BAB 2 LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah: komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta

dokumen-dokumen yang mirip
3. apa yang anda ketahui tentang firewall? A. Pengertian Firewall

Jenis-jenis Firewall. Firewall terbagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut

MAKALAH WEB APPLICATION FIREWALL (WAF) Mata Kuliah : Keamanan Sistem Informasi Dosen : Leonardi Paris, S.Kom, M.Kom

Pengertian dan Fungsi Firewall

Definisi Tujuan Prinsip-prinsip disain firewall. Karakteristik firewall Jenis-jenis firewalls Konfigurasi firewall. Cara Kerja Firewall

KEAMANAN JARINGAN FIREWALL DI HOST DAN SERVER KEAMANAN JARINGAN

BAB 15 KEAMANAN JARINGAN DENGAN FIREWALL

FIREWALL. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Security. Disusun Oleh: Khresna A.W ( )

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer

Mengamankan Sistem Informasi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom

Level 0. Keamanan Level 0 (Psychical Security) Keamanan fisik yang merupakan tahap awal dari keamanan komputer.

Vpn ( virtual Private Network )


Firewall. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

MATERI TAMBAHAN PENDUKUNG UTS DI SMKT KAPIN KELAS XI TKJ OLEH : MARSYAD ALGONAWI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN

PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS GUNADARMA

FIREWALL NUR FISABILILLAH, S.KOM, MMSI

FIREWALL dengan Iptables

Firewall. Pertemuan V

BAB 2 LANDASAN TEORI. klasifikasi jaringan komputer, topologi jaringan, protokol jaringan, Internet, firewall,

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan

Firewall & WEB SERVICE

Pengantar E-Business dan E-Commerce

SISTEM KEAMANAN JARINGAN

BAB III LANDASAN TEORI. MikroTikls atau yang lebih di kenal dengan Mikrotik didirikan tahun 1995

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN

Firewall. Pertemuan V

APPLICATION LAYER. Oleh : Reza Chandra

Packet Filtering TUJUAN PENDAHULUAN

Cara Setting IP Address DHCP di

BAB III LANDASAN TEORI. Jaringan computer merupakan sekelompok computer otonom yang saling

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Kelompok 1. Anggota : BOBBY KURNIAWAN NIA FITRIANA ARI FEBRYANSYAH DIAN ULUMIA ORIN HARITSA YASSER

JENIS-JENIS APLIKASI UNTUK SERVER MENGADMINISTRASI SERVER DALAM JARINGAN. Pembahasan: Habib Ahmad Purba. 0 P a g e

STANDARD OPERATING PROCEDURE

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer

DASAR-DASAR NETWORKING MODEL-MODEL REFERENSI

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

Making Provisions for Applications and Services

Modul 1 Konsep Komunikasi Data

Analisa Manajemen FCAPS pada Sistem Keamanan Jaringan Menggunakan Firewall FortiGate 1000D

Mengapa menggunakan web proxy yang terintegrasi dengan AntiVirus???

METODE PENELITIAN. B. Pengenalan Cisco Router

PENGAMANAN JARINGAN KOMUTER

3. 3 Application Layer Protocols and Services Examples

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol

TCP dan Pengalamatan IP

FIREWALL: SEKURITI INTERNET

BAB 1. PENDAHULUAN. Ancaman keamanan terhadap penyedia layanan web semakin meningkat

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

KEAMANAN JARINGAN KOMPUTER

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST.

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi.

Selama tahun 1973, Cerf dan Kahn menyusun beberapa protokol pertama komunikasi data untuk mendukung arsitektur yang mereka miliki

Certified Network Associate ( MTCNA ) Modul 6

BAB II LANDASAN TEORI

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

BAB 2 LANDASAN TEORI

HTTP Protocol Ketika sebuah alamat web (atau URL) yang diketik ke dalam web browser, web browser melakukan koneksi ke web service yang berjalan pada

Tujuan : Pembahasan ini bertujuan : 1. Mahasiswa memahami jenis-jenis firewall 2. Mahasiswa memahami cara menerapkan firewal di jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Diskusi tentang masalah keamanan sebuah jaringan komputer, sudah pasti sangat

Pertemuan III. Referensi Model TCP/IP

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. jaringan ke jaringan lain. Semua paket melewati firewall dan tidak ada paket yang keluar

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

DESAIN JARINGAN KOMPUTER UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA CHAPTER 8 JARINGAN KOMPUTER. Program Sarjana - Sistem Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

TUGAS RESUME PAPER KEAMANAN KOMPUTER IDENTITAS PAPER ANALISIS PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIREWALL DAN TRAFFIC FILTERING MENGGUNAKAN CISCO ROUTER

6 March, :06. by webmaster - Monday, March 06,

PENGGUNAAN SISTEM IDS (Intrution detection System) UNTUK PENGAMANAN JARINGAN DAN KOMPUTER

BAB 1 Arsitektur Layanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Praktikum 2, DHCP ( Dynamic Host Control Protocol ) 1. Pengertian DHCP

Bab III Prinsip Komunikasi Data

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB 3: PROTOCOL. Introduction to Networks

A I S Y A T U L K A R I M A

Jaringan komputer bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir di setiap perusahaan

DAFTAR GAMBAR. xiii. Halaman

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE F I R E W A L L

DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server.

Bab 1: Jelajahi Jaringan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Deskripsi Layanan Protokol TCP dan UDP. (Tugas Mata Kuliah Jaringan Komputer) Nama: Azwar Hidayat NIM: Kelas: SK 4 C

Indra Dermawan ( )

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer.

KEAMANAN KOMPUTER. Pertemuan 10

PEMBUATAN JARINGAN KOMPUTER BERBASIS VLSM SUBNETTING DAN PENGAMANAN JARINGANNYA. Agita Primasanti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori dasar keamanan jaringan Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja secara bersamaan untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah: - Membagi sumber daya - Komunikasi - Akses informasi Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer. 2.1.1 Klasifikasi Jaringan Komputer Berdasarkan jangkauannya, jaringan komputer dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: (http://id.wikipedia.org/wiki/jaringan_komputer, 15 Desember 2009) 1. Local Area Network (LAN) 2. Metropolitan Area Network (MAN) 3. Wide Area Network (WAN) 6

7 Berdasarkan fungsinya, jaringan komputer dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Jaringan peer-to-peer (P2P) atau point-to-point Kedudukan setiap komputer yang terhubung dalam jaringan adalah sama. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sehingga setiap komputer yang terhubung dalam jaringan dapat saling berkomunikasi dan berbagi penggunaaan perangkat keras dan perangkat lunak. 2. Jaringan client-server Pada jaringan ini terdapat sebuah komputer yang mengatur semua fasilitas dalam jaringan komputer, seperti komunikasi, penggunaan bersama perangkat keras dan perangkat lunak serta mengontrol jaringan. Komputer ini dinamakan server. Semua komputer lain selain server disebut client. 2.1.2 Topologi Jaringan Komputer Topologi merupakan suatu pola hubungan antara terminal dalam jaringan komputer. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode akses dan media pengiriman yang digunakan. Topologi yang ada sangatlah tergantung dengan letak geografis dari masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam komunikasi ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data. Topologi jaringan terbagi menjadi empat macam, yaitu: (Subramanian, 2000. p.58) 1. Topologi Bus

8 2. Topologi Ring 3. Topologi Mesh 4. Topologi Star 5. Topologi Tree 2.2 Teori Khusus Pada bagian ini akan dijelaskan lebih khusus mengenai hal-hal yang berhubungan dengan keamanan jaringan komputer dan ancaman-ancaman yang dapat menyerang jaringan komputer. 2.2.1 Firewall Firewall adalah sebuah sistem atau perangkat yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk dilaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang tidak aman. Umumnya sebuah firewall diterapkan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dan jaringan lainnya. Firewall umumnya juga digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Saat ini istilah firewall menjadi istilah lazim yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi anatara dua jaringan yang berbeda. (http://id.wikipedia.org/wiki/firewall, 17 Desember 2009)

9 Gambar 2.1 Taksonomi Firewall 2.2.1.1 Jenis-jenis Firewall Firewall terbagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut a. Personal Firewall Personal firewall didesain untuk melindungi sebuah komputer yang terhubung ke jaringan dari akses yang tidak dikehendaki. Firewall jenis ini akhir-akhir ini berevolusi menjadi sebuah kumpulan program yang bertujuan untuk mengamankan komputer secara total, dengan ditambahkannya beberapa fitur pengaman tambahan semacam perangkat proteksi terhadap virus, anti-spyware, anti-spam, dan lainnya. Bahkan beberapa produk firewall lainnya dilengkapi dengan fungsi pendeteksi gangguan keamanan jaringan (Intrusion Detection System). Contoh dari firewall jenis ini adalah Microsoft Windows Firewall (yang telah terintegrasi dalam sistem operasi Windows XP Service Pack 2, Windows Vista dan Windows Server 2003 Service Pack 1), Symantec Norton Personal Firewall, Kerio Personal Firewall,

10 dan lain-lain. Personal firewall secara umum hanya memiliki dua fitur utama, yakni Packet Filter Firewall dan Stateful Firewall. b. Network Firewall Network firewall didesain untuk melindungi jaringan secara keseluruhan dari berbagai serangan. Umumnya dijumpai dalam dua bentuk, yakni sebuah perangkat terdedikasi atau sebagai sebuah perangkat lunak yang diinstalasikan dalam sebuah server. Contoh dari firewall ini adalah Microsoft Internet Security and Acceleration Server (ISA Server), Cisco PIX, Cisco ASA, IPTables dalam sistem operasi GNU/Linux, pf dalam keluarga sistem operasi Unix BSD, serta SunScreen dari Sun Microsystems, Inc. yang dibundel dalam sistem operasi Solaris. Network Firewall secara umum memiliki beberapa fitur utama, yakni apa yang dimiliki oleh personal firewall (packet filter firewall dan stateful firewall), Circuit Level Gateway, Application Level Gateway, dan juga NAT Firewall. Network firewall umumnya bersifat transparan dari pengguna dan menggunakan teknologi routing untuk menentukan paket mana yang diizinkan, dan mana paket yang akan ditolak. Secara fundamental, firewall dapat melakukan hal-hal berikut: Mengatur dan mengontrol lalu lintas data yang terjadi di dalam jaringan Melakukan autentikasi terhadap akses

11 Melindungi sumber daya dalam jaringan privat Mencatat semua kejadian dan melaporkan kepada administrator 2.2.1.2 Mengatur dan Mengontrol Lalu Lintas Jaringan Fungsi pertama yang dapat dilakukan oleh firewall adalah firewall harus dapat mengatur dan mengontrol lalu lintas jaringan yang diizinkan untuk mengakses jaringan privat atau komputer yang dilindungi oleh firewall. Firewall melakukan hal yang demikian, dengan melakukan inspeksi terhadap paket-paket dan memantau koneksi yang sedang dibuat, lalu melakukan filtering terhadap koneksi berdasarkan hasil inspeksi paket dan koneksi tersebut. (Kaufman, 2002. p.13) Proses inspeksi Paket Inspeksi paket (packet inspection) merupakan proses yang dilakukan oleh firewall untuk 'menghadang' dan memproses data dalam sebuah paket untuk menentukan bahwa paket tersebut diizinkan atau ditolak, berdasarkan kebijakan akses (access policy) yang diterapkan oleh seorang administrator. Firewall, sebelum menentukan keputusan apakah hendak menolak atau menerima komunikasi dari luar, ia harus melakukan inspeksi terhadap setiap paket (baik yang masuk ataupun yang keluar) di setiap antarmuka dan

12 membandingkannya dengan daftar kebijakan akses. Inspeksi paket dapat dilakukan dengan melihat elemen-elemen berikut, ketika menentukan apakah hendak menolak atau menerima komunikasi: o Alamat IP dari komputer sumber o Port sumber pada komputer sumber o Alamat IP dari komputer tujuan o Port tujuan data pada komputer tujuan o Protokol IP o Informasi header-header yang disimpan dalam paket Gambar 2.2 Ilustrasi Firewall Koneksi dan Keadaan Koneksi Agar dua host TCP/IP dapat saling berkomunikasi, mereka harus saling membuat koneksi antara satu dengan lainnya. Koneksi ini memiliki dua tujuan: 1. Komputer dapat menggunakan koneksi tersebut untuk mengidentifikasikan dirinya kepada komputer lain, yang meyakinkan bahwa sistem lain yang tidak membuat

13 koneksi tidak dapat mengirimkan data ke komputer tersebut. Firewall juga dapat menggunakan informasi koneksi untuk menentukan koneksi apa yang diizinkan oleh kebijakan akses dan menggunakannya untuk menentukan apakah paket data tersebut akan diterima atau ditolak. 2. Koneksi digunakan untuk menentukan bagaimana cara dua host tersebut akan berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya (apakah dengan menggunakan koneksi connection-oriented atau connectionless). Kedua tujuan tersebut dapat digunakan untuk menentukan keadaan koneksi antara dua host tersebut, seperti halnya cara manusia bercakap-cakap. Jika Amir bertanya kepada Aminah mengenai sesuatu, maka Aminah akan meresponnya dengan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh Amir. Pada saat Amir melontarkan pertanyaannya kepada Aminah, keadaan percakapan tersebut adalah Amir menunggu respon dari Aminah. Komunikasi di jaringan juga mengikuti cara yang sama untuk memantau keadaan percakapan komunikasi yang terjadi. Firewall dapat memantau informasi keadaan koneksi untuk menentukan apakah ia hendak mengizinkan lalu lintas jaringan. Umumnya hal ini dilakukan dengan memelihara

14 sebuah tabel keadaan koneksi (dalam istilah firewall : state table) yang memantau keadaan semua komunikasi yang melewati firewall. Dengan memantau keadaan koneksi ini, firewall dapat menentukan apakah data yang melewati firewall sedang "ditunggu" oleh host yang dituju, dan jika ya, akan mengizinkannya. Jika data yang melewati firewall tidak cocok dengan keadaan koneksi yang didefinisikan oleh tabel keadaan koneksi, maka data tersebut akan ditolak. Hal ini umumnya disebut sebagai Stateful inspection. Stateful Packet Inspection Ketika sebuah firewall menggabungkan stateful inspection dengan packet inspection, maka firewall tersebut dinamakan dengan Stateful Packet Inspection (SPI). SPI merupakan proses inspeksi paket yang tidak dilakukan dengan menggunakan struktur paket dan data yang terkandung dalam paket, tapi juga pada keadaan apa host yang saling berkomunikasi tersebut berada. SPI mengizinkan firewall untuk melakukan filtering tidak hanya berdasarkan isi paket tersebut, tapi juga berdasarkan koneksi atau keadaan koneksi, sehingga dapat mengakibatkan firewall memiliki kemampuan yang lebih fleksibel, mudah diatur, dan memiliki skalabilitas dalam hal filtering yang tinggi.

15 Salah satu keunggulan dari SPI dibandingkan dengan inspeksi paket biasa adalah bahwa ketika sebuah koneksi telah dikenali dan diizinkan (tentu saja setelah dilakukan inspeksi), umumnya sebuah kebijakan (policy) tidak dibutuhkan untuk mengizinkan komunikasi balasan karena firewall tahu respons apa yang diharapkan akan diterima. Hal ini memungkinkan inspeksi terhadap data dan perintah yang terkandung dalam sebuah paket data untuk menentukan apakah sebuah koneksi diizinkan atau tidak, lalu firewall akan secara otomatis memantau keadaan percakapan dan secara dinamis mengizinkan lalu lintas yang sesuai dengan keadaan. Ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan firewall dengan inspeksi paket biasa. Apalagi proses ini diselesaikan tanpa adanya kebutuhan untuk mendefinisikan sebuah kebijakan untuk mengizinkan respons dan komunikasi selanjutnya. Kebanyakan firewall modern telah mendukung fungsi ini. Melakukan autentikasi terhadap akses Fungsi fundamental firewall yang kedua adalah firewall dapat melakukan autentikasi terhadap akses. Protokol TCP/IP dibangun dengan premis bahwa protokol tersebut mendukung komunikasi yang terbuka. Jika dua host saling mengetahui alamat IP satu sama lainnya, maka mereka

16 diizinkan untuk saling berkomunikasi. Pada awal perkembangan internet, hal ini boleh dianggap sebagai suatu berkah. Tapi saat ini, di saat semakin banyak yang terhubung ke internet, mungkin kita tidak mau siapa saja yang dapat berkomunikasi dengan sistem yang kita miliki. Karenanya, firewall dilengkapi dengan fungsi autentikasi dengan menggunakan beberapa mekanisme autentikasi, sebagai berikut: 1. Firewall dapat meminta input dari pengguna mengenai nama pengguna (user name) serta kata kunci (password). Metode ini sering disebut sebagai extended authentication atau xauth. Menggunakan xauth pengguna yang mencoba untuk membuat sebuah koneksi akan diminta input mengenai nama dan kata kuncinya sebelum akhirnya diizinkan oleh firewall. Umumnya, setelah koneksi diizinkan oleh kebijakan keamanan dalam firewall, firewall pun tidak perlu lagi mengisikan input password dan namanya, kecuali jika koneksi terputus dan pengguna mencoba menghubungkan dirinya kembali. 2. Metode kedua adalah dengan menggunakan sertifikat digital dan kunci publik. Keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode pertama adalah proses autentikasi dapat terjadi tanpa intervensi pengguna. Selain

17 itu, metode ini lebih cepat dalam rangka melakukan proses autentikasi. Meskipun demikian, metode ini lebih rumit implementasinya karena membutuhkan banyak komponen seperti halnya implementasi infrastruktur kunci publik. 3. M etode selanjutnya adalah dengan menggunakan Pre- Shared Key (PSK) atau kunci yang telah diberitahu kepada pengguna. Jika dibandingkan dengan sertifikat digital, PSK lebih mudah diimplementasikan karena lebih sederhana, tetapi PSK juga mengizinkan proses autentikasi terjadi tanpa intervensi pengguna. Dengan menggunakan PSK, setiap host akan diberikan sebuah kunci yang telah ditentukan sebelumnya yang kemudian digunakan untuk proses autentikasi. Kelemahan metode ini adalah kunci PSK jarang sekali diperbarui dan banyak organisasi sering sekali menggunakan kunci yang sama untuk melakukan koneksi terhadap host yang berada pada jarak jauh, sehingga hal ini sama saja meruntuhkan proses autentikasi. Agar tercapai sebuah derajat keamanan yang tinggi, umumnya beberapa organisasi juga menggunakan gabungan antara metode PSK dengan xauth atau PSK dengan sertifikat digital. Dengan mengimplementasikan proses autentikasi, firewall dapat menjamin bahwa koneksi dapat diizinkan

18 atau tidak. Meskipun jika paket telah diizinkan dengan menggunakan inspeksi paket (PI) atau berdasarkan keadaan koneksi (SPI), jika host tersebut tidak lolos proses autentikasi, paket tersebut akan dibuang. Melindungi sumber daya dalam jaringan privat Salah satu tugas firewall adalah melindungi sumber daya dari ancaman yang mungkin datang. Proteksi ini dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa peraturan pengaturan akses (access control), penggunaan SPI, application proxy, atau kombinasi dari semuanya untuk mencegah host yang dilindungi dapat diakses oleh host yang mencurigakan atau dari lalu lintas jaringan yang mencurigakan. M eskipun demikian, firewall bukanlah satusatunya metode proteksi terhadap sumber daya, dan mempercayakan proteksi terhadap sumber daya dari ancaman terhadap firewall secara eksklusif adalah salah satu kesalahan fatal. Jika sebuah host yang menjalankan sistem operasi tertentu yang memiliki lubang keamanan yang belum ditambal dikoneksikan ke internet, firewall mungkin tidak dapat mencegah dieksploitasinya host tersebut oleh host lainnya, khususnya jika exploit tersebut menggunakan lalu lintas yang oleh firewall telah diizinkan (dalam konfigurasinya). Sebagai

19 contoh, jika sebuah packet-inspection firewall mengizinkan lalu lintas HTTP ke sebuah web server yang menjalankan sebuah layanan web yang memiliki lubang keamanan yang belum ditambal, maka seorang pengguna yang "iseng" dapat saja membuat exploit untuk meruntuhkan web server tersebut karena memang web server yang bersangkutan memiliki lubang keamanan yang belum ditambal. Dalam contoh ini, web server tersebut akhirnya mengakibatkan proteksi yang ditawarkan oleh firewall menjadi tidak berguna. Hal ini disebabkan oleh firewall yang tidak dapat membedakan antara request HTTP yang mencurigakan atau tidak. Apalagi, jika firewall yang digunakan bukan application proxy. Oleh karena itulah, sumber daya yang dilindungi haruslah dipelihara dengan melakukan penambalan terhadap lubanglubang keamanan, selain tentunya dilindungi oleh firewall. Cara Kerja Firewall 1. Packet-Filter Firewall Pada bentuknya yang paling sederhana, sebuah firewall adalah sebuah router atau komputer yang dilengkapi dengan dua buah NIC (Network Interface Card, kartu antarmuka jaringan) yang mampu melakukan filtering atau penyaringan terhadap paket-paket yang

20 masuk. Perangkat jenis ini umumnya disebut dengan packet-filtering router. Firewall jenis ini bekerja dengan cara membandingkan alamat sumber dari paket-paket tersebut dengan kebijakan pengontrolan akses yang terdaftar dalam Access Control List firewall, router tersebut akan mencoba memutuskan apakah hendak meneruskan paket yang masuk tersebut ke tujuannya atau menghentikannya. Pada bentuk yang lebih sederhana lagi, firewall hanya melakukan pengujian terhadap alamat IP atau nama domain yang menjadi sumber paket dan akan menentukan apakah hendak meneruskan atau menolak paket tersebut. Meskipun demikian, packet-filtering router tidak dapat digunakan untuk memberikan akses (atau menolaknya) dengan menggunakan basis hak-hak yang dimiliki oleh pengguna. Packet-filtering router dapat dikonfigurasikan agar menghentikan beberapa jenis lalu lintas jaringan dan tentu saja mengizinkannya. Umumnya, hal ini dilakukan dengan mengaktifkan/menonaktifkan port TCP/IP dalam sistem firewall tersebut. Sebagai contoh, port 25 yang digunakan oleh Protokol SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) umumnya dibiarkan terbuka oleh beberapa firewall untuk

21 mengizinkan surat elektronik dari internet masuk ke dalam jaringan privat, sementara port lainnya seperti port 23 yang digunakan oleh Protokol Telnet dapat dinonaktifkan untuk mencegah pengguna internet untuk mengakses layanan yang terdapat dalam jaringan privat tersebut. Firewall juga dapat memberikan semacam pengecualian (exception) agar beberapa aplikasi dapat melewati firewall tersebut. Dengan menggunakan pendekatan ini, keamanan akan lebih kuat tapi memiliki kelemahan yang signifikan yakni kerumitan konfigurasi terhadap firewall: daftar Access Control List firewall akan membesar seiring dengan banyaknya alamat IP, nama domain, atau port yang dimasukkan ke dalamnya, selain tentunya juga exception yang diberlakukan. Gambar 2.3 Cara kerja Packet Filter Firewall

22 2. Circuit Level Gateway Firewall jenis lainnya adalah Circuit-Level Gateway, yang umumnya berupa komponen dalam sebuah proxy server. Firewall jenis ini beroperasi pada level yang lebih tinggi dalam model referensi tujuh lapis OSI (bekerja pada lapisan sesi/session layer) daripada Packet Filter Firewall. Modifikasi ini membuat firewall jenis ini berguna dalam rangka menyembunyikan informasi mengenai jaringan terproteksi, meskipun firewall ini tidak melakukan penyaringan terhadap paket-paket individual yang mengalir dalam koneksi. Dengan menggunakan firewall jenis ini, koneksi yang terjadi antara pengguna dan jaringan pun disembunyikan dari pengguna. Pengguna akan dihadapkan secara langsung dengan firewall pada saat proses pembuatan koneksi dan firewall pun akan membentuk koneksi dengan sumber daya jaringan yang hendak diakses oleh pengguna setelah mengubah alamat IP dari paket yang ditransmisikan oleh dua belah pihak. Hal ini mengakibatkan terjadinya sebuah sirkuit virtual (virtual circuit) antara pengguna dan sumber daya jaringan yang ia akses.

23 Firewall ini dianggap lebih aman dibandingkan dengan Packet-Filtering Firewall, karena pengguna eksternal tidak dapat melihat alamat IP jaringan internal dalam paket-paket yang diterima, melainkan alamat IP dari firewall. Protokol yang populer digunakan sebagai Circuit-Level Gateway adalah SOCKS v5. Gambar 2.4 Cara kerja Circuit Level Firewall 3. Application Level Firewall Firewall jenis lainnya adalah Application Level Gateway (atau Application-Level Firewall atau sering juga disebut sebagai Proxy Firewall), yang umumnya juga merupakan komponen dari sebuah proxy server. Firewall ini tidak mengizinkan paket yang datang untuk melewati firewall secara langsung. Tetapi, aplikasi proxy yang berjalan dalam komputer yang menjalankan firewall akan

24 meneruskan permintaan tersebut kepada layanan yang tersedia dalam jaringan privat dan kemudian meneruskan respons dari permintaan tersebut kepada komputer yang membuat permintaan pertama kali yang terletak dalam jaringan publik yang tidak aman. Umumnya, firewall jenis ini akan melakukan autentikasi terlebih dahulu terhadap pengguna sebelum mengizinkan pengguna tersebut untuk mengakses jaringan. Selain itu, firewall jenis ini juga mengimplementasikan mekanisme auditing dan pencatatan (logging) sebagai bagian dari kebijakan keamanan yang diterapkannya. Application Level Firewall juga umumnya mengharuskan beberapa konfigurasi yang diberlakukan pada pengguna untuk mengizinkan mesin klien agar dapat berfungsi. Sebagai contoh, jika sebuah proxy FTP dikonfigurasikan di atas sebuah application layer gateway, proxy tersebut dapat dikonfigurasikan untuk mengizinkan beberapa perintah FTP, dan menolak beberapa perintah lainnya. Jenis ini paling sering diimplementasikan pada proxy SMTP sehingga mereka dapat menerima surat elektronik dari luar (tanpa menampakkan alamat e-mail internal), lalu meneruskan e- mail tersebut kepada e-mail server dalam jaringan. Tetapi,

25 karena adanya pemrosesan yang lebih rumit, firewall jenis ini mengharuskan komputer yang dikonfigurasikan sebagai application gateway memiliki spesifikasi yang tinggi, dan tentu saja jauh lebih lambat dibandingkan dengan packet-filter firewall. Gambar 2.5 Cara kerja Application Layer Firewall 4. NAT Firewall NAT (Network Address Translation) firewall secara otomatis menyediakan proteksi terhadap sistem yang berada di balik firewall karena NAT Firewall hanya mengizinkan koneksi yang datang dari komputerkomputer yang berada di balik firewall. Tujuan dari NAT adalah untuk melakukan multiplexing terhadap lalu lintas dari jaringan internal untuk kemudian menyampaikannya

26 kepada jaringan yang lebih luas (MAN, WAN atau internet) seolah-olah paket tersebut datang dari sebuah alamat IP atau beberapa alamat IP. NAT firewall membuat tabel dalam memori yang mengandung informasi mengenai koneksi yang dilihat oleh firewall. Tabel ini akan memetakan alamat jaringan internal ke alamat eksternal. Kemampuan untuk menaruh keseluruhan jaringan di belakang sebuah alamat IP didasarkan terhadap pemetaan terhadap port dalam NAT firewall. 5. Stateful Firewall Stateful firewall merupakan sebuah firewall yang menggabungkan keunggulan yang ditawarkan oleh packetfiltering firewall, NAT Firewall, Circuit-Level Firewall dan Proxy Firewall dalam satu sistem. Stateful firewall dapat melakukan filtering terhadap lalu lintas berdasarkan karakteristik paket, seperti halnya packet-filtering firewall, dan juga memiliki pengecekan terhadap sesi koneksi untuk meyakinkan bahwa sesi koneksi yang terbentuk tersebut diizinkan. Tidak seperti Proxy Firewall atau Circuit Level Firewall, Stateful Firewall umumnya didesain agar lebih transparan (seperti halnya packet-filtering firewall atau NAT firewall). Tetapi, stateful firewall juga mencakup

27 beberapa aspek yang dimiliki oleh application level firewall, sebab ia juga melakukan inspeksi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (application layer) dengan menggunakan layanan tertentu. Firewall ini hanya tersedia pada beberapa firewall kelas atas, semacam Cisco PIX. Karena menggabungkan keunggulan jenis-jenis firewall lainnya, stateful firewall menjadi lebih kompleks. Gambar 2.6 Cara kerja Statefull Firewall 6. Virtual Firewall Virtual firewall adalah sebutan untuk beberapa firewall logis yang berada dalam sebuah perangkat fisik (komputer atau perangkat firewall lainnya). Pengaturan ini mengizinkan beberapa jaringan agar dapat diproteksi oleh sebuah firewall yang unik yang menjalankan kebijakan

28 keamanan yang juga unik, cukup dengan menggunakan satu buah perangkat. Dengan menggunakan firewall jenis ini, sebuah ISP (Internet Service Provider) dapat menyediakan layanan firewall kepada para pelanggannya, sehingga mengamankan lalu lintas jaringan mereka, hanya dengan menggunakan satu buah perangkat. Hal ini jelas merupakan penghematan biaya yang signifikan, meski firewall jenis ini hanya tersedia pada firewall kelas atas, seperti Cisco PIX 535. 7. Transparent Firewall Transparent firewall (juga dikenal sebagai bridging firewall) bukanlah sebuah firewall yang murni, tetapi ia hanya berupa turunan dari stateful firewall. Dibandingkan firewall lainnya yang beroperasi pada lapisan IP ke atas, transparent firewall bekerja pada lapisan Data-Link Layer, dan kemudian ia memantau lapisan-lapisan yang ada di atasnya. Selain itu, transparent firewall juga dapat melakukan apa yang dapat dilakukan oleh packet-filtering firewall, seperti halnya stateful firewall dan tidak terlihat oleh pengguna (karena itulah, ia disebut sebagai Transparent Firewall).

29 Intinya, transparent firewall bekerja sebagai sebuah bridge yang bertugas untuk menyaring lalu lintas jaringan antara dua segmen jaringan. Dengan menggunakan transparent firewall, keamanan sebuah segmen jaringan pun dapat diperkuat, tanpa harus mengaplikasikan NAT Filter. Transparent Firewall menawarkan tiga buah keuntungan, yakni sebagai berikut: Konfigurasi yang mudah (bahkan beberapa produk mengklaim sebagai "Zero Configuration"). Hal ini memang karena transparent firewall dihubungkan secara langsung dengan jaringan yang hendak diproteksinya, dengan memodifikasi sedikit atau tanpa memodifikasi konfigurasi firewall tersebut. Karena ia bekerja pada data-link layer, pengubahan alamat IP pun tidak dibutuhkan. Firewall juga dapat dikonfigurasikan untuk melakukan segmentasi terhadap sebuah subnet jaringan antara jaringan yang memiliki keamanan yang rendah dan keamanan yang tinggi atau dapat juga untuk melindungi sebuah host, jika memang diperlukan. Kinerja yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh firewall yang berjalan dalam lapisan data-link lebih sederhana dibandingkan dengan firewall yang berjalan dalam

30 lapisan yang lebih tinggi. Karena bekerja lebih sederhana, maka kebutuhan pemrosesan pun lebih kecil dibandingkan dengan firewall yang berjalan pada lapisan yang tinggi, dan akhirnya performa yang ditunjukannya pun lebih tinggi. Tidak terlihat oleh pengguna (stealth). Hal ini memang dikarenakan Transparent firewall bekerja pada lapisan data-link, dan tidak membutuhkan alamat IP yang ditetapkan untuknya (kecuali untuk melakukan manajemen terhadapnya, jika memang jenisnya managed firewall). Karena itulah, transparent firewall tidak dapat terlihat oleh para penyerang. Karena tidak dapat diraih oleh penyerang (tidak memiliki alamat IP), penyerang pun tidak dapat menyerangnya. 2.2.2 Ancaman Terhadap Jaringan Komputer Keamanan telah menjadi permasalahan setiap orang. Terkadang bukan mesin atau sistem yang menjadi penyebab masalah, melainkan penyebabnya adalah manusia sendiri. Di masa berkembang sekarang ini, peralatan teknologi tinggi yang juga dapat menghalangi orang-orang yang ingin merugikan kita, sama seperti kita mengunci pintu kita dari penyusup. Permasalahan keamanan harus dipertimbangkan baik-baik sebagai pokok yang paling mendasar dalam setiap topik diskusi tentang keamanan. (Simmonds, 1996. p.2)

31 Banyak yang dapat dilakukan oleh penyusup untuk menghancurkan informasi, program dan sistem operasi yang dimiliki. Selain menghancurkan, penyusup juga dapat mencuri informasi, hardware, dan software. Pencurian ini termasuk pengambilan yang seharusnya bukan milik mereka, baik dilakukan secara langsung maupun tidak. Meliputi juga penggunaan sistem yang tidak sah. Penyusup juga dapat memperlihatkan informasi kepada pihak yang sebenarnya tidak memiliki akses terhadap informasi tersebut. Denial Of Service (Dos/DDos) Adalah sebuah serangan yang disengaja yang bertujuan untuk menghalangi akses user yang legal. Dilakukan dengan cara meminta pelayanan terhadap server secara terus-menerus dan dalam skala yang besar sehingga menyebabkan server down. Server tidak dapat memberikan layanan karena alamat IP sumber terus menerus melakukan flood ke server. SQL Injection Sebuah perusahaan misalnya, pasti memiliki database untuk menyimpan data-data digital perusahaan. Untuk itu diperlukan SQL server, penyerang memanfaaatkan kelemahan dari SQL server ini untuk mengacaukan sistem kita.

32 Trojan Horse Instruksi tersembunyi yang memiliki kemampuan merusak yang dikemas dalam bentuk program. Biasanya istilah Trojan horse digunakan ketika instruksi yang mencurigakan diinstal pada saat program ditulis. Tidak jarang program yang terlihat oleh user menunjukkan kegiatan yang berguna, padahal dibaliknya program secara diam-diam sedang menghapus file user. Virus Sekumpulan instruksi yang ketika dieksekusi akan menginfeksi program lain dengan melakukan modifikasi pada program yang diinfeksi oleh virus tersebut, kemudian hasil modifikasinya akan tersebar ke program lainnya. Pada umumnya, virus bekerja pada sistem operasi tertentu dan untuk beberapa kasus bekerja pada platform hardware tertentu sehingga virus didesain untuk mengambil keuntungan dari kelemahan sistem tersebut. Bacterium Sebuah program tunggal yang menggandakan dirinya, sangat merugikan dengan mengkonsumsi sumber daya yang ada. Worm Sebuah program yang menggandakan dirinya sendiri dengan menginstal duplikat dirinya ke dalam mesin lain melalui jaringan. Hampir sama seperti bacterium, hanya saja worm berkembang

33 melalui jaringan sedangkan bacterium hanya berkembang di dalam satu mesin saja. Trap door Titik masuk tak terdokumentasi rahasia di satu program untuk memberikan akses tanpa metode-metode otentifikasi normal. Logic Bomb Logika yang ditempelkan pada program komputer agar memeriksa suatu kumpulan kondisi di sistem. Ketika kondisi yang dimaksud ditemui, logika mengeksekusi suatu fungsi yang menghasilkan kegiatan yang tidak diotorisasi. 2.2.3 Proxy Server Proxy server adalah sebuah komputer server atau program komputer yang dapat bertindak sebagai komputer lainnya untuk melakukan request terhadap content dari internet atau intranet. Proxy server bertindak sebagai gateway terhadap dunia internet untuk setiap komputer klien. Proxy server tidak terlihat oleh komputer klien, contohnya : seorang pengguna yang berinteraksi dengan internet melalui sebuah proxy server tidak akan mengetahui bahwa sebuah proxy server sedang menangani request yang dilakukannya. Web server yang menerima request dari proxy server akan menginterpretasikan request tersebut seolah-olah request itu datang secara langsung dari komputer klien, bukan dari proxy server.

34 Proxy server juga dapat digunakan untuk mengamankan jaringan pribadi yang dihubungkan ke sebuah jaringan publik (seperti halnya internet). Proxy server memiliki lebih banyak fungsi daripada router yang memiliki fitur packet filtering karena memang proxy server beroperasi pada level yang lebih tinggi dan memiliki kontrol yang lebih menyeluruh terhadap akses jaringan. Proxy server yang berfungsi sebagai sebuah "agen keamanan" untuk sebuah jaringan pribadi, umumnya dikenal sebagai firewall. (http://id.wikipedia.org/wiki/proxy_server) 2.2.4 Intrusion Prevention System Sebuah Intrusion Prevention System (IPS) adalah sebuah perangkat keamanan jaringan yang memantau jaringan dan/atau kegiatan sistem yang berbahaya atau perilaku yang tidak diinginkan dan dapat bereaksi, secara real-time untuk memblokir atau mencegah kegiatan tersebut. Berbasis jaringan IPS, misalnya, akan beroperasi in-line untuk memonitor semua lalu lintas jaringan untuk kode berbahaya atau serangan. Ketika sebuah serangan yang terdeteksi, IPS dapat men-drop paket yang bersangkutan sementara masih memungkinkan semua lalu lintas lainnya untuk tetap lewat. Intrusion Prevention System dianggap oleh beberapa orang untuk menjadi perpanjangan dari intrusion detection system (IDS). Intrusion Prevention System berkembang pada akhir 1990-an untuk mengatasi ambiguitas dalam pemantauan jaringan pasif dengan

35 menempatkan sistem deteksi in-line. Awalnya IPS merupakan IDS yang mampu melaksanakan perintah pencegahan untuk firewall dan kontrol akses perubahan router. IPS in-line dapat dilihat sebagai perbaikan atas teknologi firewall (snort inline diintegrasikan menjadi satu), IPS dapat membuat keputusan berdasarkan kontrol akses pada konten aplikasi, bukan alamat IP atau port sebagai firewall tradisional. Namun, dalam rangka untuk meningkatkan kinerja dan keakuratan klasifikasi pemetaan, sebagian besar IPS menggunakan port tujuan dalam format signature. Jenis-jenis Intrusion Prevention System Host-based Sebuah host-based IPS (HIPS) adalah dimana aplikasi pencegahan gangguan merupakan bagian dari alamat IP tertentu, biasanya pada sebuah komputer. HIPS melengkapi traditional fingerprint-based dan metode pendeteksian antivirus heuristik, karena tidak perlu untuk melakukan update terus menerus untuk menghindari malware yang akan muncul. Network Sebuah network-based IPS (NIPS) adalah salah satu jenis IPS dimana aplikasi/perangkat keras dan semua tindakan yang diambil untuk melakukan pencegahan gangguan pada jaringan host tertentu dengan alamat IP lainnya yang berada pada jaringan.

36 NIPS dibuat dengan tujuan untuk membangun platform hardware/software yang dirancang untuk melakukan analisis, deteksi, dan melaporkan kondisi keamanan. NIPS dirancang untuk melakukan inspeksi pada traffic dan berdasarkan konfigurasi atau security policy, NIPS dapat men-drop traffic yang berbahaya. Content-based Sebuah content-based IPS (CBIPS) memeriksa isi dari paket dalam jaringan untuk sequences unik, disebut sebagai signature, untuk mendeteksi dan mencegah serangan seperti worm dan hacking. Protocol Analysis Kunci pembangunan dalam teknologi IDP/IPS adalah penggunaan protocol analyzer. Protocol analyzer dapat men-decode applicationlayer pada protokol network, seperti HTTP atau FTP. Setelah protokol sepenuhnya telah diterjemahkan, mesin analisis IPS dapat mengevaluasi perbedaan bagian dari protokol untuk keadaan anomaly atau eksploitasi. Rate-based Rate-based IPS (RBIPS) ditujukan untuk mencegah Denial of Service dan serangan Distributed Denial of Service. RBIPS bekerja dengan memonitor dan mempelajari perilaku jaringan normal. Melalui monitor real-time traffic dan komparasi terhadap statistik yang disimpan, RBIPS dapat mengidentifikasi tingkat abnormal dari

37 beberapa jenis traffic yaitu TCP, UDP atau ARP packets, koneksi per detik, paket per koneksi, paket ke port tertentu, dan lain-lain. ( http://en.wikipedia.org/wiki/intrusion_prevention_system, 5 Januari 2010 ) 2.2.5 Antivirus Program antivirus merupakan bagian penting dan menjadi bagian program keamanan yang baik. Jika diimplementasikan dan dikonfigurasi dengan benar, antivirus dapat mengurangi eksposur organisasi untuk program-program berbahaya. Namun, program antivirus tidak akan melindungi sebuah organisasi dari seorang penyusup yang menyalahgunakan program untuk memperoleh akses ke sistem. Program antivirus juga tidak akan melindungi sebuah organisasi dari pengguna sah yang mencoba untuk memperoleh akses ke file yang seharusnya tidak boleh dia akses. (Maiwald, 2003. p.12)