PERALATAN INDUSTRI KIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

Gambar 7.4 skema trickle bed reactor

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA DAN ALAT UKUR REAKTOR KIMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tahap tahap pekerjaan pemecahan pada crusher dapat dilihat pada diagram alir sebagai berikut :

Bab III CUT Pilot Plant

II. DESKRIPSI PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

Kinetika Reaksi Kimia dan Reaktor; Teori dan Soal Penyelesaian dengan SCILAB oleh Kusmiyati, S.T., M.T., Ph.D. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

Serba-serbi Lengkap Mesin Pemecah atau Penghancur Batu/Stone Crusher Machine

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

REAKTOR KIMIA NON KINETIK KINETIK BALANCE R. YIELD R. STOIC EQUILIBRIUM R. EQUIL R. GIBBS CSTR R. PLUG R.BATCH

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO

TUGAS INDUSTRI SEMEN SPESIFIKASI PERALATAN PABRIK SEMEN

TUTORIAL III REAKTOR

Perancangan Proses Kimia PERANCANGAN

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

B T A CH C H R EAC EA T C OR

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB II. HAMMER MILL. 2.1 Landasan Teori

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Pengolah an Kimia

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE

2. STIRRED TANK REAKTOR (REAKSI TANGKI BERPENGADUK) Cara mengoperasikan : 1. Masukkan bahan yang akan diproses kedalam reactor. 2.

V. BIOREAKTOR SISTEM KONTINYU. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menyusun alur proses kontinyu dalam bioreaktor

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

TECHNOLOGY NEED ASSESMENT

PROSEDUR DAN PERCOBAAN

DESKRIPSI PROSES. Untuk pembuatan gipsum terdiri dari tiga jenis proses, yaitu: Penghancuran batu-batuan ini dengan menggunakan alat primary crusher

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... INTISARI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB. V SPESIFIKASI PERALATAN

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Prarancangan Pabrik Tritolyl Phosphate dari Cresol dan POCl3 Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Metanol dari Low Rank Coal Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Fluidisasi adalah proses dimana benda partikel padatan

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

C 3 S C 2 S C 3 A C 4 AF

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)

BAB III LANDASAN TEORI

PENGENALAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON. Ferdinand Fassa

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

STONE PRODUCTION LINE

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Kode M-01 M-02 M-03 Fungsi Mencampur NaOH 98% dengan air menjadi larutan NaOH 15%

Chemostat Cascade gabungan antara dua atau lebih CSTRs dalam rangkaian seri menghasilkan proses multi-tahap di mana kondisi seperti ph,

BAB III PROSES PRODUKSI

BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER

BAB III DESKRIPSI PABRIK TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA SKALA KOMERSIAL KAPASITAS 150 TON/JAM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN REAKTOR GASIFIKASI

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING

Kristalisasi. Shinta Rosalia Dewi (SRD)

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Gambar 1 Open Kettle or Pan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PLANT 2 - GAS DEHYDRATION AND MERCURY REMOVAL

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ALUMINIUM OKSIDA DARI BAUKSIT DENGAN PROSES BAYER KAPASITAS TON/TAHUN

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

KEBERADAAN, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SARJANA TEKNIK KIMIA PADA PERANCANGAN ALAT PROSES

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Polyethylene terephthalate dibuat melalui dua tahapan proses, yaitu proses esterifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan latar belakang masalah

PIROLISIS Oleh : Kelompok 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan iklim global akibat efek rumah kaca merupakan permasalahan lingkungan serius yang saat ini sedang

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05

BAB III PROSES PRODUKSI

Desember 2012 JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING ( )

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED. Oleh : Yanatra NRP.

AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Teknik Reaksi Kimia Lanjut

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

Transkripsi:

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (SIZE REDUCTION, STORAGE, REACTOR ) Penyusun: Lely Riawati, ST., MT. Agustina Eunike, ST., MT., MBA.

PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II III Size Reduction Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment VII Separation & filter

Peralatan yang dipergunakan untuk mengubah ukuran partikel material menjadi lebih kecil / mereduksi ukuran partikel: 1. Bradford Breaker 2. Jaw Crusher 3. Hammer / Impaction Crusher 4. Cone / Gyratory Crusher 5. Roll Crusher 6. Grinding Mill 7. Ball Mill

1. Bradford Breaker 4

1. Bradford Breaker Biasa digunakan untuk batu bara atau bahan tambang yang mudah rapuh Tujuan : memperkecil ukuran batu bara dan membuang rapuhan hasil berupa batu bara kasar.

2. Jaw Crusher

2. Jaw Crusher Alat pemecah batuan alam (sesuai spesifikasi yang dibutuhkan ) Umumnya sebagai crusher primer. Prinsip : dengan menggerakkan satu sisi crusher dan sisi yang lain tetap/diam. Kapasitas ditentukan oleh ukuran crusher Efektif untuk batuan jenis sedimen hingga granit.

3. Hammer Crusher

3. Hammer Crusher Umumnya digunakan di industri semen. Mengubah ukuran batuan menjadi serbuk Komponen utamanya adalah rotor dengan hammer yang berputar cepat dan menghancurkan batuan yang masuk feeder.

4. Cone Crusher

4. Cone Crusher Umum digunakan sebagai mesin pemecah batu sekunder dan tersier. Biasanya untuk pasir dan kerikil serta material dengan ukuran awal tidak terlalu besar

5. Roll Crusher

5. Roll Crusher Umumnya digunakan sebagai crusher sekunder atau tersier Kapasitas tergantung pada jenis batuan, ukuran crusher primer, ukuran batuan yang diinginkan, ukuran roda dan kecepatan roda berputar.

6. Grinding Mill

6. Grinding Mill Digunakan untuk pengolahan produk mineral bubuk. Menghasilkan bubuk dari berbagai jenis material mineral yang tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Biasanya material pertama akan dihancurkan oleh jaw crusher kemudian dikirim melalui conveyor

7. Ball Mill

7. Ball Mill Merupakan alat untuk penggilingan berbagai macam material menjadi bubuk halus. Umumnya dipergunakan dalam industri pengolahan semen, produk silikat, bahan bangunan, pupuk kimia, gelas, keramik, dll

Peralatan yang dipergunakan untuk menyimpan material baik sementara (selama waktu tinggal) atau setelah jadi produk Silo Large Bulk Storage Medium Bulk Storage Small Bulk Storage

1. Silo

1. Silo Untuk menyimpan material bulk seperti bijibijian, batu bara, semen, karbon hitam, produk makanan, serbuk gergaji dll Jenis silo Silo tower: berbentuk tabung Silo bunker: berupa bola Bag silo: berupa kantong plastik besar

2. Large Bulk Storage

2. Large Bulk Storage Untuk menyimpan material dalam bentuk bulk dalam jumlah besar. Yang umum digunakan : Container Tangki

3. Medium Bulk Storage

3. Medium Bulk Storage Material bulk yang disimpan dalam jumlah tidak banyak. Biasanya berupa kontainer ukuran sedang Untuk keperluan handling, dapat dibuatkan frame.

4. Small Bulk Storage

4. Small Bulk Storage Alat penyimpan material dalam bentuk bulk dengan ukuran kecil Beberapa contoh penggunaannya : Drum Kantong

Tempat terjadinya reaksi untuk mendapatkan produk yang diinginkan Kriteria Pemilihan Reaktor : Mudah dalam pengambilan contoh maupun analisa produk Kemampuan reaktor untuk bekerja isothermal Tingkat efektivitas kontak antara reaktan dengan katalis Kemudahan penanganan katalis yang telah rusak Biaya operasi maupun konstruksi

Tipe Reaktor 1. Reaktor Batch 2. Reaktor Differensial 3. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (CSTR) 4. Reaktor Integral (Fixed Bed Reaktor)] 5. Reaktor berpengaduk yang berisi solid (SCSR) 6. Reaktor Transport 7. Reaktor Transport dengan Resirkulasi

1. Reaktor Batch Pengaduk Jaket pemanas/pendingin

1. Reaktor Batch Stirrer konsentrasi disemua titik sama/homogen Kontak antara reaktan dengan katalis lebih baik Reaktan dan katalis dimasukkan secara bersamaan Biayanya mahal

2. Reaktor diferensial ΔL F A0 F A0 Katalis

2. Reaktor diferensial Untuk menentukan laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi (skala lab) Berupa pipa yang diisi sedikit katalis Konversinya sangat kecil (katalis sedikit) Konsentrasi reaktan relative konstan Biaya operasinya murah Jarang digunakan untuk sistem multi komponen

3. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (CSTR-Continuous Stirred Tank Reactor) Katalis dimasukkan bersama feed, dan meninggalkan reaktor bersama produk Katalis dalam reaktor mempunyai aktivitas yang sama disemua titik Reaksinya berjalan sangat baik Pemisahan antara fluida dengan katalis susah dilakukan Dapat digunakan hanya 1 unit atau dipasang secara seri dengan tujuan untuk meningkatkan konversi reaksi Waktu tinggal dalam reaktor ditentukan oleh laju alir dari feed masuk dan keluar Waktu tinggalnya terbatas

CSTR 3. CSTR serie series Inlet Outlet

4. Reaktor Integral Reaktor bentuk pipa yang diisi dengan katalis padat Mudah dalam konstruksinya Kontak antara reaktan dan katalis lebih besar Untuk reaksi yang sifatnya sangat endothermis atau exothermis kondisi isothermal susah dijaga Kerusakan katalis selama reaksi akan menyebabkan laju reaksi berubah

4. Reaktor Integral (PFR) Inlet Outlet Katalis

4. Reaktor Integral (PFR) Reaktor alir bentuk pipa dikenal juga sebagai Plug Flow Reactor (PFR) Lebih mudah dioperasikan dibandingkan CSTR, karena tidak ada bagian yang berputar Kesulitan : kontrol temperatur sepanjang reaktor dan kenaikan panas yang mendadak dapat terjadi ketika eksothermis Reaktor tubular dapat digunakan tunggal dengan ukuran yang cukup panjang atau dengan ukuran yang pendek secara paralel yang dikenal Multi Tube Reaktor

4. Fixed Bed Reactor (Packed Bed) Katalis padat dalam tube

4. Fixed Bed Reactor (Packed Bed) Merupakan reaktor tubular tetapi diisi dengan katalis padat Lebih banyak digunakan fase gas Kontrol temperatur sulit Pengaturan katalis dalam pipa yang susah Konversi reaksi yang tinggi

5. Reaktor berpengaduk yang berisi solid (SCSR) Inlet Outlet Katalis

5. Reaktor berpengaduk yang berisi solid (SCSR) Stirred Contained Solids Reactor/SCSR Katalis padat diisikan pada padle dari pengaduk yang berputar dengan kecepatan tinggi Untuk ukuran katalis solid yang kecil (powder), kesulitan : ukuran screen pada padle agar katalis tidak keluar Pengambilan contoh dan analisanya mudah

6. Reaktor Transport Digunakan dalam proses produksi gasoline dari fraksinasi petroleum, pengeringan bijibijian Salah satu reaktan bergerak membawa katalis sepanjang reaktor Kerusakan katalis dapat diminimalkan Konstruksinya lebih mudah dibandingkan CSTR Pemisahan katalis dan reaktan gas yang cukup sulit

7. Reaktor Transport Resirkulasi Dengan resirkulasi gas dan katalis menghasilkan pengadukan yang sempurna Distribusi produk dan parameter kinetik sedikit berbeda karena adanya pencampuran antara katalis baru dan yang sudah terpakai Konstruksinya sedikit sulit karena adanya proses sirkulasi

SELAMAT BELAJAR