HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI DUSUN KARANG WUNGU DESA KENANTEN KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD JOMBANG

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari proses menua. Proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. secara progresif dan ireversibel, saat ini angka kejadian gagal ginjal kronik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA SAAT PRAKTEK KLINIK DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

SPIRITUALITAS LANJUT USIA (LANSIA) DI UNIT PELAYANAN TEKNIS PANTI SOSIAL LANJUT USIA (UPT PSLU) MAGETAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dari hasil gangguan jantung fungsional atau struktural yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyandang disabilitas merupakan bagian dari anggota masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

Jurnal Ilmiah Kesehatan,9(1); Maret 2017

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA SUMBERGONDO KECAMATAN GLENMORE KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini tergolong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Menurut perkiraan United States Bureau of Census 1993, populasi lanjut

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER DENGAN STATUS SOSIAL EKONOMI RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

ABSTRACT. I Komang Yulitridana 2, Andri Purwandari 3, Haerul Anwar 1

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

A. Latar belakang masalah

Transkripsi:

Vol 8. No., Maret 2 HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI DUSUN KARANG WUNGU DESA KENANTEN KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO Atikah Fatmawati, Yunita Dwi Anggraini 2 ) Dosen Program Studi S Ilmu Keperawatan Stikes Majapahit 2) Mahasiswa Program Studi S Ilmu Keperawatan Stikes Majapahit Korespondensi : tikaners87@gmail.com Abstrak Proses penuaan yang disertai dengan penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial, yang saling berinteraksi satu sama lain cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Salah satu masalah kesehatan jiwa yang dapat muncul pada lansia adalah depresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik individu dengan kejadian depresi pada lansia. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan jenis cross sectional. Sampel penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Dusun Karang Wungu Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto sebanyak 52 lansia, dengan teknik sampling yaitu simple random sampling. Data penelitian diambil pada bulan April 25 dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah Uji Korelasi Lambda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik umur (p =,73), jenis kelamin (,53), pendidikan (p =,79), pekerjaan (p =,3), dan tinggal dengan keluarga (p =,888) tidak memiliki hubungan dengan terjadinya depresi pada responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden lansia di Dusun Karang Wungu Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto tidak memiliki hubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Perawat sebagai tenaga kesehatan profesional diharapkan mampu membantu lansia dalam memperoleh kesehatan yang optimal, memelihara kesehatan, menerima kondisinya, serta persiapan menjelang ajal. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan lansia. Kata Kunci : Depresi, Karakteristik, Lansia, Individu

Vol 8. No., Maret 2 A. PENDAHULUAN Lansia merupakan periode akhir dari kehidupan seseorang dan setiap individu akan mengalami proses penuaan dengan terjadinya perubahan pada berbagai aspek fisik, psikologis, dan sosial (Maryam, 28). Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial, dan seksual (Azizah, 2). Pada tahun 2, jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 22 menjadi,3% (BPS,992). Biro Sensur Amerika Serikat memperkirakan Indonesia akan mengalami pertambahan lansia terbesar di seluruh dunia pada rentang tahun 99 225 yaitu sebesar % (Kinsella dan Taeuber, 993). Jumlah penduduk lansia di Indonesia tahun 23 sekitar 39 juta jiwa dan diprediksi sekitar 3% atau.7. mengalami depresi (Medicastore, 2). Perubahan perubahan yang terjadi, baik itu perubahan fisik maupun psikologis akan membawa dampak pada lansia itu sendiri. Menurut Maryam (28), salah satu perilaku baik yang perlu untuk diterapkan dalam kehidupan lansia, baik perorangan maupun kelompok adalah dengan mau menerima keadaan, sabar, dan optimis, serta meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan sesuai kemampuan. Pada lansia, proses penuaan yang disertai dengan penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial, yang saling berinteraksi satu sama lain cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Berbagai perubahan tersebut merupakan hal-hal yang dialami oleh lansia, namun apabila lansia tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap perubahan-perubahan tersebut, maka akan berpengaruh terhadap kesehatan jiwanya dan menimbulkan masalah seperti kecemasan, ketakutan dalam menghadapi hari tua dan depresi. Depresi merupakan suatu kondisi yang dapat mempengaruhi tubuh, pikiran, dan perasaan serta dapat mempengaruhi pola makan, tidur, dan mood dari individu. Banyak kejadian depresi yang tidak terindentifikasi, hal ini dapat terjadi karena kejadian depresi dianggap sebagai proses yang normal terjadi (Yunitri, 22). Efek yang dapat timbul dari kondisi depresi yang tidak tertangani adalah akan berdampak pada pengeluaran biaya perawatan yang lebih banyak (Abbas Tavallaii et al., 29); penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar CRP (C-Reactive Protein), dan 5

Vol 8. No., Maret 2 gangguan pola tidur (Bornivelli, Aperis, Giannikouris, Paliouras, & Alivanis, 22); gangguan interaksi dan hubungan sosial, menurunkan kualitas hidup, serta akan memiliki risiko dua kali lipat untuk terjadinya kematian dan hospitalisasi (Battistello, 22). Melihat dari efek yang dapat ditimbulkan dari tidak terdeteksi dan tidak tertanganinya depresi, maka diperlukan keterlibatan tenaga profesional kesehatan untuk membantu lansia dalam memperoleh kesehatan yang optimal, memelihara kesehatan, menerima kondisinya, serta persiapan menjelang ajal. Berdasarkan fenomena tersebut, maka perlu ada suatu penelitian tentang hubungan antara karakteristik individu dengan kejadian depresi pada lansia. B. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan jenis cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Dusun Karang Wungu Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto sebanyak 52 lansia. Teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling. Data penelitian diambil pada bulan April 25 dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah Uji Korelasi Lambda. C. HASIL PENELITIAN Tabel. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Lansia di Dusun Karang Wungu Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Bulan April 25 No. Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%). 2. 3. Umur Jenis Kelamin Pendidikan -7 75-9 >9 Laki-laki Perempuan Tidak sekolah SD SMP SMU PT 39 3 25 27 2 2 3 75, 25, 8, 5,9,,,5,9 5,8

Vol 8. No., Maret 2 No. Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%). Bekerja 2 38,5 Pekerjaan Tidak Bekerja 32,5 5. Tinggal Dengan Ya 2, Keluarga Tidak 3 59, No. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Depresi Responden Lansia di Dusun Karang Wungu Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Bulan April 25 No. Kejadian Depresi Frekuensi (f) Persentase (%). Normal 2 23, 2. Depresi 2 38,5 3. Depresi Sedang 5 28,8. Depresi Berat 5 9, Jumlah 52 Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Lambda Penelitian Hubungan Antara Karakteristik Individu Dengan Kejadian Depresi Pada Lansia di Dusun Karang Wungu Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Bulan April 25 Karakteristik. Umur -7 75-9 2. Jenis Laki-laki Kelamin Perempuan 3. Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMU PT. Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Kejadian Depresi Normal Depresi 8 7 5 5 9 8 Depresi Sedang 3 2 8 7 5 2 2 9 Depresi Berat 5 3 2 r p,3,73,,53,3,79,9,3

Vol 8. No., Maret 2 No. 5. Tinggal Dengan Keluarga Karakteristik Ya Tidak Kejadian Depresi Normal Depresi 5 7 9 Depresi Sedang 9 Depresi Berat r p,,888 D. PEMBAHASAN Karakteristik responden yang diteliti pada penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan tinggal dengan keluarga. Berdasarkan umur, didapatkan data bahwa sebanyak 75% responden berada pada rentang umur -7 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan data bahwa 5,9% responden berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan pendidikan, didapatkan data bahwa sebanyak,% responden ada yang tidak sekolah dan ada yang menempuh pendidikan sampai tingkat SD. Berdasarkan pekerjaan, didapatkan data bahwa sebanyak,5% responden sudah tidak bekerja lagi. Berdasarkan lokasi tinggal, didapatkan data bahwa sebanyak 59,% responden tidak tinggal lagi dengan keluarganya. Dari hasil analisis deskriptif yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa karakteristik umur (p =,73), jenis kelamin (,53), pendidikan (p =,79), pekerjaan (p =,3), dan tinggal dengan keluarga (p =,888) tidak memiliki hubungan dengan terjadinya depresi pada responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden lansia di Dusun Karang Wungu Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto tidak memiliki hubungan dengan kejadian depresi pada lansia. Menurut peneliti, hal ini dapat disebabkan karena kemungkinan lansia memiliki mekanisme koping yang baik dalam menghadapi perubahan yang terjadi pada dirinya, selain itu juga kemungkinan karena lansia mendapatkan dukungan yang memadai, baik dukungan dari keluarga maupun dukungan dari lingkungan sosialnya. Hasil penelitian ini berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa karakteristik seseorang dapat mempengaruhi kejadian depresi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi depresi adalah semakin tuanya umur seseorang. Kondisi depresi akan semakin bertambah berat seiring dengan pertambahan umur seseorang (Nevid, 8

Vol 8. No., Maret 2 Rathus, & Greene, 23; Drayer et al., 2). Faktor lain yaitu tingkat pendidikan. Seperti yang telah dijelaskan bahwa seseorang dengan pendidikan yang rendah akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk tidak memeriksakan kondisi kesehatannya jika belum sampai pada tahap yang buruk atau parah, sampai hal tersebut dirasakan mengganggu aktivitasnya (Anees et al., 28). Faktor jenis kelamin dikaitkan dengan peran laki-laki sebagai tulang punggung dan sumber utama pencari nafkah, sehingga ketika memasuki masa lansia, maka laki-laki akan kehilangan rasa independensi (ketidaktergantungan) dan juga kehilangan kekuatan. Hal ini seiring dengan penurunan kondisi fisik dan kebanyakan lansia di usia ini akan mulai masuk masa pensiun. Terdapat beberapa faktor risiko yang mendukung terjadinya masalah kesehatan jiwa pada lansia, yang salah satunya dibahas dalam penelitian ini, yaitu depresi. Faktor-faktor tersebut antara lain : kesehatan fisik yang buruk, perpisahan dengan pasangan, perumahan dan transportasi yang tidak memadai, sumber finansial yang berkurang, dan dukungan sosial yang berkurang (Maryam, 28). Depresi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pasien dengan penyakit kronis dan pada usia lansia. Akan tetapi sering tidak disadari dan tidak mendapatkan penanganan secara khusus (Drayer et al., 2). Depresi merupakan gangguan mood. Istilah mood sendiri menggambarkan emosi dari individu, serangkaian perasaan yang menggambarkan kenyamanan dan ketidaknyamanan emosi. Menurut Atkinson, depresi adalah gangguan mood yang dicirikan dengan tidak adanya harapan, kondisi patah hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, ketidakmampuan untuk mengambil keputusan, tidak mampu berkonsentrasi, tidak memiliki semangat hidup, dan selalu tegang (Lubis, 2). Penyebab pasti dari depresi belum diketahui secara pasti, akan tetapi sering dihubungkan dengan beberapa faktor yang diketahui berkaitan dengan terjadinya depresi, seperti penyakit fisik, kondisi psikologis, faktor sosial, faktor lingkungan, faktor obat, faktor usia, dan faktor genetik. Terdapat beberapa intervensi yang bisa dilakukan pada pasien yang mengalami depresi, yaitu : menyediakan rasa aman bagi pasien, mengorientasikan pasien ke lingkungan baru dan menyusun aktivitas harian, meningkatkan hubungan terapeutik, dan meningkatkan kemandirian dalam aktivitas di kehidupan sehari-hari (Videbeck, 28). 9

Vol 8. No., Maret 2 E. KESIMPULAN & SARAN Depresi merupakan suatu kondisi yang dapat mempengaruhi tubuh, pikiran, dan perasaan serta dapat mempengaruhi pola makan, tidur, dan mood dari individu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan kejadian depresi pada lansia. Perawat sebagai tenaga kesehatan profesional diharapkan mampu membantu lansia dalam memperoleh kesehatan yang optimal, memelihara kesehatan, menerima kondisinya, serta persiapan menjelang ajal. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan lansia. DAFTAR PUSTAKA Abbas Tavallaii, S., Ebrahimnia, M., Shamspour, N., & Assari, S. (29). Effect of depression on health care utilization in patients with endstage renal disease treated with hemodialysis. European Journal of Internal Medicine, 2(),. doi:./j.ejim.29.3.7 Anees, M., Barki, H., & Masood, M. (28). Depression in hemodialysis patients. Pakistan Journal of Medical Sciences, 2(). Azizah, Lilik Ma rifatul. (2). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Battistello, M. (22). Management of depression in hemodialysis patients. CANNT Journal = Journal ACITN, 22(3), 29 3; quiz 35. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2378 Bornivelli, C., Aperis, G., Giannikouris, I., Paliouras, C., & Alivanis, P. (22). Relationship between depression, clinical and biochemical parameters in patients undergoing haemodialysis. Journal of Renal Care, 38(2), 93 7. doi:./j.755-8.22.259.x Drayer, R. a, Piraino, B., Reynolds, C. F., Houck, P. R., Mazumdar, S., Bernardini, J., Rollman, B. L. (2). Characteristics of depression in hemodialysis patients: symptoms, quality of life and mortality risk. General Hospital Psychiatry, 28(), 3 2. doi:./j.genhosppsych.2.3.8 Lubis, N.L. (2). Depresi : Tinjauan Psikologis. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Maryam, R Siti, dkk. (28). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika. 7

Vol 8. No., Maret 2 Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (23). Abnormal psychology in a changing world (5th ed.) Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall, Inc. Videbeck. (28). Buku Ajar Keperawatam Jiwa. Alih bahasa : Renata Komalasari. Jakarta : EGC. Yunitri, N. (22). Pengaruh Terapi Kelompok Suportif Ekspresif Terhadap Depresi Dan Kemampuan Mengatasi Depresi Pada Pasien Kanker. Tesis. Universitas Indonesia. 7