3.1 opasitas perbandingan tingkat penyerapan cahaya oleh asap yang dinyatakan dalam satuan persen

dokumen-dokumen yang mirip
Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 1 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 1 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 3 : Cara uji kendaraan bermotor kategori L Pada kondisi idle SNI

A. KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI L B. KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI M, N DAN O

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR :13 TAHUN 2014 TENTANG PENGUJIAN AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR

BAB III METODE PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 11: Cara uji opasitas menggunakan skala Ringelmann untuk asap hitam

BAB III METODE PENELITIAN. bakar bio solar dan solar dex untuk mengetahui daya, torsi yang dihasilkan dan emisi

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : /MENLH/ /TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAKU MUTU EMISI DISAMPAIKAN OLEH SUTIMAN TEKNIK OTOMOTIF FT - UNY

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 04 Tahun 2009 Tanggal : 25 Maret 2009

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG

RANCANG BANGUN DIESEL PARTICULATE TRAP (DPT) UNTUK MEREDUKSI OPASITAS, KONSUMSI BAHAN BAKAR, DAN TINGKAT KEBISINGAN MESIN ISUZU C190

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 4: Cara uji kadar uap air dengan metoda gravimetri

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANG BANGUN FUEL METER UNTUK MENGUKUR KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL ISUZU C190

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN DAN UJI GAS EMISI BUANG KENDARAAN BERMOTOR

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN TINGKAT KEBISINGAN SECARA DINAMIS UNTUK KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Emisi Gas. Baku Mutu. Kategori L3. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

BAB III KEGIATAN PENGUJIAN DAN PERAWATAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 125 cc

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam memlakukan penelitian ini, mesin yang digunakan adalah sepeda

METODOLOGI PENELITIAN

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. berikut ini adalah diagram alir kerangka pelaksanaan penelitian. PEMBUATAN CATALYTIC CONVERTER PENGUJIAN EMISI

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

I. PENDAHULUAN. (induction chamber) yang salah satunya dikenal sebagai tabung YEIS. Yamaha pada produknya RX King yang memiliki siklus pembakaran 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

Aifa Naufal Zahron 1, Bayu Wiro K. 2, Tri Andi Setiawan 3.

BAB III METODE PENELITIAN

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

Udara ambien Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Penyehatan Udara. A. Sound Level Meter

JTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014,

Studi Kasus Alat Uji Emisi Gas Buang Karbon Monoksida (CO) Pada Mobil Berbahan Bakar Bensin Dan Mobil Berbahan Bakar Solar

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG

Implementasi Metode Digital Image Processing untuk Menguji Kepekatan Asap Kendaraan Motor Diesel

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

OPTIMASI KONFIGURASI MAINJET DAN SLOWJET KARBURATOR MOTOR BENSIN SATU SILINDER 97 CC

Cara uji sifat tahan lekang batu

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

BAB II TINJAUAN LITERATUR

III. METODE PENELITIAN

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam observasi yang dilakukan terhadap sistim Turbocharger dan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

BAB II LA DASA TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

Transkripsi:

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 2 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan kompresi pada kondisi akselerasi bebas SNI 19-7118.2-2005

Daftar Isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Cara uji... 2 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu... 3 Lampiran A Pelaporan... 4 Lampiran B Format pelaporan... 5 Lampiran C Gambar diagram skematik smoke opacimeter... 6 Bibliografi... 7 i

Prakata SNI ini merupakan hasil pengkajian dari SNI 09-2766-1992, Cara uji pengukuran tingkat kepekatan gas buang kendaraan bermotor jenis motor nyala kompresi. SNI ini menggunakan referensi metode standar dari International Organization for Standardization (ISO) dan Regulasi United Nation for Economic Commission for Europe (UN-ECE). Secara teknis, SNI ini disiapkan dan telah diuji coba oleh laboratorium yang terakreditasi dalam rangka validasi dan verifikasi metoda serta dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Kualitas Udara dari Panitia Teknis 207S, Sistem Manajemen Lingkungan. Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun daerah pada tanggal 5 Nopember 2004 di Depok. Dengan ditetapkannya SNI 19-7118.2-2005 maka SNI 09-2766-1992 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pemakai SNI agar dapat meneliti validasi SNI yang terkait dengan metode ini, sehingga dapat selalu menggunakan SNI edisi terakhir. ii

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 2 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan kompresi pada kondisi akselerasi bebas 1 Ruang lingkup Cara uji ini digunakan untuk mengukur opasitas asap menggunakan smoke opacimeter pada kondisi akselerasi bebas kendaraan bermotor kategori M, N dan O berpenggerak penyalaan kompresi. Cara uji ini berlaku untuk : a. kendaraan bermotor lama (yang beorperasi di jalan) b. keperluan pemeriksaan dan perawatan 2 Acuan normatif ISO 11614:1999, Reciprocating internal compression-ignition engines - Apparatus for measurement of the opacity and for determination of the light absorption coefficient of exhaust gas. 3 Istilah dan definisi 3.1 opasitas perbandingan tingkat penyerapan cahaya oleh asap yang dinyatakan dalam satuan persen 3.2 pengujian akselerasi bebas pengujian pada kendaraan berpenggerak penyalaan kompresi yang dilakukan pada putaran mesin idle hingga tercapai putaran mesin maksimum 3.3 kategori M, N dan O 3.3.1 kategori M kendaraan bermotor beroda empat atau lebih dan digunakan untuk angkutan orang 3.3.2 kategori N kendaraan bermotor beroda empat atau lebih dan digunakan untuk angkutan barang 3.3.3 kategori O kendaraan bermotor penarik untuk gandengan atau tempel 1 dari 7

4 Cara uji 4.1 Prinsip Pengujian akselerasi bebas dilakukan dengan cara melewatkan gas buang kendaraan bermotor kedalam suatu tabung asap pada alat smoke opacimeter kemudian nilai opasitas asap dibaca pada alat dengan metoda penyerapan cahaya (light absorption). 4.2 Peralatan a) Smoke opacimeter. Alat uji emisi gas buang yang digunakan sebagaimana persyaratan yang diberikan oleh ISO 11614. b) Alat ukur temperatur oli mesin. c) Alat ukur putaran mesin. d) Alat ukur temperatur lingkungan. 4.3 Persiapan kendaraan uji Persiapan kendaraan uji dengan tahapan sebagai berikut : a) kendaraan yang akan diukur harus diparkir pada posisi datar; b) pipa gas buang (knalpot) tidak bocor; c) temperatur oli mesin normal 60 0 C sampai dengan 70 0 C atau sesuai dengan rekomendasi manufaktur; d) sistem asesoris (AC, tape, lampu) dalam kondisi mati; e) kondisi temperatur tempat kerja pada 20 0 C sampai dengan 35 0 C. 4.4 Persiapan peralatan Persiapan smoke opacimeter dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a) pastikan bahwa alat dalam kondisi telah terkalibrasi; b) hidupkan sesuai prosedur pengoperasian (sesuai dengan rekomendasi manufaktur alat uji). 4.5 Pengukuran dan Pencatatan Pengujian opasitas asap menggunakan smoke opacimeter dengan tahapan sebagai berikut: a) persiapkan kendaraan uji sesuai langkah 4.3; b) siapkan alat uji sesuai langkah 4.4; c) naikkan (akselerasi) putaran mesin hingga mencapai 2.900 rpm sampai dengan 3.100 rpm kemudian tahan selama 60 detik dan selanjutnya kembalikan pada kondisi idle; d) masukkan probe alat uji ke pipa gas buang sedalam 30 cm, bila kurang dari 30 cm maka pasang pipa tambahan; e) injak pedal gas maksimum (full throttle) secepatnya hingga mencapai putaran mesin maksimum, selanjutnya tahan 1 hingga 4 detik. Lepas pedal gas dan tunggu hingga putaran mesin kembali stationer. Catat nilai opasitas asap; f) ulangi proses 4.5 butir (e) ini minimal tiga kali; g) catat nilai prosentase rata-rata opasitas asap dari langkah 4.5 butir (f) dalam satuan persen (%) yang terukur pada alat uji. 2 dari 7

CATATAN 1 Untuk pipa gas buang (knalpot) kendaraan terdiri dari dua atau lebih maka perlu dilakukan penyambungan dengan pipa tunggal dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh manufaktur. CATATAN 2 Bila CATATAN 1 secara praktis tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka perlu dilakukan pengukuran emisi gas buang pada tiap pipa gas buang dan hasil yang diperoleh dirata-rata. 5 Jaminan mutu dan pengendalian mutu a) Pastikan pipa gas buang (knalpot) tidak bocor. b) Periksa alat ukur siap untuk digunakan sebagaimana instruksi dari manufaktur dalam bentuk tercatat (terdokumentasi). c) Lakukan kalibrasi alat ukur sesuai rekomendasi manufaktur dalam bentuk tercatat (terdokumentasi). 3 dari 7

Lampiran A (normatif) Pelaporan Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut: 1) Parameter yang dianalisis 2) Nama dan paraf teknisi penguji 3) Tanggal pengujian 4) Data pengambilan contoh uji : a) Merk/tipe kendaraan. b) Tahun pembuatan. c) Kapasitas mesin. d) No kendaraan. e) Odometer. f) Suplai bahan bakar (karburator atau injeksi). g) Jenis bahan bakar. h) Temperatur lingkungan tempat pengujian. i) Data lain: Nama lokasi pengujian, Alamat, No.telp/fax, Nama penanggung jawab. 5) Hasil pengukuran contoh uji opasitas asap dalam satuan persen (%).

Lampiran B (Informatif) Format pelaporan Tanggal Uji : Lokasi Uji/Nama Bengkel/ : Laboratorium Alamat : Tel./Fax. : DATA KENDARAAN Merek : Tipe : Tahun Produksi : No. Kendaraan : No. Identifikasi Kendaraan (NIK) : No. Mesin : Odometer : Tipe Mesin : Kapasitas & Jumlah silinder : Bahan Bakar : DATA HASIL PENGUKURAN/PENGUJIAN No. Pengujian 1 2 3 4 5 Temp.Oli 0 C Putaran mesin rpm Opasitas % HSU Nilai K m -1 Catatan : Pengujian : Tanda tangan : 5 dari 7

Lampiran C (Informatif) Gambar diagram skematik smoke opacimeter 6 dari 7

Bibliografi Bosch, Automotive Handbook, Society of Automotive Engineer,Oktober 1996, edisi ke 4. SAE J1667, Snap acceleration smoke test prosedure for heavy-duty powered vehicle,1996 UN-ECE, Regulasi No. 24, Uniform provisions concerning: the approval of compression ignition (C) engines with regard to the emission of visible pollutants. SNI 09-1825-2002, Sistem penggolongan/pengklasifikasian kendaraan bermotor. 7 dari 7