BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. GAMBARAN UMUM PROYEK 2.1.1 DATA FISIK BANGUNAN Nama proyek : Peningkatan Kuantitas Komplek Perpustakaan Nasional Sifat proyek : Fiktif Pemilik : Pemerintah Luas lahan : 11.920 m 2 KDB : 45% (5.364 m 2 ) KLB : 4 (47.680 m 2 ) GSB : 35 m Max tinggi bangunan : 24 lantai Peruntukan Lahan : Pelayanan masyarakat Lokasi : Jl. Medan Merdeka Selatan No. 11 Batas site : Utara : Monumen Nasional dan Jalan Medan Merdeka Selatan Timur : Balai Kota DKI, Lemhanas. Barat : Gedung Telekomunikasi Jakpus STO Gambir, Gedung Garuda Indonesia. Selatan : Gedung Pers, dan jalan kebon sirih 2.1.2 DATA NON FISIK BANGUNAN Perpustakaan Nasional RI ini merupakan suatu komplek perpustakaan yang mana di dalam satu lahan terdapat beberapa sarana selain perpustakaan. Sarana yang terdapat pada lahan Perpustakaan Nasional RI yaitu sarana kantor Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan dan sarana pusat pendidikan dan pengembangan. Dari sarana-sarana tersebut dapat di kelompokkan berdasarkan aktifitas dan peruntukkan bangunan, bagian Perpustakaan Nasional RI merupakan zona publik, bagian Pusat Pendidikan dan Pengembangan merupakan zona semi publik, sedangkan bagian kantor Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan merupakan zona privat. 6
GAMBAR 2.1 : Blok Plan Komplek Perpustakaan Nasional RI Bangunan Perpustakaan Nasional RI menempati bangunan cagar budaya. Sedangkan bangunan kantor Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan dan Pusat Pendidikan dan Pengembangan berada di belakang bangunan cagar budaya atau perpustakaan nasional RI yang merupakan bangunan tunggal. Untuk total keseluruhan jumlah pegawai dan pengajar adalah 176 orang. Untuk jumlah peserta diklat rata-rata perbidang diklat 15-30 orang. Masa pelaksanaan diklat 7 hari sampai 3 bulan lamanya. Peserta diklat berasal dari berbagai provinsi di indonesia. Perpustakaan Nasional RI sendiri memiliki total jumlah 76.742 koleksi, yang terdiri dari 68.776 jumlah koleksi buku, dan 2.469 jumlah koleksi audio visual, serta 5.497 jumlah koleksi rekaman. 2[1] Berdasarkan target pembangunan untuk tahun 2010-2014 Perpustakaan Nasional seperti terlampir 2.2. TINJAUAN PUSTAKA 2.2.1 PERPUSTAKAAN NASIONAL RI A. Definisi Perpustakaan Nasional RI Perpustakaan Nasional (Perpusnas) atau Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) adalah perpustakaan yang secara khusus didirikan oleh Pemerintah Negara dan memiliki tugas menyimpan data-data dan informasi negara. Perpusnas juga merupakan salah satu Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. 2 [2] 2[1] data hasil survei 2[2] http://id.wikipedia.org/wiki/perpustakaan_nasional_indonesia 7
B. Fungsi Perpustakaan Nasional RI Pengembangan Perpustakaan Nasional Berdasarkan fungsi suatu perpustakaan, menurut UNESCO membakukan fungsi perpustakaan nasional dalam 3 kategori, yaitu fungsi utama (main function), fungsi yang diinginkan (desirable function) dan fungsi yang mungkin dilksanakan (possible function). 2[3] 1. Fungsi Utama (main function) atau fungsi pokok perpustakaan nasional ialah : Mengumpulkan dan melestarikan literatur nasional dengan sasaran selengkap mungkin. Dengan kata lain fungsi pertama perpustakaan nasional ialah menyimpan semua bahan perpustakaan tercetak dan terekam yang diterbitkan di suatu negara. Perpustakaan nasional bidang umum dapat ditemukan disetiap negara yang memiliki perpustakaan nasional, karena jenis inilah yang banyak ditemukan di dunia. Menerbitkan bibliografi nasional. Bibliografi ini merupakan tindak lanjut dari fungsi pertama, yaitu mengumpulkan dan melestarikan terbitan sebuah negara. Melaksanakan jasa pinjam antar perpustakaan. Bertindak sebagai penyelenggara jasa informasi bibliografis nasional. Menerbitkan atau menunjang penerbitan bibliografi khusus. 2. Fungsi yang Diinginkan (desirable function) dari perpustakaan nasional ialah : Bertindak sebagai pusat penelitian dan pengembangan dalam pekerjaan perpustakaan dan informasi. Menyediakan pendidikan dan pelatikan dalam pekerjaan perpustakaan dan informasi. Bertindak sebagai pusat perencanaan bagi perpustakaan sebuah negara. 3. Fungsi yang Dimungkinkan (possible function) Ialah : Bertindak sebagai pusat pertukaran bahan perpustakaan antar perpustakaan. Menyediakan jasa perpustakaan khusus untuk lembaga pemerintahan. Bertindak sebagai museum buku. C. Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI INSPEKTORAT DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN BAHAN PUSTAKA DAN JASA INFORMASI SEKETARIAT UTAMA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN DIAGRAM 2.1 : Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI 2[3] Sulistyo Basuki, Sebuah kajian Sejarah Perpustakaan Nasional RI 8
2.2.2 DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN 2[4] A. Definisi Deputi II mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dibidang pengembangan sumber daya perpustakaan. Dalam melaksanakan tugas, secara administrasi Deputi II di koordinasikan oleh Sekretaris Utama. B. Fungsi a) Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pemberian bimbingan dan pembinaan dibidang pengembangan sumber daya perpustakaan; b) Pengendalian terhadap kebijakan teknis dibidang pengembangan sumber daya perpustakaan; c) Pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala. C. Struktur Organisasi DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN PUSAT PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN PENGKAJIAN MINAT BACA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUSAT PENGEMBANGAN PUSTAKAWAN DIAGRAM 2.2 : Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan 2.2.3 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pusat pendiidikan dan pelatihan berada di bawah naungan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan. A. Definisi Berdasarkan Pasal 96 Keputusan Kaperpusnas Nomor 3 Tahun 2001, Pusat Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan pengembangan kurikulum, program penyelenggaraan dan pengelolaan sarana, serta evaluasi program pendidikan dan pelatihan perpustakaan. B. Fungsi Pusdiklat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 96 menyelenggarakan fungsi : 2[4] Website http://www.pnri.go.id 9
a) Pelaksanaan penyusunan dan pengembangan kurikulum program pendidikan dan pelatihan perpustakaan b) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan perpustakaan c) Pelaksanaan pengelolaan sarana pendidikan dan pelatihan d) Evaluasi program pendidikan dan pelatihan perpustakaan 2.2.4 RENCANA STRATEGIS PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TAHUN 2010-2014 Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan perpustakaan seperti yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, maka pada periode tahun 2010-2014 telah ditetapkan prioritas nasional di bidang perpustakaan. Berdasarkan prioritas nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, maka Perpustakaan Nasional menetapkan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat, 2. Revitalisasi perpustakaan, 3. Peningkatan ketersediaan layanan perpustakaan secara merata, 4. Peningkatan kualitas dan keberagaman koleksi perpustakaan, 5. Peningkatan promosi gemar membaca dan pemanfaatan perpustakaan, 6. Pengembangan kompetensi dan profesionalitas tenaga perpustakaan yang meliputi pustakawan, tenaga teknis dan tenaga ahli. Arah kebijakan dan strategi pembangunan dibidang perpustakaan tersebut diatas, dilaksanakan melalui program teknis dan program generik sebagai berikut : a. Program Pengembangan Perpustakaan Tujuan program adalah untuk meningkatkan layanan perpustakaan kepada masyarakat (pemustaka), meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kegiatan prioritas yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan sebgai berikut : 1. Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan 2. Pengembangan Pustakawan 3. Pengembangan Koleksi Perpustakaan Nasional 4. Pengelolaan Deposit Terbitan Nasional 5. Preservasi dan Konservasi Bahan Pustaka dan Naskah Kuno 10
6. Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi 7. Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca 8. Pengelolaan Perpustakaan Proklamator b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas teknis lainnya Perpustakaan Nasional Tujuan Program adalah meningkatkan kualitas pelayanan, pengelolaan, perencanaan dan pelaksanaan program yang ditunjang oleh pembinaan administrasi dan keuangan sesuai tugas pokok dan fungsi Perpustakaan Nasional. Kegiatan prioritas yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut adalah : 1. Perencanaan, hukum, humas, dan pengawasan Perpustakaan Nasional 2. Pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian dan operasional perkantoran Perpustakaan Nasional. c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Perpustakaan Nasional. Tujuan program adalah meningkatkan kualitas sarana dan prasarana di lingkungan Perpustakaan Nasional. Kegiatan prioritas yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut adalah : 1. Pembangunan / Pengadaan / Peningkatan Sarana dan Prasarana, antara lain melalui pembangunan dan rehabilitasi prasarana gedung perpustakaan, pengadaaan dan peningkatan sarana kerja, serta pemantauan dan evaluasi. 2.2.5 BANGUNAN CAGAR BUDAYA A. Definisi Benda buatan manusia yang bergerak, maupun tidak bergerak yang merupakan kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurangkurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. 2[5] 2[5] Berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya 11
B. Kriteria bangunan cagar budaya dalam Perda No. 19 Tahun 2009 ada 5, yaitu: nilai sejarah; nilai arsitektur; nilai ilmu pengetahuan; nilai sosial budaya; umur C. Bangunan cagar budaya sendiri dibagi dalam 3 golongan, yaitu: 1. Bangunan cagar budaya Golongan A (Utama) adalah bangunan cagar budaya yang memenuhi 4 (empat) kriteria. 2. Bangunan cagar budaya Golongan B (Madya) adalah bangunan cagar budaya yang memenuhi 3 (tiga) kriteria. 3. Bangunan cagar budaya Golongan C (Pratama) adalah bangunan cagar budaya yang memenuhi 2 (dua) kriteria. Pemugaran atau alih fungsi dapat saja dilakukan asal memenuhi aturan sebagai berikut: Pasal 22 Pemugaran bangunan cagar budaya Golongan A dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. bangunan dilarang dibongkar dan/atau diubah; 2. apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak harus dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya; 3. pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang sama/sejenis atau memiliki karakter yang sama, dengan mempertahankan detail ornamen bangunan yang telah ada; 4. dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian/perubahan fungsi sesuai rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk bangunan aslinya; 5. di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi suatu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama, dengan ketentuan penambahan bangunan hanya dapat dilakukan di belakang dan/atau di samping bangunan cagar budaya dan harus sesuai dengan arsitektur bangunan cagar budaya dalam keserasian lingkungan. 12
Pasal 23 Pemugaran bangunan cagar budaya Golongan B dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. bangunan dilarang dibongkar secara sengaja, dan apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak harus dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya; 2. perubahan bangunan harus dilakukan tanpa mengubah karakter bangunan serta dengan mempertahankan detail dan ornamen bangunan yang penting; 3. dalam upaya rehabilitasi dan revitalisasi dimungkinkan adanya perubahan fungsi dan tata ruang dalam asalkan tidak mengubah karakter struktur utama bangunan; 4. di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi suatu kesatuan dengan bangunan utama. Pasal 24 Pemugaran bangunan cagar budaya Golongan C dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. perubahan bangunan dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan karakter utama bangunan; 2. detail ornamen dan bahan bangunan disesuaikan dengan arsitektur bangunan di sekitarnya dalam keserasian lingkungan; 3. penambahan bangunan dalam perpetakan atau persil dapat dilakukan di belakang dan/atau di samping bangunan cagar budaya dalam keserasian lingkungan; 4. fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana kota. Menurut sumber Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, gedung Perpustakaan Nasional RI merupakan bangunan cagar budaya dengan Golongan A. Dahulunya bangunan cagar budaya ini dikenal sebagai gedung Koningklijke Naturkundinge Vereeniging, Perpustakaan Sejarah Politik dan Sosial. 2.3 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS 2.3.1 PERPUSTAKAAN NASIONAL 13
14
15
16
17
18
19
20