BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan diimplementasikan melalui jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya bukan baru-baru ini saja terjadi. Fenomena pengangguran terdidik telah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS KESULITAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kemajuan sebuah negara, pendidikan dituntut untuk terus berpacu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB II TELAAH PUSTAKA

BABI PENDAHULUAN. kompetensi, mulai dari kurikulum tahun 1994, tahun 1999, tahun 2004 dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

ABSTRAK. Kata Kunci : Intrnship, The Skills Of Students, Self Efficacy And Work Readiness

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung masa depan. Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Angka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Sari Peranginangin, 2013

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi semakin pesat dan tidak terkendali lagi, sehingga hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program SMK adalah dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 Depdiknas (2006: 8) menyebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu. Untuk menunjang tujuan ini pemerintah merancang Pendidikan Sistem Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. PSG merupakan kerjasama yang baik dengan pihak industri untuk meningkatkan kemampuan siswa dan membekali siswa dengan berbagai keterampilan atau kecakapan hidup sebagai persiapan menghadapi dunia kerja. Selain itu juga, PSG bertujuan untuk menjembatani antara dunia pendidikan dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI). Tujuan SMK dalam kurikulum SMK Dikmenjur (2008:9) bertujuan menciptakan siswa atau lulusan: 1. Memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional. 2. Mampu memilih karier, mampu berkompetensi dan mengembangkan diri. 3. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/ dunia industri saat ini dan masa yang akan datang. 4. Menjadi tenaga kerja yang produktif, adaptif dan kreatif. Namun sekarang ini, keberadaan SMK untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang terampil dan profesional masih perlu ditingkatkan. Karena, belum semua lulusan SMK dapat memenuhi tututan lapangan kerja sesuai dengan kompetensi atau keahliannya. Terbukti dengan masih banyaknya lulusan SMK yang bekerja tidak pada profesinya bahkan masih banyak juga yang menganggur. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai penyebab diantaranya, pendidikan yang dilaksanakan sekolah belum mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia kerja yang cepat berubah, kurangya pengetahuan yang dimiliki peserta didik, kurangnya pengawasan sekolah terhadap kedisiplinan siswa, serta perbedaan antara teori yang dipelajari dengan kenyataan dilapangan sehingga membuat kesiapan kerja siswa menjadi kurang.

2 Kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi dimana seseorang sudah memiliki kemampuan yang cukup untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu baik secara fisik, mental, sosial, emosional dan pengetahuan sesuai dengan tuntutan dunia kerja ataupun masyarakat. Kesiapan kerja perlu dimiliki oleh seluruh lulusan SMK karena mereka dituntut untuk dapat terjun langsung ke masyarakat untuk menegambangkan kahliannya baik dalam dunia industri, maupun wirausaha. Kesiapan kerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi apa yang ada di dalam diri seseornag tersebut seperti kesiapan fisik, mental, sosial, emosional, bakat dan pengetahuan. Faktor eksternal meliputi peran masyarakat sekitar, keluarga, sarana prasarana, sekolah, dan pengalaman. Pengetahuan yang didapat dari mata pelajaran di sekolah saja belum cukup untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja, sehingga diperlukan pengalaman kerja yang nyata dari dunia kerja. Pengalaman kerja yang nyata dapat diperoleh siswa yaitu melalui pelaksanan Praktik Kerja Industri(prakerin). Praktik Kerja Industri merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai program bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia usaha maupun industri. Praktik Kerja Industri ini diharapkan agar siswa mengetahui dan siap lebih awal mengenai lingkungan kerja sesuai dengan bidangnya. Karena tidak hanya kompetensi saja yang dibutuhkan tetapi juga sosial skill bagaimana berinteraksi dengan teman, anak buah, atasan, menyampaikan pesan dan perintah yang mana itu semua tidak diajarkan di sekolah. Pengalaman Praktik kerja Industri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja. Seperti yang diungkapkan oleh Chalpin (2006: 179) pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar. Pengalaman di dunia kerja memang sangat diperlukan oleh seluruh siswa pada saat mulai bekerja setelah mereka lulus. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Industri siswa diharpakan mampu mengetahui gambaran tentang apa-apa saja yang akan mereka lakukan atau

3 mereka hadapi saat memasuki dunia kerja. Praktik kerja Industri juga merupakan tempat untuk mereka dalam menerapkan dan mematangkan hasil belajar yang mereka dapat selama di sekolah. Selain itu, Praktik Kerja Industri diharapkan dapat membentuk sikap siswa seperti etos kerja, manajemen waktu, budaya kerja, disiplin, serta target pekerjaan. Dengan begitu peserta didik akan memiliki keahlian profesional yang cukup untuk bekal mereka mengahadapi dunia kerja. Perkembangan zaman yang semakin maju membuat perkembangan dunia usaha yang semakin maju pula, dengan demikian diharapkan lulusan SMK memiliki kemampuan, wawasan dan kesiapan untuk bekerja yang baik agar dapat bersaing dalam dunia kerja. SMK Negeri 5 merupakan salah satu sekolah yang bergerak dalam bidang Teknologi dan Industri, yang didalamnya terdapat beberapa kompetensi keahlian. Kompetensi keahlian yang terdapat di SMK Negeri 5 salah satunya adalah, kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB). Dimana lulusan kompetensi keahlian TGB ini dipersiapkan menjadi drafter baik pada konsultan, kontraktor, wiraswasta, maupun industri konstruksi. Sejalan dengan pemerintah SMK Negeri 5 Bandung juga bertujuan menciptakan lulusan yang memiliki kemampuaan untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Berdasarkan observasi pendahuluan di SMK Negeri 5 bandung, memalui staf Hubungan Industri Masyarakat (HUBINMAS) menceritakan bahwa masih terdapat siswa yang belum dapat memaksimalkan pengalaman yang diperoleh selama Praktek Kerja Industri. Pengalaman yang didapat selama Praktik Kerja Industri akan sangat membantu siswa saat memasuki dunia kerja. Namun, belum sepenuhnya siswa dapat menerapkan apa yang telah mereka dapat selama di sekolah. Sehingga mereka masih kesulitan menerima apa yang ditugaskan oleh tempat mereka melaksanakan praktik. Kesulitan lain yang mereka alami selama melaksanakan Prakerin yaitu masih adanya siswa yang sulit berinteraksi dengan lingkungan dan teman kerja. Padahal interaksi dengan lingkungan dan teman merupakan hal yang penting yang harus dimiliki ketika kita bekerja nanti. Selain itu juga, kurangnya keseriusan

4 siswa selama prakerin meyebabkan kurangnya keterampilan, pengetahuan, serta pengalaman siswa. Hal ini menyebabkan rendahnya pembentukan sikap kerja terhadap siswa dan juga membuat siswa kurang memiliki keahlian sesuai profesi mereka. Dengan banyaknya kesulitan yang siswa alami selama Prakerin membuat pengalaman yang didapat berkurang. Pengalaman yang kurang itu yang menyebakan kurangnya kesiapan kerja para lulusan. Hal ini menyebabkan banyaknya lowongan kerja yang tidak terisi disebabkan oleh rendahnya kesiapan kerja dan keterampilan yang dimiliki lulusan kurang cocok dengan kebutuhan duniakerja. Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMKN 5 Bandung (Studi kasus pada Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan). B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, berbagai masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Masih kurangnya siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan kerja dan teman kerja. 2. Masih rendahnya pembentukan sikap kerja terhadap siswa. 3. Masih kurangnya keahlian profesional yang dimiliki siswa. 4. Kesiapan kerja siswa masih diragukan. 5. Adanya siswa yang tidak serius saat menjalani Praktik Kerja Industri. 6. Kurangnya pengalaman yang didapat saat Praktik Kerja Industri. 7. Kurangnya interaksi antara siswa prakerin dengan lingkungan kerja dan orang-orang di lingkungan kerja. Dari identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

5 1. Bagaimana gambaran umum pengalaman praktik kerja industri siswa kelas XII SMK Negeri 5 Bandung? 2. Bagaimana kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung? Definisi operasional yang digambarkan dalam penelitian ini secara umum adalah sebagai berikut: Pengaruh menurut kamus besar bahasa indonesia adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Pengaruh juga diartikan sebagai hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan oleh dua variabel (variabel bebas dan variabel terikat). Pengalaman adalah keterampilan atau pengetahuan yang diperoleh diluar proses belajar dan dari adanya interaksi individual dengan lingkungan. Dimana pengalaman didapat sebagai akibat dari pekerjaan yang dilakukan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu. Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dan sebagainya. (Dikmanjur: 2008) Kesiapan Kerja adalah keseluruhan kondisi dimana seseorang sudah memiliki kemampuan yang cukup untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu baik secara fisik, mental, sosial, emosional dan pengetahuan sesuai dengan tuntutan dunia kerja ataupun masyarakat serta untuk mendapatkan bayaran agar dapat memenuhi kesejahteraan dan mengembangkan kehidupan.

6 Kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan merupakan salah satu kompetensi yang ada di SMK Negeri 5 Bandung. Dimana lulusan dari kompetensi keahlian ini dipersiapkan untuk menjadi drafter baik pada konsultan, kontraktor, maupun wiraswasta. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui gambaran umum pengalaman praktik kerja industri siswa kelas XII SMK Negeri 5 Bandung. 2. Mengetahui gambaran umum kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung dalam menghadapi dunia kerja. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi penelitian berikutnya di masa yang akan datang, terutama yang tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu bagi para pembaca. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam Praktik Kerja Industri sehingga menghasilkan lulusan yang siap kerja b. Bagi Peneliti

7 Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dan wawasan baru tentang Praktik Kerja Industri dalam kesiapan peserta didik mengahdapi lapangan pekerjaan.