WARTA Peng wasan Edisi V / 2016 Berita Utama KKP-KEMHAN SEPAKAT TINGKATKAN KERJASAMA BERANTAS ILLEGAL FISHING @humaspsdkp humas psdkp humasdjpsdkp@kkp.go.id
7 LENSA KEGIATAN 1 2 3 4 5 56 Keterangan: 1. Penandatanganan perjanjian kerjasama antara KKP dengan KEMHAN tentang Penguatasn Pengawasan SDKP (10/5) 2. Penandatanganan Kontrak Kinerja para Pejabat Eselon II lingkup Ditjen. PSDKP, Jakarta (4/5) 3. Penyerahan Speedboat PSDKP kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Jakarta (30/5). 4. Kegiatan evaluasi pelaksanaan aplikasi E-Dalwas lingkup Ditjen.PSDKP, Bogor (25/5). 5. Penutupan pelatihan Polsus PWP3K tahun 2016, Lido (9/5). 6. Basic Safety Training (BST) bagi Awak Kapal Pengawas, Tegal 23 s/d 30 Mei 2016
Pengawasan SDKP 2 Warta Edisi V- Tahun 2016 Berita Utama KKP-KEMENHAN SEPAKAT TINGKATKAN KERJASAMA BERANTAS ILLEGAL FISHING K ementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kementerian Pertahanan (KEMHAN) meningkatkan kerja sama pemberantasan Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing yang tertuang dalam naskah kesepakatan bersama dan perjanjian kerjasama terkait pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. Kesepakatan bersama yang di tandatangani oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tersebut merupakan upaya Pemerintah Republik Indonesia guna menguatkan pengawasan di bidang kelautan dan perikanan. "Kesepakatan bersama ini juga sebagai wujud komitmen pemerintah dalam memberantas illegal fishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) yang telah menimbulkan kerugian negara akibat pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara ilegal, terutama yang dilakukan oleh kapal-kapal perikanan asing, serta sekaligus menegakkan kedaulatan bangsa kita", ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, saat acara penandatanganan kesepakatan bersama antara KKP dengan KEMHAN di kantor KEMENHAN, Jakarta, Selasa (10/5). Selain itu Susi menyampaikan, upaya peningkatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan sangat memerlukan berbagai dukungan. "Mulai dari data dan informasi, dukungan kebijakan strategis pertahanan negara, strategi yang jitu, pemanfaatan teknologi agar dapat berjalan efektif dan efisien, mampu menimbulkan efek jera, serta mengintegrasikan kekuatan antarlembaga pemerintah", jelasnya. tindak lanjut atas kesepakatan bersama antara KKP dengan KEMHAN. Susi juga menjelaskan, pemerintah perlu melakukan pengadaan pesawat udara negara jenis Marine Surveillance Aircraft (MSA) dengan kemampuan endurance 8-10 jam terbang agar bisa mengawasi perairan Indonesia secara optimal. "Pesawatnya juga perlu dilengkapi Monitoring, Control, Surveillance (MCS) perikanan, instrumen pengawasan saat kegiatan penangkapan (while fishing), radar, Forward Looking Infra Red (FLIR), AIS Transfonder dan Datalink dari pesawat ke kapal pengawas, tambahnya. Sebagai tindak lanjut dari kerja sama ini, selanjutnya akan diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang pembentukan Tim Penyusunan Rencana dan Tim Pelaksanaan Pengadaan Pesawat Udara Negara untuk pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal KKP bersama Sekretaris Jenderal KEMHAN melaksanakan perjanjian kerja sama tentang asistensi pengadaan pesawat udara negara untuk melakukan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang merupakan Sekretaris Jenderal KKP, Sjarief Widjaja menambahkan perjanjian kerjasama dengan KEMHAN terkait asistensi pengadaan pesawat negara tersebut dilaksanakan agar dalam proses pengadaannya dapat sesuai dengan kebutuhan KKP untuk melakukan pengawasan dari udara di beberapa titik yang rawan akan kegiatan illegal fishing. Sementara itu, pihak KEMENHAN selain akan memberikan asistensi pengadaan pesawat udara negara, juga melakukan sertifikasi sampai menerbitkan register number temporary, special flight permit, dan penerbitan certificate of airworthiness. Kerja sama ini juga akan ditindaklanjuti bersama Markas Besar (Mabes) TNI dalam rangka operasional, penggunaan hanggar, apron, dan landasan. (hms)
Warta Pengawasan SDKP Edisi V- Tahun 2016 3 Direktorat Jenderal PSDKP Gelar Rakernis Tahun 2016 Dalam rangka menyusun rencana kegiatan pengawasan tahun 2017, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) menyelenggarakan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Tahun 2016 di Hotel La Grandeur Jakarta dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 2016. Kegiatan ini merupakan siklus tahunan dalam kerangka sistem perencanaan nasional yang diikuti oleh peserta dari unit kerja Eselon II Direktorat Jenderal PSDKP, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal PSDKP, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi seluruh Indonesia, dan beberapa Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/Kota terpilih. Plt. Direktur Jenderal PSDKP, Sjarief Widjaja dalam paparannya menyampaikan bahwa salah satu prioritas pembangunan nasional saat ini adalah sekor kemaritiman, yang salah satunya pemberantasan illegal fishing. Prioritas tersebut telah dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui berbagai kebijakan, antara lain moratorium perijinan kapal perikanan eks asing, pelarangan transhipment, pembentukan Satgas Pemberantasan Illegal Fishing, dan penggelaman kapal-kapal untuk meberikan efek jera. Dengan berbagai kebijakan tersebut dan hasil-hasil yang telah dicapai selama kurang lebih dua tahun, maka ke depan diperlukan strategi dan inovasi-inovasi baru dalam pelaksanaan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. Selanjutnya, Plt. Direktur Jenderal PSDKP menambahkan bahwa semangat pengawasan SDKP yang ada ditingkat nasional harus diwujudkan dan didukung oleh semua pihak termasuk Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi maupun Kab/ Kota. Untuk mewujudkan hal tersebut Direktorat Jenderal PSDKP telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat pengawasan, diantaranya dengan melakukan penataan kelembagaan UPT Direktorat Jenderal PSDKP, serta pada tahun 2017 akan melakukan penataan kewenangan UPT PSDKP dalam operasi pengawasan menggunakan Kapal Pengawas Perikanan.. Pada kesempatan yang sama Direktorat Jenderal PSDKP melalui Direktorat Teknis, Sekretariat Ditjen PSDKP dan Unit Pelaksana Teknis menggelar pameran yang bertujuan untuk menginformasikan data-data pengawasan, petunjuk teknis, standar operasional prosedur dan kebijakan terbaru terkait dengan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. Kegiatan pameran yang digelar selama tiga hari ini selain sebagai media informasi bagi peserta dari UPT dan Pemerintah Daerah juga sebagai media konsultasi terkait permasalahan-permasalahan yang timbul pada saat implementasi mengawal regulasi dan aturanaturan Pemerintah di bidang pengawasan SDKP.(hms)
6 Warta Pengawasan SDKP Edisi V- Tahun 2016 Penangkapan 10 Kapal Ilegal Vietnam Kapal Pengawas (KP) Perikanan milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menangkap kapal perikanan asing (KIA) berbendera Vietnam dengan jumlah total ABK sebanyak 65 (enam puluh lima) orang. Penangkapan dilakukan oleh KP. ORCA 3, KP. HIU 11 dan KP. HIU 14 atas 10 (sepuluh) KIA berbendera Vietnam, yang diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) perairan Natuna, pada tanggal 20 Mei 2016. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Waluyo Sejati Abutohir, mengungkapkan penangkapan kapal perikanan asing (KIA) Vietnam tersebut ditangkap oleh Kapal Pengawas saat sedang melakukan operasi pengawasan di wilayah perairan Natuna, Kepulauan Riau. Selanjutnya demi keamanan dan kemudahan dalam pemindahan ABK KIA Vietnam, mereka dipindahkan seluruhnya ke KP ORCA 3 yang memiliki kapasitas angkut yang lebih besar dan memiliki kecepatan yang tinggi untuk segera dibawa menuju ke Satker PSDKP Natuna, Kepulauan Riau. Kemudian KP ORCA 3 kembali ke laut untuk membantu pengawalan terhadap 10 (sepuluh) KIA Vietnam hasil tangkapan yang sedang dilakukann oleh KP. HIU 11 dan KP. HIU 14. Selanjutnya kesepuluh kapal tersebut akan dilakukan proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan Satker PSDKP Natuna. Waluyo menambahkan, keempat kapal Vietnam tersebut diduga melanggar Pasal 93 ayat (2) Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp. 20 milyar. Penangkapan KIA ilegal tersebut merupakan kerja nyata Pemerintah untuk menjaga sumber daya laut dan ikan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada bangsa Indonesia. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka lautan Indonesia akan dipenuhi oleh kapal-kapal pencuri ikan asing yang tentunya akan sangat berdampak terhadap kelestarian sumber daya ikan dan keberlanjutan mata pencaharian nelayan Indonesia, pungkas Waluyo. Basic Safety Training Tingkatkan Kemampuan Teknis AKP Tegal- Tingkatkan kompetensi awak kapal pengawas (AKP) Perikanan, Ditjen PSDKP melaksanakan Diklat Teknis Basic safety Training pada tanggal 23 s/d 30 Mei 2016 di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal. Kepala BPPP Tegal Achmad Subijakto dalam pembukaan Diklat menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan hasil dari kerjasama antara Pusat Pelatihan, BPSDM KP dengan Direktorat Pengoperasian Kapal Pengawas, Ditjen PSDKP untuk melatih dan meningkatkan Kompetensi Awak Kapal Pengawas (AKP) Perikanan dalam hal keselamatan dasar. Hal ini diperlukan untuk menunjang terciptanya keselamatan, kesehatan kerja dan perlindungan lingkungan perairan serta membina hubungan kerja yang baik di atas kapal pengawas. Selain itu, kemampuan basic safety juga akan akan mendukung keberhasilan pelaksanaan gelar operasi pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan di laut. Dalam pelatihan para peserta dibekali dengan materi yang meliputi Elementary First Aids (EFA), Personal Survival Technic (PST), Personal Safety Social Responsibility (PSSR), dan Fire Fighting (FF). Metode pembelajaran dilakukan dengan penyampaian teori di dalam kelas dan praktek lapangan. Diklat yang dilaksanakan selama 8 (delapan) hari dan diikuti oleh 27 (dua puluh tujuh) awak kapal pengawas berbagai tipe serta didukung oleh 11 (sebelas) pelatih dari BPPP Tegal. Kegiatan pelatihan semacam ini diharapkan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan untuk mewujudkan keselamatan pelayaran kapal pengawas dalam memberantas illegal fishing. (KP)
Warta Pengawasan SDKP Edisi V- Tahun 2016 5 Pemerintah Berhasil Selamatkan Sepasang Hiu Paus yang Akan Diselundupkan Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersamasama dengan aparat dan beragam elemen masyarakat seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang lingkungan hidup berhasil menyelamatkan ikan hiu paus yang dimanfaatkan secara ilegal di Maluku. Kerja sama antara masyarakat, LSM, pemerintah sangat penting untuk sharing (saling berbagi) informasi dan pengaduan, kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Jumat (27/5). Menteri Susi menjelaskan, kronologis dari peristiwa tersebut bermula pada informasi yang datang dari Wildlife Conservation Society (WCS), Minggu 22 Mei lalu, tentang adanya pemanfaatan ikan hiu paus secara ilegal di keramba jaring apung (KJA) milik PT Air Biru Maluku di Pulau Kasumba, Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Padahal, sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 18/2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus, hiu paus merupakan salah satu biota perairan yang dilindungi pemerintah dan masuk daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Selanjutnya, tim yang terdiri antara lain Kepala Satker Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Ambon, Kepala Satker PSDKP Labuan Lombok, WCU dan Polair Polda Maluku, melakukan operasi pengawasan dengan target KJA PT Air Biru Maluku yang dimiliki seorang warga negara China yang tinggal di Singapura. Salah satu pengurus perusahaan tersebut adalah oknum penegak hukum yang mengaku sebagai Satgas 115 (Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal). Dari hasil operasi pengawasan ditemukan sepasang ikan hiu paus dalam keadaan hidup dengan ukuran panjang 4 meter yang berada di KJA milik PT Air Biru Maluku yang berkantor di Ambon dan bergerak di bidang ekspor ikan hidup. Dugaan pelanggaran terhadap aktivitas tersebut dinilai melanggar Pasal 16 ayat (1) UU 31/2004 tentang Perikanan, yang bila melanggar maka dikenakan sanksi sesuai Pasal 88 UU 31/2004 yakni pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp1,5 miliar. Untuk tindak lanjut berikutnya, akan dilakukan penanganan pelanggaran kemudian dilakukan proses penyidikan oleh penyidik PNS Perikanan Satker PSDKP Ambon, serta guna menghindari kematian ikan hiu paus, maka binatang terlindungi itu juga akan segera dilakukan pelepasliaran kembali ke habitatnya. (kkp.news_md) Ditjen.PSDKP Laksanakan Evaluasi Pelaksanaan E-Dalwas Bogor- Direktorat Jenderal PSDKP bersama Inspektorat Jenderal KKP menggelar evaluasi serta asistensi pelaksanaan E-Dalwas dilingkup Satker Ditjen. PSDKP, Rabu (25/5). Evaluasi pelaksanaan E-Dalwas lingkup Ditjen.PSDKP merupakan tindak lanjut atas pelaporan keuangan dengan menggunakan aplikasi E-Dalwas dimana Aplikasi tersebut merupakan instrumen pelaporan yang digunakan untuk melakukan monitoring dan pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran pada Satker lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (25/5) Sekretaris Ditjen.PSDKP, Waluyo Sejati Abutohir dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan adanya evaluasi pelaksanaan E-Dalwas lingkup Ditjen. PSDKP ini, segala permasalahan yang dihadapi oleh para operator selama ini dapat diminimalisir, sehingga Implementasi E-Dalwas lingkup Ditjen. PSDKP menjadi lebih baik dan dapat menyajikan data yang valid dan up to date serta dalam kesempatan ini juga dapat dimanfaatkan untuk menggali informasi dari narasumber yang berasal dari Inspektorat Jenderal mengenai tata cara pengisian aplikasi E-Dalwas. Kegiatan evaluasi pelaksanaan E-Dalwas ini merupakan upaya Direktorat Jenderal PSDKP untuk peningkatan kualitas kinerja pelaporan kegiatan dan anggaran berbasis aplikasi yang efektif dan efisien. (hms)
4 Warta Pengawasan SDKP Edisi V- Tahun 2016 KKP Perkuat SDM Pengawas Melalui Diklat Polisi Khusus PWP3K Lido (9/5) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) kembali berhasil mencetak Pengawas Pengelolaan Wilayah Pesisir dan pulau-pulau kecil dengan Kewenangan Kepolisian Khusus (Polisi Khusus PWP3K), melalui Diklat Pembentukan Polsus PWP3K di SPN Polda Metro Jaya, Lido, Jawa Barat. Diklat yang dilaksanakan selama 3 (bulan) dari Maret-Mei 2016 dikuti oleh 50 orang peserta dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen. PSDKP dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/ Kabupaten/Kota. Selain diklat pembentukan Polsus PWP3K, dalam waktu yang bersamaan Ditjen. PSKDP juga menyelenggarakan Diklat Lanjutan bagi 50 sebanyak Polsus PWP3K. Kegiatan ini untuk meningkatkan dan mengasah kembali kemampuan yang dimiliki dalam mengawal peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Plt. Direktur Jenderal PSDKP Sjarief Widjaja dalam sambutan penutupan menyampaikan harapan agar para Polsus PWP3K yang baru selesai menjalani diklat dapat segera mengimplementasikan ilmunya di lapangan. Dalam kegiatan penutupan tersebut juga didemonstrasikan berbagai kemampuan dan keahlian yang telah diperoleh selama pendidikan, seperti bela diri, menembak, dan baris berbaris. Demonstrasi yang dilakukan dihadapan Menteri Hukum dan HAM, Menteri PAN dan RB beserta Plt. Dirjen PSDKP berlangsung meriah dan mendapatkan apresiasi dari para undangan. Sementara itu, berdasarkan laporan Kepala SPN Polda Metro Jaya berdasarkan hasil sidang dewan kelulusan, dinyatakan peringkat tertinggi untuk peserta Diklattuk Polsus atas nama Pedi Maryanto, S.Pi, M.Si asal Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kab. Seluma, Provinsi Bengkulu. Sedangkan nilai tertinggi untuk Diklat Polsus lanjutan atas nama Febri Adiansyah dari DKP Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Selanjutnya personil-personil tersebut akan memperkuat pengawasan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia untuk mewujudkan kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan. (hms). Operasi Tangkap Tangan Pari Manta di Pelabuhan Ratu Direktoral Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Satuan Kerja (Satker) PSDKP Palabuhanratu telah menggagalkan perdagangan insang ikan pari manta kering. Dalam operasi yang dilakukan di kawasan Palabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat pada 17 Mei 2016 lalu, Satker PSDKP Palabuhanratu mengamankan sekitar sepuluh kilogram (kg) insang ikan pari manta kering. "Pari manta karang (Manta alfredi) dan pari manta oseanik (Manta birostris), sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 4 Tahun 2014 merupakan jenis pari manta yang dilindungi penuh". Penangkapan tersebut merupakan kerjasama yang baik antara Ditjen PSDKP dengan mitra Wildlife Conservation Society (WCS) yang memberikan informasi terkait perdagangan pari manta di Palabuhanratu. Atas informasi yang diperoleh tersebut Satker PSDKP Palabuhantatu melakukan pendalaman informasi dan akhirnya dapat menggagalkan perdagangan spesies dilindungi tersebut. Para pelaku dapat dikenai pidana berupa penjara maksimal 8 tahun dan denda maksimal Rp 1,5 miliar. Kasus tersebut saat ini dalam proses hukum satuan kerja (satker) PSDKP Palabuhanratu.