PENENTUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL PADA PEKERJA RADIASI DI RUANG PENYINARAN UNIT RADIOTERAPI RUMAH SAKIT DR.KARIADI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

PENGENDALIAN PERSONEL DI PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG TAHUN 2005

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

Paparan radiasi dari pekerja radiasi sejak tahun berdasarkan kriteria dan lama kerja

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

Widyanuklida, Vol. 14 No. 1, November 2014: ISSN

PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012

KAJIAN ASPEK KESELAMATAN DALAM PENANGANAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA BERLEBIH DI PRR

SKRIPSI UTARA M E D A N. Oleh. Universitas Sumatera Utara

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI

EVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

KOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA PEKERJA PPTN SERPONG BERDASARKAN ICRP 30 TERHADAP ICRP 68

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tindakan tertentu, maupun terapetik. Di antara prosedur-prosedur tersebut, ada

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

KAJIAN BESARNYA DOSIS YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI PADA PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

STUDI PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA PADA PEKERJA RADIASI DI KAWASAN BATAN YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

PENELITIAN DAN NUKLIR ABSTRAK PEKERJA BKTPB 1,27. msv. BEM. merupakan. tahun. ABSTRACTT. for radiation. carried out. on radiation.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

Dasar Proteksi Radiasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Volume 3 No. 1 April 2017 ISSN :

ANALISA TINGKAT KONTAMINASI DOSIS NUKLIR DAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sangat di pengaruhi oleh upaya pembangunan dan kondisi lingkungan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

PEMANTAUAN DOSIS PERORANGAN DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI - BATAN BANDUNG

KAJIAN DAMPAK PENERAPAN BSS-115 DI FASILITAS RADIOTERAPI DAN INDUSTRI DI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut.

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

ANALISIS DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI RADIOMETALURGI.

OPERASIONAL SISTEM PEMANTAUAN RADIASI SECARA REALTIME DI DAERAH KERJA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

PENGAWASAN PEMBUATAN DI PUSA T RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA

MONITORING DOSIS DAN KESEHATAN PEKERJA PPTN SERPONG TAHUN 2006

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. Congrat Roentgen tahun 1895 dan unsur Radium oleh Fierre dan Marie Curie, 3

PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU K3 DAN DOSIS RADIASI PEKERJA DI PUSAT TEKNOLOGI RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PTRR) BATAN SERPONG

FUNGSI PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PEMANTAUAN DOSIS INTERNA PEKERJA RADIASI DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR TAHUN 2009

ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK

GAMBARAN HITUNG JENIS LEKOSIT PADA RADIOGRAFER DI PERUSAHAAN X SURABAYA TAHUN 2012 Laily Hidayati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMAN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2011

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI

pelaksanaan program proteksi dan keselamatan sumber radioaktif yang berada di Batakan base PT. Halliburton Indonesia Balikpapan-Kalimantan Timur dapat

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

Analisis Dosis Keluaran Radiasi Dengan Sumber Cs-137 Pada Proses Kalibrasi Pendosimeter. Muhijrah 1,Wira Bahari Nurdin, Bannu Abdul

MAKALAH PROTEKSI RADIASI

ANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE

Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 Tentang : Keselamatan Dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion

PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

Kajian Soal Tertulis Sertifikasi Personel PPR Tahun 2015 Review of the Written Test Question for RPO Sertification Year of 2015

KAJIAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA MELEBIHI BATAS YANG DITENTUKAN.

KEDARURATAN NUKLIR DI INDONESIA DAN PENANGGULANGANNYA

Transkripsi:

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 16, No. 2, April 2013, hal 57 62 PENENTUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL PADA PEKERJA RADIASI DI RUANG PENYINARAN UNIT RADIOTERAPI RUMAH SAKIT DR.KARIADI SEMARANG Dewi Widyaningsih 1) dan Heri Sutanto 2) 1) Unit Radioterapi, Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang 2) Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang Korespondensi Penulis: herisutanto@undip.ac.id Abstract Application of nuclear technology is very usefull but it is very risk for human health and safety, therefore necessary to control of radiation for humans and the environment. For it has been done on the monitoring of external radiation dose to radiations workers in the examination room of radiotherapy unit Dr.Kariadi Semarang hospital. The study was conducted by measuring radiation dose rate of examianation room and operator s room using Surveymeter and monitoring external radiation dose of radiation workers using alarm personal dosimeter Rados. The results showed that the highest radiation dose rate is below the head source is equal to 20 μsv / h. External radiation dose in radiation workers every month on average 33.84 μsv, then for one year is estimated to be 0.406 msv. This value is within the allowable limit according to the dose limit value set by ICRP and BAPETEN which should not exceed 20 msv a year. Keywords: external radiation dose, dose limit value, radiation protection. Abstrak Pemanfaatan teknologi nuklir sangat berguna tapi juga sangat beresiko bagi kesehatan dan keselamatan manusia, maka perlu pengawasan radiasi bagi manusia dan lingkungan. Untuk itu telah dilakukan pemantauan dosis radiasi eksternal pada pekerja radiasi di ruang penyinaran unit radioterapi rumah sakit dr.kariadi Semarang. Penelitian dilakukan dengan mengukur laju dosis radiasi di ruang penyinaran dan ruang operator menggunakan surveymeter serta memantau dosis radiasi eksternal pekerja radiasi menggunakan dosimeter alarm personal Rados. Hasil penelitian menunjukan bahwa laju dosis radiasi tertinggi di bawah head source yaitu sebesar 20 µsv/jam. Dosis radiasi eksternal pada pekerja radiasi rata-rata setiap bulan 33,84 μsv, untuk satu tahun diperkirakan sebesar 0,406 msv. Nilai ini masih sesuai dengan Nilai Batas Dosis yang ditetapkan oleh ICRP dan BAPETEN yang tidak boleh melebihi 20 msv setahun. Kata kunci : dosis radiasi eksternal, Nilai Batas Dosis, proteksi radiasi. Pendahuluan Perkembangan teknologi nuklir yang menggunakan berbagai sumber radiasi semakin dirasakan manfaatnya dalam berbagai bidang, namun juga mengandung bahaya radiasi bagi manusia dan lingkungan, apabila dalam pelaksanaannya tidak mengikuti prosedur kerja radiasi yang telah ditentukan. Setiap pemanfaatan radiasi pengion harus diusahakan agar penerimaan dosis radiasi oleh pekerja radiasi selalu serendah mungkin sehingga nilai batas dosis (NBD) yang telah ditetapkan tidak terlampaui. Ketentuan tentang NBD yang diizinkan dimaksudkan untuk mengatur dengan lebih tegas nilai penyinaran dan dosis radiasi tertinggi yang masih diizinkan untuk diterima oleh pekerja radiasi dalam menjalankan pekerjaannya. 57

Dewi Widyaningsih dan Heri Sutanto Penentuan Dosis Radiasi... Untuk itu diperlukan suatu jaminan keselamatan dalam melakukan pekerjaan di bidang radiasi yang tertuang dalam suatu program pemantauan dosis radiasi eksternal pekerja radiasi, yang disusun sedemikian rupa sehingga mampu mendeteksi setiap kelalaian operasional sekecil apapun yang dapat mengarah kepada terjadinya kecelakaan radiasi yang dapat menyebabkan jumlah paparan radiasi berlebih terhadap pekerja radiasi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi adalah dengan mengontrol penerimaan dosis radiasi eksternal pekerja radiasi secara rutin. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol dosis radiasi eksternal yang diterima para pekerja radiasi tersebut, antara lain melalui pemantauan dosis radiasi dengan dosimeter perorangan, pemantauan radiasi daerah kerja dengan surveymeter, maupun pemetaan radiasi daerah kerja (Purwaningtyas, 2000). Tinjauan Pustaka Radiasi memiliki dua sifat yang khas, yaitu tidak dapat dirasakan secara langsung oleh panca indra manusia dan beberapa jenis radiasi dapat menembus berbagai jenis bahan. Pada saat melewati suatu bahan, radiasi pengion dapat mengalami proses ionisasi dan/atau proses eksitasi yang dapat menimbulkan efek foto listrik, hamburan Compton, juga efek produksi pasangan. (Zubaedah, 2006). Radiasi yang mengenai tubuh manusia dapat menimbulkan kerugian. Efek radiasi dapat terjadi karena paparan akut yaitu paparan yang terjadi karena dosis paparan berlebih tunggal yang besar dan paparan kronis yaitu paparan yang dapat terjadi karena dosis kecil yang terus menerus dikenakan secara menahun. (Hiswara, 2002). Berdasarkan jenis sel yang terkena paparan radiasi efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik yaitu efek radiasi yang dirasakan oleh keturunan dari individu terpapar radiasi danefek somatik yaitu efek radiasi yang dirasakan oleh individu terpapar radiasi itu sendiri. Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik ini sangat bervariasi sehingga dikenal efek segera yang secara klinik sudah dapat teramati dalam hitungan hari/minggu dan efek tertunda yang baru timbul setelah waktu tunda yang lama setelah terpapar radiasi.(wiryosimin, 1995). Ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek stokastik yaituefek radiasi yang munculnya tidak memerlukan dosis ambang yangartinya dosis radiasi serendah apapun mempunyai kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologi danefek deterministik yaitu efek radiasi yang timbul bila dosis yang diterima melebihi dosis ambang (threshold dose) dengan kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis yang diterima dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. (Zubaedah, 2006). Proteksi radiasi diperlukan untuk mencegah terjadinya efek deterministik dan mengurangi terjadinya efek stokastik serendah mungkin.faktor utama untuk melindungi seseorang dari paparan radiasi adalah dengansesingkat mungkin dan sejauh mungkin berada di sekitar sumber radiasi, serta memakai penahan radiasi, dengan pinsip proteksi radiasi yaitu justifikasi, optimasi dan limitas.penerimaan dosis radiasi pekerja radiasi dikendalikan dengan azaz limitasi dengan batasan Nilai Dosis yang ditetapkan 20mSv/tahun.( Rr. Djarwanti, 2012). Sementara paparan radiasi yang diterima oleh pekerja padiasi yang bekerja dengan sumber radiasi tidak melebihi 25 µsv/jam.(wahyuningsih, 2009). Pengawasan NBD dilakukan dengan : 1.Pemantauan Dosis Perorangan 58

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 16, No. 2, April 2013, hal 57 62 Pemantauan dosis perorangan dilakukan secara eksternal dan internal. Pemantauan eksternal dilakukan dengan menggunakan dosimeter perorangan dan pemantauan internal dilakukan secara in-vivo dan/atau in-vitro. 2.Pemantauan Paparan Radiasi Daerah Kerja Pemantauan paparan radiasi daerah kerja dilakukan untuk mencegah terlampauinya NBD, maka dilakukan pemantauan paparan radiasi daerah kerja, pengaturan waktu (lama) kerja dan pengaturan pekerja radiasi. 3.Pembatas dosis (Dose Constraint) Pembatas dosis untuk penerapan optimasi proteksi radiasi dan keselamatanradiasi, agar besar dosis yang diterima pekerja radiasi serendah mungkin sesuai dengan prinsip ALARA. (BATAN, 2009). Metode dan Tata Cara Penelitian Pertama menentukan titik-titik pengukuran pada daerah kerja yang berpotensi memberikan paparan radiasi eksternal sesuai ruang gerak pekerja seperti di bawahgantry, sisi meja pemeriksaan, pintu ruang penyinaran, dan ruang operator. Pengukuran laju dosis radiasi sumber radioaktif yang dimanfaatkan pada titiktitik pengukuran yang telah ditentukan dengan menggunakan surveymeter. Pemantauan dosis radiasi eksternal pekerja radiasi dilakukan setiap hari kerja efektif dengan menggunakan dosimeter alarm personal. Langkah-langkah kerja penelitian kami ditunjukan oleh diagram alir seperti pada gambar berikut ini : UKUR PAPARAN RADIASI PADA 4 TITIK DI DAERAH KERJA RADIASI CATAT HASIL PENGUKURAN PADA LEMBAR KERJA MULAI SIAPKAN ALAT UKUR RADIASI DAN LEMBAR KERJA PANTAU DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA RADIASI MELALUI DOSIMETER PERSONAL CATAT HASIL PENGUKURAN PADA LEMBAR KERJA AMBIL RATA-RATA DATA PANTAU DAN HITUNG HASIL PANTAU BULANAN UNTUK MENDAPATKAN HASIL TAHUNAN ANALISA DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN SELESAI Gambar 1. Diagram alir penelitian Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan hasil pengukuran dengan surveymeter pada titik-titik yang telah ditentukan diperoleh data-data laju dosis paparan radiasi seperti pada tabel 1 untuk pengukuran pada saat tidak ada tindakan penyinaran dan tabel 2 untuk pengukuran saat ada tindakan penyinaran. Faktor kalibrasi surveyeter yang digunakan adalah 1. Artinya laju dosis radiasi yang terukur sama dengan laju dosis radiasi yang sebenarnya. Tabel 1 Hasil pengukuran surveymeter di beberapa titik pengukuran pada saat tidak ada tindakan penyinaran rata- rata setiap minggu Laju Titik Pengukuran Dosis (µsv/jam) Bawah Head Source 20 Sisi Meja Pemeriksaan 1,62 Pintu Penyinaran 0 Ruang Operator 0 59

Dewi Widyaningsih dan Heri Sutanto Penentuan Dosis Radiasi... Pada tabel 1 tampak bahwa angka laju dosis paparan radiasi terbesar yang ditunjukkan oleh jarum surveymeter adalah di bawah head source yang merupakan wadah dari sumber radioaktif yang dimanfaatkan, yaitu 20 µsv/jam. Tabel 2 Hasil pengukuran surveymeter di beberapa titik pengukuran pada saat ada tindakan penyinaran Titik Laju Dosis Pengukuran (µsv/jam) Pintu 0,35 Penyinaran Ruang Operator 0,3 Pada tabel 2, tampak bahwa saat ada kegiatan penyinaran ada paparan radiasi di depan pintu penyinaran dan ruang operator sebesar 0,35 µsv/jam dan 0,3 µsv/jam. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pada kondisi apa pun, selama berada di wilayah kerja dengan zat radioaktif, pekerja radiasi beresiko terkena paparan radiasi eksternal yang bisa memberikan efek-efek biologi yang tidak diharapkan. Berdasarkan kenyataan itu maka dilakukan pencatatan dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi melalui dosimeter alarm personal Rados. Hasil pencatatan yang dilakukan selama tiga bulan tersebut disajikan dalam tabel 3, tabel 4 dan tabel 5 berikut ini. Tabel 3 Dosis radiasi eksternal yang terukur oleh dosimeter personal bulan Januari 2013 Tgl Waktu Kerja Dosis Terukur (jam,menit) (µsν) 2 9.15 1 3 10.45 1 4 9.30 1 7 10.50 1 8 10.45 2 9 9.20 1 10 9.30 1 11 9.15 1 14 10.45 1 15 11 1 16 11.20 1 17 11 2 18 10.30 2 21 11.05 2 22 10.20 1 23 11 2 25 10.50 2 26 4.45 0 28 9.30 2 29 9 2 30 9.50 2 31 10.10 2 Total 220.15 Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa selama bulan Januari total waktu kerja pekerja radiasi adalah 220 jam 15 menit, dosis radiasi eksternal yang terukur oleh dosimeter personal mencatat perubahan angka dari 252 µsv pada awal bulan dan 338 µsv pada akhir bulan, maka dosis radiasi eksternal yang terakumulasi 31 µsv. Dosis radiasi eksternal yang sebenarnya dapat diketahui dengan mengkalikan dosis radiasi terukur dengan faktor kalibrasi alat. Karena faktor kalibrasi dosimeter personal 1,08 maka dosis radiasi eksternal yang sebenarnya untuk bulan Januari adalah 33,48 µsv. 60

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 16, No. 2, April 2013, hal 57 62 Tabel 4 Dosis radiasi eksternal yang terukur oleh dosimeter personal bulan Pebruari 2013 Tgl WaktuKerja (jam,menit) Dosis Terukur (µsν) 1 9.15 1 4 10.30 2 5 10.25 1 6 10.30 1 7 11 2 8 10.30 1 11 10.30 2 12 10.30 1 13 12.40 3 14 11.55 2 15 11.40 1 18 12.20 3 19 11.30 1 20 11.30 2 21 11 2 22 10.45 2 25 11.40 2 26 12 1 27 11.30 1 28 11.05 2 Total 222.45 33 Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa selama bulan Pebruari total waktu kerja 222 jam 45 menit, tercatat perubahan angka pada dosimeter personal dari 339 µsν pada awal bulan dan 421 µsν pada akhir bulan, total 33 µsν. Dosis sebenarnya untuk bulan Pebruari 35,64 μsv. Tabel 5 Dosis radiasi eksternal yang terukur oleh dosimeter personal bulan Maret 2013 Tgl Waktu Kerja (jam,menit) Dosis Terukur (µsν) 1 10.30 2 4 10.50 1 5 11.15 1 6 11.50 1 7 12 1 8 11.10 2 11 10.55 1 13 10.45 2 14 11.20 2 15 10.40 1 18 10.30 2 19 11.05 2 20 11.45 2 21 11 2 22 10.20 2 25 10.30 1 26 10.30 2 27 10.30 2 28 10.10 1 Total 207.35 30 Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa selama bulan Maret total waktu kerja 207 jam 35 menit, dosis radiasi eksternal tercatat 422 µsν pada awal bulan dan 544 µsν pada akhir bulan, dengan total dosis radiasi yang terakumulasi 30 µsν.dosis sebenarnya pada bulan Maret adalah 32,4 µsv. 61

Dewi Widyaningsih dan Heri Sutanto Penentuan Dosis Radiasi... Selain itu dilakukan pula pengukuran khusus di ruang operator dan ruang penyinaran dengan meletakkan dosimeter personal di dekat meja kontrol pesawat teleterapi cobalt-60 Shinva dan pada meja perlengkapan dalam ruang penyinaran. Masing-masing pengukuran dilakukan selama dua hari (48 jam) pada saat ada tindakan penyinaran, dan dua hari pada saat tidak ada tindakan penyinaran, yaitu hari sabtu dan minggu. Hasilnya ada kenaikan nilai dosis radiasi terukur sekitar 0,01 msv (dari 2,36 msv menjadi 2,37 msv) saat ada tindakan penyinaran dan 0,007 msν (dari 0,426 msv menjadi 0,433 msv) saat tidak ada tindakan penyinaran di ruang operator. Sementara pada ruang penyinaran kenaikan dosis terukur yang terjadi cukup tinggi, yaitu sekitar 8,73 msv (dari 2,37 msv menjadi 11,1 msv) saat ada tindakan penyinaran dan 0,1 msv (dari 11,1 msv menjadi 11,2 msv) saat tidak ada tindakan penyinaran. Dosis radiasi yang sebenarnya dapat diketahui dengan mengkalikan dosis radiasi terukur dengan faktor kalibrasi alat yang digunakan, yaitu 1,08. Kesimpulan Laju dosis radiasi terbesar yaitu di bawah head soure/gantry sebesar 20 µsv/jam, 1. Paparan radiasi sumber radioaktif terukur baik saat ada tindakan maupun tidak, dengan laju dosis radiasi yang lebih besar pada saat ada tindakan. 2. Dosis radiasi eksternal pekerja radiasi rata-rata selama satu bulan adalah sebesar 33,84 µsv. 3. Pemantauan dosis radiasi eksternal pada pekerja radiasi selama satu tahun diprediksi sebesar 0,406 msv. 4. Dosis radiasi eksternal pekerja radiasi masih dalam batas aman. Daftar Pustaka BATAN, 2009, Pedoman Keselamatan dan Proteksi Radiasi Kawasan Nuklir Serpong Tangerang, BATAN, Jakarta. Hiswara, E., 2002, Pokok Pokok Dosimetri, Lokakarya Proteksi Radiasi, Pusat Standarisasi dan Penelitian Keselamatan Radiasi (PSPKR), BadanTenaga Nuklir Nasional, Jakarta. ICRP, 1990, Recommendation of the International Commission on Radiological Protection Publications 60, Pergamon Press, Oxford and New York, USA. Purwaningtyas, 2000, Evaluasi Penerimaan Dosis Paparan Radiasi Pekerja, di Bidang Akselerator, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju, BATAN, Yogyakarta. Rr. Djarwanti, R.P.S., Suhaedi, Nugroho, A.I. dan Barron B.P., 2012, Kajian Aspek Keselamatan dalam Penanganan Penerimaan Dosis Radiasi Eksterna Berlebih di PRR, Seminar Nasional VIII SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta 31 Oktober 2012, Yogyakarta. Wahyuningsih, S. dan Suliyanto, 2009, Evaluasi Paparan Radiasi Terhadap Dosis EksternaYang Diterima Pekerja Radiasi di IEBE Tahun 2008, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir. Wiryosimin, S., 1995, Mengenal Azas Proteksi Radiasi, FMIPA Institut Teknologi Bandung, Bandung. Zubaedah, 2006, Efek Radiasi Pada Sistem Biologi, Asian Nuclear Safety Network, Pendidikan dan Pelatihan BAPETEN-BATAN, Jakarta. 62