BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangk

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENERBITAN KARTU PENYANDANG DISABILITAS

2 Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86); 5. Per

2016, No Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indones

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156 TAHUN 2015 TENTANG

MEMUTUSKAN: 6. Jabatan...

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERSYARATAN TEKNIS AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN UMUM DAN LINGKUNGAN

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangka

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 30/PRT/M/2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS FASILITAS DAN AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

2 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 123); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESID

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.426, 2015 KEMENKUMHAM. Jabatan. Kelas Jabatan. Perubahan.

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 149 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 157 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI PEMILIHAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL

2 c. bahwa dalam rangka melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan mengenai kepegawaian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang A

2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA DI LEMBAGA SANDI NEGARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2015 KEUANGAN. Tunjangan Kinerja. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pencabutan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

2015, No Negara tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2014 tentan

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Ta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

2018, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia N

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN DI LINGKUNGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 166 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Tata Naskah Di

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Pe

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 170 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN INTELIJEN NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI BANTEN

2 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahara

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

2015, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemba

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1368, 2015 KEMENSOS. Penyandang Disabilitas. ASN. Aksesibilitas. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG AKSESIBILITAS APARATUR SIPIL NEGARA PENYANDANG DISABILITAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :a. bahwa aparatur sipil negara penyandang disabilitas mempunyai kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan seperti warga negara Indonesia lainnya termasuk dalam memperoleh pekerjaan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya; b. bahwa Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menetapkan Kementerian Sosial sebagai koordinator untuk menentukan formasi khusus Aparatur Sipil Negara Penyandang Disabilitas Tahun 2014; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sosial tentang Aksesibilitas Aparatur Sipil Negara Penyandang Disabilitas di Lingkungan Kementerian Sosial; Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3670); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik

2015, No.1368 2 Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention On The Rights Of Persons With Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5251); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3754); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah 63 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4016) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5467); 8. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 86);

3 2015, No.1368 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI SOSIAL TENTANG AKSESIBILITAS APARATUR SIPIL NEGARA PENYANDANG DISABILITAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. 2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. 3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu diangkat sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintah. 4. Disabilitas adalah kondisi ketidakmampuan melaksanakan suatu aktifitas/kegiatan tertentu yang disebabkan oleh kondisi kehilangan atau ketidakmampuan baik psikologis, fisiologis, maupun kelainan struktur atau fungsi anatomis. 5. Penyandang Disabilitas adalah orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak. 6. Kesamaan kesempatan adalah keadaan yang memberikan peluang kepada penyandang disabilitas untuk mendapat kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan; 7. Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi penyandang disabilitas guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan; 8. Perlindungan adalah upaya yang dilakukan secara sadar untuk melindungi, mengayomi dan memperkuat hak penyandang disabilitas; 9. Alat bantu kemandirian adalah benda yang berfungsi membantu penyandang disabilitas dalam melakukan kegiatan sehari-hari Pasal 2 (1) Aksesibilitas ASN Penyandang Disabilitas dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan, kemandirian atau inklusifitas, efisiensi, dan efektivitas bagi ASN Penyandang Disabilitas.

2015, No.1368 4 (2) Aksesibilitas ASN Penyandang Disabilitas bertujuan untuk memberikan akses/kemudahan bagi ASN Penyandang Disabilitas dalam bekerja sehingga dapat bekerja secara mandiri dan mengembangkan kariernya sebagaimana ASN pada umumnya. Pasal 3 Pemberian aksesibilitas ASN Penyandang Disabilitas dilaksanakan pada saat: a. penerimaan; b. seleksi; c. penempatan; d. sarana dan prasarana; dan e. pengembangan kompetensi dan karir. BAB II PENERIMAAN Pasal 4 Pelaksanaan penerimaan calon ASN Penyandang Disabilitas dilakukan oleh unit kerja Eselon II yang membidangi kepegawaian dengan tahapan: a. sosialisasi penerimaan; dan b. pengumuman formasi. Pasal 5 (1) Sosialisasi penerimaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dilakukan melalui: a. papan pengumuman; b. media cetak; dan/atau c. media elektronik, media online, internet. (2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum pengumuman formasi. (3) Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Sosial dan dinas/instansi sosial dapat berpartisipasi menyosialisasikan pengumuman penerimaan calon ASN Penyandang Disabilitas. Pasal 6 (1) Pengumuman formasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b dilakukan secara terbuka dalam bentuk surat edaran melalui: a. papan pengumuman; b. media cetak; dan/atau c. media elektronik, media online, internet. (2) Pengumuman formasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sebelum batas akhir tanggal penerimaan lamaran. (3) Unit kerja eselon II yang membidangi Kepegawaian menyiapkan kelengkapan administrasi, format formulir lamaran, dan akses informasi yang dapat diakses Penyandang Disabilitas.

5 2015, No.1368 BAB III SELEKSI Pasal 7 (1) Seleksi calon ASN Penyandang Disabilitas diselenggarakan oleh Unit Kerja Eselon II yang membidangi kepegawaian dengan tahapan: a. seleksi administrasi; b. seleksi kompetensi; dan c. wawancara akhir. (2) Pada saat proses seleksi calon ASN Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kemudahan /akesesibilitas mengenai waktu pelaksnaan ujian seleksi dan pendamping sesuai jenis disabilitasnya. Pasal 8 (1) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a terdiri atas: a. penilaian terhadap kelengkapan berkas administrasi; dan b. syarat adanya keterkaitan antara formasi yang diduduki dengan jenis dan/atau derajat kecacatan. Pasal 9 (1) Seleksi kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dilaksanakan oleh Tim Penilai Kompetensi yang independen. (2) Penilaian kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan metode tertulis, wawancara, dan metode lainnya. Pasal 10 Wawancara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c dilaksanakan dengan ketentuan: a. dilakukan oleh panitia seleksi; b. panitia seleksi menyusun materi wawancara yang terstandar sesuai dengan formasi yang dilamar; c. wawancara bersifat klarifikasi atau pendalaman terhadap pelamar yang mencakup peminatan, motivasi, perilaku, dan karakter; dan d. dalam pelaksanaan wawancara dapat melibatkan unsur pengguna dari jabatan yang akan diduduki. BAB IV PENEMPATAN Pasal 11 (1) ASN Penyandang Disabilitas ditempatkan sesuai dengan formasi dan jenis/derajat disabilitasnya. (2) Jenis disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. fisik; b. mental; c. intelektual; dan/atau

2015, No.1368 6 d. sensorik. Pasal 12 (1) Unit kerja eselon II yang membidangi kepegawaian melakukan sosialisasi kepada unit kerja yang menerima penempatan ASN Penyandang Disabilitas paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum masuk kerja. (2) Unit kerja yang menerima penempatan ASN Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan aksesibilitas terkait dengan tugas dan fungsi ASN Penyandang Disabilitas. BAB V SARANA DAN PRASARANA Pasal 13 Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d berupa penyiapan fasilitas kerja sesuai dengan derajat/jenis disabilitas. Pasal 14 (1) Fasilitas kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 berupa: a. tulisan braille dan komputer bicara untuk penyandang disabilitas netra; dan/atau b. papan informasi dengan tanda huruf yang besar disertai warna yang jelas dan dalam jumlah yang cukup untuk penyandang disabilitas rungu wicara. (2) Fasilitas kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa: a. alarm; b. tombol atau stop kontak; dan c. pencahayaan. Pasal 15 (1) Instansi atau unit kerja yang menerima ASN Penyandang Disabilitas secara bertahap sekurang-kurangnya menyediakan aksesibilitas yang berupa: a. ukuran dasar ruang; b. jalur pedestrian/pejalan kaki; c. jalur pemandu; d. area parkir; e. pintu; f. ramp; g. tangga; h. lift; i. kamar kecil; j. pancuran; k. wastafel; l. telepon;

7 2015, No.1368 m. perlengkapan; n. perabot; dan/atau o. rambu. (2) Teknis penyediaan aksesibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. BAB VI PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN KARIR Pasal 16 (1) ASN Penyandang Disabilitas wajib diberikan pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kompetensi dan mengembangkan profesionalitas. (2) Untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan profesionalitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kementerian Sosial menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan inklusi. (3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan inklusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh widyaiswara yang memiliki keterampilan khusus. (4) Keterampilan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi: a. bahasa isyarat; b. linguistik; dan/atau c. braille. (5) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi ASN Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diselenggarakan berdasarkan standar pelayanan aksesibilitas di bidang pendidikan dan pelatihan. (6) Standar pelayanan aksesibilitas di bidang pendidikan dan pelatihan bagi ASN Penyandang Disabilitas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri. Pasal 17 Pengembangan kompetensi dan karir ASN Penyandang Disabilitas dilaksanakan dengan cara: a. menyediakan pendampingan untuk mendukung kelancaran proses pendidikan dan pelatihan; b. menyediakan media pembelajaran dan alat bantu yang diperlukan sesuai dengan derajat/jenis disabilitas; c. menyediakan layanan konsultasi; dan/atau d. mengembangkan kerja sama dengan pihak atau lembaga terkait dalam upaya meningkatkan kompetensi ASN Penyandang Disabilitas. Pasal 18 (1) Penyandang Disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk pengembangan karir dan jabatannya.

2015, No.1368 8 (2) Penyandang Disabilitas yang memenuhi persyaratan dan mempunyai kompetensi memperoleh kesempatan yang sama dalam memperoleh promosi. (3) Pejabat yang menerima ASN Penyandang Disabilitas secara berkala melakukan pembinaan terhadap ASN Penyandang Disabilitas. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 19 (1) Pembinaan umum terhadap ASN Penyandang Disabilitas dilakukan oleh Sekretariat Jenderal, termasuk pembinaan tentang aksesibilitas. (2) Pembinaan teknis terhadap ASN Penyandang Disabilitas dilakukan oleh Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial. (3) Pengawasan terhadap ASN Penyandang Disabilitas dilaksanakan oleh aparat pengawasan internal. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 September 2015 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, KHOFIFAH INDAR PARAWANSA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 September 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY