BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan daya pikir dan kreatifitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memerankan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tanwirul Mikdas, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesatuan yang memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat memahami apa yang disampaikan. Pesan tersebut dapat berisi

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia meliputi empat keterampilan,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Indonesia. Bagi siswa sekolah menengah atas pembelajaran tersebut

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab kelima ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang benar adalah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memperluas wawasan. Kemampuan berbahasa dalam pelaksanaannya dibagi menjadi dua bagian, yaitu kemampuan produktif dan kemampuan reseptif. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan kemampuan reseptif mencakup kemampuan menyimak dan membaca. Keterampilan menulis yang merupakan kegiatan produktif diartikan sebagai kegiatan menuntun seseorang untuk menghasilkan sebuah karya pikir agar dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Tidak hanya itu, keterampilan menulis dirasakan paling sukar karena dalam penerapannya, seseorang dituntut untuk dapat mengoordinasikan ketiga aspek keterampilan lainnya, yaitu menyimak, berbicara, dan membaca secara maksimal. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung merupakan suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis selain dipengaruhi oleh ketiga aspek keterampilan berbahasa lainnya juga dipengaruhi oleh kemampuan dalam pemahaman kosakata, gramatika, kohesi antarkalimat, dan antarparagraf, penulisan ejaan, dan penggunaan tanda baca. Tarigan (1994) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, artinya 1

2 tidak secara tatap muka dengan orang lain. Untuk menjadi penulis yang terampil, seseorang harus mampu menggunakan bahasa sesuai dengan struktur bahasa dan kosakata dengan tepat. Di samping itu, juga melakukan latihan secara rutin dan teratur Lebih lanjut, Tarigan (1994) memaparkan hakikat pembelajaran menulis yaitu untuk membantu siswa dalam memahami ekspresi-ekspresi yang diciptakan dalam situasi-situasi di kelas, mendorong siswa dalam mengekspresikan diri secara bebas dalam tulisan, mengajarkan mereka dalam menggunakan ekspresi tersebut secara tepat dan serasi, penuh percaya diri dan keyakinan sehingga siswa merasa bebas. Menulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menulis dalam bentuk karangan deskripsi. Keraf (1981) menjelaskan bahwa karangan deskripsi sebagai kegiatan menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau objek atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi. Dalam kaitannya dengan pengajaran, menulis bukanlah tentang bagaimana memberikan penugasan kepada siswa agar menghasilkan karangan yang terdiri atas beberapa paragraf. Pengajaran menulis perlu diawali dengan pembekalan berupa pengertian kepada siswa bahwa menulis merupakan upaya mengembangkan gagasan secara bertahap. Tahapan-tahapan tersebut meliputi menyusun kalimat, menyusun paragraf, dan menyusun wacana. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat pengajaran menulis adalah membantu siswa memahami cara mengekspresikan gagasan dalam tulisan, mendorong siswa dalam mengekspresikan diri secara

3 bebas dalam tulisan, dan mengajarkan siswa untuk menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis. Kemampuan mengembangkan gagasan melalui bahasa tulis sangat memengaruhi keterampilan siswa dalam menulis karangan. Untuk menjadikan siswa terampil dalam menulis, perlu dilakukan banyak latihan dan revisi. Akan tetapi, pada praktiknya di lapangan, guru sebagai fasilitator dan pengarah dalam pembelajaran menulis hanya memberikan siswa tugas menulis dan mengharuskan mereka menghasilkan tulisan yang baik dan benar, sehingga terlihat bahwa hasil tulisan yang menjadi penekanan guru kepada siswa. Guru sering mengabaikan bagaimana proses menulis tersebut dilakukan dan bagaiman cara siswa menghasilkan tulisan. Oleh sebab itu, seringkali siswa mengalami kesulitan dalam menghasilkan tulisan yang diinginkan guru, yaitu tulisan yang baik dan benar. Selain itu, pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa tersebut juga memengaruhi motivasi dan minat belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran menulis sehingga kurang produktif dalam melakukan kegiatan menulis. Hal tersebut selaras dengan pendapat Harefa (2003:3) bahwa suatu alat yang sangat ampuh dalam belajar menulis yang dengan sendirinya memainkan peranan yang sangat penting adalah motivasi. Rendahnya motivasi dan keinginan untuk berlatih menulis juga dialami oleh siswa kelas X UPW II SMK Pariwisata Harapan Denpasar sehingga menyebabkan sulitnya siswa mendapat ide dalam menulis karangan. Gagasangagasan yang telah dimiliki harus ditunjang dengan ide-ide kreatif dan imajinatif untuk menghasilkan sebuah tulisan. Sulitnya memperoleh gagasan pada saat

4 menulis disebabkan karena lemahnya kemampuan kosakata siswa. Semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang, akan membuat mereka lebih mudah dalam mencurahkan gagasan dalam sebuah karangan. Menurut Nunan (1991), penguasaan kosakata merupakan faktor penting dalam menguasai bahasa kedua. Tanpa penguasaan kosakata yang cukup, seseorang tidak dapat menggunakan struktur dan fungsi bahasa dalam berkomunikasi secara komprehensif. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Tarigan (1986) yang menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas berbahasa seseorang bergantung pada kualitas kosakata yang dimiliki. Makin kaya kosakata yang dimiliki oleh penutur, maka makin besar pula kemungkinan untuk terampil berbahasa. Berdasarkan hasil pengamatan awal dan wawancara kepada guru bidang studi bahasa Inggris kelas X, diketahui bahwa sebagian siswanya tidak menyukai pelajaran bahasa Inggris, terutama kegiatan menulis. Umumnya siswa beranggapan bahwa menulis merupakan kegiatan yang membosankan sehingga mengakibatkan kemampuan mereka dalam menulis karangan sangat rendah. Rendahnya kemampuan siswa ini umumnya dialami oleh siswa kelas X UPW II berdasarkan kalkulasi nilai rata-rata hasil tugas dan ulangan harian mendapatkan nilai terendah dari delapan kelas yang ada pada kelas X. Berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa dan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, disimpulkan bahwa rendahnya kemampuan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) kurangnya minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran menulis bahasa Inggris, (2) redahnya kemampuan kosakata siswa yang menyebabkan ketidakmampuan mereka dalam menuangkan dan

5 mengembangkan ide dan gagasan dalam tulisan, (3) ketidakmampuan siswa dalam menggunakan struktur gramatika dalam tulisan (seperti kekeliruan dalam menggunakan sistem kala tobe, artikel, kata penghubung, pronomina, preposisi, konjungsi, penggunaan tanda baca dan huruf kapital, dan (4) rendahnya kemampuan siswa dalam mengorganisasikan tulisan sesuai dengan struktur generik karangan. Temuan lain juga terlihat dari nilai ulang harian siswa yang sebagian besar memperoleh nilai rendah dan belum mencapai nilai kriteri ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 75. Nilai ratarata ulangan harian siswa hanya sebesar sebesar 53,85 yang termasuk dalam kriteria sangat rendah. Berdasarkan uraian masalah tersebut di atas, dibutuhkan teknik mengajar yang tidak hanya menekankan pada hasil belajar, tetapi juga menekankan pada proses belajar, sehingga pada saat siswa mengalami kesulitan dalam proses menulis, guru dapat memberikan arahan dan bimbingan sehingga dapat meningkatkan motivasi dan percaya diri siswa. Temuan dalam beberapa penelitian tentang pengajaran menulis yang menyebabkan bergesernya teknik guru yang awalnya menekankan pada hasil menjadi penekanan pada proses dan cara siswa menghasilkan tulisan. Peran pengajar dalam pembelajaran menulis berdasarkan pendekatan proses tidak hanya memberikan tugas menulis dan menilai tulisan siswa, tetapi juga membimbing mereka dalam proses menulis (Tompkins, 1990:69). Pemilihan teknik mengajar merupakan langkah yang paling penting untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan, khususnya di dalam

6 menentukan topik dan judul karangan serta mengembangkan ide dan gagasan ke dalam tulisan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teknik menulis merupakan salah satu kunci yang harus diperhatikan oleh guru pada saat memberikan tugas menulis kepada siswanya. Selain itu, guru juga harus menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran menulis kepada siswa. Dari beberapa masalah yang dihadapi oleh siswa kelas X UPW II SMK Pariwisata Harapan Denpasar di atas, peneliti mengajukan dua teknik pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu dengan menggunakan kombinasi teknik pembelajaran kooperatif think-pair-share dan mind mapping. Merupakan teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris, terutama dalam kegiatan menulis. Teknik pembelajaran kooperatif think pair share (berpikir-berpasangan-berbagi) dan mind mapping merupakan teknik pembelajaran yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan digunakan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran menulis. Dengan menggunakan kombinasi teknik think-pair-share dan mind mapping ini, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Think-pair-share merupakan salah satu teknik pembelajaran dari metode pembelajaran kooperatif yang memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk menyelesaikan tugas secara individu pada tahap kegiatan think. Kemudian, siswa melakukan koreksi dan revisi hasil pekerjaan mereka bersama rekan satu kelompok, selanjutnya hasil revisi tersebut dipresentasikan di depan kelas.

7 Penerapan teknik pembelajaran think-pair-share dapat mendorong partisipasi siswa dalam bekerja dan dapat diterapkan di seluruh tingkat satuan pendidikan. Dengan menggunakan teknik pembelajaran ini, pertama-tama siswa diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan secara individu, artinya pada tahap ini, siswa memiliki waktu untuk meningkatkan dan mengembangkan gagasan sebelum masuk ke tahap kedua. Kemudian, pada tahap kedua siswa memiliki kesempatan untuk bertukar gagasan dengan teman satu kelompok. Pada tahap ini siswa dapat mengolaborasikan gagasan sebelum masuk ke tahap ketiga. Pada tahap terakhir, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengutarakan ide/gagasan yang sudah dikerjakan. Seperti yang diungkapkan oleh Pimm (1987) bahwa Think-pair-share technique can increase the kinds of personal communications that are necessary for students to internally process, organize, and retain ideas. Pendapat yang sama diungkapkan oleh Cobb et al. (2003) bahwa in sharing their ideas, students take ownership of their learning and negotiate meaning rather than rely solely on the teacher s authority. Manfaat lain dijelaskan oleh Lyman (1981) bahwa think-pair-share technique includes the positive changes in students self-esteem that occur when they listen to one another and respect others ideas. Artinya, siswa memiliki kesempatan untuk belajar berpikir secara intensif dari rekan mereka sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya pada saat memaparkan ide di depan rekanrekan mereka. Sedangkan, teknik pembelajaran mind mapping pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada tahun 1973-an. Menurut Buzan, teknik ini

8 merupakan teknik pembelajaran intruksional yang mewajibkan pembelajar menempatkan konsep supraordinat di atas kertas kemudian menghubungkan konsep subordinat yang sesuai. Teknik pembelajaran ini dipandang sebagai alat yang ampuh untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan ide dan pikiran mereka. Menurut McGriff (2000), mind mapping merupakan cara yang sangat baik untuk membantu para siswa dalam mengorganisasikan ide atau pikiran, memahami inti konsep materi, dan prinsip pelajaran, tulisan, atau materi pembelajaran lainnya. Sementara itu, Buzan (1993) menjelaskan bahwa mind mapping sebagai representatif dari kognitif dan pemahaman di dalam diri siswa. Di samping itu, juga merupakan cara yang sangat baik untuk membantu mereka dalam mengekspresikan gagasan, baik dalam bentuk verbal maupun visual, bahkan di dalam peta pikiran, siswa mungkin menggunakan grafik representatif tersebut untuk membantu dalam proses brainstorming. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan teknik pembelajaran think-pair-share dikombinasikan dengan teknik pembelajaran mind mapping untuk menyelesaikan permasalahan di kelas X UPW II SMK Pariwisata Harapan Denpasar. Melalui kombinasi teknik pembelajaran ini, pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan suasana menyenangkan. Di samping itu, siswa dapat termotivasi untuk mengembangkan dan mengeksplorasikan ide serta gagasan cemerlang mereka dalam tulisan.

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar berlakang tersebut di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut. 1) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas X UPW II SMK Pariwisata Harapan Denpasar dalam menulis karangan deskripsi sebelum penerapan kombinasi teknik pembelajaran kooperatif think-pair-share dan mind mapping? 2) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas X UPW II SMK Pariwisata Harapan Denpasar dalam menulis karangan deskripsi setelah penerapan kombinasi teknik pembelajaran kooperatif think-pair-share dan mind mapping di kelas? 3) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas X UPW II SMK Pariwisata Harapan Denpasar dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan sesudah penerapan kombinasi teknik pembelajaran kooperatif think-pair-share dan mind mapping di kelas? 4) Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui penerapan kombinasi teknik pembelajaran kooperatif think pair share dan mind mapping di kelas? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut ini dipaparkan kedua bagian tersebut.

10 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami kesesuaian teknik pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai salah satu muatan kurikulum 2013. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap penelitian pembelajaran bahasa yang berkaitan dengan kesesuaian teknik pembelajaran kooperatif dengan materi dan bahan ajar yang disampaikan oleh guru di dalam kelas. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat membuka cakrawala berpikir bagi pembaca bahwa dalam setiap kegagalan pembelajaran pasti ada penyebab dan cara pemecahannya. 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa aspek, sebagai berikut. 1) Kemampuan siswa kelas X UPW II SMK Pariwisata Harapan Denpasar dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan kombinasi teknik pembelajaran kooperatif think-pair-share dan mind mapping. 2) Kemampuan siswa kelas X UPW II SMK Pariwisata Harapan Denpasar dalam menulis karangan deskripsi setelah menerapkan teknik pembelajaran kooperatif think-pair-share dan mind mapping di kelas 3) Peningkatan hasil belajar siswa kelas X UPW II SMK Pariwisata Harapan Denpasar sebelum dan sesudah menerapkan kombinasi teknik pembelajaran kooperatif think-pair-share dan mind mapping di kelas.

11 4) Mendeskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui penerapan kombinasi teknik pembelajaran kooperatif think pair share dan mind mapping di kelas. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide, keilmuan, dan kepraktisan dalam dunia pendidikan. Berikut ini dipaparkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini. 1.4.1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide khususnya terhadap tenaga pengajar dalam bidang kebahasaan, penelitian, dan para pembelajar bahasa dalam kaitannya dengan pembelajaran yang menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang inovaif. Oleh sebab itu, seorang pendidik dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan sebelum memasuki kelas dan melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Di samping itu, diharapkan juga agar penelitian ini menjadi suatu pembangkit semangat para peneliti dan tenaga pengajar dalam bidang kebahasaan dan lainnya untuk lebih tertantang dalam memperkaya temuan-temuan kebahasaan guna mendukung proses belajar mengajar yang lebih baik di sekolah, baik formal maupun informal.

12 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik dan pendidik, khususnya dalam memahami teknik-teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat disesuaikan dengan media yang digunakan, alokasi waktu, sumber berlajar yang inovatif. Di samping itu, dapat menemukan kemungkinan-kemungkinan baru yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi yang baik dan benar. Manfaat lainnya adalah seorang pendidik juga diharapkan mampu berpikir kreatif dan selalu mengembangkan media yang imajinatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.