BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Kasus yang menimpa Enron dan WorldCom menjadi salah satu contoh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuangan maupun nonkeuangan. Bank Indonesia menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya kasus manipulasi laporan keuangan pada perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BAB II PENGATURAN KOMISARIS INDEPENDEN DI DALAM HUKUM PERUSAHAAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi. Perusahaan selalu dihadapkan dengan kenyataan high risk bring about

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan atau yang

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Sering terjadinya kasus penyimpangan pada laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai sumber informasi bagi para investor untuk mengevaluasi, (disclosure) yang disajikan dalam laporan tahunan.

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dipercepatnya program AEC (Asean Economic Community) yang awal

BAB I PENDAHULUAN. pemakai informasi lainnya, maka risk management disclosure haruslah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan risiko perusahaan menjadi perhatian penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan sustainability report. Sustainability report mulai diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologimenyebabkan semakin tingginya persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu publik di luar lingkup

Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public)

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memberikan manfaat bagi stakeholdernya.stakeholder yang dimaksud

BAB 1 PENDAHULUAN. non keuangan yang detail dan memadai. kinerja dan operasional perusahaan yang sesungguhnya. Disclosure

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. depan dan mendapatkan pengembalian dalam jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan. Pengungkapan laporan keuangan yang berupa laporan tahunan (annual

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan risiko tersebut kepada pihak lain. terdiri dari pengungkapan kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang komunikasi dan internet. Perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan Standards Australia of the world s risk management standard, yaitu

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dari berbagai industri. Semua industri akan berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dapat dipercaya, relevan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian politik di Eropa dan kebijakan moneter USA, semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara global tingkat perkembangan perekonomian semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. transparan terutama pada perusahaan yang melakukan penawaran umum. Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh pihak-pihak. mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara akurat dan tepat waktu (Rachmawati, 2008). biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mis-management) dan

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) yaitu rentang waktu atau lamanya hari yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai kegiatan investasi serta memberikan fasilitas

2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian yang berhasil diraih perusahaan dalam setahun yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang ada di pasar modal. Peluang yang dimiliki perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB I. Pendahuluan. dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB V PENUTUP. Bursa Efek Indonesia periode , maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. perseorangan, perseroan terbatas (PT) dan firma. PT merupakan bentuk perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan. operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan, biasanya para penyedia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan Enron. Kasus Enron berdampak sangat luas terhadap. pihak mengalami kecemasan bahwa skandal-skandal tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap perusahaan dapat mengelola dan melaksanakan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak terjadinya kasus penyimpangan pada laporan keuangan perusahaan besar membuat kepercayaan para pengguna laporan keuangan, seperti investor, debitur, kreditor dan pihak lainnya berkurang atas keandalan dari laporan keuangan. Kasus yang menimpa Enron dan WorldCom menjadi salah satu contoh kasus penyimpangan yang terjadi dalam laporan keuangan. Kasus fraud pada laporan keuangan perusahaan tidak hanya menimpa perusahaan besar di luar negeri, di dalam negeri sendiri terdapat beberapa perusahaan yang tersangkut kasus kecurangan, salah satu yang terbesar adalah kasus fraud laporan keuangan di PT Kimia Farma Tbk. Selain itu juga, kasus manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh Bank Lippo dan Bank Century menambah deretan kasus fraud laporan keuangan. Amin Widjaja (dalam Rini dan Achmad, 2012) menjelaskan bahwa fraudulent financial reporting adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan tersebut. Tindakan kecurangan pada laporan keuangan tersebut terjadi di berbagai sektor usaha, salah satunya adalah sektor keuangan. Sektor keuangan memegang peranan yang relatif signifikan dalam memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara karena mereka menyediakan berbagai

2 instrumen keuangan bagi para nasabah dengan kualitas tinggi dan risiko rendah. Hal ini akan menambah investasi dan akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi. Tetapi penawaran risiko yang rendah kepada nasabah tidak meniadakan risiko yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Salah satu perusahaan sektor keuangan yang banyak menjadi sorotan masyarakat adalah perusahaan perbankan. Bank yang merupakan tempat masyarakat banyak melakukan transaksi keuangan, tidak lepas dari risiko-risiko dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Terdapat beberapa kasus yang melibatkan perusahaan perbankan akibat dari risiko yang mereka hadapi, diantaranya adalah kasus pada Bank Lippo dan Bank Century dimana kedua bank tersebut melakukan manipulasi laporan keuangan untuk memunculkan bahwa kinerja mereka tetap baik dan investor tetap menanamkan dananya pada perusahaan mereka. Perusahaan-perusahaan yang telah go public, seperti perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki kewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan mereka untuk dapat diketahui oleh masyarakat. Hal ini terkait dengan transparansi yang harus dipenuhi perusahaan dalam pelaporan keuangan mereka. Terdapat beberapa peraturan yang mengatur transparansi laporan keuangan perusahaan, salah satunya adalah peraturan yang mengatur transaparansi bagi perusahaan perbankan yang terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank. Peraturan tersebut berisi ketentuanketentuan yang harus dipenuhi oleh bank dalam menyusun laporan tahunan. Pada pasal 3 ayat (1) menjelaskan terkait cakupan informasi yang harus tercantum

3 dalam laporan tahunan bank. Terdapat tujuh poin yang diatur, salah satunya adalah poin yang mengharuskan bank untuk mengungkapkan jenis risiko dan potensi kerugian (risk exposure) yang dihadapi bank serta praktek manajemen risiko yang diterapkan bank. Manajemen risiko perusahaan atau yang juga dikenal dengan Enterprise Risk Management (ERM) adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. ERM dirancang untuk meningkatkan kemampuan dewan dan manajemen senior untuk mengawasi keseluruhan risiko portofolio yang dihadapi perusahaan (Beasley et al., 2006 dalam Meizaroh dan Jurica, 2011). ERM perlu diterapkan dalam menjalankan kegiatan usaha untuk mengetahui risiko yang mungkin terjadi dan juga sebagai tindakan preventif, mengingat bahwa hampir semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan mengandung risiko. Terdapat banyak risiko yang dihadapi oleh perusahaan, yaitu risiko keuangan, seperti risiko kredit dan risiko likuiditas, serta risiko non-keuangan, seperti risiko hukum dan risiko operasional. Pengungkapan risiko dimulai sejak tahun 1998 ketika Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) menerbitkan Financial Reporting of Risk-Proposals for A Statement of Business Risk yang menyarankan perusahaan untuk menyajikan pengungkapan mengenai risiko bisnisnya dalam laporan keuangan (Amran et al, 2009 dalam Djoko dan Aryane, 2011). Pengungkapan manajemen risiko penting karena membantu stakeholder dalam mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami profil risiko dan bagaimana

4 manajemen mengelola risiko. Pengungkapan ERM juga bermanfaat untuk memonitor risiko dan mendeteksi potensi masalah sehingga dapat melakukan tindakan lebih awal agar masalah tersebut tidak terjadi (Linsley dan Shrives, 2006 dalam Djoko dan Aryane, 2011). Meskipun pengungkapan ERM dalam laporan tahunan perusahaan merupakan hal yang penting, tetapi di Indonesia pengungkapan manajemen risiko ini masih termasuk pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), sehingga belum semua perusahaan mengungkapkan risiko yang mereka hadapi dalam laporan tahunan. Pada perusahaan sektor keuangan yang terdiri dari Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) hanya sektor perbankan yang sudah diatur kewajibannya untuk melakukan pengungkapan manajemen risiko, sedangkan sektor lainnya (asuransi, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, dan sub sektor lainnya) pengungkapannya masih bersifar sukarela. Meskipun masih bersifat sukarela, tetapi sudah cukup banyak perusahaan LKBB yang melakukan pengungkapan tersebut dalam laporan tahunan mereka. Penelitian mengenai pengungkapan manajemen risiko dan faktor-faktor yang mempengaruhinya telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Meizaroh dan Jurica (2011) yang meneliti faktor-faktor komisaris independen, ukuran dewan komisaris, keberadaan risk management committee, reputasi auditor, dan konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan enterprise risk management memberikan hasil bahwa komisaris independen dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap

5 pengungkapan ERM, sedangkan risk management committee, reputasi auditor, dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap ERM. Djoko dan Aryane (2011) juga melakukan penelitian pengaruh faktor ukuran dewan komisaris, jumlah rapat dewan komisaris, komposisi komisaris independen, komposisi komite audit independen, jumlah rapat komite audit, leverage, dan profitabilitas memberikan hasil bahwa ukuran dewan komisaris, jumlah rapat dewan komisaris, komposisi komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan risiko finansial, sedangkan komposisi komisaris independen, komposisi komite audit independen, leverage, dan profitabilitas tidak berpengaruh. Penelitian juga dilakukan Anita dan Herry (2012) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan informasi sukarela laporan tahunan dan memperoleh hasil ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan informasi sukarela, sedangkan leverage dan likuiditas berpengaruh negatif terhadap luas pengungkapan informasi sukarela. Sedangkan faktor-faktor lain, yaitu umur perusahaan, ownership dispersion, net profit margin, return on equity, dan proporsi dewan komisaris independen tidak terlalu dipertimbangkan manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan untuk melakukan pengungkapan informasi sukarela. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Simanjuntak dan Lusy (2004) yang menyatakan bahwa secara bersama-sama variabel independen seperti leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Selain itu, Luciana dan Ikka (2007) meneliti pengaruh karakteristik perusahaan yang terdiri dari ukuran

6 perusahaan, rasio leverage, rasio likuiditas, net profit margin, dan status perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan yang memberi hasil bahwa faktor rasio likuiditas, ukuran perusahaan, dan status perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan faktor lainnya tidak berpengaruh. Perbedaan hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, akan dicoba diuji kembali pada penelitian ini khususnya pada perusahaan sektor keuangan. Faktor-faktor yang akan diteliti adalah ukuran dewan komisaris, ukuran komisaris independen, ukuran perusahaan, ukuran komite audit independen, profitabilitas, leverage, likuiditas, struktur kepemilikan publik, status perusahaan, dan umur perusahaan. Pengujian faktor-faktor tersebut akan dilakukan pada perusahaan sektor keuangan yang listing di BEI. Pemilihan sektor keuangan sebagai subjek penelitian ini karena belum banyak penelitian mengenai manajemen risiko yang dilakukan pada sektor ini. Selain itu, pemilihan sektor ini juga dikarenakan perusahaan-perusahaan pada sektor keuangan kini sudah mulai banyak bermunculan dan dilirik oleh masyarakat karena perusahaan-perusahaan tersebut menjadi salah satu faktor pendorong perekonomian di Indonesia yang cukup besar. Sedangkan pemilihan BEI sebagai sarana pengumpulan informasi bagi penelitian ini karena perusahaan yang telah terdaftar di BEI merupakan perusahaan yang terpercaya karena telah memenuhi berbagai persyaratan yang diajukan oleh BEI, yaitu:

7 1. Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan Terbatas (PT). 2. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke Bapepam dan LK telah menjadi efektif. 3. Memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran anggota Dewan Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi, memiliki Komite Audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk Komite Audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki Sekretaris Perusahaan. 4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100. 5. Calon Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan. 6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. 7. Khusus calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri pabrikan, memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah pencemaran lingkungan dan calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah lingkungan). 8. Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan pada laporan keuangan Auditan terakhir sebelum mengajukan permohonan pencatatan.

8 Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Enterprise Risk Management pada (BEI). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas: 1. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan ERM pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI? 2. Apakah terdapat pengaruh yang simultan dari faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan ERM pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh beberapa faktor terhadap pengungkapan ERM pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI.

9 1.3.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian adalah: 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan ERM pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI berdasarkan teori yang diajukan. 2. Mengetahui adanya pengaruh yang simultan dari faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan ERM pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Akademis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu akuntansi. b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi pengungkapan ERM pada perusahaan sektor keuangan. c. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi pembelanjaran perbandingan teori yang dipelajari pada masa perkualiahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

10 2. Kegunaan Praktis Hasil dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain : a. Bagi pemakai laporan keuangan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor, kreditor, dan pengguna laporan keuangan lainnya untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit kepada perusahaan yang memiliki pelaporan manajemen risiko. b. Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang pengungkapan manajemen risiko untuk membantu memperbaiki praktek pengungkapan manajemen risiko di perusahaan.