ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan

dokumen-dokumen yang mirip
Sensor Ketinggian Permukaan Oli Berbasis Sensor Pergeseran Fiber Coupler

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. gelombang cahaya yang terbuat dari bahan silica glass atau plastik yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan dan manfaat dari penelitian ini. teknologi telekomunikasi, terutama dalam era moderen seperti sekarang ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian aplikasi multimode

APLIKASI SERAT OPTIK SEBAGAI INDIKATOR KETINGGIAN CAIRAN DENGAN METODE DETEKSI RUGI DAYA OPTIS AKIBAT PELENGKUNGAN DAN PEMOLESAN

Studi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah

Studi Teori dan Eksperimen Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler dengan Target Cermin Cekung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target

Kata kunci : laju aliran udara, tabung venturi dan fiber coupler.

BAB III METODE PENELITIAN. Mulyorejo Surabaya pada bulan Februari 2012 sampai bulan Juni 2012.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan diperlihatkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber

DAB I PENDAHULUAN. komponen utama dan komponen pendukung yang memadai. Komponen. utama meliputi pesawat pengirim sinyal-sinyal informasi dan pesawat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tiga jenis bahan pembuat gigi yang bersifat restorative yaitu gigi tiruan berbahan

BAB III METODE PENELITIAN. karakterisasi tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin. Selanjutnya,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian aplikasi multimode fiber

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal

APLIKASI DIRECTIONAL COUPLER DAN DOUBLE COUPLER SEBAGAI SENSOR PERGESERAN BERDIMENSI MIKRO

Sensor Indeks Bias Larutan Menggunakan Fiber Coupler

Deteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 DESAIN DAN OPTIMASI FREKUENSI SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG INTERFEROMETER MACH ZEHNDER

ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK

Sensor Ketinggian Air Menggunakan Concentric Bundle Probe

PEMANFAATAN PENGUKURAN REDAMAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN OTDR UNTUK MENDETEKSI KADAR GLUKOSA DALAM AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD

Rancang Bangun Directional Coupler Konfigurasi 3x3 Planar Step Index Multimode Fiber Optic sebagai Sensor Kemolaran dan ph

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Absorbansi Probe Sensor terhadap Variasi Konsentrasi Gas H 2 S

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) B-50

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA :

APLIKASI SERAT OPTIK SEBAGAI SENSOR KEKENTALAN OLI MESRAN SAE 20W-50 BERBASIS PERUBAHAN TEMPERATUR

Antiremed Kelas 12 Fisika

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

Sistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer)

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM KONTROL FREKUENSI GETARAN AKUSTIK BERBASIS SENSOR SERAT OPTIK

ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA

Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia

PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKROMETER MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE

Evaluasi Perancangan Sensor Fiber Optik Plastik untuk Pengukuran Stress dan Strain

KARAKTERISASI FIBER BRAG GRATING TERHADAP SUHU MENGGUNAKAN TEKNIK SAPUAN PANJANG GELOMBANG LASER

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau

P out P in. Power(dB) = 10 Log 10. NA out = n 2 1 n2 2 (2) NA out = n 2 1 2a

KARAKTERISASI FIBER BRAGG GRATING (FBG) TIPE UNIFORM DENGAN MODULASI AKUSTIK MENGGUNAKAN METODE TRANSFER MATRIK

III. METODE PENELITIAN

PERKEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN FIBER OPTIK

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP

DESAIN FIBER SENSOR BERBASIS RUGI-RUGI KARENA BENDING UNTUK STRAIN GAUGE

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

Fabrikasi Directional Coupler Serat Optik Multimode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNOLOGI SERAT OPTIK

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA

TEKNOLOGI PENCELUPAN Halaman 1 dari 16

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

Perancangan Sensor Kebakaran (Asap) Menggunakan Serat Optik Plastik

Gambar 2.1. Spektrum Gelombang Elektromagnetik (Young & Freedman, 2008)

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP

APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph

BAB III TEORI PENUNJANG. Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara : Berikut adalah gambar perambatan cahaya dalam medium yang ditunjukkan

HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :

PEMETAAN BEBAN OLEH BIDANG SERAGAM DENGAN METODE BENDING LOSS AKIBAT GRATING PADA SERAT OPTIK

PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKRON MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE WIDYANA

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Sejarah dan Perkembangan Sistem Komunikasi Serat Optik

12/27/2013. Latihan Materi UAS FISIKA FTP FISIKA FLUIDA. Latihan Soal

Pengembangan Sensor Napas Berbasis Serat Optik Plastik dengan Cladding Terkelupas untuk Aplikasi di Bidang Medis

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) B-38

Analisis Sensor Regangan dengan Teknik Pencacatan Berbasis Serat Optik Multimode Step-Index

UN SMA IPA Fisika 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Cahaya, Detektor dan Serat Optik

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.2 Halaman 163 Oktober 2013

Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe FD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengukuran dan pengecekan rugi-rugi fiber optic berdasarkan nilai data

I. PENDAHULUAN. Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas

Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Dengan Menggunakan Interferometer Michelson

PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME

Spektrofotometer UV /VIS

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

Analisis Sensor Pengukuran Konsentrasi Glukosa Prinsip Macrobending Pada Serat Optik Multimode Step-Index

BAB IV ANALISA. TERSEBUT DIAPLIKASIKAN UNTUK PENDETEKSIAN CACAT DALAM PADA MATERIAL BAJA. DENGAN

11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding

ANALISA RUGI DAYA MAKROBENDING SERAT OPTIK MODA TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PEMBEBANAN DENGAN VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER LILITAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fluida adalah zat - zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan bentuk dengan bentuk tempat/wadahnya. Selain itu, fluida memperlihatkan fenomena sebagai zat yang terus - menerus berubah bentuk apabila mengalami gaya geser (shearing force) (Iwan, 2008), atau dengan kata lain yang dikategorikan sebagai fluida adalah suatu zat yang tidak mampu menahan gaya geser tanpa berubah bentuk. Yang dimaksud dengan gaya geser adalah suatu gaya yang menyebabkan sesuatu berubah arah momennya. Dari definisi fluida tersebut yang termasuk dalam kategori fluida adalah zat cair dan gas. Zat padat tidak termasuk fluida karena zat padat tidak dapat mengalir serta zat padat dianggap sebagai bahan yang reaksi deformasinya terbatas ketika menerima atau mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan menjadi dua macam yakni fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis adalah fluida dalam keadaan diam, sedangkan fluida dinamis adalah fluida dalam keadaan bergerak. Untuk zat cair yang diam (fluida statis) memiliki beberapa sifat, salah satunya yakni tekanan. Berdasarkan prinsip hidrostatik, tekanan pada suatu titik dalam suatu zat cair bergantung pada ketinggian zat cair tersebut. Semakin tinggi permukaan suatu zat cair terhadap bidang dasar tempatnya, maka tekanan pada bidang dasar zat cair juga akan semakin meningkat, sebaliknya semakin dekat permukaan suatu zat cair terhadap bidang dasarnya, maka 1

2 tekanan pada bidang dasar zat cair akan semakin menurun. Sehingga kita bisa mengetahui ketinggian suatu zat cair yang diam apabila kita mengetahui tekanan pada bidang dasar zat cair tersebut. Beberapa metode untuk mengukur ketinggian zat cair telah banyak dilakukan selain berdasarkan prinsip hidrostatis, diantaranya yakni dengan prinsip kapasitif, ultrasonik, gelombang mikro, inframerah, elektro-mekanik, radiometri dan optik. Prinsip kerja sensor ketinggian zat cair tersebut dapat bersifat kontak langsung (intrusive) maupun tidak langsung (non-intrusive) dengan zat cair. Sebagai contoh, dengan prinsip gelombang ultrasonik telah berhasil dikembangkan untuk mengukur ketinggian air (Negara.dkk, 2009). Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmitter Tx dengan frekuensi 40KHz, kemudian gelombang pantulan diterima receiver Rx dan diumpankan ke sistem up-counter. Selisih waktu tempuh penjalaran gelombang ultrasonik dari transmitter Tx sampai dengan diterima kembali oleh receiver Rx berbanding lurus dengan ketinggian air. Kemudian, teknik opto-fluidic dengan electronically controlled variable fokus lens atau ECVFL juga berhasil dikembangkan (Reza.dkk, 2010). Deteksi dilakukan dengan merekam profil spasial intensitas berkas cahaya berdaya rendah yang merupakan pantulan dari permukaan cairan sebagai fokus lensa (ECVFL). Ketinggian cairan ditentukan dengan cara membandingkan ukuran spot berkas dengan panjang fokus lensa pada tabel ECVFL. Usaha-usaha untuk membuat sensor sebagai alat ukur dalam sebuah pengukuran telah banyak dilakukan dewasa ini. Salah satunya adalah dengan menggunakan serat optik (fiber optic). Serat optik menjadi salah satu pilihan

3 pengembangan sensor yang menjanjikan karena memiliki keunggulan diantaranya yaitu tidak kontak langsung dengan obyek pengukuran, tidak menggunakan sinyal listrik, akurasi pengukuran yang tinggi, immun terhadap induksi listrik maupun magnet, dapat dimonitor dari jarak jauh, dapat dihubungkan dengan sistem komunikasi data serta dimensinya yang kecil dan ringan memudahkan penginstalannya (Krohn, 2000). Prinsip kerja sensor serat optik dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu berbasis pada modulasi panjang gelombang, modulasi fase dan modulasi intensitas (Krohn, 2000). Sensor serat optik telah digunakan untuk mendeteksi beberapa parameter fisis diantaranya adalah deformasi bahan (Sklodowski, 2003), strain bahan (Inaudi and Glisic, 2005), suhu (Bongsoo et al., 2005), vibrasi (Binu et al., 2007), konsentrasi gas (Singh and Karan, 2001), pergeseran (Samian et al., 2009) serta parameter fisis lainnya. Penggunaan serat optik sebagai sensor level ketinggian zat cair telah banyak dilakukan, diantaranya yang berhasil diteliti adalah sensor ketinggian zat cair menggunakan serat optik dengan probe berupa prisma (Hossein, 2004) maupun elemen sensitif berbentuk kerucut (Pekka et al., 1997). Prinsip kerjanya adalah perubahan daya optis cahaya pantulan total di dalam probe akibat perubahan indeks bias medium di sekitar probe. Teknik yang lebih sederhana juga berhasil dilakukan dengan mendeteksi rugi daya optis cahaya dalam serat optik yang dipoles dan dilengkungkan sebagai sensor yang kontak secara langsung dengan zat cair (Lomer et al., 2007). Teknik ini tidak dapat mendeteksi ketinggian zat cair secara kontinu, tetapi hanya dapat mendeteksi pada titik-titik tertentu yang menandakan ketinggian zat cair. Disamping itu,

4 deteksi ketinggian zat cair melalui pergeseran panjang gelombang Bragg yang dihasilkan dari Fiber Bragg Grating (FBG) telah berhasil dilakukan (Kyung- Rak et al., 2009). Pergeseran panjang gelombang Bragg terjadi karena perubahan panjang FBG akibat terdorong atau tertarik oleh pelampung yang berada pada permukaan zat cair. Teknik lain yang berhasil dikembangkan adalah menggunakan dua buah serat optik sebagai pemancar dan penerima berkas cahaya melalui sebuah lensa (head sensor). Amplitudo berkas cahaya pantulan dari permukaan zat cair yang diterima serat optik penerima melalui lensa dapat mengindikasikan ketinggian zat cair (C. Vazquez et al., 2004). Kemudian, dengan teknik yang sederhana telah dikembangkan juga sensor level ketinggian air berdasarkan sensor pergeseran berbasis modulasi intensitas menggunakan fiber coupler serta menggunakan prinsip hidrostatis. Prinsip kerjanya adalah tekanan hidrostatis yang bergantung pada ketinggian permukaan air akan dimanfaatkan untuk menekan membran. Pergeseran membran akibat tekanan tersebut dapat dideteksi menggunakan fiber coupler (Samian dan Supadi, 2010). Modulasi intensitas yang dipantulkan kembali ke fiber coupler dapat mendeteksi secara kontinyu ketinggian air. Kelebihan yang dimiliki sensor ini adalah mampu men-sensing perubahan ketinggian secara kontinyu, sistem sensor tidak kontak langsung dengan zat cair. Pada penelitian sebelumnya, sebagaimana dilakukan Samian,dkk (2010), zat cair yang digunakan adalah air, sehingga dari kesamaan sifat sebagai fluida serta prinsip tekanan hidrostatik yang dimiliki oleh fluida maka konsep sensor ini memungkinkan dilakukan terhadap bensin dan oli. Akan tetapi, pada penelitian sebelumnya, membran yang digunakan sebagai media yang

5 mengalami tekanan hidrostatik terbuat dari bahan latex yang akan mengalami kerusakan apabila berinteraksi dengan zat cair yang mengandung gugus hidrokarbon semisal bensin dan oli, sehingga dalam penelitian ini digunakan membran yang terbuat dari bahan nitrile polymer yang tidak mengalami kerusakan ketika berinteraksi dengan bensin maupun oli. Penggunaan sampel berupa bensin dan oli dalam penelitian ini, dikarenakan pentingnya manfaat yang dimiliki kedua cairan ini dalam kehidupan manusia. Pada beberapa waktu yang lalu telah terjadi ledakan dan kebakaran pada area penyimpanan bahan bakar bensin yang terdapat pada perusahaan kilang minyak sehingga banyak menimbulkan korban jiwa, hal ini diduga dari adanya hubungan singkat arus listrik pada instalasi pengukur ketinggian bensin dari tempat penyimpanan tersebut. Dari latar belakang tersebut maka dengan desain sensor yang dihasilkan dengan serat optik Multimode fiber coupler, membran berbahan nitrile polymer serta menggunakan prinsip hidrostatis ini dapat dihasilkan sensor ketinggian pada bensin dan oli, tentunya dengan terjaminnya keamanan penggunaan yang berkaitan dengan ledakan bahan tersebut khususnya bensin, karena sensor ini tidak mengalami kontak langsung dengan zat cair yang digunakan serta tidak menggunakan isyarat listrik sebagai sinyal sensor. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang penelitian ini, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Multimode fiber coupler dan membran berbahan nitrile polymer dapat digunakan sebagai sensor ketinggian permukaan bensin dan oli?

6 2. Berapakah resolusi, rentang pengukuran, dan sensitivitas sensor ketinggian permukaan menggunakan Multimode fiber coupler? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Laser yang digunakan adalah laser He-Ne (Klasse DIN 58126, 632,8 nm, Uniphase) dengan daya keluaran 30 mw. 2. Jenis serat optik yang digunakan adalah Multimode Fiber coupler berstruktur 2x2 dari bahan serat optik plastik berdiameter 1 mm (diameter core 960 µm, tebal cladding 20 µm) dan panjang 50 cm. Nilai coupling ratio, directivity dan exces loss dari Multimode Fiber coupler yang digunakan masing-masing sebesar 0,25, 25 db, dan 1,37 db. Digunakannya serat optik ini karena memiliki performasi yang paling baik diantara serat optik lain yang dimiliki Laboratorium Optik Dan Laser. 3. Membran yang digunakan adalah membran berbahan nitrile polymer. Karena membran jenis ini yang mampu diperoleh saat akan melakukan penelitian. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Merancang bangun Multimode fiber coupler dan membran berbahan nitrile polymer sebagai sensor ketinggian permukaan pada bensin dan oli. 2. Menentukan nilai resolusi, rentang pengukuran, dan sensitivitas sensor ketinggian permukaan Multimode fiber coupler.

7 1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, meskipun rancang bangun sensor ketinggian bensin dan oli yang dihasilkan masih dalam skala laboratorium, namun prinsip sensor yang dihasilkan berpotensi untuk dikembangkan sebagai sensor ketinggian bensin dan oli dalam skala yang sesungguhnya karena dari hasil penelitian telah terbukti faktor keamanannya dari kebakaran maupun ledakan, sebab tidak menggunakan isyarat listrik sebagai sinyal. Selain itu, dengan metode ini didapatkan pengukuran yang akurat, beresolusi tinggi, dan teknik pengoperasian yang mudah.