ANALISIS USAHA AGRIBISNIS PEMBUDIDAYAAN KEPITING CANGKANG LUNAK DI SULAWESI SELATAN



dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEPITING (Scilla serrata) ABSTRAK

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

M. Danil Furqansyah 1, Agustina Arida 1, Romano 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI UDANG WINDU DAN UDANG VANNAMEI SECARA INTENSIVE DI DESA BEURAWANG KECAMATAN JEUMPA KABUPATEN BIREUEN

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut Indonesia mempunyai lebih dari pulau dan dikelilingi garis

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

EFISIENSI PEMASARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI DESA KANDANGSEMANGKON KECAMATAN PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Karper (Cyprinus Carpio) di Kelompok Sari Nadi, Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

Maspari Journal, 2013, 5 (2),

Fattening of Soft Shell Crab With Different Food

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TANI TERUNG DI DESA TULUNGSARI KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA. Intisari

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya hutan bakau yang membentang luas di

ANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA. Muhammad Firdaus Dosen STIE Mandala Jember

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

ANALISIS USAHATANI PISANG AYAM DI DESA AWE GEUTAH PAYA KECAMATAN PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BUDIDAYA TAMBAK BANDENG DI UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TESIS

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS LOUR) PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut Indonesia dikelilingi garis pantai sepanjang km yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TATANIAGA GABAH/BERAS DARI KENAGARIAN CUPAK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK SKRIPSI. Oleh : Prima Sari Esti Eysa

KARYA ILMIAH BISNIS DAN BUDIDAYA KEPITING SOKA. Di susun oleh : NAMA :FANNY PRASTIKA A. NIM : KELAS : S1-SI-09

Ujong Blang village Banda Sakti district of Lhokseumawe

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Gurami dan Ikan Patin Di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

ABSTRAK. Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan Balik Diwa Makassar

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

KAJIAN USAHA KEPITING LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN WADAH BAMBU DI KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN Indra Cahyono 1 dan Sri Mulyani 2 ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI UDANG WINDU ORGANIK DAN NONORGANIK (STUDI KASUS: BATANG KILAT KOTA MEDAN PROPINSI SUMATERA UTARA)

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BALADO UCI DIKOTA PADANG. Oleh: MIKE YOLANDA

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

BAB I PENDAHULUAN. sistem desentralisasi bertujuan untuk meningkatkan kemandirian daerah. Salah

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

I. PENDAHULUAN. diakibatkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah munculnya penyakit yang

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT (EUCHEUMA CATTONI) KECAMATAN MANDALLE KABUPATEN PANGKEP

KEUNTUNGAN RELATIF PRODUK USAHATANI KELAPA TUA DI KECAMATAN AMARASI

ANALISIS PEMASARAN DAGING KAMBING DI PASAR BERSEHATI DAN PASAR PINASUNGKULAN KOTA MANADO

S K R I P S I REZKI ASHARI L

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

PEMBERDAYAAN PEMBUDIDAYA IKAN DAN UDANG TAMBAK, DESA KENDALKEMLAGI, KECAMATAN KARANGGENENG, KABUPATEN LAMONGAN, PROPINSI JAWA TIMUR

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

DAFTAR PUSTAKA. Alkadri, Muchdie. Suhandojo. Tiga Pilar Pembangunan Wilayah. Penerbit BPPT. Jakarta.

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

Paprika dengan nama latin Capsicum Annuum var Grossum ini termasuk. Pertanian, 2003). Adapun jenis-jenis paprika ada banyak, antara lain wonder bell,

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

I. PENDAHULUAN. dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK UDANG

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, P Daya Saing Daerah. BPFE. Yogyakarta.

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

STRATEGI DIVERSIFIKASI PRODUK TERHADAP TINGKAT OMZET PENJUALAN Studi Kasus pada PT. Surya Pelita Pratama

Transkripsi:

ANALISIS USAHA AGRIBISNIS PEMBUDIDAYAAN KEPITING CANGKANG LUNAK DI SULAWESI SELATAN Agribusiness Analysis of Soft Shell Crab cultivation in South Sulawesi Hasri, Natsir Nessa dan Muhammad Arsyad ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) tingkat produksi usaha budidaya kepiting cangkang lunak, (2) tingkat keuntungan yang didapat pada budidaya kepiting cangkang lunak, dan (3) tingkat kelayakan investasi pada budidaya kepiting cangkang lunak, Penelitian ini dilaksanakan di 3 Kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Bone, Kabupaten Wajo dan Kabupaten Barru. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah survei dan wawancara dengan responden yang berjumlah 1 orang tiap kabupaten. Data dianalisis deskriptif berupa tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat produksi kepiting cangkang lunak mengalami peningkatan tiap tahunnya dan perhitungan R/C ratio tiap tahun di 3 kabupaten >1 artinya usaha tersebut layak, prospek pemasaran sangat menjanjikan sehingga usaha tersebut perlu dikembangkan. ABSTRACT This study aims to find out (1) the level of production cultivation of soft shell crabs, (2) the level of profits earned on the cultivation of soft shell crab, (3) the feasibility of investment in the cultivation of soft shell crab, and (4) the prospects for marketing the crab shells software. The research was conducted in 3 regencies in South Sulawesi, namely Bone Regency, Regency Wajo and Barru. Data collection methods used in this study were surveys and interviews with respondents 1 person per country. Data were analyzed descriptively in the form of tables. The results showed that the level of production for soft shell crabs very high but the ability to offer a little, the profit rate increased each year and the calculation of R / C ratio in 3 districts each year > 1 means the business is viable, the prospects are very promising so marketing efforts these need to be developed. Pendahuluan Permintaan konsumen akan kepiting khususnya kepiting cangkang lunak yang meningkat terutama dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya dalam melayani permintaan hotel dan restoran maupun sebagai komoditas ekspor. Menyikapi hal tersebut Dinas Perikanan dan 1

Kelautan Propinsi Sulawesi Selatan telah melakukan kajian tentang budidaya kepiting bakau di tiga sentra produksi kepiting di Sulawesi Selatan yaitu : Kabupaten Bone, Kabupaten Wajo dan Kabupaten Sinjai. Hasil kajian tersebut cukup menjanjikan peningkatan pendapatan petani melalui budidaya kepiting bakau dalam bentuk komoditas kepiting cangkang lunak (soft shell crab). Berdasarkan uraian singkat sebagaimana dikemukakan diatas, maka dilakukan penelitian tentang pengembangan produk kepiting cangkang lunak yang merupakan suatu sistem agribisnis yang terpadu mulai dari usaha pembudidayaan/pemeliharaan pasca panen distribusi/ pemasaran. Metode Analisis Melihat Produksi Kepiting cangkang Lunak dari Tingkat Permintaan dan Penawaran Kepiting Cangkang Lunak. Tingkat permintaan dan penawaran kepiting cangkang lunak akan kami gambarkan secara deskriptif sesuai dengan kondisi yang didapat pada waktu penelitian berlangsung di 3 Kabupaten dengan melihat aspek produksi dan aspek peluang pasar. 2.Tingkat Keuntungan dalam Pembudidayaan Kepiting Cangkang Lunak. Keuntungan pada suatu usaha dapat dilihat dengan menggunakan perhitungan analisa usaha membutuhkan berbagai pembiayaan yang digunakan dalam hal pemeliharaan meliputi biaya tetap dan biaya variabel, dari hasil perhitungan tersebut maka akan dilihat pendapatan suatu petani. Namun sebelum menghitung analisa usaha maka diharuskan terlebih dahulu menghitung nilai penyusutan dari biaya tetap dengan menggunakan metode garis lurus dengan rumus sebagai berikut (Suratiyah,2002); Nilai Lama Nilai Sisa Nilai Penyusutan Umur Ekonomis 3. Tingkat Kelayakan Investasi Dalam Pembudidayaan Kepiting Cangkang Lunak Untuk melihat layak tidaknya suatu usaha maka kita melihat kelayakan dengan menggunakan rumus R/C ratio dengan rumus: Total penerimaan Investasi Untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh pemilik usaha, apakah cara pembudidayaan yang dilakukan dapat menguntungkan atau tidak dengan kriteria : Jika: R/C Ratio > 1 = menguntungkan R/C Ratio < 1 = tidak menguntungkan 1 = impas 2

Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sebelum Proklamasi RI, Sulawesi Selatan, terdiri atas sejumlah wilayah kerajaan yang berdiri sendiri dan didiami empat etnis yaitu ; Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Ada tiga kerajaan besar yang berpengaruh luas yaitu Luwu, Gowa dan Bone, yang pada abad ke XVI dan XVII mencapai kejayaannya dan telah melakukan hubungan dagang serta persahabatan dengan bangsa Eropa, India, Cina, Melayu dan Arab. Setelah kemerdekaan, dikeluarkan UU Nomor 21 Tahun 1950 dimana Sulawesi Selatan menjadi propinsi Administratif Sulawesi dan selanjutnya pada tahun 1960 menjadi daerah otonom Sulawesi Selatan dan Tenggara berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1960. Pemisahan Sulawesi Selatan dari daerah otonom Sulawesi Selatan dan Tenggara ditetapkan dengan UU Nomor 13 Tahun 1964, sehingga menjadi daerah otonom Sulawesi Selatan. Sebelum Proklamasi RI, Sulawesi Selatan, terdiri atas sejumlah wilayah kerajaan yang berdiri sendiri dan didiami empat etnis yaitu ; Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Ada tiga kerajaan besar yang berpengaruh luas yaitu Luwu, Gowa dan Bone, yang pada abad ke XVI dan XVII mencapai kejayaannya dan telah melakukan hubungan dagang serta persahabatan dengan bangsa Eropa, India, Cina, Melayu dan Arab. Setelah kemerdekaan, dikeluarkan UU Nomor 21 Tahun 1950 dimana Sulawesi Selatan menjadi propinsi Administratif Sulawesi dan selanjutnya pada tahun 1960 menjadi daerah otonom Sulawesi Selatan dan Tenggara berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1960. Pemisahan Sulawesi Selatan dari daerah otonom Sulawesi Selatan dan Tenggara ditetapkan dengan UU Nomor 13 Tahun 1964, sehingga menjadi daerah otonom Sulawesi Selatan. Hasil Dan Pembahasan a. Tingkat Produksi Kepiting Cangkang Lunak Upaya pengembangan agribisnis pada pembudidayaan kepiting cangkang lunak di Sulawesi Selatan bisa berhasil dan memberikan manfaat terhadap tingkat pendapatan petani jika didukung oleh kebijakan pemerintah yang kompherensif. Untuk pengembangan yang lebih optimal maka pembudidayaan kepiting cangkang lunak ini dapat kita lihat dari beberapa aspek yaitu aspek Produksi dan peluang pasar. b. Perhitungan Analisa Usaha Kepiting Cangkang Lunak 1. Perhitungan Analisa Usaha Kabupaten Bone Dari hasil perhitungan, disimpulkan bahwa jumlah produksi sebesar 210 kg didapat dari total produksi yang berkisar 300 kg dimana jumlah 210 kg didapat dari tingkat SR (Survival Rate) yang bernilai 70% dimana untuk 3

produksi kepiting cangkang lunak untuk SR 70% masih dapat dikatakan bahwa tingkat kelangsungan hidupnya tergolong rendah dari standar SR antara 75% - 85%. Adapun harga jual/kg hanya mencapai Rp.45.000 sehingga dari total produksi sebesar 210 kg dengan harga jual Rp.45.000 sehingga total pendapatan didapat Rp.9.450.000,-/siklus dimana dalam 1 siklus itu berkisar 15 30 hari sehingga total pendapatan selama 1 tahun berkisar Rp.9.450.000 x 6 siklus/tahun didapat nilai pendapatan total sebesar Rp.56.700.000,-. Untuk melihat keuntungan bersih yang diperoleh petani maka total pendapat yang didapat dapat dikurangkan dengan biaya pengurangan (biaya investasi + biaya operasional) maka didapat Rp, 56.700.000 Rp.35.020.000 maka didapat keuntungan sebesar Rp.21.000.000. 2. Perhitungan Analisis Usaha Kabupaten Wajo Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa Jumlah produksi sebesar 140 kg didapat dari total produksi yang berkisar 200 kg dimana jumlah 140 kg didapat dari tingkat SR (Survival Rate) yang hanya 70% Adapun harga jual/kg untuk kabupaten wajo pada tahun 2008 sebesar Rp.50.000 sehingga dari total produksi sebesar 120 kg dengan harga jual Rp.50.000 sehingga total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.7.000.000,-/siklus dimana dalam 1 siklus itu berkisar 15 30 hari sehingga total pendapatan selama 1 tahun berkisar Rp.7.000.000,- x 6 siklus/tahun didapat nilai pendapatan total sebesar Rp 42.000.000,-. Untuk melihat keuntungan bersih yang diperoleh petani maka total pendapatan yang didapat dapat dikurangkan dengan biaya yang dikeluarkan (biaya investasi + biaya operasional) maka didapat Rp, 42.000.000 Rp.35.920.000 maka didapat keuntungan sebesar Rp.6.080.000,- 3. Perhitungan Analisa Usaha Di Kabupaten Barru Usaha pembudidayaan kepiting cangkang lunak di Kabupaten Barru yang merupakan suatu perusahaan mampu memperoleh keuntungan sebesar Rp.101.250.000 per bulannya, hal tersebut disebabkan karena jumlah penebaran mencapai 3 ton atau berkisar 3000 kg sehingga tingkat produksi yang dapat diperoleh setiap hari berkisar 100-200 kg atau kisaran 2 ton/bulan dengan harga jual sebesar Rp.45.000 total keuntungan yang bisa didapat selama 1 tahun sebesar 2250 kg x Rp.45.000,- maka didapat pendapatan kotor sebesar Rp.101.250.000, untuk Kabupaten Barru kami melakukan perhitungan setiap bulan karena kemampuan perusahaan melakukan panen tiap hari sehingga memungkinkan pendapatan dihitung/bulan. Kemampuan memperoleh keuntungan per bulan disebabkan karena jumlah lahan yang di pakai seluas 2,5 ha dengan kapasitas bibit 66.000 sehingga perusahaan tersebut mampu panen sebanyak 100 kg 200 kg per hari sehingga sebulannya perusahaan bisa panen sekitar 2 ton. 4

c. Perhitungan R/C Ratio Analisis R/C Ratio merupakan alat analisis untuk melihat keuntungan relative suatu usaha. Suatu usaha dibilang layak apabila nilai R/C lebih besar dari 1. (R/C > 1). a. Perhitungan R/C ratio Untuk Kabupaten Bone Perhitungan R/C ratio tahun 2006 R/C ratio = Rp.56.700.000,- Rp.35.020.000,- = 1,61 lunak dinyatakan layak karena nilai R/C lebih dari 1, yaitu 1,61 nilai R/C sebesar 1,61 berarti setiap biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun 2006 sebesar Rp.1000,- maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1.610,- Perhitungan R/C Ratio untuk Kabupaten Bone Tahun 2007 Rp.60.750.000,- Rp. 35.020.000,- = 1,73 lunak dinyatakan layak karena nilai R/C lebih dari 1, yaitu 1,73 nilai R/C sebesar 1,73 berarti setiap biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun 2007 sebesar Rp.1000,- maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1.730,- Perhitungan R/C ratio untuk Kabupaten Bone tahun 2008 Rp.67.500.000,- Rp.48.220.000,- = 1,39 lunak dinyatakan layak karena nilai R/C lebih dari 1, yaitu 1,39 nilai R/C sebesar 1,39 berarti setiap biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun 2008 sebesar Rp.1000,- maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1.390,- Perhitungan R/C ratio untuk Kabupaten Bone tahun 2009 Rp. 84.150.000,- Rp. 51.020.000,- = 1,64 5

lunak dinyatakan layak karena nilai R/C lebih dari 1, yaitu 1,64 nilai R/C sebesar 1,64 berarti setiap biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun 2009 sebesar Rp.1000,- maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1.640,- Perhitungan R/C ratio untuk Kabupaten Bone tahun 2010 Rp.84.150.000,- Rp.59.020.000,- = 1,42 lunak dinyatakan layak karena nilai R/C lebih dari 1, yaitu 1,42, nilai R/C sebesar 1,42 berarti setiap biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun 2010 sebesar Rp.1000,- maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1.420,- b. Perhitungan R/C ratio Untuk Kabupaten Wajo Perhitungan R/C Ratio tahun 2008 Rp.42.000.000,- Rp.34.936.667,- = 1,20 lunak dinyatakan layak karena nilai R/C lebih dari 1, yaitu 1,20, nilai R/C sebesar 1,20 berarti setiap biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun 2008 sebesar Rp.1000,- maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1.200,- Perhitungan R/C Ratio tahun 2009 Rp.56.100.000 R/C ratio = Rp. 39.820.820 = 1,40 lunak dinyatakan layak karena nilai R/C lebih dari 1, yaitu 1,40 nilai R/C sebesar 1,40 berarti setiap biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun 2009 sebesar Rp.1000,- maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1,400,- Perhitungan R/C ratio tahun 2010 Rp.59.400.000,- R/C ratio = Rp. 44.620.000,- = 1,33 6

lunak dinyatakan layak karena nilai R/C lebih dari 1, yaitu 1,33 nilai R/C sebesar 1,33 berarti setiap biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun 2010 sebesar Rp.1000,- maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1.330,- c. Perhitungan R/C ratio Untuk Kabupaten Barru Perhitungan R/C Ratio tahun 2010 Rp.1.215.000.000,- Rp. 432.820.000 = 2,80 lunak dinyatakan layak karena nilai R/C lebih dari 1, yaitu 2,80 nilai R/C sebesar 2,80 berarti setiap biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun 2010 sebesar Rp.1000,- maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.2.800,- Dari semua hasil perhitungan R/C ratio setiap tahun di Kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo didapatkan R/C ratio lebih dari 1 (R/C > 1) bahkan untuk Perusahaan di Kabupaten Barru didapat R/C ratio lebih dari 2 (R/C >2) hal ini menunjukkan bahwa usaha pembudidayaan kepiting cangkang lunak baik skala kecil maupun skala perusahaan layak untuk di usahakan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tingkat produksi kepiting cangkang lunak untuk Kabupaten Bone, berkisar 210 kg 255 kgtiap tahunnya, Tingkat produksi Kabupaten wajo berkisar 140/kg 180 kg/siklusnya tiap tahun sedangkan untuk Kabupaten Barru tingkat produksinya mencapai 100 kg 200 kg/hari 2. Perhitungan Analisa Usaha pada Kabupaten Bone, Kabupaten Wajo dan Kabupaten Barru menunjukkan Peningkatan pendapatan dimana pendapatan untuk Kab.Bone berkisar antara Rp.9.450.000 Rp. 14.025.000/siklusnya, Kabupaten Wajo berkisar antara Rp.7.000.000 Rp.9.900.000/siklusnya sedangkan untuk Kabupaten Barru dalam 1 periode sebesar Rp.101.250.000. Hal tersebut bisa dikatakan bahwa pembudidayaan kepitng cangkang lunak menguntungkan untuk di budidayakan. 3. Usaha budidaya kepiting cangkang lunak di 3 Kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu kabupaten Bone, Kabupaten Wajo dan Kabupaten Barru.dinyatakan layak dalam berusaha karna nilai R/C Ratio melebihi dari 1 (R/C > 1). Jangka waktu pengembalian 7

investasi usaha pembudidayaan kepiting cangkang lunak dapat tertutupi pada masa memasuki tahun ke dua 4. Peluang pasar usaha pembudidayaan kepiting cangkang lunak dilihat dari aspek bauran pemasaran mempunyai prospek bagi cadangan devisa negara SARAN 1. Luas lahan untuk budidaya kepiting cangkang lunak masih perlu di tingkatkan guna meningkatkan hasil produksi yang dapat menambah pendapatan petani 2. Perlu di usahakan adanya pembenihan untuk bibit kepiting seperti yang terjadi untuk komoditas perikanan seperti udang dan ikan bandeng. 3. Perlunya pengenalan produk kepiting cangkang lunak di tingkat pasar tradisional sehingga produk tersebut dapat di terima di semua kalangan. 4. Perlu adanya peranan pemerintah dalam hal pengembangan budidaya kepiting cangkang lunak dengan penyediaan permodalan dan melakukan pelatihan untuk petani tambak di setiap kabupaten yang mempunyai lahan potensi untuk budidaya kepiting cangkang lunak. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 1994. Teknik Pembenihan Kepiting Bakau (Scylla Serrata). Balai Budidaya Air Payau Jepara. Direktorat Jenderal Perikanan. Cook, M. L. and M.E. Bredahl. 1991. Agribisnis Competiviveness in The 1990 s : Discussion.American journal of agricultural Economics 73 (5). Cravens. 1996. Pemasaran Strategis. Edisi Keempat. Jilid I. Erlangga, Jakarta. Case Fair. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Edisi kedelapan. Jilid 1 Erlangga: Jakarta Downey,J.D, dan S.P.Erikson. 1992. Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta. Firdaus, M., 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta. Gittinger, P.J. 1986. Analisis Proyek-proyek Pertanian. UI Pres, Jakarta. Halim,A. 2003.Analisis Investasi.Penerbit Salemba empat.jakarta. Hanafiah dan Saefuddin. 1983. Tata Niaga Hasil Perikanan. UI Pres Jakarta, Jakarta. Iqbal Hasan, 2003. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Bumi Aksara. Jakarta Karim Y., 2008. Pelatihan Budidaya Kepiting Cangkang Lunak (Soft Shell Crab) Kaji Terap (ARE) Untuk Mata Pencaharian Alternatif. Makassar. 8

Keenan, C.V.,P.J. Davie and D.L.Mann. 1998. A Revision of the Genus Scylla, 1833 (Crustacea: Decapoda: Brancyura: Portunidae). The Raffles Bull of Zool., 46: 217-245. Kadarsan, W.H. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kotler, P. dan Amstrong. 1991. Manajemen Pemasaran. Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Control). PT. Prehalindo, Jakarta. Majalah Demersal, 2007; http://www.dkp.go.id. Diakses: 20 Agustus 2007) Millamena, O.M. and E.T. Quinito. 2000. Lipids and Essential Fatty Acids In The Nutrition of Penaues monodon Larvae, p.181. Anstract. In Y. Taki, J. H. Premavera and J. A. lobrera (Eds.), Proceedings of the International Conference on the Culture of Penaeid Prawn/Shrimp. SEAFDEC, Aquaculture Dept., Iloilo, Philippinnes. Muslim. S. 2000. Evaluasi Proyek Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. Nurdin, M dan Armando, R. 2010. Cara Cepat Panen Kepiting Soka dan Kepiting Telur. Penebar Swadaya, Jakarta Pasaribu, dkk. 1988. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Perikanan. Hasanuddin University Press, Makassar Parwinia, 2001. Evaluasi Kebijakan Perikanan Mengenai Pengembangan Agribisnis Terpadu. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Prawirosentono, S. 2000. Manajemen Operasi, Analisis dan Studi Kasus. Edisi Kedua. Bumi Aksara, Jakarta. Purnamaningrum, T.K.2000. Pengantar Ekonomi Mikro. LPFE Trisakti. Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT Teknik Pembedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Riana, D.F. Teori Pemasaran, Aspek Pasar dan Strategi Pemasaran Perusahaan Agribisnis. Bahan Ajar. Universitas Brawijaya. Raharjaputra, Hendra.S. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Salemba Empat: Jakarta. Sarangih, B. 1995. Pengembangan Agribisnis dalam Pengembangan Ekonomi Nasional Menghadapi Abad Ke-21.Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Ekonomi dan Sumberdaya. Fakultas Institut Pertanian Negeri Bogor. -----------,B 2001. Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian, Bogor Samuelson, Nordhaus. 2003. Ilmu Mikro Ekonomi. Edisi tujuh belas. PT. Media edukasi: Jakarta Sigit, S. 1998. Analisa Break Even (Ancangan Linier Secara Ringkas dan Praktis). Edisi Ketiga. BPFE Yogyakarta, Jakarta. Soekartawi.1993. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Universitas Indonesia Press,Jakarta. ---------------.1995. Analisis Usahatani. UI Pres, Jakarta. 9

---------------.2001a. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. ---------------.2001b. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta. Stanton, J.W. 1978. Fundamentals of Marketing. Fifth Edition, Kogakusha, Me Grawhill Book Company, Tokyo. Sutawi. 2002. Manajemen Agribisnis. Bayu Media, Malang. Suratiyah, K., 2002. Ilmu Usaha Tani. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta Sumarsan Thomas. 2011. Akuntansi Dasar dan Aplikasi dalam Bisnis. Jilid 1. Indeks: Jakarta. Syahza A, 2011. Kajian Sosial Ekonomi Usahatani Tanaman Pangan Dan Holtikultura Di kabupaten Pelalawan Propinsi Riau, Pangkalan Kerinci, Bapeda, Kabupaten Pelalawan. Umar,H.,2001. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. --------,H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 3 Revisi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 10