada ground. IC ini bekerja saat terjadi beda tegangan antara input dengan referensi, sehingga untuk inputan yang sama dengan referensi maka Vout adalah 0. 2.3. Summing Amplifier Summing Amplifier adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menjumlahkan dua buah atau lebih tegangan listrik. Prinsip dasar rangkaian summing ini adalah mempunyai tahanan input yang sama pada masing masing jalur input yang ada. Rangkaian inverting yang mempunyai tahanan input yang sama dengan tahanan penguatan akan mendapatkan penguatan (gain) = 1. Tegangan keluaran yang didapat adalah 1x tegangan input, sehingga tegangan output sama dengan tegangan input. Tapi jika kita menambahkan satu buah tahanan yang mempunyai nilai sama dengan tahanan input secara paralel maka sesuai dengan rumus tahanan pengganti paralel, tahanan input akan menjadi ½ dari tahanan penguatan. Pada kondisi ini tegangan keluaran yang di dapat adalah (1/(1/2)) x Vin = 2 x Vin. Jadi sama seperti membuat dua buah input yang kemudian dari keduanya tersebut dijumlahkan sebagai hasil dari keluaran. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.3 tentang rangkaian summing amplifier berikut ini

11 Gambar 2.3 Rangkaian Summing Amplifier 2.4. Sensor UGN3503 dan Prinsip Kerjanya [6] Medan magnet atau sering disebut sebagai magnetic field tidak dapat dirasakan oleh indra manusia. Sensor Hall effect merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi medan magnet. Sensor Hall Effect akan menghasilkan sebuah tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet yang diterima oleh sensor tersebut. Pendeteksian perubahan kekuatan medan magnet yaitu menggunakan sensor yang disebut dengan hall effect sensor. Sensor ini terdiri dari sebuah lapisan silikon yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Perhatikan gambar 2.4 tentang Pendeteksian dengan hall effect yang memperlihatkan pembelokan arus ketika sensor membaca adanya medan magnet.

12 Gambar 2.4 Pendeteksian dengan hall effect Prinsip Kerja Hall Effect Sensor Sensor hall effect ini terdiri dari sebuah lapisan silikon dan dua buah elektroda pada masing-masing sisi silikon. Hal ini akan menghasilkan perbedaan tegangan pada outputnya saat lapisan silikon dialiri oleh arus listrik. Tanpa adanya pengaruh dari medan magnet maka arus yang mengalir pada silikon tersebut akan tepat ditengah-tengah silikon dan menghasilkan tegangan yang sama antara elektrode sebelah kiri dan elektrode sebelah kanan sehingga menghasilkan beda tegangan 0 volt pada outputnya. Ketika terdapat medan magnet mempengaruhi sensor ini maka arus yang mengalir akan berbelok mendekati/menjauhi sisi yang dipengaruhi oleh medan magnet. Ketika arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi silikon sebelah kiri maka terjadi ketidakseimbangan tegagan output dan hal ini akan menghasilkan sebuah beda tegangan di outputnya. Semakin besar kekuatan medan magnet yang mempengaruhi sensor ini akan menyebabkan pembelokan arus di dalam lapisan silikon ini akan semakin besar dan semakin besar pula ketidakseimbangan tegangan antara kedua sisi lapisan silikon pada sensor. Semakin besar ketidak seimbangan tegangan ini akan menghasilkan beda tegangan yang semakin besar pada output sensor ini. Arah pembelokan arah arus pada lapisan silikon ini dapat digunakan untuk mengetahui polaritas kutub medan

13 magnet yang mempengaruhi sensor hall effect ini. Sensor yang digunakan adalah sensor UGN3503. Sensor ini akan menghasilkan tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet yang dideteksi oleh sensor ini. Selain itu komponen ini dipilih karena relatif murah, mudah digunakan dan mempunyai performa yang cukup baik.sensor UGN3503 ini mempunyai 3 pin antara lain : Pin 1 : VCC, pin tegangan suplai Pin 2 : GND, pin ground Pin 3 : Vout, pin tegangan output. Perhatikan gambar 2.5 tentang sensor UGN3505 berikut yang menunjukkan letak pin pada sensor UGN3503 Gambar 2.5 Sensor UGN3503 Di dalam sensor ini telah dibangun sebuah penguat yang memperkuat sinyal dari rangkaian sensor dan menghasilkan tegangan output ditengah-tengah tegangan suplai. Pada sensor ini jika mendapat pengaruh medan magnet dengan polaritas kutub utara maka akan menghasilkan pengurangan pada tegangan output sebaliknya jika terdapat pengaruh medan magnet dengan polaritas kutub selatan maka akan menghasilkan peningkatan tegangan pada outputnya. Sensor ini dapat merespon perubahan kekuatan medan magnet mulai kekuatan medan magnet yang

14 statis maupun kekuatan medan magnet yang berubah-ubah dengan frekuensi sampai 23KHz. Berikut gambar 2.6 tentang rangkaian di dalam sensor UGN3503 Gambar 2.6 Rangkaian dalam IC UGN3503 Sensor hall effect UGN3503 ini mempunyai suplai tegangan yang cukup lebar yaitu mulai 4.5V sampai 6V dengan kepekaan perubahan kekuatan medan magnet sampai frekuensi 23KHz. 2.5 Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroler adalah IC yang dipergunakan untuk pengontrolan secara otomatis, dapat diprogram berulang kali karena program yang sebelumnya dapat dihapus dan dapat diisi program yang baru. Mikrokontroler ATMega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap, berikut adalah fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATMega 8535 : 1. High Performance dengan daya rendah untuk pengoperasiannya 2. Arsitektur RISC : Program dapat berjalan lebih cepat karena hanya memutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program 3. Nonvolatile program dan memori data

15 8K bytes ketahanan dalam pemrograman diri pada sistem yaitu 10.000 kali tulis /hapus program 4. Fitur sekeliling 8- channel, 10 bit ADC, 4 PWM channel 5. Fitur khusus Enam mode sleep : idle, ADC noise reductions,simpan daya, daya mati, siaga, siaga diperpanjang 6. Input dan output Saluran input dan output sebanyak 32 buah 7. Tegangan kerja 4,5 5,5 V tegangan DC 8. Kecepatan Kecepatan maksimal 16 MHz. Untuk dapat melihat secara keseluruhan dari fitur dan pin serta bagian- bagian dari mikrokontroler ATMega8535 dapat dilihat pada datasheet mikrokontroler ATMega8535 yang ada pada lampiran. 2.6 Klasifikasi Kelas Meter [1] Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang mendekati harga sebenarnya, perlu memperhatikan batas kesalahan yang tertera pada alat tersebut. Klasifikasi alat ukur listrik dibagi menjadi 8 kelas, yaitu : 0,05; 0,1; 0,2; 0,5; 1,0; 1,5; 2,5; dan 5. Kelas kelas tersebut artinya bahwa besarnya kesalahan dari alat ukur pada

16 batas batas ukur masing masing kali ± 0,05%, ± 0,1%, ± 0,2%, ± 0,5%, ± 1,0%, ± 1,5%, ± 2,5%, dan ± 5% dari relatif harga maksimum. Delapan kelas alat ukur tersebut digolongkan menjadi empat golongan sesuai dengan daerah pemakaiannya yaitu : 1. Golongan dari kelas 0,05; 0,1; 0,2 Termasuk alat ukur presisi yang tertinggi, biasa digunakan di laboratorium 2. Golongan alat ukur dari kelas 0,5 Mempunyai ketelitian dan presisi tingkat berikutnya dari kelas 0,2, alat ukur ini biasa digunakan untuk pengukuran pengukuran presisi, alat ukur ini biasanya portebel. 3. Golongan dari kelas 1,0 Mempunyai ketelitian dan presisi pada tingkat lebih rendah dari alat ukur kelas 0,5. Alat ini biasa digunakan pada alat ukur portebel yang kecil atau alat alat ukur pada panel 4. Golongan dari kelas 1,5; 2,5 dan 5 Alat ukur ini dipergunakan pada panel panel yang tidak begitu memperhatikkan presisi dan ketelitian