Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi 2010 2011 Oleh: Sheila Fera Phina 1 Abstrak Judul skripsi ini adalah Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer- Kecil, Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi 2010-2011. Pembahasan dalam skripsi ini difokuskan pada sikap kepedulian sosial yang terdapat di dalam puisi anak pada rubrik Peer-Kecil surat kabar Pikiran Rakyat Edisi 2010-2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan konsep teori struktural. Melalui konsep teori ini, pemaknaan puisi dilakukan dengan menganalisis struktur fisik dan batin yang kemudian difokuskan pada pemaknaan sikap kepedulian sosial yang terdapat dalam puisi anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa puisi karya anak memiliki kekhasan yang istimewa dalam kesederhanaan dan keterbatasan, terutama dalam unsur-unsur strukturnya. Sementara itu, sikap kepedulian sosial yang terdapat dalam puisi anak memperlihatkan adanya dua kategori sikap kepedulian sosial yang didasarkan pada intensitas perwujudannya, yaitu kepedulian sosial lapis abstrak dan lapis konkret. Abstract This undergraduate thesis entitled Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil, Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi 2010-2011. The discussion in this thesis focused on the attitudes of social concern in the poems of the rubric of Peer-Kecil in daily newspaper Pikiran Rakyat Edition of 2010-2011. This research used descriptive analysis method with the concept of structural theory. Through the concept of this theory, the meaning of the poem is done by analyzing the physical and mental structure which is focused on the meaning of social caring attitude found in children poems. These results indicate that children poems have characteristics through its simplicity and limitations, especially in the elements of its structure. Meanwhile, the attitude of social concerns contained in the poems showed two categories of social caring attitude, that are abstract layers and concrete layers. Kata Kunci: Anak-anak, struktural, struktur fisik, struktur batin, pemaknaan, sikap kepedulian sosial. 1 Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Univ. Padjadjaran. Dosen Pembimbing: Nana Suryana, M.Hum & Baban Banita, M.Hum. 1
I. Pendahuluan Karya sastra dalam kehidupan manusia adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia itu sendiri. Keduanya memiliki hubungan yang saling membangun. Manusia menciptakan ruang bagi karya sastra untuk hidup dan begitu pun karya sastra memberikan ruang bagi manusia untuk terus bereksistensi, mengontrol, dan mengembangkan kehidupan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Wellek (1989: 110) bahwa Sastra mencerminkan dan mengekspresikan kehidupan. Adapun menurut Nurgiyantoro (2005: 2) bahwa Sastra berbicara tentang hidup dan kehidupan, tentang berbagai persoalan hidup manusia, tentang kehidupan di sekitar manusia, tentang kehidupan pada umumnya, yang semuanya diungkapkan dengan cara dan bahasa yang khas. Eksistensi karya sastra dalam kehidupan manusia berlaku pada setiap periode (usia). Anak-anak, remaja, dan dewasa, seluruhnya bersama-sama berada pada garis pembangunan penciptaan karya sastra. Namun, dalam hal ini karya sastra dalam konteks periode memiliki pembatas, meskipun tidak nyata keberadaannya. Pada intinya, setiap periode memiliki kekhasan yang menjadi pembeda di antaranya, dan hal tersebutlah yang menjadi pembatas karya sastra beda periode. Sejalan dengan hal tersebut, Nurgiyantoro (2005: 6) menyatakan bahwa Buku bacaan untuk dewasa tidak begitu saja dapat diberikan dan dikonsumsikan kepada anak karena adanya berbagai kendala keterbatasan, baik yang menyangkut isi kandungan maupun unsur kebahasaan. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya karya sastra yang diproduksi oleh pengarang usia dewasa dengan sasaran pembaca dewasa dan remaja merupakan karya sastra yang paling mendominasi khazanah sastra Indonesia, sedangkan karya sastra dengan sasaran pembaca anak (sastra anak) hanya menjadi bagian kecil, terutama karya yang memang diciptakan langsung oleh anak. Padahal, bertolak dari hal tersebut, harus diakui bahwa karya yang diciptakan oleh anak juga memiliki tempat dalam dunia sastra. 2
Definisi sastra anak menurut Nurgiyantoro (2005: 8) adalah Buku-buku bacaan yang isi kandungannya sesuai dengan minat dan dunia anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak, dan buku-buku yang karenanya dapat memuaskan anak. Keberadaan sastra anak dalam khazanah sastra tidak dapat dianggap sepele karena bagaimanapun ia memiliki tempat dalam dunia sastra dan otomatis merupakan bagian dari dunia sastra itu sendiri. Karya sastra anak yang diciptakan oleh anak adalah kekayaan yang patut diistemewakan dalam khazanah sastra. Ia memiliki kejujuran imajinasi dan sudut pandang yang murni berdasarkan dunia mereka sendiri, dunia yang mereka kuasai sepenuhnya, yaitu dunia anak-anak. Berbeda dengan karya sastra yang ditujukan kepada anak, tetapi diciptakan oleh orang dewasa. Karya tersebut tidak lebih hanya sekadar imajinasi imitasi yang berusaha memasuki dunia anak, yang bukan dunianya. Sarumpaet (dalam Trimansyah, 1999: 22) mengungkapkan bahwa keunikan dunia anak memunculkan kekhasan cerita anak. Anak-anak memiliki dunia tersendiri dari dunia dan alam kehidupan orang dewasa. Perlu disadari bahwa keberadaan sastra anak memberikan manfaat bagi banyak pihak, yaitu orang tua, masyarakat, dan juga anak itu sendiri. Sastra anak, khususnya yang diciptakan oleh anak, mampu menunjukkan sudut pandang yang berbeda dari suatu masalah dan kebenaran yang naif, serta sekaligus mampu mengembangkan kerangka berfikir kritis bagi anak-anak. Selain itu, sastra anak juga dapat membantu memberi peran yang positif bagi perkembangan kognitif dan sosial anak-anak. Berdasarkan pada jenis karya sastra, puisi adalah media yang paling memadai untuk menjadi objek penelitian dalam kasus ini karena puisi merupakan media yang singkat dan padat, yang sesuai dengan keterbatasan daya cipta anak. Selain itu, puisi sering menjadi media yang paling jujur untuk menjadi tempat ungkapan hati sehingga hal-hal tersebut akan mempermudah untuk mengungkapkan hal-hal apa saja yang terdapat dalam lingkup sosial anak, langsung dari pemikiran mereka sendiri. Sarumpaet (2010: 26) mengungkapkan bahwa puisi sangat dekat, diperlukan, dan bahkan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan anak-anak. 3
Puisi sebagai salah satu bagian dari karya sastra memiliki hakikat merefleksikan kehidupan sehingga dari hal tersebut pembaca akan mendapat gambaran hidup atau potret sosial. Dalam potret sosial tersebutlah akhirnya dapat dilihat lebih dalam perihal perkembangan kognitif dan sosial anak-anak, dan untuk melihat perkembangan tersebut, maka kedudukan anak-anak dikaitkan dengan konteks makhluk sosial, yang di dalamnya anak-anak juga merupakan bagian dari makhluk sosial. Anak-anak sebagai makhluk sosial sama halnya dengan kalangan remaja ataupun dewasa, yaitu memiliki ciri berinteraksi dengan sesamanya. Salah satu tindak interaksi dengan sesama di antaranya dapat dilihat dari sikap kepedulian sosial. Berdasarkan KBBI (2008), Kepedulian adalah perihal sangat peduli, sikap mengindahkan (memprihatinkan), sedangkan Sosial adalah (1) berkenaan dengan masyarakat; (2) suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong atau menderma). Kemudian, secara keseluruhan kepedulian sosial dalam KBBI (2008) memiliki arti Sikap mengindahkan (memprihatinkan) sesuatu yang terjadi dalam masyarakat. Sikap kepedulian sosial dalam hal ini merupakan salah satu aspek di antara keragaman aspek lain dalam kehidupan manusia yang memunyai kekuatan untuk menunjukkan tindak interaksi manusia (anak-anak) dan untuk menunjukkan pola pikir dan cara bersikap anak-anak. Di samping itu, kepedulian sosial juga memiliki potensi untuk menunjukkan kepekaan sosial anak-anak sehingga aspek ini menjadi hal yang paling representatif untuk dijadikan alternatif analisis perkembangan kognitif dan sosialnya, khususnya dalam konteks ini adalah sikap kepedulian sosial. Puisi anak yang dipilih sebagai objek penelitian dalam kasus ini adalah puisi anak yang ditulis oleh anak-anak pada surat kabar Pikiran Rakyat, rubrik Peer-Kecil edisi 2010-2011. Pemilihan objek ini didasarkan pada dua indikator, yaitu pertama, berdasarkan subjek penciptanya yakni anak-anak, yang merupakan pengirim puisi atau sebagai pelaku utama dalam objek puisi anak, dan kedua, berdasarkan medianya, 4
yakni surat kabar sebagai salah satu media massa yang kategori pembacanya menyeluruh secara umum, khususnya kategori anak-anak. Selain itu, surat kabar merupakan media massa yang aktual dan memiliki kala rutin penerbitan, yaitu setiap seminggu sekali (rubrik anak: Peer-kecil) sehingga penulis dapat meneliti aspek kepedulian sosial dalam puisi anak dari kacamata anak secara umum dan menyeluruh, serta dapat melihat perkembangan kepekaan anak terhadap lingkungan dan gejala sosial yang terjadi di sekitarnya secara aktual. II. Pembahasan 2.1 Struktur Fisik dan Struktur batin Perihal struktur dalam puisi anak, hasil analisis menunjukkan bahwa struktur puisi karya anak memiliki perbedaan yang mencolok dengan puisi karya dewasa dalam hal ciri fisik yang terimplisit maupun tereksplisit dalam struktur fisik. Adapun ciri fisik tersebut ditonjolkan oleh pengaplikasian unsur kebahasaan, seperti diksi, bahasa figuratif atau majas, dan citraan. Di samping itu, di luar unsur kebahasaan, bunyi juga turut menjadi bagian dari ciri khas puisi karya anak, khususnya dalam fokus permainan bunyi. Namun, dalam hal ini puisi anak karya anak tidak begitu mencolok dalam permainan bunyi seperti halnya puisi anak karya dewasa. Pada intinya, perbedaan di antara kedua puisi beda periode tersebut sesungguhnya terletak pada aspek pendayagunaan unsur-unsur fisik. Sebagaimana dalam puisi karya anak, pendayagunaan unsur-unsur tersebut terbilang sederhana dan masih terbatas dibandingkan puisi karya usia dewasa. Sementara itu, unsur-unsur batin mengikuti di sekeliling unsur fisik setelah sebelumnya tema menjadi dasar utama dalam proses kreatif penulisan puisi. 5
2.2 Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi 2010 2011 Kepedulian sosial dalam sampel puisi yang dianalisis penulis dibagi menjadi dua kategori, yaitu kepedulian sosial lapis konkret dan lapis abstrak. Sebagaimana, lapis konkret adalah sikap kepedulian sosial yang dapat dilihat secara langsung karena perwujudannya berupa tindakan nyata, seperti menolong subjek yang dipedulikan, sedangkan lapis abstrak adalah sikap kepedulian sosial yang tidak dapat dilihat secara langsung karena perwujudannya hanya berada dalam ranah batin pengarang dan merupakan sikap yang tidak mencapai tindakan nyata untuk menolong, melainkan hanya berupa sikap simpatik dan prihatin sehingga dapat disimpulkan lapis konkret adalah sikap kepedulian sosial yang memiliki intensitas lebih dalam dibandingkan lapis abstrak. Oleh karena itu, merujuk kepada hasil analisis, didapatkan simpulan bahwa kepedulian sosial dalam puisi anak memiliki dua jenis sikap kepedulian sosial yang didasarkan pada intensitas perwujudannya, yaitu lapis abstrak dan lapis konkret. Adapun, kepedulian sosial lapis abstrak terdapat dalam puisi Hutanku Tak Seindah Dulu, Ulat Bulu, Terima Kasih Petani, Pengemis Jalanan, dan TKW. Sementara itu, kepedulian sosial lapis konkret terdapat dalam puisi Desa Menjadi Kota, Ibu Kota Jawa Barat, Bencana Alam, Merdeka, dan Terorisme. III. Simpulan Karya sastra anak pada dasarnya berada dalam tataran yang sama dengan karya sastra dewasa. Pembeda di antara kedua karya sastra tersebut hanyalah terletak pada batasan usia yang imbasnya terlihat jelas dalam keterbatasan pengalaman dan wawasan. Adapun, batasan usia yang dimaksudkan tersebut mengacu pada pola pengungkapan dan sasaran pembaca. Namun, keterbatasan dalam karya sastra anak tersebut tidaklah menjadikan sastra anak menjadi terbatas karena masing-masing periode memiliki keistimewaan masing-masing. 6
Karya sastra anak memiliki peran penting dalam proses tumbuh-kembang psikologis anak-anak. Sebagaimana, karya sastra dapat merefleksikan kehidupan manusia secara umum maupun merefleksikan kehidupan pengarangnya secara khusus sehingga pelajaran tentang kehidupan dan bagaimana pengarang menyikapi kehidupan dapat tergambar di dalamnya. Begitupun dengan puisi sebagai salah satu genre karya sastra, puisi seringkali dijadikan sebuah media untuk mencurahkan isi hati, pikiran, dan ekspresi jiwa. Perihal psikologis dalam karya sastra anak tidaklah dapat diabaikan tanpa sorotan khusus, melainkan perlu dan penting untuk diperhatikan karena hal ini menyimpan rahasia tentang kejiwaan mereka. Bagaimana mereka melihat dunia, bagaimana eksistensi mereka sebagai makhluk individu, dan bagaimana pula eksisitensi mereka sebagai makhluk sosial, dan kepedulian sosial merupakan salah satu aspek yang mampu menunjukkan perkembangan kejiwaan mereka tersebut. Sebagaimana kepedulian sosial mampu memperlihatkan eksistensi anak-anak dengan lingkungan sosialnya, dan hal ini membuktikan bahwa anak-anak tidak hanya memikirkan dunia mereka sendiri dan sibuk dengan dunia permainannya saja, melainkan juga turut peduli terhadap lingkungan dan sesamanya. Daftar Pustaka Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University press. Sarumpaet, Riris K Toha. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Trimansyah, Bambang. 1999. Fenomena Intrinsik Cerita Anak Kontemporer. Bandung. Wellek, Renne dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. 7