BAB II TINJAUAN PROYEK GAMBARAN UMUM PROYEK DATA FISIK BANGUNAN : Peningkatan Kuantitas Komplek Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Evaluasi Restorasi Gedung Indonesia Menggugat Terhadap Peraturan Daerah Tentang Bangunan Cagar Budaya

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PELESTARIAN BANGUNAN DAN/ATAU LINGKUNGAN CAGAR BUDAYA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1997 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TAHUN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

2017, No Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5531); 4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

GAMBARAN PROSES PEMBENTUKAN DAN PENDIRIAN PERPUSTAKAAN NASIONAL INDONESIA * Soekarman Kartosedono **

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN LUAR BATANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 11 TAHUN 1989 (11/1984) TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun ke tahun, Indonesia telah mengalami banyak perkembangan,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

KAWASAN CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25TAHUN 1995 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN MEDAN MERDEKA DI WILAYAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI Jl. Salemba Raya No. 28 A Jakarta Kotak Pos : 3624 Telepon : , , FAX Home Page :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 124 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB II BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

LAMPIRAN 1 ANGKET PENELITIAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR

Bab II Tim Evaluasi, Mekanisme Evaluasi, Instrumen Evaluasi, dan Hasil Evaluasi

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2000 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENT ANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN CAGAR BUDAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG BANGUNAN PANGGUNG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 66 TAHUN 2016

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 58 TAHUN 2008

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PERPUSTAKAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

b. merumuskan kebijakan di bidang kearsipan dan perpustakaan berdasarkan Rencana Strategis Dinas sebagai dasar pelaksanaan kegiatan; c.

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar tahun 1945 yaitu mencerdaskan

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. GAMBARAN UMUM PROYEK 2.1.1 DATA FISIK BANGUNAN Nama proyek : Peningkatan Kuantitas Komplek Perpustakaan Nasional Sifat proyek : Fiktif Pemilik : Pemerintah Luas lahan : 11.920 m 2 KDB : 45% (5.364 m 2 ) KLB : 4 (47.680 m 2 ) GSB : 35 m Max tinggi bangunan : 24 lantai Peruntukan Lahan : Pelayanan masyarakat Lokasi : Jl. Medan Merdeka Selatan No. 11 Batas site : Utara : Monumen Nasional dan Jalan Medan Merdeka Selatan Timur : Balai Kota DKI, Lemhanas. Barat : Gedung Telekomunikasi Jakpus STO Gambir, Gedung Garuda Indonesia. Selatan : Gedung Pers, dan jalan kebon sirih 2.1.2 DATA NON FISIK BANGUNAN Perpustakaan Nasional RI ini merupakan suatu komplek perpustakaan yang mana di dalam satu lahan terdapat beberapa sarana selain perpustakaan. Sarana yang terdapat pada lahan Perpustakaan Nasional RI yaitu sarana kantor Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan dan sarana pusat pendidikan dan pengembangan. Dari sarana-sarana tersebut dapat di kelompokkan berdasarkan aktifitas dan peruntukkan bangunan, bagian Perpustakaan Nasional RI merupakan zona publik, bagian Pusat Pendidikan dan Pengembangan merupakan zona semi publik, sedangkan bagian kantor Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan merupakan zona privat. 6

GAMBAR 2.1 : Blok Plan Komplek Perpustakaan Nasional RI Bangunan Perpustakaan Nasional RI menempati bangunan cagar budaya. Sedangkan bangunan kantor Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan dan Pusat Pendidikan dan Pengembangan berada di belakang bangunan cagar budaya atau perpustakaan nasional RI yang merupakan bangunan tunggal. Untuk total keseluruhan jumlah pegawai dan pengajar adalah 176 orang. Untuk jumlah peserta diklat rata-rata perbidang diklat 15-30 orang. Masa pelaksanaan diklat 7 hari sampai 3 bulan lamanya. Peserta diklat berasal dari berbagai provinsi di indonesia. Perpustakaan Nasional RI sendiri memiliki total jumlah 76.742 koleksi, yang terdiri dari 68.776 jumlah koleksi buku, dan 2.469 jumlah koleksi audio visual, serta 5.497 jumlah koleksi rekaman. 2[1] Berdasarkan target pembangunan untuk tahun 2010-2014 Perpustakaan Nasional seperti terlampir 2.2. TINJAUAN PUSTAKA 2.2.1 PERPUSTAKAAN NASIONAL RI A. Definisi Perpustakaan Nasional RI Perpustakaan Nasional (Perpusnas) atau Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) adalah perpustakaan yang secara khusus didirikan oleh Pemerintah Negara dan memiliki tugas menyimpan data-data dan informasi negara. Perpusnas juga merupakan salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. 2 [2] 2[1] data hasil survei 2[2] http://id.wikipedia.org/wiki/perpustakaan_nasional_indonesia 7

B. Fungsi Perpustakaan Nasional RI Pengembangan Perpustakaan Nasional Berdasarkan fungsi suatu perpustakaan, menurut UNESCO membakukan fungsi perpustakaan nasional dalam 3 kategori, yaitu fungsi utama (main function), fungsi yang diinginkan (desirable function) dan fungsi yang mungkin dilksanakan (possible function). 2[3] 1. Fungsi Utama (main function) atau fungsi pokok perpustakaan nasional ialah : Mengumpulkan dan melestarikan literatur nasional dengan sasaran selengkap mungkin. Dengan kata lain fungsi pertama perpustakaan nasional ialah menyimpan semua bahan perpustakaan tercetak dan terekam yang diterbitkan di suatu negara. Perpustakaan nasional bidang umum dapat ditemukan disetiap negara yang memiliki perpustakaan nasional, karena jenis inilah yang banyak ditemukan di dunia. Menerbitkan bibliografi nasional. Bibliografi ini merupakan tindak lanjut dari fungsi pertama, yaitu mengumpulkan dan melestarikan terbitan sebuah negara. Melaksanakan jasa pinjam antar perpustakaan. Bertindak sebagai penyelenggara jasa informasi bibliografis nasional. Menerbitkan atau menunjang penerbitan bibliografi khusus. 2. Fungsi yang Diinginkan (desirable function) dari perpustakaan nasional ialah : Bertindak sebagai pusat penelitian dan pengembangan dalam pekerjaan perpustakaan dan informasi. Menyediakan pendidikan dan pelatikan dalam pekerjaan perpustakaan dan informasi. Bertindak sebagai pusat perencanaan bagi perpustakaan sebuah negara. 3. Fungsi yang Dimungkinkan (possible function) Ialah : Bertindak sebagai pusat pertukaran bahan perpustakaan antar perpustakaan. Menyediakan jasa perpustakaan khusus untuk lembaga pemerintahan. Bertindak sebagai museum buku. C. Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI INSPEKTORAT DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN BAHAN PUSTAKA DAN JASA INFORMASI SEKETARIAT UTAMA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN DIAGRAM 2.1 : Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI 2[3] Sulistyo Basuki, Sebuah kajian Sejarah Perpustakaan Nasional RI 8

2.2.2 DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN 2[4] A. Definisi Deputi II mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dibidang pengembangan sumber daya perpustakaan. Dalam melaksanakan tugas, secara administrasi Deputi II di koordinasikan oleh Sekretaris Utama. B. Fungsi a) Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pemberian bimbingan dan pembinaan dibidang pengembangan sumber daya perpustakaan; b) Pengendalian terhadap kebijakan teknis dibidang pengembangan sumber daya perpustakaan; c) Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala. C. Struktur Organisasi DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN PUSAT PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN PENGKAJIAN MINAT BACA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUSAT PENGEMBANGAN PUSTAKAWAN DIAGRAM 2.2 : Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan 2.2.3 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pusat pendiidikan dan pelatihan berada di bawah naungan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan. A. Definisi Berdasarkan Pasal 96 Keputusan Kaperpusnas Nomor 3 Tahun 2001, Pusat Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan pengembangan kurikulum, program penyelenggaraan dan pengelolaan sarana, serta evaluasi program pendidikan dan pelatihan perpustakaan. B. Fungsi Pusdiklat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 96 menyelenggarakan fungsi : 2[4] Website http://www.pnri.go.id 9

a) Pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum program pendidikan dan pelatihan perpustakaan b) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan perpustakaan c) Pelaksanaan pengelolaan sarana pendidikan dan pelatihan d) Evaluasi program pendidikan dan pelatihan perpustakaan 2.2.4 RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TAHUN 2010-2014 Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan perpustakaan seperti yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, maka pada periode tahun 2010-2014 telah ditetapkan prioritas nasional di bidang perpustakaan. Berdasarkan prioritas nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, maka Perpustakaan Nasional menetapkan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat, 2. Revitalisasi perpustakaan, 3. Peningkatan ketersediaan layanan perpustakaan secara merata, 4. Peningkatan kualitas dan keberagaman koleksi perpustakaan, 5. Peningkatan promosi gemar membaca dan pemanfaatan perpustakaan, 6. Pengembangan kompetensi dan profesionalitas tenaga perpustakaan yang meliputi pustakawan, tenaga teknis dan tenaga ahli. Arah kebijakan dan strategi pembangunan dibidang perpustakaan tersebut diatas, dilaksanakan melalui program teknis dan program generik sebagai berikut : a. Program Pengembangan Perpustakaan Tujuan program adalah untuk meningkatkan layanan perpustakaan kepada masyarakat (pemustaka), meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kegiatan prioritas yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebgai berikut : 1. Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan 2. Pengembangan Pustakawan 3. Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional 4. Pengelolaan Deposit Terbitan Nasional 5. Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Naskah Kuno 10

6. Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi 7. Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca 8. Pengelolaan Perpustakaan Proklamator b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas teknis lainnya Perpustakaan Nasional Tujuan Program adalah meningkatkan kualitas pelayanan, pengelolaan, perencanaan dan pelaksanaan program yang ditunjang oleh pembinaan administrasi dan keuangan sesuai tugas pokok dan fungsi Perpustakaan Nasional. Kegiatan prioritas yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut adalah : 1. Perencanaan, hukum, humas, dan pengawasan Perpustakaan Nasional 2. Pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian dan operasional perkantoran Perpustakaan Nasional. c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Perpustakaan Nasional. Tujuan program adalah meningkatkan kualitas sarana dan prasarana di lingkungan Perpustakaan Nasional. Kegiatan prioritas yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut adalah : 1. Pembangunan / Pengadaan / Peningkatan Sarana dan Prasarana, antara lain melalui pembangunan dan rehabilitasi prasarana gedung perpustakaan, pengadaaan dan peningkatan sarana kerja, serta pemantauan dan evaluasi. 2.2.5 BANGUNAN CAGAR BUDAYA A. Definisi Benda buatan manusia yang bergerak, maupun tidak bergerak yang merupakan kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurangkurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. 2[5] 2[5] Berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya 11

B. Kriteria bangunan cagar budaya dalam Perda No. 19 Tahun 2009 ada 5, yaitu: nilai sejarah; nilai arsitektur; nilai ilmu pengetahuan; nilai sosial budaya; umur C. Bangunan cagar budaya sendiri dibagi dalam 3 golongan, yaitu: 1. Bangunan cagar budaya Golongan A (Utama) adalah bangunan cagar budaya yang memenuhi 4 (empat) kriteria. 2. Bangunan cagar budaya Golongan B (Madya) adalah bangunan cagar budaya yang memenuhi 3 (tiga) kriteria. 3. Bangunan cagar budaya Golongan C (Pratama) adalah bangunan cagar budaya yang memenuhi 2 (dua) kriteria. Pemugaran atau alih fungsi dapat saja dilakukan asal memenuhi aturan sebagai berikut: Pasal 22 Pemugaran bangunan cagar budaya Golongan A dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. bangunan dilarang dibongkar dan/atau diubah; 2. apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak harus dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya; 3. pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang sama/sejenis atau memiliki karakter yang sama, dengan mempertahankan detail ornamen bangunan yang telah ada; 4. dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian/perubahan fungsi sesuai rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk bangunan aslinya; 5. di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi suatu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama, dengan ketentuan penambahan bangunan hanya dapat dilakukan di belakang dan/atau di samping bangunan cagar budaya dan harus sesuai dengan arsitektur bangunan cagar budaya dalam keserasian lingkungan. 12

Pasal 23 Pemugaran bangunan cagar budaya Golongan B dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. bangunan dilarang dibongkar secara sengaja, dan apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak harus dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya; 2. perubahan bangunan harus dilakukan tanpa mengubah karakter bangunan serta dengan mempertahankan detail dan ornamen bangunan yang penting; 3. dalam upaya rehabilitasi dan revitalisasi dimungkinkan adanya perubahan fungsi dan tata ruang dalam asalkan tidak mengubah karakter struktur utama bangunan; 4. di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi suatu kesatuan dengan bangunan utama. Pasal 24 Pemugaran bangunan cagar budaya Golongan C dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. perubahan bangunan dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan karakter utama bangunan; 2. detail ornamen dan bahan bangunan disesuaikan dengan arsitektur bangunan di sekitarnya dalam keserasian lingkungan; 3. penambahan bangunan dalam perpetakan atau persil dapat dilakukan di belakang dan/atau di samping bangunan cagar budaya dalam keserasian lingkungan; 4. fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana kota. Menurut sumber Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, gedung Perpustakaan Nasional RI merupakan bangunan cagar budaya dengan Golongan A. Dahulunya bangunan cagar budaya ini dikenal sebagai gedung Koningklijke Naturkundinge Vereeniging, Perpustakaan Sejarah Politik dan Sosial. 2.3 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS 2.3.1 PERPUSTAKAAN NASIONAL 13

14

15

16

17

18

19

20