BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB II LANDASAN TEORI

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

BAB II Mesin Bubut I II. 1. Proses Manufaktur II

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. bentuk poros transmisi horisontal dan poros transmisi. vertikal yang benar dan sesuai ukuran yang diinginkan.

M O D U L T UT O R I A L

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

FM-UII-AA-FKU-01/R0 MESIN BUBUT 2.1. TUJAN PRAKTIKUM

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

MESIN BOR. Gambar Chamfer

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

MENGENAL PROSES PERMESINAN

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB 6 MENGENAL PROSES BUBUT (TURNING)

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

PROSES PEMBUATAN PIRINGAN PISAU PADA MESIN PERAJANG SINGKONG

TAHAP AWAL PEMBUATAN PEMBUBUTAN HOUSE BEARING RODA ROLI

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

Parameter Pemotongan pada Proses Pembubutan

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

c. besar c. besar Figure 1

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 7 MENGENAL PROSES FRAIS (Milling)

Tugas 2 Proses Produksi Mesin Frais. Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Garut 2017

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

PROSES GURDI (DRILLING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2

BAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Produksi 2.2 Sistem Perencanaan Proses Produksi

B. Sentot Wijanarka, Teknik Pemesinan Dasar, BAB 2

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat.

Materi 6. Gambar 1. Ragum Biasa

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

Gambar 1. Kepala tetap, tampak spindel utam a mesin

Mesin Perkakas Konvensional

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

DASAR DASAR PROSES PERMESINAN

Dasar Dasar Proses Permesinan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

2 1. Jenis Mesin bubut berdasarkan ukurnnya secara garis besar dibedakan menjadi:

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Pengelasan.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

2. Mesin Frais/Milling

RODA GIGI LURUS. 1. Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi lurus dengan mesin bubut sesuai dengan ukuran gambar kerja.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Las MIG ( Metal Inert Gas) 2.2 Sejarah Las MIG

BUKU 2 PROSES BUBUT (TURNING) ALAN ANDIKA PRIYATAMA, M.Pd

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

PEMBUATAN ALAT PEMEGANG MATA BOR DALAM RANGKA REKONDISI PERALATAN MESIN BOR KOORDINAT ACIERA 22 TA LABORATORIUM PEMESINAN JURUSAN TEKNIK MESIN

PROSES PEMBUATAN POROS UTAMA PADA MESIN PERAJANG SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BAHAN DASAR PUPUK KOMPOS PROYEK AKHIR

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN MAKALAH MESIN BUBUT, SEKRAP DAN FRAIS

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi 2.2 Pengertian Mesin Pengaduk Adonan

Gambar 1.1 Hasil-hasil dari pembubutan

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

BAB II LANDASAN TEORI

PROSES PRODUKSI. Jenis-Jenis Mesin Bubut

BAB III MESIN FRAIS. ( Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

TUGAS MAKALAH TEKNOLOGI MEKANIK I PEMBUATAN RODA GIGI CACING

Transkripsi:

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat komunikasi bagi orang manufaktur. Dengan melihat gambar kerja, operator dapat memahami apa yang diinginkan perancang dan mengaplikasikannya kedalam proses pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah B. Identifikasi Bahan Bahan yang digunakan untuk membuat poros pencacah pada mesin pencacah pakan ternak secara kontinyu ini adalah St 60, atau baja dengan kekuatan tarik 60 kg/mm². Dalam perencanaan poros harus diperhatikan pengaruh-pengaruh yang akan dihadapi oleh poros tersebut. Selain mendapat beban puntir, poros juga mendapat panas tinggi saat dilakukan pengelasan antara pipa besi dengan pisau pencacah. Oleh karena itu, dipilih bahan St 60 yang memiliki keuletan tinggi agar poros tidak memuai saat dilakukan proses pengelasan, serta untuk menjaga umur poros agar lebih tahan lama. 8

9 C. Identifikasi Alat dan Mesin Proses pembuatan poros pencacah pada mesin pencacah pakan ternak sistem kontinyu dilakukan dengan memanfaatkan mesin serta peralatan-peralatan perkakas yang dimiliki oleh bengkel pemesinan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun mesin dan peralatan yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Daftar Alat dan Mesin Untuk Pembuatan Poros Pencacah No. Nama Alat / Mesin Jumlah Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 Mesin Bubut + Perlengkapan Mesin Bor + Perlengkapan Mesin Frais + Perlengkapan Penitik Palu Tap Jangka Sorong Height Gauge 1 1 1 1 1 1 1 1 D. Profil Alat dan Mesin 1. Mesin Perkakas yang Digunakan : a. Mesin Bubut ( Lathe / Turning ) Mesin bubut atau lathe adalah suatu alat yang digunakan untuk mengerjakan benda-benda berbentuk silindris. Beberapa proses yang dapat dikerjakan dengan mesin bubut antara lain;

10 1) Turning, yaitu proses mengurangi diameter luar dari benda kerja; 2) Facing, yaitu proses mengurangi panjang benda kerja; 3) Drilling yaitu proses membuat lubang pada benda kerja dengan menggunakan mata bor; 4) Reaming yaitu membubut lubang dari hasil pengeboran yang memiliki akurasi, kebulatan dan kehalusan dalam derajat yang tinggi; 5) Knurling yaitu untuk membuat rigi rigi kartel pada benda kerja yang berbentuk tirus (straight) ataupun diamond; 6) Parting Off, yaitu pemotongan benda kerja pada mesin bubut dengan pahat potong; 7) Eccentric Turning, yaitu proses membubut benda kerja yang memiliki sumbu tidak sepusat dengan sumbu utama mesin bubut: 8) Boring, adalah proses bubut memperbesar diameter lubang dapat dilakukan dengan pahat bubut. Gambar 2. Mesin Bubut

11 1) Komponen-komponen utama pada mesin bubut : a) Meja Mesin ( Lathe Bed ) Lathe Bed adalah kerangka utama mesin bubut, yang diatasnya terdapat carriage dan kepala lepas bertumpu serta bergerak. Adapun alur lathe bed berbentuk V yang datar atau rata. Gambar 3. Lathe Bed b) Kepala Tetap ( Headstock ) Kepala tetap berada di sebelah kiri dari mesin. Bagian ini berfungsi mendukung sumbu utama dan roda-roda gigi dengan ukuran yang bervariasi untuk pemilihan putaran yang diinginkan. Putaran sumbu utama dapat dipilih dengan memindahkan tuas pada posisi yang diinginkan. Gambar 4. Kepala Tetap

12 c) Kepala Lepas ( Tailstock ) Kepala lepas dapat digeser sepanjang alas/meja mesin dan dapat dikunci dengan baut pengikat. Apabila membubut antara dua senter, maka ujung benda kerja sebelah kanan dapat didukung oleh center putar yang dipasang pada kepala lepas. Kepala lepas dilengkapi dengan morse taper (kerucut morse) yang digunakan untuk memasang alat-alat yang akan dipasang pada kepala lepas, seperti: bor, reamer, dan life centre (center putar). Gambar 5. Kepala Lepas d) Eretan ( Carriage ) Carriage adalah penopang utama dan pembawa pahat bubut. Carriage terdiri dari: sadlle (pelana), Cross slide (eretan melintang), compound slide (eretan kombinasi), tool holder (pemegang pahat) dan apron box (kotak apron). Selain itu carriage terdapat tuas untuk menggerakkannya secara manual atau otomatis.

13 Gambar 6. Eretan 2) Parameter yang dapat diatur pada mesin bubut : Pada proses pembubutan yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed), kedalaman potong (dept of cut), jenis pahat dan bahan benda yang dikerjakan. a) Kecepatan Putar ( Spindle Speed ) Spindle speed ini berhubungan dengan dengan putaran spindel atau sumbu utama dan benda kerja. Didefinisikan putaran per menit, yaitu banyaknya putaran yang dilakukan spindel dalam satu menit. Besarnya putaran spindel ditentukan berdasarkan besarnya kecepatan potong (cutting speed) yang nilainya sudah ditentukan. Cutting speed pada mesin bubut adalah panjang dalam meter yang dapat dipotong dalam satu menit. Besarnya kecepatan potong tergantung pada bahan pahat, bahan benda kerja dan jenis pemakanan. Satuan untuk kecepatan potong adalah m/menit.

14 Rumus : V. d. n (m/min); (Taufiq Rochim, 1993:14) 1000 Keterangan : V d = Kecepatan potong (m/min) = Diameter benda kerja (mm) n = Putaran poros utama (benda kerja) (r/ min) b) Gerak Makan ( Feed ) Feed adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar satu kali. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan jenis pemakanan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan. Rumus : v f = f. n (mm/min); (Taufiq Rochim, 1993:15) Keterangan : v f = Kecepatan makan (mm/min) f = Gerak makan (mm/r) n = Putaran poros utama (benda kerja) (r/ min) c) Kedalaman Potong ( Depth of Cut ) Kedalaman potong adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong. Biasanya kedalaman potong menentukan harga dari gerak makan. Setelah panjang pemakanan ditentukan, waktu pemotongan dapat diperoleh.

15 Rumus : t c = l v t f (min); (Taufiq Rochim, 1993:15) Keterangan : t c = Waktu pemotongan (min) l t = Panjang benda kerja total/ keseluruhan (mm) v f = Kecepatan makan (mm/min) = f.n 3) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian mesin bubut : Dalam mengoperasikan mesin bubut terdapat beberapa hal yang harus dikuasai oleh seorang operator, antara lain : a) Cara Kerja Mesin Bubut Mesin bubut menggunakan prinsip gerak putar untuk mengerjakan benda kerja yang sedang dikerjakan, benda kerja ini dijepit oleh cekam dan terhubung dengan spindel utama. Gerakan pemakanan pada mesin bubut dapat dilakukan dengan tiga gerakan yaitu : (1) Gerakan dengan eretan memanjang (2) Gerakan dengan eretan melintang (3) Gerakan dengan eretan atas b) Persiapan Kerja Mesin Bubut Sebelum melakukan pembubutan operator harus menyiapkan peralatan keselamatan kerja dan melakukan

16 penyetingan terhadap mesin. Adapun setting atau pengaturan pada mesin bubut meliputi : - Kecepatan putaran mesin - Posisi kepala lepas harus 1 sumbu dengan cekam (sebagai titik nol mesin). Pemasangan tinggi mata pahat, dimana tinggi mata pahat harus sama dengan tinggi sumbu benda kerja. 4) Peralatan pendukung pada mesin bubut : a) Pahat Bubut Pahat bubut digunakan sebagai penyayat benda kerja dan umumnya dipasang pada tool post. Pahat bubut yang digunakan ada berbagai macam tergantung dari proses yang akan dilakukan dalam pembubutan. Bahan alat potong ini umumnya adalah Baja Kecepatan Tinggi atau HSS (High Speed Steel) dan Carbide. Masing-masing bahan pahat ini digunakan sesuai dengan kekerasan bahan yang dikerjakan. Gambar 7. Macam-Macam Pahat Bubut

17 Gambar 8. Geometri Pahat Bubut Tabel 2. Sudut Potong Pahat Bubut (Gerling, 1982:28)

18 b) Bor Senter ( Center Bor ) Bor senter merupakan suatu alat pendukung pada mesin bubut yang digunakan untuk mengebor ujung benda kerja yang nantinya bekas lubang senter bor tersebut akan dilanjutkan dengan proses pengeboran, sesuai diameter lubang yang diinginkan. Gambar 9. Bor Senter c) Kepala Lepas ( Tailstock ) Kepala lepas dapat bergerak sepajang alas atau meja mesin dan berfungsi untuk mendukung ujung benda kerja yang mampu dicekam oleh sumbu utama. Bagian ini terdiri dari sebuah poros memiliki lubang berbentuk kerucut yang dapat digerakan maju mundur sejajar sumbu utama. Lubang ini berfungsi untuk menahan beban aksial yang sejajar sumbu spindel dan untuk memasang bor senter, mata bor, sarung bor dan reamer serta senter putar. Sumbu kepala lepas sendiri dapat digeser tidak sejajar dengan sumbu utama, cara ini dapat digunakan untuk pembubutan tirus dengan sudut kecil yang mengunakan dua senter.

19 b. Mesin Frais ( Milling Machine ) Mesin frais adalah mesin yang mampu melakukan tugas dari segala mesin perkakas seperti pengerjaan bidang rata, lubang-lubang pasak, alur-alur ekor burung, pemotongan sudut, pembuatan roda gigi, pemotongan tepi dan lain-lain. Proses penyayatannya benda kerja pada mesin frais mengunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar (pisau frais). 1) Macam-Macam Mesin Frais : a) Mesin Frais Horizontal b) Mesin Frais Vertikal c) Mesin Frais Universal Gambar 10. Mesin Frais Horizontal

20 Gambar 11. Mesin Frais Vertikal 2) Klasifikasi Proses Frais Berdasarkan jenis pahat, arah penyayatan dan posisi relatif pahat terhadap benda kerja dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : a) Frais Periperal ( Slab Milling ) b) Frais Muka ( Face Milling ) c) Frais Jari ( End Milling ) 3) Metode Proses Frais Berdasarkan arah relatif gerak makan meja mesin frais terhadap putaran pahat, metode frais dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a) Frais Naik ( Up Milling ) Prinsipnya, gerak dari putaran pahat berlawanan arah terhadap gerak makan meja frais.

21 b) Frais Turun ( Down Milling ) Proses frais ini dinamakan juga climb milling, dimana arah putaran pahat sama dengan arah gerak makan meja mesin frais. 4) Macam-Macam Pisau Frais Gambar 12. Macam-Macam Pisau Frais 5) Perhitungan Elemen Dasar Proses Pengefraisan a) Kecepatan Potong Rumus :. d. n V = (m/min); (Taufiq Rochim, 1993:21) 1000

22 Keterangan : V d n = Kecepatan potong (m/min) = Diameter luar pisau frais (mm) = Putaran poros utama (r/min) b) Kecepatan Makan Rumus : v f f. n. z (mm/ min); (Taufiq Rochim, 1993:21) z Keterangan : v f = Kecepatan makan (mm/ min) f z = Gerak makan pergigi (mm/ gigi) z n = Jumlah gigi (mata potong). = Putaran poros utama (r/ min) c) Panjang Pengefraisan Rumus : l t = l v + l w + l n (mm); (Taufiq Rochim, 1993:21) Keterangan : l t l v l w l n = Panjang pengefraisan (mm) = Panjang awalan (mm) = Panjang bahan (mm) = Panjang akhiran (mm)

23 d) Waktu Pemotongan Rumus : lt t c =. v f (min); (Taufiq Rochim, 1993:21) Keterangan : t c l t v f = Waktu pemotongan (min) = Panjang pengefraisan (mm) = Kecepatan makan (mm/min) = f z. z. n f z z n = Gerak makan per gigi (mm/ gigi) = Jumlah gigi (mata potong) = Putaran poros utama (r/ min) 6) Perlengkapan Mesin Frais Peralatan yang digunakan dalam proses frais yaitu : a) Pemegang Pisau Frais Dalam proses penyayatan, pisau frais harus dicekam dengan kuat sehingga memungkinkan alat potong atau cutting tool tidak mengalami selip pada pencekamannya. Pemegang pisau frais, dibedakan menjadi 2 yaitu : Arbor (pemegang pisau untuk mesin frais horizontal) Collet (pemegang pisau untuk mesin frais vertikal)

24 b) Pemegang Benda Kerja Bagian ini berfungsi untuk memegang benda kerja yang sedang disayat oleh pisau frais. Ragum diikat pada meja mesin frais dengan mengunakan baut T. Pemegang benda kerja dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : (1) Ragum Bagian ini terdiri 2 rahang yaitu rahang tetap untuk acuan dan rahang yang dapat digeser maju mundur untuk mencekam benda. Selain itu terdapat poros berulir dengan engkol pemutarnya dan landasan berlubang untuk tempat baut pengikat pada mesin. (2) Kepala Pembagi ( Dividing Head ) Kepala pembagi atau yang disebut dividing head adalah suatu alat bantu yang digunakan untuk memegang benda kerja berbentuk silindris terutama untuk keperluan; membuat segi banyak, membuat alur pasak, membuat roda gigi (lurus, helix, payung), membuat roda gigi cacing.

25 Gambar 13. Kepala Pembagi 2. Alat-Alat yang Digunakan : a. Pahat Bubut Karena bahan poros adalah St 60, maka pahat bubut yang cocok digunakan adalah jenis carbide. Pahat ini memiliki ketangguhan tinggi untuk menyayat benda kerja yang keras, seperti baja dengan kekerasan diatas St 42. Jenis bahan pahat ini memiliki keunggulan diantaranya adalah resistensi terhadap deformasi termal atau perubahan bentuk karena panas, ketahanan terhadap keausan, dan memiliki torsi kekuatan dua kali lipat lebih tinggi dari HSS (High Speed Steel). Gambar 14. Pahat Carbide

26 b. Mata Bor Mata bor yang sering digunakan adalah jenis twist drill. Mata bor terbuat dari Tool Steel (TS) dan High Speed Steel (HSS), dan Carbide. Gambar 15. Mata Bor Gambar 16. Sudut Mata Bor Keterangan : A : Untuk mengebor kuningan dan perunggu. B : Untuk mengebor baja, baja tuang, besi, dan besi tuang. C : Untuk mengebor alumunium, tembaga, dan seng.

27 c. Tap Tap merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendapatkan ulir dalam dengan tangan atau mesin. Tap-tap ini dibuat berbentuk ulir luar yang digerinda dengan 3 atau lebih lekukan memanjang yang dikenal dengan nama alur, alur inilah yang membentuk sisa-sisa potongan. Dalam pembuatan ulir menggunakan tap ini, maka diperlukan kejelian memilih tap mana yang terlebih dahulu harus digunakan untuk pembuatan ulir karena terdapat tiga macam dalam satu proses yaitu : 1 2 3 Tap Nomor 1 Gambar 17. Tap Tap No.1 ini adalah tap yang pertama kali digunakan selama proses pengetapan. Tap ini mempunyai bentuk tirus diujungnya, yang berfungsi untuk mempermudah pemotongan. Bentuk ulir yang dihasilkan dari tap ini, hanya 55 % dari bentuk ulir yang sesungguhnya.

28 Tap Nomor 2 Tap nomor 2 digunakan setelah tap no.1. Bentuk tirus pada ujungnya lebih pendek dari tap no.1. Tap no.2 ini, hanya 25 % saja pemotongannya. Tap Nomor 3 Tap nomor 3 ini merupakan tap terakhir yang digunakan, yang akan membentuk profil ulir penuh. Bagian tirus pada ujungnya sangat pendek sehingga dapat mencapai dasar untuk lubang yang tidak tembus. e. Pisau Frais Pisau Frais adalah pisau yang digunakan untuk mengefrais permukaan benda kerja dengan menggunakan mesin frais. Dalam pemakaian pisau frais ini terdapat tiga tipe yang berbeda yaitu tipe H untuk baja keras, tipe sedang untuk baja yang mempunyai kekerasan sedang, dan tipe W untuk baja yang mempunyai kekerasan lunak. Ada beberapa jenis pisau frais, diantaranya yaitu : Pisau Frais Muka Pisau Frais Sisi Pisau Frais Alur Sisi dan Muka Pisau Frais Gergaji Pisau Frais Pembentuk Pisau Frais Roda Gigi

29 Pisau Frais Jari atau endmill Pisau frais yang digunakan untuk membuat alur pasak pada poros ini adalah jenis pisau frais jari atau biasa disebut endmill. 3. Alat Ukur yang Digunakan : a. Jangka Sorong Jangka sorong atau mistar ingsut adalah alat ukur presisi, yang dapat digunakan untuk mengukur benda kerja secara presisi dengan tingkat ketelitian 0.02, 0.05, 0.01 mm. Alat ini mampu untuk mengukur diameter luar, diameter dalam dan ketinggian dengan menggunakan rahang-rahang yang ada. Perkembangan jangka sorong semakin maju dengan adanya jangka sorong jarum (dial) dan jangka sorong digital. Gambar 18. Jangka Sorong

30 b. Height Gauge Gambar 19. Height Gauge Prinsip pembacaannya hampir sama dengan jangka sorong, akan tetapi alat ukur ini digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda pada meja rata. Pada bagian rahang ukur alat ini dapat digunakan untuk penggambaran (menggores) pada bagian permukaan benda kerja. Sebelum dilakukan pengukuran, posisi nol harus diatur terlebih dahulu. Untuk mengatisipasi kerusakan pada rahang ukur dan kemungkinan kesalahan ukur, sewaktu mengukur ketinggian, rahang ukur harus diletakan secara perlahan-lahan di atas muka ukur.

31 E. Gambaran Produk yang Akan Dibuat 1. Gambaran Teknologi A B E C F G D Keterangan : A. Pisau Pencacah B. Poros Pencacah C. Casing E. Pulley F. Belt G. Motor Listrik D. Rangka Gambar 20. Mesin Pencacah Pakan Ternak Sistem Kontinyu

32 2. Gambaran Komponen yang Dibuat Gambar 21. Komponen Poros Pencacah 3. Prinsip Kerja Mesin Prinsip kerja dari mesin pencacah pakan ternak sistem kontinyu ini adalah ketika saklar ditekan ke posisi ON, motor listrik akan menggerakkan poros pencacah melalui pulley dan belt. Pada poros pencacah ini terdapat pisau pancacah yang berfungsi mencacah atau menghancurkan makanan ternak. Makanan ternak yang dimasukkan melalui corong masukan (chopper) akan dicacah oleh pisau pencacah di dalam ruang pencacahan. Makanan ternak seperti rumput gajah, jerami padi, yang semula utuh akan dihancurkan hingga menjadi bagian kecil-kecil. Apabila hasil cacahan terlalu besar, maka hasil cacahan akan kembali tercacah. Hal ini dikarenakan adanya saringan yang terletak tepat dibawah pisau pencacah. Jadi hanya hasil cacahan yang kecil saja yang dapat melewati saringan tersebut. Dibawah

33 saringan terdapat suatu corong pengeluaran atau biasa disebut outlet, yang berfungsi sebagai jalur keluarnya hasil cacahan. 4. Cara Pengoperasian Mesin Langkah untuk mengoperasikan mesin pencacah pakan ternak sistem kontinyu adalah sebagai berikut : a. Siapkan hijauan seperti rumput gajah, jerami, dll yang akan dicacah. b. Letakkan tempat penampungan seperti ember atau karung di bawah corong pengeluaran. c. Hidupkan mesin pencacah pakan ternak dengan menekan saklar yang ada di belakang mesin. d. Masukkan hijauan melalui corong masukan secara perlahan. e. Apabila dirasa sudah cukup, lalu mesin dimatikan dengan menekan saklar yang ada di belakang mesin.