M DUL FGD. Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program CITARUM WATERSHED MANAGEMENT AND BIODIVERSITY CONSERVATION

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Sri Wilarso Budi R

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

III. METODE PENELITIAN

MEREHABILITASI LAHAN MELALUI POLA ADOPSI POHON Oleh Sutrisno Sumantri, S.Hut *

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

STRUKTUR VEGETASI. Boy Andreas Marpaung / DKK-002

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penjelasan PP No. 34 Tahun 2002 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

BAGIAN KETIGA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN REBOISASI HUTAN KONSERVASI DALAM RANGKA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di blok pemanfaatan kawasan hutan pendidikan

PENYEBARAN, REGENERASI DAN KARAKTERISTIK HABITAT JAMUJU (Dacrycarpus imbricatus Blume) DI TAMAN NASIONAL GEDE PANGARANGO

BAB I PENDAHULUAN tentang Kehutanan, hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

9/21/2012 PENDAHULUAN STATE OF THE ART GAMBUT DI INDONESIA EKOSISTEM HUTAN GAMBUT KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI SUMBER PLASMA NUTFAH TINGGI

GUBERNUR PAPUA. 4. Undang-Undang.../2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Blok Perlindungan Tahura Wan Abdul

Pengelolaan Kawasan Perlindungan Setempat (KPS)

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

IV. METODE PENELITIAN

BAGIAN KELIMA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN HUTAN RAKYAT GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR : P.8/PDASHL-SET/2015 TENTANG

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebuah komitmen untuk melibatkan masyarakat di dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.26/Menhut-II/2010 TENTANG PERUBAHAN TERHADAP PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.29/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

Laporan Program (Periode Juni 2012)

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

2017, No Pengolahan Air Limbah Usaha Skala Kecil Bidang Sanitasi dan Perlindungan Daerah Hulu Sumber Air Irigasi Bidang Irigasi; Mengingat : 1.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

ISLAM NOMOR : P.7/PDASHL-SET/2015 NOMOR : DJ:II/555 TAHUN 2015 TENTANG

Kondisi koridor TNGHS sekarang diduga sudah kurang mendukung untuk kehidupan owa jawa. Indikasi sudah tidak mendukungnya koridor TNGHS untuk

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

III. METODE PENELITIAN

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

MANAJEMEN HABITAT DAN POPULASI SATWALIAR LANGKA PASCA BENCANA ALAM ERUPSI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.51/Menhut-II/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.63/Menhut-II/2011

PENDAMPINGAN DESA ALO ALO MELALUI KEGIATAN REHABILITASI MANGROVE DAN PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PENGELOLAAN NATIONAL FOREST INVENTORY (NFI) PADA BPKH WILAYAH XIV KUPANG

BAB III. METODE PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

Kenapa Perlu Menggunakan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Teknik Silvikultur Intensif (Silin) pada IUPHHK HA /HPH. Oleh : PT.

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam juga semakin besar, salah satunya kekayaan alam yang ada

INVENTARISASI TANAMAN JELUTUNG (DYERA COSTULATA HOOK) SEBAGAI TUMBUHAN LANGKA YANG TERDAPAT DI ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 24/Menhut-II/2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Resort Based Management Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi

BAB I PENDAHULUAN. Selain isu kerusakan hutan, yang santer terdengar akhir - akhir ini adalah

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DALAM SISTEM AGROFORESTRI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) MULTI STRATA DI TAMAN HUTAN RAYA WAN ABDUL RACHMAN LAMPUNG

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NGARGOYOSO SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM BERDASARKAN POTENSI DAN PRIORITAS PENGEMBANGANNYA TUGAS AKHIR

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

HASIL ANALISA VEGETASI (DAMPAK KEGIATAN OPERASIONAL TERHADAP TEGAKAN HUTAN)

Analisis Vegetasi Hutan Alam

Transkripsi:

M DUL FGD Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program CITARUM WATERSHED MANAGEMENT AND BIODIVERSITY CONSERVATION DOC: 2.3.2-KSDATNGP-TR-2014 PELAKSANAAN UJI TERAP MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN PILOT PROJECT RESTORASI REHABILITASI LAHAN [PPR/RL] DI WILAYAH BBKSDA JAWA BARAT & BBTNGGP CIBODAS KOMPONEN 2 PILOT PROJECT RESTORASI DAN REHABILITASI LAHAN ICWRMIP-CWMBC Komplek Sanggar Hurip Jl. Sanggar Kencana XXIII No. 19 Kel. Jatisari Kec. Buah Batu Bandung 40285 Telp/Fax : [022] 7317232 email: management@cwmbc.com website: www.cwmbc.com

MODUL FGD PELAKSANAAN UJI TERAP MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN PILOT PROJECT RESTORASI / REHABILITASI LAHAN (PPR/RL) DI WILAYAH BBKSDA JAWA BARAT DAN BTNGGP CIBODAS CWMBC KOMPONEN 2 PILOT PROJECT RESTORASI DAN REHABILITASI 2014

Kredit MODUL FGD DAN UJI TERAP MONITORING DAN EVALUASI : 1. Pendahuluan 2. Indikator dan Verifier Monev Kegiatan Restorasi Copyright 2014 oleh CWMBC-ICWRMIP Hak cipta Dilindungi Undang-undang. ISBN: Penyusun : Yayat Hidayat, Sigit Kurniawan, Hilman Maulana Deni Supriadi CITARUM WATERSHED MANAGEMENT AND BIODIVERSITY CONSERVATION INTEGRATED CITARUM WATER RESOURCE MANAGEMENT AND INVESTMENT PROGRAM (CWMBC-ICWRMIP) Bandung, Desember 2014 1

Daftar isi Daftar Isi 2 Kata Pengantar... Error! Bookmark not defined. Daftar Tabel 3 Daftar Gambar..4 I. Pendahuluan.....4 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Maksud dan Tujuan...4 1.3 Sasaran Lokasi... 6 II. Indikator dan Verifier Monev Kegiatan Restorasi... 6 Tally Sheet Pengamatan Pohon... 9 Tally Sheet Pengamatan Permudaan...10 Referensi 2

Daftar Tabel Tabel Analisis Vegetasi PPR/RL.11 3

Daftar Gambar Gambar 1. Petak Ukur Pengamatan Struktur Vegetasi PPR/RL.12 Gambar 2. Petak Ukur Pengamatan Keberhasilan Tanaman Restorasi.12 4

Kata Pengantar Pelaksanaan Uji Terap Monev Restorasi/PPRRL & Data Entry Restorasi MIS KK Berbasis Web-GIS di BBKSDA Jawa Barat dan di Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) disusun dengan maksud sebagai uji coba/penerapan validitas perangkat (tools) Monev Restorasi/PPRRL & Data Entry Restorasi MIS KK Berbasis Web-GIS di Wilayah BBKSDA Jawa Barat dan BBTNGGP. Sumber referensi dalam penyusunan tools tersebut adalah Permenhut P.70/Menhut- II/2008 tentang pedoman tekhnis RHL, Pedoman Evaluasi Program RHL (Ditjen PDASPS) dan Permenhut No. P.03/Menhut-V/2004 tentang Pedoman Pembuatan Tanaman Reboisasi Hutan Konservasi. Sasaran lokasi yang menjadi target kegiatan adalah di tujuh (7) lokasi kawasan konservasi yakni di wilayah BBKSDA Jawa Barat sebanyak empat (4) lokasi, dan di BBTNGGP sebanyak tiga (3) lokasi. Indikator Monitoring dan evaluasi kegiatan Restorasi (PPR/RL) MIS KK Berbasis Web- GIS dilakukan pada aspek Teknis, Sosial, Ekonomi, dan Kelembagaan pelaksana restorasi. Diharapkan uji terap monev restorasi ini dapat dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan monev restorasi PPR/RL-CWMBC di BBKSDA Jawa Barat dan di BBTNGGP pada tahun mendatang dengan sebaik-baiknya. Mengetahui, Team Coordinator Bandung, Desember 2014 Komponen # 2-CWMBC Tenaga Ahli Forest Ecologist Ir. Sigit Kurniawan, MSi Hilman Maulana, S.Hut 5

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Monitoring dan Evaluasi (Monev) kegiatan Restorasi merupakan salah satu bagian dari tahapan pelaksanaan kegiatan PPR/RL secara keseluruhan, yang mulai dilaksanakan sejak tahun 2013. Kegiatan FGD Monev Restorasi di tujuh (7) unit PPR/RL ini penting untuk dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan restorasi (kelompok masyarakat dan aparat) dengan stake holders Kawasan Konservasi dalam rangka monitoring keberhasilan pelaksanaan PPR/RL (khususnya aspek sosial, ekonomi dan kelembagaan) serta mengevaluasi hambatan-hambatan yang mungkin akan terjadi. Dengan berdiskusi dengan pihak terkait dalam pengelolaan kawasan konservasi akan memudahkan pelaksana kegiatan mengevaluasi dan mengambil keputusan berdasar data dan informasi masyarakat / stake holders di lapangan. Dengan demikian secara dini bisa diantisipasi kegagalan yang mungkin akan timbul dan mendorong tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman restorasi/pprrl. Penggunaan Management Information System (MIS) Kawasan Konservasi (KK) pada kegiatan Restorasi di wilayah BBKSDA Jawa Barat dan BBTNGGP akan sangat bermanfaat dalam melakukan monitoring kegiatan restorasi. Menggunakan MIS-KK akan memungkinkan melakukan monitoring pelaksanaan restorasi dari luar kawasan dan dapat dilakukan langsung oleh Pejabat Pengambil Kebijakan. 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dilaksanakan FGD Monev Restorasi di tujuh (7) unit PPR/RL yakni sebagai proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai permasalahan melalui diskusi kelompok. Tujuan pelaksanaan FGD Monev Restorasi di tujuh (7) unit PPR/RL adalah untuk : a) Memperoleh data dan informasi dari diskusi kelompok tentang keberhasilan kegiatan restorasi hutan konservasi berbasis partisipasi masyarakat pada aspek teknis, sosial, ekonomi dan kelembagaan b) Menguji validitas perangkat (tools) Monev dalam rangka penyusunan perangkat Monitoring dan evaluasi kegiatan restorasi (PPR/RL). c) Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan PPRRL 6

1.3. Sasaran Lokasi Lokasi FGD Monev Restorasi di tujuh (7) unit PPR/RL akan dilaksanakan di lima (5) lokasi desa yang berdekatan dengan kawasan hutan konservasi. Desa-desa sasaran tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut. Tabel 1. Lokasi pelaksanaan Pelatihan Monev Restorasi/PPRRL & Data Entry No. DESA KECAMATAN KABUPATEN KWS. KONSERVASI A BBKSDA 1 Ds. Sugihmukti Pasir Jambu Bandung CA. Gunung Tilu 2 Ds. Sukaluyu Pangalengan Bandung CA. Gunung Tilu 3 Ds. Cihanjawar Bojong Purwakarta CA. Gn. Burangrang 4 Ds. Tanjung wangi Cicalengka Bandung TB. Masigit Kareumbi B TNGGP 5 Ds. Cimacan, Cipanas Cianjur TNGGP Ciloto 6 Ds. Sukatani Pacet Cianjur TNGGP II. INDIKATOR DAN VERIFIER MONEV KEGIATAN RESTORASI Indikator monitoring dan evaluasi kegiatan restorasi PPR/RL mencakup aspek teknis, sosial, ekonomi dan kelembagaan. Monitoring pada aspek teknis yakni mengevaluasi pada aspek teknis keberhasilan tanaman restorasi (kesesuaian lokasi restorasi, keberhasilan tanaman yang diukur dengan prosen tumbuh dan kesehatan tanaman, serta kegiatan lanjutan pemeliharaan. Pada aspek sosial mengukur bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan restorasi, tingkat perubahan perilaku masyarakat dalam restorasi kawasan hutan, dan kemandirian program masyarakat. Pada aspek ekonomi mengukur bagaimana perubahan tingkat pendapatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai akibat kegiatan restorasi dan bagaimana peluang pengembangan usaha pada masa yang akan datang. Pada aspek kelembagaan mengevaluasi apakah kelembagaan yang melaksanakan tergolong kelembagaan yang kuat. 7

BLOK : DESA : RESORT : KEC : KK : KAB : No. INDIKATOR VERIFIER KETERANGAN A ASPEK TEKNIS 1 Kegiatan Perencanaan a) Ketersediaan dokumen perencanaan Dokumen Rantek b) Legalisasi dokumen perencanaan c) Kesesuaian lokasi kegiatan 2 Keberhasilan Tanaman Endemik a) Asal Usul Bibit Endemik / kualitas b) Persentase tumbuh tanaman c) Persentase luas penanaman d) Kesehatan tanaman e) Kesesuaian jenis tanaman Endemik 3 Kegiatan Lanjutan a) Upaya pemeliharaan tanaman b) Pengendalian tanaman / Monitoring B ASPEK SOSIAL 1 Tingkat partisipasi masyarakat a) Persentase jumlah peserta (anggota kelompok) dibanding jumlah penduduk b) Keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan 2 Tingkat perubahan perilaku masyarakat a) Berkembangnya inisiatif mandiri b) Intensitas pendamping/fasilitator 3 Kemandirian kelompok dalam program a) Eksistensi dan prestasi kelompok b) Perubahan tingkat ketergantungan terhadap bantuan pemerintah C ASPEK EKONOMI 1 Peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat 8

a) Peningkatan pendapatan langsung dari kegiatan b) Persentase penyerapan jumlah tenaga kerja lokal 2 Potensi pengembangan usaha a) Adanya potensi ekonomi yang dapat diusahakan, terutama jasa lingkungan (air, karbon, wisata alam) b) Potensi pemanfaatan plasma nutfah (tanaman obat, cendawan dsb) D ASPEK KELEMBAGAAN 1 Legalitas Lembaga a) Nama lembaga b) AD / ART 2 Organisasi a) Struktur Organisasi b) Keanggotaan 9

TALLY SHEET PENGAMATAN POHON MODEL 225 (1) : Data Entry Tegakan / pohon BLOK : KK : RESORT : DESA : No. PU. Nama Jenis Keliling Tinggi bebas Tinggi Total (CM) cabang 1 2 3 4 5 10

TALLY SHEET PENGAMATAN PERMUDAAN MODEL 225(2) : Data Entry Permudaan BLOK : KK : RESORT : DESA : No. PU. Nama Jenis Semai Pancang Tiang Tumbuhan {Batang} {Batang} {Batang} Bawah 1 2 3 4 5 11

Gambar 1. PETAK UKUR PENGAMATAN STRUKTUR VEGETASI PPR/RL a B 20 m Keterangan: A= Petak pengukuran untuk semai dan tumbuhan bawah (2 m x 2 m) D a B= Petak pengukuran untuk pancang (5 m x 5 m) C= Petak pengukuran untuk tiang (10 m x 10 m ) 200 m 20 m D= Petak pengukuran untuk pohon (20 m x 20 m) Gambar 2. Petak Ukur Pengamatan keberhasilan tanaman restorasi 50 Meter Pengamatan semai (% tumbuh tanaman) 20 Meter 12

Tabel Analisis Vegetasi PPR/RL (Model 225.3) Lokasi : No Nama Pohon Nama Latin K KR F FR D DR INP H' 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 erapatan suatu spesies (K) erapatan relatif suatu spesies (KR) individu suatu spesies = Luas petak ukur Kerapatan suatu spesies = x 100 % Kerapatan seluruh spesies minansi suatu spesies (D) ) Pohon, tiang, pancang 5.2) Semai, tumbuhan bawah Luas bidang dasar suatu sp. = Luas petak ukur Luas penutupan tajuk = Luas petak ukur ekuensi suatu spesies (F) petak ukur ditemukan suatu sp. = seluruh petak ukur minansi relatif suatu spesies (DR) Dominansi suatu spesies = x100% Dominansi seluruh spesies ekuensi relatif suatu spesies (FR) Frekuensi suatu spesies = x100% Frekuensi seluruh spesies deks Nilai Penting (INP) = KR + DR + FR 13

KUISIONER EVALUASI MONITORING KEGIATAN RESTORASI (PPRL/RL) A. ASPEK TEKNIS I. Kegiatan Perencanaan 1. Apakah tersedia dokumen perencanaan dari pihak yang berwenang? (diisi oleh petugas) a. Ada berupa buku rancangan teknis b. Tidak ada buku rancangan teknis c. Tidak tahu 2. Apakah dokumen tersebut sudah dilegalisasi oleh pihak yang berwenang? (diisi oleh petugas) a. Buku rancangan teknis sudah ditandatangani b. Buku rancangan teknis belum ditandatangani c. Tidak tahu 3. Apakah lokasi restorasi sesuai dengan yang telah direncanakan? (diisi oleh petugas) a. Lokasi sesuai dengan perencanaan b. Lokasi tidak sesuai dengan perencanaan c. Tidak tahu 4. Apakah luasan yang ditanam sesuai dengan yang direncanakan? (diisi oleh petugas) a. Luas penanaman sesuai dengan perencanaan b. Luas penanaman tidak sesuai yang direncanakan c. Tidak tahu 5. Apakah teknik penanaman sesuai yang direncanakan? (diisi oleh petugas) a. Teknik penanaman sesuai dengan perencanaan b. Teknik penanamn tidak sesuai dengan perencanaan c. Tidak tahu 6. Apakah Jenis tanaman sesuai dengan perencanaan? (diisi oleh petugas) a. Jenis sesuai dengan perencanaan b. Jenis tidak sesuai dengan perencanaan c. Tidak tahu II. Keberhasilan Tanaman Endemik 1. Apakah bibit memiliki legalitas tentang asal usulnya? a. Bibit memiliki sertifikat b. Bibit memiliki Surat Keterangan mutu bibit c. Bibit tidak memiliki sertifikat dan surat keterangan mutu bibit 2. Bibit yang ditanam berasal dari daerah mana? a. Bibit berasal dari luar daerah b. Bibit berasal dari daerah setempat/lokal c. Lainnya (diisi)

3. Bagaimana tingkat keberhasilan penanaman (% Tumbuh) menurut anda? a. Berhasil ( 80 % ) b. Cukup Berhasil (70% - 80% ) c. Kurang Berhasil ( 70 % ) 5. Berapa persen kesehatan tanaman menurut anda? (diisi oleh petugas) a. 80 % b. 70 % - 80 % c. 70 % 6. Menurut anda, apakah tanaman sesuai dengan kondisi dilapangan? a. Seluruhnya sesuai dengan kondisi biofisik lapangan b. Terdapat sebagian kecil tanaman yang tidak sesuai dengan biofisik lapangan c. Sebagian besar tanaman tidak sesuai dengan kondisi biofisik lapangan III. Kegiatan Lanjutan 1. Kegiatan pemeliharaan apa saja yang sudah dilakukan? a. Pemupukan, pengendalian hama penyakit, penyulaman dan pendangiran b. Penyulaman, pengendalian hama penyakit dan pendangiran c. Tidak ada kegiatan pemeliharaan 2. Apakah kegiatan pemeliharaan dilakukan secara rutin? a. Setiap satu bulan sekali b. Setiap tiga bulan sekali c. Setiap enam bulan sekali 3. Apakah ada monitoring internal kelompok untuk pengendalian tanaman? a. Monitoring dilakukan secara berkala dan rutin b. Monitoring dilakukan kalau ada kegiatan saja c. Tidak ada monitoring B. ASPEK SOSIAL I. Tingkat Partisipasi Masyarakat 1. Berapa persen jumlah peserta yang terlibat dalam kegiatan ini?(dilihat dari jumlah anggota MDK) a. Persentase jumlah peserta 80 % b. Persentase jumlah peserta 60 % - 80 % c. Persentase jumlah peserta < 60 % 2. Apakah masyarakat terlibat dalam semua tahapan kegiatan? a. Masyarakat terlibat dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan b. Masyarakat terlibat hanya perencanaan saja c. Masyarakat terlibat hanya pelaksanaan saja II. Tingkat Perubahan Perilaku Masyarakat 1. Apakah terjadi perubahan sikap dari masyarakat setelah kegiatan ini? a. Adanya swadaya masyarakat untuk menanam tetapi harus ada insentif

b. Adanya swadaya masyarakat untuk menanam walaupun tidak ada insentif c. Tidak ada swadaya masyarakat untuk menanam 2. Dalam pelaksanaan kegiatan, apakah ada pendampingan dari petugas? (diisi masyarakat) a. Pendampingan dilakukan secara intensif b. Pendampingan dilakukan sekali selama kegiatan c. Pendampingan dilakukan waktu tertentu saja III. Kemandirian Kelompok dalam Program 1. Bagaimana keberadaan dan perkembangan kelompok saat ini? a. Pertemuan dan kegiatan kelompok masih aktif b. Pertemuan masih dilakukan tetapi tidak ada kegiatan c. Tidak ada pertemuan dan kegiatan lagi 2. Apakah ada perubahan sikap setelah kegiatan ini? a. Masyarakat mau menanam bila ada bantuan b. Masyarakat mau menanam walaupun tidak ada bantuan c. Masyarakat tidak mau menanam walapun ada bantuan C. ASPEK EKONOMI I. Peningkatan Pendapatan Ekonomi masyarakat 1. Apakah terjadi peningkatan pendapatan dari kegiatan restorasi? a. Ada penambahan pendapatan dan berpotensi sebagai tambahan mata pencaharian b. Ada penambahan pendapatan dan tidak berpotensi sebagai tambahan mata pencaharian c. Tidak ada penambahan pendapatan dari kegiatan restorasi 2. Berapa persen kegiatan restorasi menyerap tenaga kerja lokal? a. Tenaga kerja lokal yang terlibat 80 % b. Tenaga kerja lokal yang terlibat 50 % - 80 % c. Tenaga kerja lokal yang terlibat 50 % II. Potensi Pengembangan Usaha 1. Apakah ada pengembangan potensi ekonomi yang dapat diusahakan setelah kegiatan restorasi? a. Pengembangan usaha berupa pembuatan persemaian dan pembuatan kompos b. Pengembangan usaha berupa wisata alam c. Tidak ada pengembangan usaha apapun

2. Apakah ada pengembangan usaha lainnya dari kekayaan sumberdaya alam disekitar? a. Pengembangan usaha budidaya tanaman obat, lebah dll b. Pengembangan usaha ekowisata c. Tidak ada pengembangan usaha apapun D. ASPEK KELEMBAGAAN I. Legalitas Kelembagaan 1. Apakah lembaga kelompok diakui dan mempunyai legalitas dari pihak yang berwenang? a. Lembaga diakui dan mempunyai legalitas dari pihak yang berwenang b. Lembaga diakui namun belum memiliki legalitas dari pihak yang berwenang c. Lembaga tidak diakui dan belum memiliki legalitas 2. Apakah sudah terbentuk struktur organisasi kelembagaannya? a. Struktur organisasi sudah terbentuk dan berjalan sesuai dengan fungsinya b. Struktur organisasi sudah terbentuk tetapi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya c. Belum terbentuk struktur organisasi