BAB I PENDAHULUAN. adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan baik karena keterbatasan dana sehingga sudah sewajarnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PINJAM- MEMINJAM UANG ATAU KREDIT. (Studi Kasus Koperasi KPRI Guru Sekolah Dasar di Sragen)

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai. perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN, DAN JAMINAN KREDIT. 2.1 Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

TINJUAN YURIDIS KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA Oleh : Nuzulia Kumala Sari, SH, MH * Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan pembangunan yang terdahulu, bahwa pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank ini membantu

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan atau yang sering disamakan dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. makro, sehingga bank yang sehat akan memperkuat perekonomian suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dan dunia usaha maupun jasa lainnya. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian.

BAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mendorong dan menggairahkan dunia usaha, Pemerintah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. Kekomplekkan ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Mengingat pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Tujuan dari Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERBEDAAN PEGADAIAN DAN BPR DALAM MEMBERIKAN KREDIT KEPADA MASYARAKAT S K R I P S I YUANITA KURNIASARI SUKAMTO C

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagai bagian masyarakat dunia mau tidak mau harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan tujuan nasional yaitu terciptanya masyarakat adil makmur dilaksanakan dengan berbagai cara, diantaranya dengan pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang pelaksanaannya melalui peningkatan usaha di bidang pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan, perindustrian dan usaha-usaha lain yang dapat meningkatkan kehidupan rakyat banyak. Berkaitan dengan upaya peningkatan usahanya masyarakat seringkali mengalami berbagai macam hambatan atau kesulitan, diantaranya adalah kurangnya modal, terutama bagi pengusaha kecil atau golongan ekonomi lemah. Sehingga untuk mencukupi apa yang menjadi kebutuhannya, mereka meminjam uang kepada rentenir tanpa mempertimbangkan akibatnya di kemudian hari. Hal ini dilakukan karena dalam meminjam uang kepada rentenir dapat dilakukan setiap waktu, baik pagi, siang atau malam, bahkan hari liburpun tidak menjadi halangan untuk mengadakan transaksi pinjam meminjam tersebut. Kecuali hal tersebut, meminjam kepada rentenir tidak perlu melalui prosedur yang berbelit-belit dan tanpa persyaratan administrasi yang bermacam-macam, sehingga secara cepat dan mudah uang yang 1

2 dibutuhkan dapat segera diperoleh. Jadi hal tersebut dianggap lebih praktis, tanpa mengingat segi negatifnya, yaitu adanya suku bunga tinggi yang dapat merugikan usaha mereka di kemudian hari. Maka alternatif yang terbaik adalah pinjam uang melalui koperasi, karena suku bunga di koperasi relatif rendah. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu terus didorong pengembanannya dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi. Koperasi harus dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri yang pertumbuhannya berakar di dalam masyarakat 1). Untuk itu perlu lebih ditingkatkan kesadaran, kegairahan dan kemampuan masyarakat luas untuk berkoperasi, antara lain melalui pendidikan, penyuluhan dan pembinaan pengelolaan koperasi. Sejalan dengan itu perlu dilanjutkan pula peningkatan kemampuan dan peranan koperasi fungsional, seperti koperasi karyawan perusahaan, pegawai negeri, wanita, pemuda, pelajar dan mahasiswa agar tumbuh makin kuat dan mandiri. Di dalam negara yang sedang giat-giatnya mengadakan pembangunan, masalah pengkreditan merupakan unsur yang penting dalam rangka usaha meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, sebab tidaklah dapat dipungkiri bahwa dengan adanya pengkreditan sangatlah membantu masyarakat ekonomi 1) Abdul Majid Sri Edi Swasono. Wawasan Ekonom Pancasila. Jakarta UI Press, Jakarta, 1988. Hal: 12.

3 lemah yang mana dalam hal ini juga dapat membantu program pemerintah dalam hal pemberantasan rentenir yang sangat merugikan masyarakat. Salah satu usaha koperasi dalam turut menciptakan sistem perekonomian di Indonesia adalah bidang keuangan 2). Masalah kredit uang dalam dunia usaha perekonomian memegang peranan yang sangat penting. Sebab dengan kredit akan mendorong seseorang lebih giat bekerja dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 12, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-memimjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Kredit berasal dari bahasa Yunani, credere yang berarti kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus, yaitu meminjamkan uang (atau penundaan pembayaran). Apabila orang mengatakan membeli secara kredit maka hal itu berarti si pembeli tidak harus membayarnya pada saat itu juga. Menurut Drs. OP. Simorangkir, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Kehidupan ekonomi modern adalah prestasi uang, yang dengan demikian berfungsi kooperatif antara si pemberi kredit, dan si penerima kredit atau antara kreditur dan debitur. Mereka menarik keuntungan dan saling menanggung resiko. 2) Sagimun.MD.dkk. Koperasi Indonesia, Monosco, Jakarta, 1983, hal, 10.

4 Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen-komponen kepercayaan, resiko dan pertukaran ekonomi di masa-masa mendatang 3). Intisari dari kredit adalah unsur kepercayaan. Unsur lainnya adalah mempunyai pertimbangan tolong menolong. Selain itu, dilihat dari pihak kreditur, unsur penting dalam kegiatan kredit dengan mengambil kontraprestasi, sedangkan dipandang dari segi debitur, adalah adanya bantuan dari kreditur untuk menutupi kebutuhan yang berupa prestasi. Hanya saja antara prestasi dengan kontraprestasi tersebut ada suatu masa yang memisahkannya. Kondisi ini mengakibatkan adanya resiko yang berupa ketidaktentuan, sehingga oleh karenanya diperlukan suatu jaminan dalam pemberian kredit tersebut 4). 1. Kepercayaan. Di sini berarti bahwa si pemberi kredit yakin bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benarbenar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 2. Tenggang waktu, yaitu waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterrima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang. 3) EK. OP. Simorangkir, Seluk Beluk Cetakan ke-5. Aksara Persada Indonesia, Jakarta, 1986, Hal: 91. 4) Mohammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Adytia Bhakti, Jakarta, 1996, Hal: 237.

5 3. Degree of risk, yaitu resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin panjang jangka waktu kredit diberikan, maka semakin tinggi pula tingkat resikonya, sehingga terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperthitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko. Karena adanya unsur resiko ini maka dibutuhkan jaminan dalam pemberian kredit. 4. Prestasi atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan pada uang maka transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan. Kredit berasal dari bahasa Yunani, credere, yang berarti kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus, yaitu meminjamkan uang (atau penundaan pembayaran). Apabila orang mengatakan membeli secara kredit maka hal itu berarti si pembeli tidak harus membayarnya pada saat itu juga. Menurut Drs. OP. Simosingkir, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Kehidupan ekonomi modern adalah prestasi uang, yang dengan demikian transaksi kredit menyangkut uang sebagai alat kredit. Kredit berfungsi kooperatif antara si pemberi debitur. Mereka menarik keuntungan dan saling menanggung resiko. Singkatnya, kredit

6 Anggota-anggota yang biasanya terdiri daripada orang-orang yang lemah ekonominya bersatu dan bekerja bersama mendirikan sebuah koperasi. Di sini jelas bahwa koperasi adalah suatu badan usaha yang tidak mengutamakan kemanfaatan / keuntungan bagi pemilik modal. Di Indonesia banyak juga koperasi-koperasi yang bercorak memberi kredit atau pinjaman yang dapat diusahakan dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat serta mendidik dan membimbing rakyat bagaimana caranya mereka harus mempergunakan dan mengatur uang yang dipinjamnya dengan sebaikbaiknya, agar supaya uang sebaik mungkin memberi manfaat. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul, TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT DI KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini perlu dilakukan agar pembahasannya tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan disamping itu juga untuk mempermudah melaksanakan penelitian sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan diadakan penelitian. Oleh sebab itu maka penulis membatasi permasalahan dengan membahas permasalahan tentang pelaksanaan pemerian kredit pada masyarakat di Koperasi Sinar Mentari Karanganyar.

7 C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana prosedur pelaksanaan pemberian kredit pada masyarakat di koperasi Sinar Mentari Karanganyar? 2. Bagaimana cara penyelesaiannya jika debitur melakukan Wanprestasi? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberian kredit pada masyarakat di Koperasi Sinar Mentari Karanganyar. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian jika debitur Wanprestasi. E. Manfaat Penelitian Dalam penulisan ini, penulis mempunyai tujuan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dengan adanya penulisan skripsi ini, penulis harapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan guna mengembangkan hukum khususnya hukum perdata. 2. Bagi Masyarakat Dengan adanya penulisan skripsi ini, penulis harapkan dapat membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau mungkin akan dihadapi. F. Motode Penelitian Sesuai dengan judul dari penelitian ini, maka penulis dalam mengadakan penelitian ini menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

8 1. Metode Pendekatan Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan yuridis sosiologis. Disamping mengacu hukum positif yang ada dengan melihat penerapanna atau praktek lapangan dengan demikian penulis tidak hanya mempelajari kaidah-kaidah hukum yang ada pada pelaksanaan pemberian kredit pada masyarakat di Koperasi Sinar Mentari Karanganyar. Akan tetapi mengetahui bagaimana praktek dan penerapannya di lapangan. 2. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian deskriptif analisis yaitu untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang nyata mengenai pelaksanaan pemberian kredit pada masyarakat di Koperasi Sinar Mentari Karanganyar. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu di Koperasi Sinar Mentari Karanganyar Dengan pertimbangan bahwa jarak lokasi penelitian dengan tempat tinggal peneliti tidaklah jauh sehingga diharapkan dapat lebih lancar dalam penelitian 4. Sumber data a. Data Primer b. Data Sekunder

9 5. Tehnik Pengumpulan Data Guna mendapatkan data dalam penelitian ini dibutuhkan teknik pengumpulan data dan untuk menunjang data penelitian ini, juga dibutuhkan data primer yang keduanya akan dianalisis dalam analisa data : a. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan mencari dna mempelajari dokumen-dokumen yang terdapat di dalam ketiga bahan hukum penelitian. b. Penelitian Lapangan 1) Observasi Observasi yaitu mengamati serta meneliti secara langsung pelaksanaan pemberian kredit pada kredi tumum di Koperasi Sinar Mentari Karanganyar. 2) Wawancara Interview adalah metode pengumpulan data melalui percakapan atau tanya jawab secara langsung antara penulis dengan pihak yang bersangkutan yaitu Kepala Koperasi Sinar Mentari beserta staff yang bisa menjelaskan permasalahan. 6. Teknik Pengambilan Sampel Didalam penulisan ini penulis menggunakan metode non random sampling dimana tidak semua subjek dapat dijadikan sampel akan tetapi hanya sebagian saja yaitu Kepala Koperasi Sinar Mentari dan Staff yang bisa menjelaskan permasalahan.

10 7. Metode Analisa Data Yaitu data yang diperoleh dari penelitian ini menggunakan peraturanperaturan undang-undang dan serta bahan atau buku-buku bacaan yang berkaitan dengan masalah perkreditan yang kemudian dipadukan dengan pendapat dari responden kemudian dianalisa secara kualitatif dan dicari pemecahannya lalu ditarik suatu kesimpulan yang dipergunakan untuk menjawab permasalahan yang ada. G. SISTEMATIKA SKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian G. Sistematika Skripsi

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang koperasi 1. Pengertian koperasi 2. Jenis-jenis koperasi 3. Dasar hukum koperasi 4. Fungsi dan tujuan koperasi. B. Tinjauan Tentang Perjanjian 1. Pengertian perjanjian 2. Asas-asas Perjanjian 3. Syarat Sahnya Perjanjian 4. Jenis-jenis perjanjian 5. Pengertian perjanjian kredit 6. Berakhirnya perjanjian C. Tinjauan tentang kredit 1. Pengertian Kredit 2. Dasar Hukum Perkreditan di Indonesia 3. Jenis-jenis kredit BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur pelaksanaan pemberian kredit pada masyarakat di koperasi Sinar Mentari Karanganyar B. Cara penyelesaian jika debitur wanprestasi C. Pembahasan

12 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN