POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

1. Pendahuluan ABSTRAK:

PERE CA AA MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATA KEDU GKA DA G, KOTA MALA G DESIG OF MATERIAL RECOVERY FACILITY I KEDU GKA DA G DISTRICT, MALA G CITY

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya YOANITA PUSPITA RATIH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

STUDI EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KONSEP 3R (STUDI KASUS : KEC. CILANDAK, JAKARTA SELATAN)

PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

Jumlah RW RT. Luas Area (Km²) %Terhadap Luas Kota. Kecamatan. Kelurahan

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

Kajian Timbulan Sampah Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Winardi Dwi Nugraha *), Endro Sutrisno *), Ratna Ayu Sylvia Resty. Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

Sumber: Dinas Kebersihan dan pertamanan Kota Malang, 2011

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

Widya Anantya, ST, M.EnvMan

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

STUDI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS TPS 3R (STUDI KASUS KABUPATEN GUNUNGKIDUL)

1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permukiman Sehat Yang Bersih Dari Sampah

BAB I P E N D A H U L U A N

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

BAB III METODE PERENCANAAN

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (STUDI KASUS RW 5, 6, 7, dan 8 KELURAHAN TANJUNG MAS, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG)

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 3R BERBASIS MASYARAKAT Sri Subekti Fakultas Teknik, Teknik Lingkungan Universitas Pandanaran Semarang

Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun

BAB I PENDAHULUAN. sampah. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya, memberi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

STUDI PENGURANGAN SAMPAH DI TPS GADANG KOTA MALANG UNTUK MENGURANGI BEBAN VOLUME SAMPAH DI TPA SUPIT URANG

BAB III METODE PERENCANAAN

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Nama Mahasiswa : Sriliani Surbakti NRP : 3308.201.007 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi, MSc ABSTRAK Kecamatan Kedungkandang Kota Malang memiliki penduduk cukup padat yaitu 160.128 jiwa. Kecamatan Kedungkandang juga sebagai salah satu kota yang tidak terlepas dari permasalahan sampah, yakni keterbatasan kemampuan sistem pengelolaan sampah sehingga belum terwujud pendekatan yang komprehensif dari hulu sejak sebelum dihasilkan suatu produk berpotensi menjadi sampah sampai ke hilir. Untuk itu dilakukan kajian potensi sumber sampah menuju Zero Waste yang berbasis masyarakat melalui 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Zero Waste adalah mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi produksi sampah atau diminimalisir terjadinya sampah Hasil analisa data sekunder dan data primer yang diperoleh di Kecamatan Kedungkandang terdiri dari 12 Kelurahan yaitu 9 kelurahan yang terlayani dan 3 Kelurahan tidak terlayani oleh Dinas Kebersihan. Kelurahan yang belum terlayani oleh Dinas Kebersihan adalah Kelurahan Arjowinangun, Tlogowaru dan Wonokoyo. Hal ini dikarenakan masih status perdesaan, sementara ada beberapa Kelurahan yang terlayani oleh Dinas Kebersihan masih terdapatnya gabungan pembuangan sampah TPS yaitu Kelurahan Mergosono jumlah sampah yang dihasilkan rendah sehingga pembuangan sampah digabung ke TPS Gadangkompos di Kecamatan Sukun, Kelurahan Bumiayu pembuangan sampah ke TPS Buring di Kelurahan Buring, sedangkan Kelurahan yang terlayani oleh Dinas Kebersihan tahun 2009 adalah Kelurahan Kota lama dengan jumlah timbulan sampah adalah 12 m 3 /hari, Kelurahan Buring 8 m 3 /hari, Kedungkandang 15 m 3 /hari, Lesanpuro 13 m 3 /hari. Sawojajar 70 m3/hari, Madyopuro 23 m 3 /hari, dan Cemorokandang 5 m 3 /hari. Kelurahan Sawojajar sebagai percontohan untuk dilaksanakan pengelolaan sampah menuju Zero Waste yang berbasis masyarakat karena Kelurahan Sawojajar sangat berpotensi untuk dilakukan pengelolaan sampah menuju Zero Waste yang berbasis masyarakat dengan konsep 3 R. Komposisi sampah yang tidak bisa diolah (tidak dapat dimanfaatkan kembali) dengan konsep 3R akan menjadi Residu untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dari hasil rata-rata sampah yang bisa diolah dengan konsep 3R, maka diperoleh residu ke TPA sebesar 0,01 untuk diimplementasikan di tingkat kelurahan Sawojajar. Hal ini dapat mengurangi jumlah timbulan sampah yang berarti mengurangi gas Methan (CH4) dan karbondioksida (CO2) di TPA Supiturang, Kota Malang. Kata Kunci : Sampah Menuju Zero Waste, Berbasis Masyarakat

1. PENDAHULUAN Pengelolaan persampahan sebagai salah satu utilitas yang dapat mempengaruhi perkembangan kota, sehingga membutuhkan penanganan yang benar karena keberadaan volume sampah yang semakin hari semakin bertambah besar seiring pertambahan jumlah penduduk, sedangkan sampah bersifat sebagai polutan yang mencemari tanah, air, udara dan estetika pandangan suatu kota serta dapat mengganggu kesehatan. Penanganan sampah yang bersifat komprehensif di Kecamatan Kedungkandang belum sepenuhnya terwujud, untuk itu diharapkan dapat mendorong kearah komprehensif sudah mulai muncul. Hal demikian diperlukan waktu yang cukup lama dalam pelaksanaan kearah komprehensif sehingga pelaksanaan melalui konsep 3R diperlukan secara bertahap dikarenakan Kecamatan Kedungkandang memiliki cukup padat penduduknya, yaitu data luas terbangun sebesar 3989.44 Ha, dengan jumlah penduduk 172.663 jiwa, dan kepadatan penduduk sebesar 43.28 jiwa/ha (Malang dalam angka, 2006). Kecamatan Kedungkandang terdiri dari dua belas Kelurahan, diantaranya sembilan kelurahan status perkotaan yang dilayani oleh Dinas Kebersihan dan tiga kelurahan lainnya adalah status perdesaan dimana masih terdapatnya TPS- TPS liar yaitu di Kelurahan Cemorokandang, Kelurahan Wonokoyo, Kelurahan Arjowinangun, Kelurahan Tlogowaru, hal ini dikarenakan belum semuanya ditangani oleh Dinas Kebersihan karena status perdesaan dan disamping itu pengaruh dari kurangnya budaya kebersihan dan dilatarbelakangi tingkat pendidikan yang rendah. Untuk itu pada wilayah studi ini diarahkan kepada potensi pengelolaan sampah menuju Zero Waste yang berbasis masyarakat di mulai dari tingkat kelurahan. 2. DASAR TEORI Sampah sebagai limbah yang bersifat padat terdir dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (SNI 19 2454 2002). a. Laju Timbulan Sampah Laju timbulan sampah baik untuk sekarang maupun dimasa mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan, dan pengkajian potensi pengelolaan persampahan menuju Zero Waste. Apabila pengamatan lapangan belum tersedia, maka untuk menghitung besaran sistem dapat digunakan angka timbulan sampah sebagai berikut ( E. Damanhuri, 2004) : Satuan timbulan sampah kota besar = 2 2,5 liter/orang.hari atau 0,4 0,5 kg/orang.hari Satuan timbulan sampah kota sedang/kecil = 1,5-2 liter/orang.hari atau 0,3-0,4 kg/orang.hari Berdasarkan kriteria pada SNI 19-3964-2002 untuk kota besar lebih dari 500.000 jiwa maka Kota Malang masuk kota besar. b. Densitas Densitas sampah adalah berat sampah yang diukur dalam satuan kilogram dibandingkan dengan volume sampah yang diukur tersebut (kg/m 3 ). Densitas sampah sangat penting dalam menentukan jumlah timbulan sampah. Penentuan densitas sampah ini dilakukan dengan cara menimbang sampah yang disampling dari sumber sampah (E. Pandebesie, 2005).

c. Komposisi Sampah Komposisi sampah yang dihasilkan dari Kecamatan Kedungkandang menunjukkan bahwa komposisi sampah yang terbesar adalah sampah organik (Anonim, 2007). Dari data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kebersihan Kota Malang bahwa Kecamatan Kedungkandang memiliki volume sampah pertahun seperti pada tabel berikut. Tabel : Volume Sampah M 3 / Tahun di Kecamatan Kedungkandang VOLUME SAMPAH M 3 /TAHUN KECAMATAN 2003 2004 2005 2006 KEDUNGKANDANG 57.601 58.320 70.200 51.542 Sumber : Dinas Kebersihan 2009 d. Potensi Pengelolaan Sampah Menuju Zero Waste Dalam Pengelolaan Sampah Perkotaan Zero Waste adalah mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi produksi sampah atau diminimalisir terjadinya sampah, ( Urip Santoso, 2009). Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala individual dan skala kawasan secara terpadu dengan sasaran untuk dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin. Konsep 3R adalah merupakan dasar dari berbagai usaha untuk mengurangi limbah sampah dan mengoptimalkan proses produksi sampah, (Ari Suryanto, dkk, 2005). pola operasional pengolahan sampah dengan konsep 3R Sumber Sampah (Reduce dan Reuse) Timbulan Sampah Pemilahan Pewadahan (R1 (Reduce dan R2) dan Reuse) Pengumpulan Pewadahan Pengangkutan (Reuse) (Reuse) (Reduce dan Reuse) Pengolahan (Reuse) Pembuangan Akhir (Reduce dan Reuse) e. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Pengelolaan sampah berbasis masyarakat (Community Based Solid Waste Management / CBSWM) adalah suatu pendekatan pengelolaan sampah yang didasarkan pada kebutuhan dan permintaan masyarakat, direncanakan, dilaksanakan, dikontrol, dan di evaluasi bersama masyarakat, (

Environmental Services Program (ESP) DKI, 2006). Berbasis masyarakat karena produsen utama adalah masyarakat sehingga, masyarakat harus bertanggung jawab terhadap sampah yang masyarakat produksi. CBSWM ini tujuannya adalah kemandirian masyarakat dalam mempertahankan kebersihan lingkungan melalui pengelolaan sampah yang ramah lingkungan 3. METODOLOGI IDE AWAL PERUMUSAN MASALAH : MASIH BANYAKNYA TUMPUKAN SAMPAH YANG MASUK KE TPS MELAKUKAN KAJIAN POTENSI SUMBER SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT MELALUI 3 R PENGAMBILAN DATA SEKUNDER : DATA ADMINISTRASI WILAYAH PETA WILAYAH PERENCANAAN DATA JUMLAH PENDUDUK PENGAMBILAN DATA PRIMER : JUMLAH TIMBULAN SAMPAH DATA PENGAMATAN LAPANGAN, INTERVIEW DAN KUISIONER KONDISI EKSISTING SAMPAH PADA DAERAH STUDI DOKUMENTASI MENDAPATKAN ASPIRASI MASYARAKAT ANALISA DATA: JUMLAH TIMBULAN SAMPAH KOMPOSISI SAMPAH YANG DAPAT DIOLAH DENGAN KONSEP 3 R KOMPOSISI SAMPAH YANG TIDAK DAPAT DIOLAH DENGAN KONSEP 3R PENGELOLAAN KONSEP 3 R PENGELOLAN SAMPAH BERBASIS MSAYARAKAT BEAYA PENGELOLAAN METODE PENGOLAHAN DATA MASYARAKAT NILAI MANFAAT BAGI MASYARAKAT KESIMPULAN DAN SARAN

4. HASIL DAN DISKUSI Berdasarkan hasil analisa penelitian bahwa jumlah timbulan sampah di Kelurahan Sawojajar yang paling besar adalah di RT 1 RW 4 sebesar 0,33 Kg/orang/hari. Hasil komposisi sampah rumah tangga yang dapat diolah dengan konsep 3R selama 7 hari dilakukan pengamatan ternyata diperoleh prosentase yang paling tinggi sampah basah (organik) adalah 0,83-0,89. Sementara prosentase komposisi anorganik sangat rendah yaitu 0,01 sampai 0,03, rata-rata potensi komposisi sampah yang dapat diolah dengan konsep 3R seperti pada diagram. 7% 3% 4% 3% 79% Sampah Basah Plastik Kertas HPS Kain Kaleng Duplek Aqua gelas Koran Residu Dari sampel sampah yang diambil seberat 100 Kg di TPS maka komposisi sampah yang tidak bisa diolah (tidak dapat dimanfaatkan kembali) dengan konsep 3R akan menjadi Residu untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Rerata residu adalah sebesar 0,01. Berdasarkan hasil kuisioner dalam perencanaan ini adalah sebesar 94,8 % menyetujui dilakukan reduksi sampah dengan konsep 3R. Untuk perhitungan potensi reduksi sampah adalah sebagai berikut : Jumlah keluarga yang berpotensi melakukan reduksi 3R adalah : KK = 94,8 % x jumlah KK = 94,8 % x 10690 = 10134,12 10.134 KK 5. KESIMPULAN Pengelolaan sampah menuju Zero Waste yang berbasis masyarakat adalah adalah pengelolaan sampah yang di mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi produksi sampah atau diminimalisir terjadinya sampah yang didasarkan pada kebutuhan dan permintaan masyarakat, direncanakan, dilaksanakan, dikontrol, dan di evaluasi bersama masyarakat dengan tujuan untuk mengetahui potensi konsep 3R yang dapat diimplementasikan di tingkat Kelurahan sehingga dapat mengurangi jumlah timbulan sampat di TPA dan melakukan pengelolaan sampah menuju Zero Waste yang berbasis masyarakat melalui konsep 3R (( Reuse, Reduce, Recycle). Berdasarkan dari hasil dan analisa maka diperoleh sebagai berikut : 1. Kecamatan Kedungkandang memiliki 12 Kelurahan yaitu 9 kelurahan yang terlayani oleh Dinas Kebersihan dan 3 Kelurahan tidak terlayani oleh Dinas Kebersihan yaitu Kelurahan Arjowinangun, Tlogowaru dan Wonokoyo karena masih status perdesaan dan tidak terdapatnya pengepul di Kelurahan tersebut,

sementara gabungan pembuangan sampah yang dilayani oleh Dinas Kebersihan yaitu Kelurahan Mergosono jumlah sampah yang dihasilkan rendah sehingga pembuangan sampah digabung ke TPS Gadangkompos di Kecamatan Sukun, Kelurahan Bumiayu pembuangan sampah ke TPS Buring di Kelurahan Buring, sedangkan Kelurahan yang terlayani oleh Dinas Kebersihan adalah Kelurahan Kota lama dengan jumlah timbulan sampah adalah 12 m 3 /hari, Kelurahan Buring 8 m 3 /hari, Kedungkandang 15 m 3 /hari, Lesanpuro 13 m 3 /hari. Sawojajar 70 m3/hari, Madyopuro 23 m 3 /hari, dan Cemorokandang 5 m 3 /hari. Dari jumlah timbulan sampah yang dihasilkan ternyata di Kelurahan Sawojajar yang cukup besar jumlah timbulan sampah dan terdapatnya 2 pengepul dan jumlah pemulung cukup besar yang masuk ke Kelurahan Sawojajar, hal ini disebabkan besarnya jumlah penduduk dan besarnya aktifitas masyarakat akibat faktor ekonomi yang cukup. Dengan potensi konsep 3 R yang yang dapat di implementasikan di tingkat kelurahan Sawojajar maka residu yang terangkut ke TPA adalah sebesar 1 %, hal ini membawa dampak positip yaitu dapat mengurangi jumlah timbulan sampah yang ada di TPA Supiturang Kota Malang yang berarti mengurangi gas Methan (CH4) dan karbondioksida (CO2) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan mengurangi pencemaran terhadap komponen udara, air, dan tanah. 2. Kelurahan Sawojajar sebagai percontohan untuk dilaksanakan pengelolaan sampah menuju Zero Waste yang berbasis masyarakat. Hal ini dikarenakan Kelurahan Sawojajar Kecamatan Kedungkandang sangat berpotensi untuk dilakukan pengelolaan sampah menuju Zero Waste yang berbasis masyarakat dengan konsep 3 R, dimana hasil kajian prosentase potensi komposisi sampah yang dapat diolah dengan konsep 3R adalah sebagai berikut : sampah basah (organik) dengan ratarata adalah : 79 %, Plastik (anorganik) dengan rata-rata : 7 %, Kertas HVS (anorganik) dengan rata-rata : 4 %, Kain (anorganik) dengan rata-rata 1 %, Kaleng (anorganik) dengan rata-rata 1 %, Duplek (anorganik) dengan rata-rata 3 %, Aqua gelas dengan rata-rata, Koran (anorganik) dengan rata-rata 3%. Komposisi sampah yang tidak bisa diolah (tidak dapat dimanfaatkan kembali) dengan konsep 3R akan menjadi Residu untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Rerata residu ke TPA adalah sebesar 1 % 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Adhar Sigh,Ram, 2006, Penelitian Sampah Plastik untuk Kontruksi Jalan Raya, New Delhi. 2. Anonim, 2007, Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Malang. 3. Anonim, 2006, Malang dalam Angka Kota Malang, 2006. 4. Arie S, 2008, Aspek Inovasi Dalam Implementasi 3 R Sampah : Kajian Dalam Perspektif Intitusional 5. Ari Suryanto,Dody dkk, 2005, Kajian Potensi Ekonomis Dengan Penerapan 3R pada Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kota Depok 6. Aryanti, dkk, 2000, Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di lingkungan Perumahan, Vol 16 N0 2. Jurnal Puslitbangkim, Jakarta 7. Damanhuri, E dkk 1989, Pengkajian Laju Timbulan Sampah di Indonesia, Pus lit. Bang. Pemukiman Dept PU-LPM ITB. 8. Enviromental servisec program (ESP) DKI, 2006, Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. 9. E.HSU, Cm. Kuo, 2004, Recycling Rates of Waste Home Appliances in Taiwan. 10. Ellina S. Pandebesie, 2005, Teknik Pengelolaan Sampah, Surabaya