BAB III METODE PENELITIAN. kelas. Kata Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. terjun ke lapangan secara langsung pada saat guru dan peserta didik

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas guru dan siswa saat melakukan proses kegiatan pembelajaran (KMB) di

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun kelapangan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan

BAB III METODE PENELITIAN. diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. 1 Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. prestasi belajar, kelas dan sekolahan.

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. istilah Inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK

BAB III PROSEDUR PTK. Inggris Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini juga termasuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang a) praktik-praktik kependidikan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas yang dalam Bahasa Inggris biasa disebut Clasroom Action Research

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. PTK ini dilaksanakan untuk memperbaiki kinerja guru.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. kelas), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tindakan-tindakan tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. Practice-Rehearsal Pairs, yang merupakan suatu inovasi yang akan diterapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tentang kemampuan menjelaskan penguasaan konsep ketentuan puasa Ramadhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Action Research (CAR). Menurut Kemmis dalam Rochiati menjelaskan bahwa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research). Menurut Kemmis dan Mc.Taggart, PTK adalah studi yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Adapun penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas atau PTK (classroom action research). Penelitian tindakan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengamati dan meneliti secara langsung pada saat guru melakukan proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. atau jawaban atau masalah yang diteliti.1. (PTK). Dalam bahasa Inggris, PTK disebut dengan Classroom

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan tindakan berupa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. meningkatkan mutu pembelajaran di kelas 28. Dalam penelitian tindakan kelas,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. ini adalah Kemmis dan Taggart. Basrowi mengatakan bahwa penelitian

BAB III TEKNIK DAN RENCANA PENELITIAN. penelitian tindakan kelas. Dengan teknik penelitian tindakan kelas peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. sampel. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas berasal dari kata action research

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian bersifat deskriptif yaitu terkait dari urutan-urutan kegiatan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka melakukan perbaikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. sering disebut Classroom Action Research dalam bahasa inggris. Yaitu

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitihan adalah penelitian tindakan kelas. Kata Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian tindakan kelas. PTK meliputi tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa/mahasiswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru/dosen yang sama. 1 Di dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdapat beberapa model atau desain penelitian yang digunakan ketika peneliti melakukan PTK. Desain-desain tersebut diantaranya adalah: (1) Model Kurt Lewin, (2) Model Kemmis Mc Taggart, (3) Model John Elliot, (4) Model Hopkins, (5) Model 1 Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Referensi, 2013), hal. 4. 31

32 McKernan, (6) Model Dave Ebbut. Dalam hal ini, peneliti disini melakukan PTK dengan menggunakan model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dan berbagai model action research, terutama classroom action research. Konsep pokok action research menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). 2 Hubungan keempat komponen tersebut dipandang siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin B. Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Setting atau lokasi PTK ini adalah MINU Sumokali Sidoarjo kelas IV. Mata pelajaran Penjaskes, tahun pelajaran 2015/2016. 2 Samsu Somadayo, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), 1, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013). Hal. 39.

33 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV MINU Sumokali Sidoarjo dengan jumlah siswa 21anak meliputi 9 laki-laki dan 12 perempuan. Sedangkan peneliti disini berperan sebagai observer. C. Variabel yang Diteliti Dalam penelitian tindakan kelas ini,variabel yang diselidiki adalah: 1. Variabel input : Siswa-siswi kelas IV MINU Sumokali Sidoarjo 2. Variabel proses : Model Explicit Instruction 3. Variabel output : Peningkatan keterampilan lari estafet mata pelajaran Penjaskes materi Atletik. D. Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam empat tahap. Setiap tahap dilalui dengan prosedur dan langkah-langkah tersendiri. 1. Tahap perencanaan tindakan Setiap kegiatan membutuhkan perencanaan, begitu juga dalam penelitian ini dilakukan beberapa perencanaan yaitu : a. Menentukan waktu untuk pelaksanaan b. Menentukan model Explicit Instructionyang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan masalah yang ada peneliti melaksanakan peningkatanketerampilan lari estafet mata pelajaran Penjaskes materi Atletik.

34 c. Menyusun atau menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran Penjaskes di kelas VI dengan menggunakan Model Explicit Instruction. d. Menentukan materi pokok yang diajarkan, yaitu Atletik. e. Menyiapkan sumber pembelajaran yaitu buku dan alat olahraga. f. Mengembangkan non test berupa penilaian performent atletik lari estafetyang telah terselesaikan. g. Mengembangkan format penilaian. h. Menentukan alat observasi berupa lembar observasi, pedoman wawancara, gambar dan kriteria keberhasilan. i. Peneliti menentukan kriteria keberhasilan Berdasarkan kriteria, peneliti ingin mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang diinginkan atau belum. Apabila sesuai maka tindakan perbaikan dihentikan. Apabila belum maka peneliti terus melakukan perbaikan di siklus berikutnya. 2. Tahap pelaksanaan tindakan Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. a. Kegiatan Awal (20 menit) Fase1 : Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswaexplicit instruction. a) Guru mengucapkan salam dan doa.

35 b) Mengecek kehadiran siswa. c) Guru melakukan apersepsi pembelajaran semester lalu. d) Guru menginformasikan materi yang akan disampaikan hari ini yaitu tentang Atletik Lari Estafet. e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti (65 menit) Fase 2 mendemontrsikan pengetahuan serta keterampilan model explicit instruction Elaborasi a) Guru menjelaskan materi dan memberikan materi atletik lari estafet. b) Guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan. c) Masing-masing kelompok antara 4-6 siswa. Fase 3 membimbing pelatihan Eksplorasi Melakukan tehnik dasar lari estafet: 1) Guru melakukan teknik dasar lari estafet pemanasan (warming up) (berkelompok). 2) Guru melakukan start dari posisi berdiri menggunakan aba-aba (berkelompok). 3) Guru melakukan lari mengelilingi lapangan dengan langkah pendek (berkelompok). 4) Guru melakukan start, lari dan finish (berkelompok).

36 Melakukan tehnik memberi/menerima tongkat yaitu: 1) Guru melakukan latihan pengoperan tongkat statis. 2) Guru melakukan latihan pengoperan tongkat dengan gerakan tangan sprint. 3) Guru melakukan latihan mengoperkan tongkat dengan lari perlahan. 4) Setelah berkelompok siswa mempraktikkan lari estafet dengan benar. Fase 4 pemahaman dan memberikan umpan balik model explicit instruction Konfirmasi 1) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk praktek/lisan. 2) Guru memberikan penilaian atau refleksi. Fase 5 memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan model explicit instruction 3) Guru memberikan acuan agar siswa dapat melakukan ekplorasi dengan baik. 4) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum perpatisipasi aktif. c. Kegiatan Penutup (20 menit) a) Bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran. b) Menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

37 c) Siswa dan guru bersama-sama membaca do a. d) Mengucapkan salam. 3. Tahap pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan pengambilan atau pengumpulan data hasil wawancara, observasi dan penilaian aspek psikomotorik. a. Melakukan wawancara kepada guru dan siswa sesuai dengan pedoman wawancara guru dan siswa. b. Melakukan observasi dari proses pembelajaran yang dilakukan melalui lembar pengamatan observasi guru dan siswa yang telah dipersiapkan. 4. Tahap refleksi Pada tahap ini dilakukan: a. Evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap tindakan yang dilakukan dalam proses pembelajaran. b. Pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang RPP dan unjuk kerja siswa, dengan melihat hasil observasi guru dan siswa. c. Perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya. E. Sumber Data dan Cara Pengumpulannya 1. Sumber data Ada dua sumber data dalam PTK, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. 3 Data primer adalah data yang diperoleh dari 3 Sukidin, Basrowi, Suranto, Menejemen Tindakan kelas, (Jember: Insan Cendekia, 2007). hal.105

38 sekolah yang diteliti. Yang termasuk data primer adalah siswa, guru, orang tua, dankepala sekolah di MINU Sumokali Sidoarjo. Sedangkan data sekunder adalah data yang berasal dari pihak-pihak yang tidak berkaiatan dengan sekolah. Seperti pengawas sekolah, pejabat dinas pendidikan. Dalam penelitian kali ini, data yang diperlukan untuk dianalisis adalah data primer, yaitu: a. Bagi siswa Dengan adanya penelitian ini siswa dapat mempraktikkan gerak dasar atletik lari estafet dengan tepat. b. Bagi guru Dengan adanya penelitian ini guru dapat membantu siswa dapat Mempraktikkan gerak dasar atletik lari estafet. Selain itu dapat memudahkan guru untuk melanjutkan materi selanjutnya. c. Bagi sekolah Dengan adanya penelitian ini MINU Sumokali sidoarjo dapat mengembangkan peserta didiknya terutama dalam hal proses pembelajaran penjaskes materi atletik, khususnya peningkatan Keterampilan, keaktifan, pemahaman, kreatif, cerdas, agamis dan prestasi belajar. d. Penulis Bagi penulis membawa wawasan dan pengetahuan lebih dalam dan sebagai latihan dalam bentuk karya ilmiah yang berupa tulisan serta sebagai landasan megajar Penjaskes.

39 2. Alat dan Teknik Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, ada dua jenis data yang dikumpulkan peneliti, yakni: a. Data Kuantitatif (nilai keterampilan siswa) dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. b. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode yang baru (afektif), aktivitas manusia mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif. 4 3. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan peneliti, yakni: a. Non Tes (Penilaian Performance) Dipergunakan untuk mendapatkan data tentang peningkatan keterampilan siswa dalam melakukan lari estafet. b. Observasi Observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.adapun instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa. 4 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, 6, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011). Hal. 128

40 c. Wawancara wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran dengan model explicit instruction. Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana pewancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. FORMAT PANDUAN WAWANCARA 1. Bagaimana keterampilan lari estafet pada mata pelajaran Penjaskes di kelas IV? 2. Model apa sajakah yang telah diterapkan oleh guru terkait dengan peningkatan keterampilan siswa dalam lari estafet? 3. Apa saja hambatan yang sering terjadi dalam pembelajaran di luar kelas dalam upaya meningkatkan keterampilan berlari estafet pada siswa kelas IV? 4. Model apa yang pernah digunakan dalam upaya meningkatkan keterampilan berlari estafet pada siswa kelas IV? d. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagaian. Dalam penelitian ini data dokumentasi merupakan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti meliputi data-data yang ada di dalam lembaga sekolah yang dihasilkan oleh peneliti setelah

41 penelitian, dan dokumen tentang rekap hasil belajar mata pelajaran penjaskes. F. Instrument Pengumpulan Data a. Instrumen observasi guru (terlampir) b. Instrumen observasi siswa (terlampir) c. Instrument Non Test / Penilaian Performance (terlampir) Instrument yang digunakan untuk menjelaskan tentang peningkatan keterampilan lari estafet adalah dengan menggunakan rubik penilaian performance. d. Instrumen pengamatan Sikap/Perilaku (terlampir) Instrument yang digunakan untuk menjelaskan tentang peningkatan keterampilan lari estafet adalah dengan menggunakan rubik penilaian performance. G. Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu model dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data kualitatif. Analisis kualitatif dapat dilihat dari hasil lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi guru, dan keberhasilan atau kegagalan tindakan. Cara menganalisis data dari hasil observasi aktivitas siswa dengan melihat respon positif atau negatif siswa terhadap peningkatan keterampilan berlari estafet dalam materi atletik pada mata pelajaran Penjaskes.

42 Cara menganalisis data dari hasil observasi aktivitas guru dengan melihat kesesuaian proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan RPP yang telah disiapkan dan kesulitan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau prosentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara menganalisis hasil performance siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Kemudian dilihat peningkatannya dari hasil pretest dan postest. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: untuk ketuntasan belajar, ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Seorang siswa yang telah tuntas belajar bila telah mencapai KKM 80 dan secara klasikal dikatakan tuntas belajar apabila prosentase mencapai 80%. Untuk menghitung skor keterampilan berlari siswa digunakan rumus sebagai berikut : 5 NNNNNNNNNN AAAAhiiii = ΣΣ SSSSSSSS yyyyyyyy ddddddddddddddddh xx 100 ΣΣ SSSSSSSS mmmmmmmmmmmmmmmm Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar (keterampilan berlari) digunakan rumus sebagai berikut : 6 pppppppppppppppppppp = ΣΣ SSSSSSSSSS yyyyyyyy tttttttttttt bbbbbbbbbbbbbb ΣΣ SSSSSSSSSS xx 100% Untuk mengetahui rata-rata keterampilan berlari estafet kelas IV pada materi atletik digunakan rumus sebagai berikut : 5 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KTSP, (Jakarta: Kencana, 2010). 6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011). hlm. 109.

43 pppppppppppppppppppp = ΣΣ NNNNNNNNNN ssssssssss ssssssssss dddd kkkkkkkkkk xx 100% ΣΣ SSSSSSSSSS dddd kkkkkkkkkk H. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah keberhasilan guru dalam mengelola dan melakukan pembelajaran serta keberhasilan siswa dalam melakukan pembelajaran dan melakukan non testdengan praktek yang telah terselesaikan. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Penerapan model explicit instruction sekurang-kurangnya berkategori baik. 2. Skor rata-rataketerampilan berlari estafet kelas IV pada materi atletik menjadi 80. 3. Persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar 80%. 4. Terjadi peningkatan skor rata-rata dari siklus I ke siklus II 20. I. Tim Peneliti dan Tugasnya Penelitian tindakan kelas ini mengunakan kolaborasi. Antara guru seorang mata pelajaran penjaskes, guru sebagai kolaborator bersama peneliti dikelas sekaligus sebagai obsevator selama kegiatan penelitian tindakan kelas. Peneliti dan kolaborator bertugas penuh dalam pelaksanaan penelitianbaik dalam kegiatan awal perencanaan, tindakan, dan observasi dan refleksi dalam tiap-tiap pelaksanaan kolaborasi peneliti dan kolaborator agar

44 memenuhi hasil yang diinginkan dalam sebuah proses penelitian tindakan kelas. 1. Guru Penjaskes Nama : Subiyanto Status : Guru mata pelajaran penjaskes Tugas : bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan. 2. Peneliti Nama : Rizqiyah Muthoharoh Status : Mahasiswi Tugas : Menyusun perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi, pelaksana kegiatan, mengamati dan mengisi lembar observasi siswa, melakukan diskusi dengan guru kolaborator, dan menyusun laporan hasil penelitian.