BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS RESPON KYAI MENGENAI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH. A. Respon Kyai Terhadap Lembaga Keuangan Syariah

Pertama, sebagai bagian dari pendekatan sejarah (historical approach).

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimppun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. syariah atau sering dikenal dengan bank syariah. Bank syariah adalah lembaga

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. PERSEPSI DAN SIKAP PESANTREN TERHADAP BANK SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainya. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB II PASAR AIR TIRIS

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kantor kelurahan Air Tiris didirikan pada tahun 1974,sistem

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN LAYANAN SYARIAH (OFFICE CHANNELING) PADA BTN UNIT USAHA SYARIAH (UUS)

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri, namun penyesuaian diri tersebut tidak melepaskan diri dari. fitrah manusia yang selalu beradapan dengan risiko.

BAB III DESKRIPSI PELAKU USAHA KECIL DAN MENENGAH TERHADAP ATRIBUT PRODUK BANK SYARIAH DI KELURAHAN JEMUR WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

HILMAN FAJRI ( )

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

BAB III SANKSI TERHADAP NIKAH SIRRI YANG DIKENAKAN DENDA JIKA MELEWATI 3 BULAN DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan lembaga Islam di Indonesia termasuk cukup signifikan

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS SISTEM MARKETING TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH CALON ANGGOTA DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB I. Pendahuluan. 10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah yang telah memberikan andil besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

PERSEPSI MASYARAKAT SURAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. konvensional atau berdasarkan prisip syariah yang kegiatannya memberikan jasa

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Darwis, kemudian dikenal dengan KH A Dahlan.

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB IV ANALISIS PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK MEMILIH BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. a. Nama Perusahaan : Kantor Kepala Desa Padusan. b. Alamat : Jl. Air Panas No.31, Padusan, Pacet, Mojokerto,

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik. Syariah yang murni seperti Bank Muamalat. Namun Masyarakat kurang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidupnya, manusia akan selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah makin banyak bermunculan, Bank Syariah yang pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. baik berdampak pada terbangunnya muamalah atau kerjasama ekonomi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat pasif, dalam arti hanya menunggu nasabah datang ke bank. Cara-cara seperti ini

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARI AH. (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta)

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan Indonesia saat ini telah menganut dual banking. system. Dual banking system atau sistem perbankan ganda yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. dua Desa yaitu: Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN RAMBAH DAN KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN RAMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya telah ditegaskan dalam al-qur an maupun hadis Nabi. SAW, bahwa Allah SWT mencintai keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat selama dekade terakhir ini. Disamping adanya dukungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini di Indonesia lembaga keuangan syariah mulai berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. diragukan lagi. Salah satunya adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). sementara yang lain merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

ANALISIS TERHADAP HAMBATAN-HAMBATAN DEWAN PENGAWAS SYARI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DI KABUPATEN PONOROGO

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE TAHUN (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sekilas tentang Sepanjang 1. Letak Geografis Sepanjang adalah nama suatu daerah yang terletak di Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Sepanjang bukanlah nama resmi suatu daerah melainkan nama populer. Sepanjang dapat disebut sebagai ibu kota dari Kecamatan Taman. Sepanjang terdiri dari 7 Kelurahan yakni, Kalijaten, Ngelom, Wonocolo, Bebekan, Klethek, Geluran, dan Taman. 1 Adapun batas-batas wilayah Sepanjang adalah sebagai berikut: Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah barat Sebelah timur : Kelurahan Sepanjang tani : Kelurahan Suko : Kelurahan Gilang : Kelurahan Ketegan. Jarak kelurahan yang termasuk dalam wilayah Sepanjang ke ibu kota Kecamatan antara lain, Kelurahan Kalijaten sejauh 1 kilometer, kelurahan Ngelom sejauh 1 kilometer, Kelurahan Wonocolo sejauh 0,25 kilometer, Kelurahan Bebekan sejauh 1 kilometer, Kelurahan 1 http://id.wikipedia.org/wiki/sepanjang,_taman,_sidoarjo, diakses pada 21 Desember 2014. 39

40 Klethek sejauh 2 kilometer, Kelurahan Geluran sejauh 3 kilometer dan Kelurahan Taman sejauh 2 kilometer. 2 Selain itu seluruh Kelurahan dalam wilayah Sepanjang mempunyai ketinggian wilayah 9 meter diatas permukaan laut 3 Luas keseluruhan wilayah Sepanjang adalah 587 Hektare, terdiri dari 7 kelurahan, adapun luas wilayah masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut 4 : Kelurahan Kalijaten Kelurahan Ngelom Kelurahan Wonocolo Kelurahan Bebekan Kelurahan Klethek Kelurahan Geluran Kelurahan Taman : 68 Hektare : 55 Hektare : 62 Hektare : 63 Hektare : 116 Hektare : 142 Hektare : 81 Hektare 2. Kependudukan Banyaknya jumlah penduduk pada tahun 2012 diwilayah Sepanjang adalah 59.305 jiwa, terdiri dari Laki-laki 29.848 jiwa dan perempuan 29.457 jiwa. Adapun jumlah penduduk setiap Kelurahan yang masuk diwilayah Sepanjang adalah sebagai berikut: 2 Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Taman dalam literatur Kecamatan Taman dalam angka 2013,1. 3 Ibid. 4 Ibid.

41 Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah Kalijaten 4847 4610 9457 Ngelom 2660 2650 5318 Wonocolo 4560 4668 9228 Bebekan 3698 3576 7274 Klethek 3760 3707 7467 Geluran 6181 6310 12491 Taman 4142 3958 8100 Sumber : Kantor Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo Selain itu di Sepanjang sendiri terdapat berbagai jenis pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat didaerah ini, jumlah masyarakat diwilayah Sepanjang yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri 2.456 jiwa, ABRI 1.241 jiwa, Petani 91 jiwa, Buruh Swasta 10.488 jiwa, Pedagang 2.680 jiwa dan lainnya 773 jiwa. 5 3. Keadaan Sosial Ekonomi Sepanjang terkenal sebagai daerah pusat jajanan serba ada (PUJASERA), sebab disekitar daerah Sepanjang hampir didominasi oleh pedagang makanan. Apabila malam telah menjelang hiruk pikuk dapat terdengar dengan jelas didaerah ini, sebab hampir semua masyarakat pergi keluar rumah untuk mencari makanan. Selain 5 Ibid.,73

42 didominasi pedagang makanan didaerah sepanjang juga terdapat banyak toko Meubel, dan maupun pertokoan-pertokoan lainnya. 4. Pola Keberagaman Penduduk Masyarakat di\wilayah Sepanjang mayoritas beragama Islam, banyak terdapat musholla atau langgar, masjid dan Pondok Pesantren yang berdiri didaerah ini. Pada setiap tanggal 1 Muharram selalu diadakan jalan sehat, dengan peserta yang berasal dari sekolahsekolah disekitar daerah Sepanjang, yang terdiri dari PAUD, MI, MTS hingga MA. Adapun aliran yang terdapat didaerah ini didominasi oleh masyarakat Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Di sepanjang sendiri juga terdapat berbagai macam agama, berikut merupakan macam-macam agama yang berada di wilayah Sepanjang serta persentase pemeluknya dan berbagai macam tempat ibadah serta jumlahnya : Desa/Kelurahan Islam Kristen/Katolik Hindu/Budha Kalijaten 92,44 6,94 0,62 Ngelom 97,63 1,81 0,26 Wonocolo 94,1 3,89 2,01 Bebekan 98,98 0,87 0,28 Klethek 94,99 4,27 0,74 Geluran 81,75 15,06 2,81 Taman 75,48 20,74 3,78 Sumber : Kantor KUA Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo

43 Berikut merupakan daftar jumlah banyaknya tempat ibadah di wilayah Sepanjang dalam tiap Kelurahan : Desa/Kelurahan Masjid Musholla/Langgar Gereja Pura/Vihara Kalijaten 7 10 0 0 Ngelom 5 10 0 0 Wonocolo 3 20 1 0 Bebekan 4 19 0 0 Klethek 3 12 0 0 Geluran 4 17 0 0 Taman 3 13 0 0 Jumlah 29 101 1 0 Sumber : Kantor KUA Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo B. Respon Kyai Terhadap Lembaga Keuangan Syariah di Sepanjang Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. 1. Pandangan Kyai Terhadap Lembaga Keuangan Syariah a. KH. Abdusshomad Buchori Menurut Kyai Abdusshomad Buchori, keberadaan lembaga keuangan Syariah sebenarnya sangat membantu masyarakat, terutama bagi masyarakat kelas bawah yang membutuhkan pinjaman sebagai modal usaha, tidak terkecuali masyarakat di Sepanjang ini. Dengan banyaknya para pedagang yang berada didaerah ini tentu saja kehadiran lembaga keuangan Syariah dirasa cukup banyak membantu bagi para pengusaha kecil yang membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya.

44 Keberadaan lembaga keuangan Syariah juga membantu kualitas ekonomi masyarakat dengan meningkatkan kualitas serta kuantitas usahanya, membuka kesempatan kerja dan menambah penghasilan masyarakat banyak. Sistem yang digunakan lembaga keuangan Syariah ini sangat mengedepankan etika dan moral, bukan hanya mencari keuntungan semata. Selain itu keberadaan lembaga keuangan Syariah juga membantu ekonomi umat dan sebagai syiar Islam agar masyarakat dapat terhindar dari sistem ribawi yang ada pada bank-bank konvensional yang mana telah banyak kita saksikan pada saat ini. Sebab dalam perspektif islam sudah sangat jelas Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Secara akad maupun sistem operasionalnya, lembaga keuangan Syariah dirasa sudah cukup baik karena lembaga keuangan Syariah dibawahi dan diatur oleh DSN MUI serta DPS sehingga kecil kemungkinan terjadi penyelewengan. Meskipun pada saat ini lembaga keuangan Syariah belum dapat dikatakan sempurna, namun pada saat ini perbaikan demi perbaikan terus dilakukan agar dapat benar-benar menjadi Syariah yang sepenuhnya. 6 6 KH.Abdusshomad Buchori, Wawancara, Sidoarjo, 21 Maret 2014.

45 b. KH. Sholeh Chosim Menurut KH. Sholeh Chosim, lembaga keuangan Syariah selaku sumber perekonomian haruslah dengan jelas mengatur sistem operasionalnya secara Syariah yang sesungguhnya, yaitu sistem yang bersumber dari Al-Qur an dan hadist, jangan sampai terjadi manipulasi hingga mengandung perkara syubhat apalagi perkara yang jelas-jelas haram. Selain itu perkara lain yang tidak dapat diterima adalah bagi hasil yang telah ditentukan oleh lembaga keuangan Syariah sebelum usaha seseorang tersebut dimulai. Padahal siapapun tidak akan ada pernah yang tahu apa yang akan terjadi pada usaha seseorang tersebut kedepannya. Lembaga keuangan Syariah yang ada pada saat ini sebenarnya hampir sama dengan konvensional hanya saja yang satu bernama Syariah dan yang satu konvensional, yang sangat berat diterima adalah digunakannya nama Syariah ini oleh sesuatu yang tidak Syariah. Selain itu salah satu kelemahan yang telah nampak jelas pada lembaga keuangan Syariah saat ini adalah kurangnya SDM yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang baik dibidang Syariah. Tidak sedikit SDM lembaga keuangan Syariah yang kurang bisa memberikan penjelasan secara benar dan akurat sehingga menimbulkan banyak keraguan. Terkadang penjelasan yeng keliru dari SDM Syariah yang kurang mumpuni dapat

46 menyebabkan pencitraan buruk terhadap lembaga keuangan Syariah. Di lembaga keuangan Syariah saat ini pengelolaan SDM Syariahnya dirasa masih sangat kurang, seharusnya pengelolaan SDM Syariah ini membutuhkan pelatihan yang lebih ditekanan pada moral, baru diikuti dengan pengetahuan dan terakhir baru penampilan. Namun dalam prakteknya, mereka kebanyakan hanya dibimbing untuk mahir dalam berbahasa arab dan diikutkan pelatihan instan. Sehingga etika bisnis dan konsep islami belum dikuasai secara menyeluruh. 7 c. KH. Husain Rifa i Tanggapan dari KH. Husain Rifa i adalah bahwa sebenarnya tujuan dari dibentuknnya lembaga keuangan Syariah pada saat ini merupakan tujuan yang mulia yakni memerangi sistem ribawi, akan tetapi banyaknya pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab sehingga terjadi berbagai macam persoalan, terselip berbagai kelemahan dan penyimpangan, salah satunya tentang sistem operasionalnya, apakah telah benar-benar sesuai dengan Syariah atau masih sama dengan konvensional. Banyak kekhawatiran yang timbul dengan nama syariah ini, yang sangat dikhawartirkan adalah penggunaan label syariah 7 KH. Sholeh Chosim, Wawancara, Sidoarjo, 21 Maret 2014.

47 ini digunakan pada bank konvensional. Sistem operasional Syariah yang sesungguhnya masih belum dapat diterapkan sebagai mana mestinya, sehingga banyak masyarakat yang merasa dibohongi dengan nama syariah tersebut. Lembaga keuangan Syariah secara konsep memang Syariah namun secara prakteknya justru bertentangan dengan konsepnya. 8 d. KH. Atiquddin Mustawa Tanggapan dari KH. Atiquddin Mustawa adalah bahwa menurut beliau lembaga keuangan Syariah yang ada pada saat ini semuanya bersumber dari konvensional sehingga bagaimanapun lembaga keuangan Syariah memperbaikinya tidak akan pernah bisa menjadi lembaga keuangan Syariah yang sesungguhnya, sebab semuanya bersumber dari konvensional hanya saja berwajah Syariah. Selain itu lembaga keuangan Syariah pada saat ini tidak benar-benar mengacu pada prinsip tolong-menolong, tetapi hanya bertumpu pada keuntungan semata, sehingga lembaga keuangan Syariah yang ada pada saat ini dirasa masih benar-benar menggunakan sistem operasional secara konvensional hanya saja, kadar konvensionalnya telah dikurangi. 8 KH. Husain Rifa I, Wawancara, Sidoarjo, 22 Maret 2014.

48 Dalam beberapa hal, masyarakat juga sering mengalami kesulitan dalam mengakses produk-produk syariah tersebut. Dengan persyaratan yang rumit, lembaga keuangan Syariah bergeser menjadi menara gading yang sulit dijangkau bagi masyarakat kelas bawah. Padahal, sejatinya, ekonomi Syariah lahir untuk mewadahi kaum bawah tersebut. Banyaknya kekurangan ini justru malah semakin diperburuk dengan sikap lembaga keuangan yang ada. Mereka menganggap lembaga keuangan Syariah yang ada pada saat ini semata-mata sebagai peluang pasar yang harus dimanfaatkan.. Keberpihakan serta komitmen mereka terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan Syariah itu sendiri masih patut dipertanyakan. Seharusnya lembaga-lembaga terkait seperti Dewan Syariah Nasional (DSN) maupun Dewan Pengawas Syariah (DPS) harus benar-benar dapat mengatasi dan menyelesaikan masalah ini secara tuntas, jangan sampai dibiarkan berlarut larut, sebab dengan adanya pengawasan secara sungguh-sungguh dari lembaga yang terkait, dalam produk, konsep maupun kinerja lembaga keuangan Syariah tentunya dapat mengatasi masalah-masalah seperti saat ini. Karena banyaknya permasalahan yang terjadi pada lembaga keuangan Syariah pada saat ini, akibatnya banyak kalangan yang menganggap Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Dewan

49 Pengawas Syariah (DPS) merupakan lembaga-lembaga yang dicap sebagai produk formalitas belaka. 9 e. KH. Abdul Sakur Syahnawi Menurut KH. Abdul Sakur Syahnawi pada saat ini seharusnya lembaga keuangan Syariah dapat menunjukan jati dirinya sebagai lembaga keuangan yang benar-benar islami, berbeda dengan apa yang banyak dikatakan masyarakat pada saat ini. Keberadaan lembaga keuangan Syariah ini semestinya juga merupakan penolong bagi masyarakat yang rindu akan hadirnya lembaga keuangan yang bebas bunga, terutama didaerah Sepanjang ini dengan mayoritas masyarakat muslim yang mana dapat dilihat banyak musholla maupun masjid-masjid yang berdiri didaerah ini. Nuansa islami juga terasa cukup kental didaerah ini jangan sampai terdapat lembaga keuangan yang secara jelas menggunakan sistem operasional konvensional tapi berlabel Syariah, karena ini dapat merusak citra Islami tersebut, yang lebih ditakutkan bukan hanya merusak citra Islami pada daerah ini tetapi juga dapat merusak citra agama Islam. Keadaan yang terjadi pada saat ini adalah banyaknya masyarakat yang kurang faham akad maupun sistem operasional yang digunakan oleh lembaga 9 KH. Atiquddin Mustawa, Wawancara, Sidoarjo, 20 Mei 2014.

50 keuangan Syariah sehingga, dengan mudah banyak terjadi penyelewengan dalam kinerjanya lembaga keuangan Syariah. Selain itu seharusnya dalam kerjasama yang terjadi dalam lembaga keuangan Syariah salah satunya harus mengacu kepada prinsip keadilan, tetapi yang terjadi sekarang adalah sebaliknya, kebanyakan pihak bank tidak pernah ingin menanggung kerugian, dengan berbagai macam alasan. 10 2. Argument dari pihak lembaga keuangan Syariah Menurut pihak lembaga keuangan Syariah, dalam proses berkembangnya lembaga keuangan Syariah ke tahap yang lebih baik tentu saja lembaga keuangan Syariah harus terlebih dahulu menghadapi berbagai permasalahan yang ada. Meskipun dengan banyaknya permasalahan yang menimpa lembaga keuangan Syariah, namun selalu ada jalan keluarnya, seperti yang terjadi pada saat ini, walaupun banyak para Kyai yang memberi tanggapan buruk terhadap lembaga keuangan Syariah namun bagi pihak lembaga keuangan Syariah hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi, sebab masyarakat mempunyai penilaian sendiri terhadap lembaga keuangan Syariah. Selain itu menurut pihak lembaga keuangan Syariah banyaknya permasalahan yang terjadi saat ini karena adanya pihak-pihak tertentu didalam lembaga keuangan Syariah yang hanya ingin mengambil keuntungan semata tanpa memperhatikan konsep serta prinsip dasar 10 KH. Abdul Sakur Syahnawi, Wawancara, Sidoarjo, 21 Mei 2014.

51 yang digunakan lembaga keuangan Syariah, namun tidak semua lembaga keuangan Syariah menyimpang dari konsep Syariah. 11 Dengan adanya DSN-MUI, serta DPS yang selalu mengawasi disetiap lembaga keuangan Syariah serta dengan memberikan pelayanan yang terbaik, tentu hal ini dapat membuat masyarakat nyaman dan dan lebih yakin tentang sistem operasional yang digunakan oleh lembaga keuangan Syariah, sehingga banyaknya permasalahan yang ada tidak terlalu memberikan gangguan yang besar terhadap perkembangan lembaga keuangan Syariah saat ini. Selain itu kepercayaan merupakan faktor terpenting, saat ini masyarakat secara umumnya sudah mempunyai kepercayaan yang cukup besar kepada pihak lembaga keuangan Syariah, sehingga banyaknya masalah yang terjadi pada saat ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat. Selain itu bantuan modal usaha yang disediakan pihak lembaga keuangan Syariah, sangat diperlukan bagi masyarakat sehingga tidak mungkin masyarakat dapat terlepas dari lembaga keuangan. 12 11 Citra Rosafitri(pegawai Bank Muamalat), Wawancara, Sidoarjo,13 Mei 2014. 12 Abdullah Najid (pegawai BPRS Bakti Makmur Indah), Wawanvara, Sidoarjo, 14 Mei 2014.