Sri Handayani Universitas sebelas maret ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

ABSTRAK. Kata Kunci : Kooperatif, Numbered Heads Together, Hasil Belajar.

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN BANDUNGREJOSARI 2 MALANG

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR K3LH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Septi Wuri Handayani 12-20

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Economic Education Analysis Journal

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

PENGGUNAAN STRATEGI INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A DI SMPN I GENENG NGAWI TAHUN AJARAN

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SD NEGERI 007 KAMPUNG BARU KECAMATAN UKUI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

Penggunan Model Pembelajaran Team Games Tournament Dan Picture And Picture

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG

Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, model kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

E JURNAL SKRIPSI. Oleh : Ratna Eka Febriana

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

Mahasiswa ** Dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

Pendahuluan. Putri et al., Penerapan Model Cooperative Learning tipe... 1

Arif Darmawan* Tarto Sentono** ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME DI KELAS V SDN 07 GURUN LAWEH KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

ABSTRAK. Kata Kunci: Mind Mapping, Kosakata Bahasa Jawa

UPAYA MENINGKATAN PERHATIAN BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MIND MAPPING DI KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH 14 DANUKUSUMAN SURAKARTA TAHUN 2015/2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No 1, November 2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SMP NEGERI 1 NGRAYUN PONOROGO

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Riesky Aprilya 1, Sutrisno 2, Eko Supri Murtiono 3

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL TEAM GAME TURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

Transkripsi:

Sabtu, 7 November 215 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN 2 SMK NEGERI 1 SRAGEN Sri Handayani Universitas sebelas maret Handa4856@gmail.com ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam upaya meningkatkan prestasi belajar keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) pada siswa kelas X AP 2 SMK Negeri 1 Sragen.Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, wawancara, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) pengenalan masalah, (2) persiapan tindakan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) pada pembelajaran K3LH secara optimal dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X AP 2 SMK Negeri 1 Sragen. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan kerja sama siswa pada siklus I sebesar 62,5% menjadi 87,5% pada siklus II dan sudah melampaui target yang ingin dicapai yaitu 7%. (2) Keaktifan siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata pada siklus I sebesar 25% menjadi 79,17% pada siklus II dan sudah melampaui target yaitu 7%. (3) Adanya peningkatan ketepatan dan ketelitian dalam menyelesaikan soal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 5% menjadi 75% pada siklus II dan sudah mencapai target yang diinginkan yakni 7% (4) Adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dalam mata diklat K3LH. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 66,67% menjadi 89,58% pada siklus II dan sudah melampaui target yang ingin dicapai yaitu 75%. Kata Kunci : model pembelajaran kooperatif tipe learning together, prestasi belajar The purpose of this study was to determine the implementation of cooperative learning model learning together in efforts to improve learning achievement of safety, health and environment (K3LH) in class X AP 2 SMK Negeri 1 sragen.this study used action research approach (PTK). This research was carried out with the collaboration between classroom teachers, researchers and students involved. Data was collected through observation, documentation, interviews, and tests. Research procedure includes the step of: (1) the introduction of the problem, (2) the preparation of the action, (3) the preparation of an action plan, (4) t he implementation of the action, (5) observation, and (6) the preparation of reports. The research process was conducted in two cycles. Based on the research that has been done, it can be concluded that the application of methods of cooperative learning Learning Together (LT) on learning K3LH can optimally improve student achievement of class X AP 2 SMK Negeri 1Sragen. This is reflected in some indicators as follows: (1) The application of cooperative learning methods Learning Together (LT) in the training eye K3LH increased. It is shown by an increase in the cooperation of students in the first cycle of 62.5% to 87.5% in the second cycle and has surpassed the target to be achieved is 7%. (2) The active participation of students has increased. This is shown by the average increase in the first cycle by 25% to 79.17% in the second cycle and has already exceeded the target of 7%. (3) An increase in the precision and accuracy in solving ISBN: 978-62-858-19-9

Sabtu, 7 November 215 problems. This is indicated by an increase in the first cycle by 5% to 75% in the second cycle and have reached the desired target of 7% (4) There is an increasing mastery of student learning outcomes in training eye K3LH. This is indicated by an increase in the first cycle of 66.67% to 89.58% in the second cycle and has surpassed the target to be achieved is 75%. Keywords: cooperative learning model learning together, learning achievement 1. PENDAHULUAN Dengan masih banyaknya guru yang menggunakan model konvensional prestasi belajar siswa menjadi rendah karena siswa kurang termotivasi untuk belajar. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa salah satunya diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Dalam kegiatan belajar mengajar guru perlu mengkombinasikan beberapa metode pembelajaran seperti ceramah, tanya jawab, kelompok presentasi dan diskusi kelompok. Guru berusaha untuk melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam bentuk kelompok presentasi maupun kelompok diskusi. Berdasarkan obsevasi yang dilakukan peneliti terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan pada kelas X Administrasi Perkantoran. Masalah pertama, yaitu terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah. Murid cenderung lebih bergantung dari catatan yang diberikan guru saat pelajaran dikelas karena tidak tersedianya Buku Paket. Selain itu, peralatan dan media pembelajaran yang dipakai sangat terbatas dan lebih cenderung manual. Masalah kedua, yaitu dalam kegiatan belajar mengajar, guru masih banyak menggunakan metode mengajar yang didominasi metode konvensional. Walaupun kadang diselingi metode diskusi, tetapi metode ini kurang efektif bagi siswa terbukti dengan sedikitnya siswa yang aktif dan masih banyak siswa yang pasif dan kurang bersemangat ketika diskusi berlangsung. Hal tersebut berdampak pada prestasi belajar yang kurang optimal. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti terdapat 32 siswa dari 48 siswa kelas X Administrasi perkantoran 2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran K3LH, yaitu 7. Dari hasil ulangan (untuk materi prosedur kerja), nilai terendah yang diperoleh siswa kelas X Administrasi perkantoran adalah 45. Sedangkan nilai tertinggi adalah 1. Untuk tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di kelas sebelum pelajaran K3LH dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran K3LH. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan suatu strategi belajar mengajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Suatu strategi belajar mengajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi suatu strategi untuk mendorong siswa mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri. Guru dapat menciptakan suatu proses pengajaran yang hidup dan mampu meningkatkan kualitas belajar siswa dalam pelajaran dengan model pembelajaran yang tepat. Selain sistem pendidikan yang perlu diperbaharui lagi, proses pembelajaran yang lebih inovatif perlu dikembangkan untuk mencapai kompetensi peserta didik, agar prestasi belajar yang dicapai siswa dapat optimal. Maka diperlukan usaha dari guru untuk memotivasi siswa agar mau belajar dan membantu satu sama lain, menyusun kegiatan kelas sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami ide, konsep, dan keterampilan yang diberikan. Hal tersebut dapat dicapai melalui penerapan model pembelajaran kooperatif ( cooperative learning), karena model pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran didalam kelas. metode pembelajaran di mana guru mengatur siswa menjadi kelompok-kelompok kecil, yang kemudian bekerja sama untuk saling membantu mempelajari isi akademik" (Slavin, 211, p.344) Pembelajaran kooperatif adalah penggunaan tim kecil sehingga siswa bekerja pada tugas nyata dengan satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran (Johnson et al., 1991). Smith (1995) juga menemukan bahwa pembelajaran kooperatif sangat penting dalam belajar siswa. Bila dalam suatu kelompok siswa diberi tugas, tetapi hanya satu siswa saja yang mengerjakan semuanya dan yang lain tidak mendukungnya, ini bukan suatu kelompok kooperatif. Kelompok kooperatif mempunyai rasa tanggung jawab pribadi. Ini berarti semua siswa perlu mengetahui materi yang sedang digarap dan memberikan kontribusi agar seluruh kelompok berhasil. Karena model pembelajaran ini adalah model yang menekankan aspek kerja sama dalam memecahkan suatu persoalan. Sebuah model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dari teman sebayanya dalam sebuah kelompok kooperatif. Salah satu dari model pembelajaran kooperatif learning adalah Learning Together. Learning Together adalah metode dengan menggunakan kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai ISBN: 978-62-858-19-9

Sabtu, 7 November 215 enam siswa kemudian diberi satu pelajaran atau worksheet dimana mereka harus belajar dan melengkapinya bersama-sama. Tidak ada kompetisi antar kelompok, sehingga metode ini sangat cocok digunakan untuk mengatasi masalah yang dikemukakan di atas, yakni : pembagian kelompok presentasi yang tidak merata dan kegiatan diskusi kelompok yang kurang optimal, sehingga menyebabkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa kurang maksimal. II. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga classroom action research. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, dengan wawancara, observasi, dokumentasi, tes. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar K3LH, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Capaian Hasil Belajar Siswa Siklus I Aspek yang diukur Kerja sama dalam kelompok Keaktifan selama pembelajaran Ketelitian kelompok Indikator Keberhasilan Jumlah Siswa/kelompok dan Persentase Aktif Persentase Kurang aktif Persentase 7% 5 kelompok 62,5% 3 kelompok 37,5% 7% 12 siswa 25% 36 siswa 75% 7% 4 kelompok 5% 4 kelompok 5% Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan mendapatkan nilai 7 ke atas sebesar 32 siswa atau 66,67%, sedangkan 33,33% atau 16 siswa lainnya belum mendekati sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih kesulitan dalam memahami penerapan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan. Tabel 2. Hasil Nilai Evaluasi Siklus I Nilai Jumlah anak Persentase (%) 95-99 9-94 85-89 8-84 75-79 7-74 65-69 6-64 55-59 5-54 1 5 1 16 11 3 2 2,8 1,42 2,83 33,33 22,92 6,25 4,17 Jumlah 48 1% Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada siklus I, maka tingkat ketuntasan siswa selama evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Ketuntasan Nilai Evaluasi Siswa Siklus I Kriteria Tuntas ( 7) 95-99 ( siswa) 9-94 ( 1 siswa) 85-89 ( 6 siswa) 8-84 (14 siswa) Indikator Ketercapaian 75% Jumlah siswa Persentase 32 siswa 66,67% ISBN: 978-62-858-19-9

Sabtu, 7 November 215 75-79 ( 6 siswa) Tidak Tuntas ( 7) 16 siswa 7-74 (3 siswa) 65-69 (3 siswa) 6-64 (1 siswa) 33,33% 55-59 ( siswa) 5-54 (3 siswa) Jumlah 48 siswa 1% Hasil nilai evaluasi siswa pada siklus I hanya 32 siswa ( 66,67%) yang mampu mendapatkan nilai di atas batas KKM, sedangkan 16 siswa lainnya (33,33%) belum mampu mencapai batas KKM. Tabel 4. Pencapaian Hasil Belajar Siswa Siklus II Aspek yang diukur Indikator Jumlah Siswa/kelompok dan Persentase Keberhasilan Aktif Persentase Kurang aktif Persentase Kerja sama dalam kelompok 7% 7 kelompok 87,5% 1 kelompok 12,5% Keaktifan selama pembelajaran 7% 38 siswa 79,17% 1 siswa 2,83% Ketelitian kelompok 7% 6 kelompok 75% 2 kelompok 25% Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus II dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal mengenai visume et repertum dan penanganannya mendapatkan nilai 7 ke atas sebesar 43 siswa atau 89,58%, sedangkan 1,42% atau 5 siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih kesulitan dalam memahami materi. Tabel 5. Hasil Nilai Evaluasi Siklus II Nilai Jumlah anak Persentase (%) 95-99 9-94 85-89 8-84 75-79 7-74 65-69 6-64 55-59 5-54 4 11 11 11 6 4 1 8,33 22,92 22,92 22,92 12,5 8,33 2,8 Jumlah 48 1% Berdasar nilai yang diperoleh siswa pada siklus II, maka tingkat ketuntasan siswa selama evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Ketuntasan Nilai Evaluasi Siswa Siklus II Kriteria Tuntas ( 75) 95-99 ( siswa) 9-94 ( 1 siswa) 85-89 ( 6 siswa) 8-84 (14 siswa) 75-79 ( 6 siswa) Tidak Tuntas ( 74) 7-74 (2 siswa) 65-69 ( siswa) 6-64 ( siswa) 55-59 ( siswa) 5-54 ( siswa) Indikator Ketercapaian 75% Jumlah siswa Persentase 43 siswa 89,58% 5 siswa 1,42% ISBN: 978-62-858-19-9

Sabtu, 7 November 215 Jumlah 48 siswa 1% Hasil nilai evaluasi siswa pada siklus II sebanyak 43 siswa ( 89,58%) mendapatkan nilai di atas batas KKM, namun sebanyak 5 siswa (1,42%) belum mampu mencapai batas KKM. Nilai siswa pada siklus II mengalami kenaikan dibanding siklus I karena siswa yang dulunya belum maksimal dalam mengikuti proses pembelajaran, pada siklus II ini mereka lebih serius dan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang maksimal dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar K3LH melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 1. Profil Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kriteria ketuntasan Banyaknya siswa/kelompok yang mencapai kriteria Persentase Indikator pencapaian Keterangan Peran serta (kerja sama) I 5 kelompok 62,5% 7% Target Siklus siswa dalam kelompok II 7 kelompok 87,5% Tercapai Keaktifan siswa selama I 12 siswa 25% 7% Target Siklus pembelajaran II 38 siswa 79,17% Tercapai Ketepatan dan ketelitian I 4 kelompok 5,% 7% Target Siklus dalam menyelesaikan soal II 6 kelompok 75,% Tercapai Ketuntasan hasil belajar I 32 siswa 66,67% 75% Target Siklus (KKM 7) II 43 siswa 89,58% Tercapai Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa semua persentase target ketercapaian dapat tercapai. 1. Peran serta (kerja sama) siswa dalam kelompok yang diukur melalui perhatian siswa, ikut serta dalam diskusi di kelompok/presentasi dan tanggung jawab dengan tugas selama diskusi kelompok/presentasi pada siklus I ke siklus II mengalami perubahan dan peningkatan, yaitu siklus I terdapat 5 kelompok atau 62,5% meningkat 7 kelompok atau 87,5% pada siklus II dikarenakan pada siklus II siswa sudah mulai terbiasa dengan aktivitas diskusi dan sudah muncul tanggung jawab dengan tugas yang diberikan guru untuk diselesaikan bersama-sama bukan individu lagi seperti halnya pada siklus I. Target capaian yang mencapai 7% dapat terlampaui jauh di atasnya. 2. Keaktifan siswa selama pembelajaran yang diukur dari keaktifan bertanya ataupun menjawab selama apersepsi, diskusi kelompok, presentasi kelas dan saat guru menyimpulkan pada siklus I ke siklus II mengalami perubahan dan peningkatan, yaitu siklus I terdapat 12 siswa atau 25% meningkat menjadi 38 siswa atau 79,17% pada siklus II, dikarenakan guru selalu memberi motivasi kepada siswa untuk aktif dan melakukan pendekatan langsung selama diskusi kelompok, serta siswa sudah memilki kesadaran untuk aktif. Target capaian yang mencapai 7% dapat terlampaui jauh di atasnya. 3. Ketepatan dan ketelitian dalam menyelesaikan soal diukur dari hasil diskusi yang telah dikumpulkan dengan mengamati ketelitian dan ketepatan dalam pemecahan soal diskusi pada siklus I ke siklus II mengalami perubahan dan peningkatan, yaitu siklus I terdapat 4 kelompok atau 5% meningkat menjadi 6 kelompok atau 75% pada siklus II, dikarenakan guru mengingatkan dan memberitahukan poin penilaian, baik kerapian penulisan, kebersihan, kebenaran jawaban dan sebagainya selama diskusi kelompok. Target capaian yang mencapai 7% dapat terlampaui jauh di atasnya. 4. Ketuntasan hasil belajar (KKM 7) diukur dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 7 atau 7 ke atas, untuk siswa yang mendapat nilai 7 atau 7 ke atas dianggap telah mencapai ketuntasan belajar pada siklus I ke siklus II mengalami perubahan dan peningkatan, yaitu siklus I terdapat 32 siswa atau 66,67% meningkat menjadi 43 siswa atau 89,58% pada siklus II. Target capaian yang mencapai 8% dapat terlampaui jauh di atasnya. Peningkatan prestasi belajar K3LH tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini : ISBN: 978-62-858-19-9

Sabtu, 7 November 215 Grafik 1. Hasil Penelitian Siklus I Grafik 2. Hasil Penelitian Siklus II Grafik 3. Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dengan Siklus II Grafik-grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together berdampak terhadap proses dan hasil kegiatan pembelajaran K3LH. Dampak positif siswa antara lain: siswa sudah mulai terbiasa dengan kerja sama, antusias, memiliki tanggung jawab menyelesaikan tugas bersama-sama, siswa memiliki kesadaran untuk aktif bertanya, berpendapat, siswa lebih teliti dan kreatif dalam menyelesaikan tugas, serta hasil belajar siswa mengalami peningkatan. IV. KESIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian tindakan dari siklus I dan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk meningkatkan prestasi belajar K3LH terbukti dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas X Administrasi perkantoran 2 SMK Negeri 1 Sragen. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: a. Peran serta (kerja sama) siswa dalam kelompok pada siklus I ke siklus II mengalami perubahan dan peningkatan, yaitu siklus I terdapat 5 kelompok atau 62,5% meningkat 7 kelompok atau 87,5% pada siklus II. b. Keaktifan siswa selama pembelajaran pada siklus I ke siklus II mengalami perubahan dan peningkatan, yaitu siklus I terdapat 12 siswa atau 25% meningkat menjadi 38 siswa atau 79,17% pada siklus II. ISBN: 978-62-858-19-9

Sabtu, 7 November 215 c. Ketepatan dan ketelitian dalam menyelesaikan soal pada siklus I ke siklus II mengalami perubahan dan peningkatan, yaitu siklus I terdapat 4 kelompok atau 5% meningkat menjadi 6 kelompok atau 75% pada siklus II. d. Ketuntasan hasil belajar (KKM 7) pada siklus I ke siklus II mengalami perubahan dan peningkatan, yaitu siklus I terdapat 32 siswa atau 66,67% meningkat menjadi 43 siswa atau 89,58% pada siklus II. e. Siswa yang sebelumnya belum menjalankan tanggung jawab atau peran serta dalam kelompok, pada siklus II sudah dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik meskipun begitu masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar K3LH. Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus I sampai siklus II memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran K3LH berlangsung, namun kekurangan tersebut dapat diatasi dengan pelaksanaan tindakan siklus II. Pelaksanaan tindakan tersebut, kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran sehingga dapat dideskripsikan bahwa terdapatnya peningkatan prestasi belajar K3LH, baik dilihat dari proses maupun hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam proses belajar mengajar. REFERENSI Etin Solihatin dan Raharjo. 27. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Herawati Susilo, dkk. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia. Hinomarus Masu. 28. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together untuk meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK Sang Timur Yogjakarta. Jogjakarta. Universitas Sanata Dharma. Kasihani Kasbolah. 21. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Malang. Muntari. 29. Pengaruh Strategi Pembelajaran (Kooperat if Model Learning Together dan Langsung) terhadap Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Kimia pada Siswa SMA dengan kemempuan Matematika Berbeda. Malang: Universitas Negeri Malang. Nana Sudjana. 28. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 23. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Ngalim Purwanto. 27. Psikologi Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Peter.L,Theresa.k, King.C, Eva.w.214. Hongkong. Developing students Teamwork skills in a Cooperative Learning Project. International journal for lesson and learning studies. Vol 3 No 1.83 Rudy Darmawan. 29. Modul Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup. Surakarta. CV Hayati Tumbuh Subur. Slameto. 23. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto, dkk. 28. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sumadi Suryabrata. 26. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tim. 27. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS Van dat Tran, Ramon. L. Australia (211). Effects of cooperative learning on Students at An Giang University in Vietnam. International education studies, Vol 5. N 1 halaman 86., from www.ccsenet.org/ies. W. S. Winkel. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia. LOLOS ISBN: 978-62-858-19-9

Sabtu, 7 November 215 ISBN: 978-62-858-19-9