Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

dokumen-dokumen yang mirip
1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

Sistem PLTS Off Grid Komunal

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

Rumah Mandiri Energi Menggunakan Tenaga Surya dan Biogas

Tugas Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

Latar Belakang dan Permasalahan!

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

ReOn. [residential on-grid photovoltaic system] aplikasi: rumah, perumahan, gedung komersial, fasilitas umum

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM INSTALASI PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO UNDIP SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

Perancangan dan Realisasi Kebutuhan Kapasitas Baterai untuk Beban Pompa Air 125 Watt Menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

STUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS KOMUNAL DI KABUPATEN SIGI

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

ANALISIS KINERJA PHOTOVOLTAIC BERKEMAMPUAN 50 WATT DALAM BERBAGAI SUDUT PENEMPATAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

BAB III METODE PENELITIAN

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

BAB 2 LANDASAN TEORI

KONSEP PENERAPAN SOLAR SEL DENGAN SISTEM OTOMATIS PADA SKALA RUMAH TANGGA DARI SUDUT PANDANG EKONOMI Sulfikar Sallu 1, Khodijah 2

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

ANALISIS PERENCANAAN PENGGUNAAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PERUMAHAN (SOLAR HOME SYSTEM)

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

MAKALAH OPTIMALISASI PERANCANGAN SOLAR HOME SYSTEM MENGGUNAKAN HOMER. Disusun oleh: Muhibbur Rohman D

PEMANFAATAN SOLAR CELL DENGAN PLN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK RUMAH TINGGAL ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

STUDI KOMPARASI MPPT ANTARA SOLAR CONTROLLER MPPT M10-20A DENGAN MPPT TIPE INCREMENTAL CONDUCTANCE SEBAGAI CHARGER CONTROLLER LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

Rooftop Solar PV System

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI. Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin.

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI PULAU SAUGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA SIMULASI KINERJA SEL SURYA 10 WP DENGAN ENERGI TERBARUKAN SUMBER ENERGI CAHAYA BUATAN SEBAGAI PENGGANTI SINAR MATAHARI

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PEDAGANG KAKI LIMA (SOLAR CELL) TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN SOLAR PANEL DAN INVERTER SEBAGAI ALAT UNTUK CHARGING BATERAI PADA SEPEDA LISTRIK

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

BAB I PENDAHULUAN. daya yang berpotensi sebagai sumber energi. Potensi sumber daya energi

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP

Transkripsi:

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal Sandro Putra 1) ; Ch. Rangkuti 2) 1), 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti E-mail: xsandroputra@yahoo.co.id Abstrak Energi listrik adalah salah satu kebutuhan masyarakat modern yang sangat penting dan vital. Ketiadaan energi listrik akan sangat mengganggu keberlangsungan aktivitas manusia. Oleh karena itu kesinambungan dan ketersediaan energi listrik perlu dipertahankan setiap waktu. Rasio elektrifikasi Indonesia saat ini 87%, hal tersebut menunjukkan 8,5 juta penduduk Indonesia atau setara dengan 2500 desa yang belum dialiri listrik. Letak geografis Indonesia merupakan salah satu penyebab masih banyaknya daerah yang belum terjangkau Perusahaan Listrik Negara (PLN) seperti pulau Selaru di ujung Selatan kabupaten Maluku Tenggara Barat. Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai potensi energi surya dengan insolasi harian rata rata 4,5 4,8 kwh/m 2 / hari. Sehingga energi surya menjadi sumber energi terbarukan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. PLTS pada penelitian ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan listrik secara mandiri pada rumah tinggal yang akan digunakan siang dan malam hari. Tipe rumah tinggal yang digunakan adalah tipe 36, dengan total kebutuhan daya listrik perharinya diperkirakan adalah 2876 Wh. Panel surya yang digunakan menghasilkan daya sebesar 300 Wp. Dengan asumsi 1 hari tanpa sinar matahari, maka diperoleh biaya investasi awal PLTS rumah tinggal secara mandiri ini adalah sebesar Rp. 98.946.000 dan biaya tahunan PLTS selama umur pakai 25 tahun adalah Rp. 11.637.840. Kata kunci: PLTS, Elektrifikasi, insolasi, investasi Pendahuluan Energi listrik merupakan kebutuhan dasar dalam mendorong segala jenis aktivitas roda kehidupan manusia, yaitu dapat digunakan sebagai penerangan, fasilitas umum, keperluan rumah tangga, keperluan industri dan juga membantu peningkatan perekonomian negara. Rasio elektrifikasi Indonesia saat ini 87%, hal tersebut menunjukkan 8,5 juta penduduk Indonesia atau setara dengan 2500 desa yang belum dialiri listrik (Eko, 2015). Hal ini disebabkan karena letak geografis Indonesia yang tidak semua daerah dapat dijangkau oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) misalnya pulau Selaru di ujung selatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat Provinsi Maluku (ESDM,2016), daerah pegunungan dan daerah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga. Faktor lainnya juga akibat dari ketergantungan akan sumber pembangkit listrik yang berasal dari bahan bakar fosil. Penggunaan sumber energi terbarukan merupakan solusi dalam menjawab tantangan krisis energi yang terjadi. Salah satu energi terbarukan yaitu dengan pemanfaatan energi matahari. Mengapa Indonesia perlu memanfaatkan energi surya? Karena Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai potensi energi surya dengan insolasi harian rata rata 4,5 4,8 kwh/m 2 / hari (Ari Rahayuningtyas, 2014). Sehingga sumber daya matahari yang melimpah ini dapat digunakan untuk daerah yang belum terjangkau oleh PLN, untuk menghadapi tantangan krisis energi, ramah lingkungan, mengurangi pemanasan global dan menciptakan kemandirian energi. Dengan demikian pemanfaatan tenaga surya dapat dimulai dari penggunaanya untuk memenuhi kebutuhan listrik skala rumah tangga didaerah terpencil yang belum terjangkau oleh PLN. 23.1

Studi Pustaka PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) Pembangkit listrik tenaga surya merupakan suatu sistem pembangkit listrik dimana energi matahari diubah menjadi energi listrik dengan memanfaatkan teknologi photovoltaic. Panel Surya Panel surya terbuat dari bahan semikonduktor yang apabila disinari oleh cahaya matahari dapat menghasilkan arus listrik. Baterai Baterai adalah tempat penyimpanan energi listrik pada saat sinar matahari tidak ada. Baterai yang cocok digunakan untuk PV adalah baterai deep cycle. Battery Charge Controller (BCR) BCR adalah alat yang mengatur pengisian arus listrik dari modul surya ke baterai dan sebaliknya.pada saat kapasitas baterai tersisa 20% sampai 30%, maka BCR akan memutuskan aliran dengan beban. BCR juga mengatur kelebihan pengisian baterai dan kelebihan tegangan dari modul panel surya. Manfaat dari alat ini juga untuk menghindari full discharge dan overloading serta memonitor suhu baterai. Kelebihan tegangan dan pengisian dapat mengurangi umur baterai. BCR dilengkapi dengan diode protection yang menghindarkan arus DC dari baterai agar tidak masuk ke panel surya kembali. Inverter Inverter adalah alat yang mengubah arus Direct Current (DC) menjadi Alternating Current (AC) sesuai dengan kebutuhan peralatan listrik yang digunakan. Kabel Instalasi Kabel yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik tenaga surya adalah kabel khusus yang dapat mengurangi loss (kehilangan) daya, pemanasan pada kabel, dan kerusakan pada perangkat PLTS. Perencanaan Awal Menetapkan tipe rumah Tipe rumah yang digunakan adalah tipe 36, dengan 5 x 7,2 m dan ukuran atap 6 m x 7,6 m dengan sudut kemiringan 20 0. Gambar 1. Denah rumah 23.2

Peletakan komponen dan peralatan PLTS pada rumah Peletakan dan penempatan komponen serta alat PLTS dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2. Peletakan rak panel surya Gambar 3. Rak baterai Gambar 4. Peletakan rak baterai dan kotak panel Gambar 5. Peletakan panel surya 23.3

Identifikasi kebutuhan daya listrik Kebutuhan daya listrik pada rumah dapat dilihat pada Tabel 1 seperti berikut : Tabel 1 EstimasiKebutuhan Daya Listrik Peralatan Rumah Jumlah total konsumsi daya / hari perlu ditambahkan 20% yang adalah listrik yang digunakan oleh perangkat selain panel surya, yakni inverter sebagai pengubah arus DC (searah) menjadi AC (bolak - balik) (karena pada umumnya peralatan rumah tangga menggunakan arus AC), dan controller (sebagai pengatur arus) yakni menutup arus ke baterai jika tegangan sudah berlebih di baterai dan memberhentikan pengambilan arus dari baterai jika baterai sudah hampir kosong. Hasil dan Pembahasan Dari Tabel 1, total konsumsi daya perhari pada rumah tipe 36 adalah 2876 Wh / hari. Untuk menghitung jumlah komponen yang digunakan PLTS, hasil total konsumsi daya perhari pada rumah dikali dengan 2 agar dapat mengantisipasi mendung (tanpa sinar matahari selama 1 hari). Sehingga total konsumsi daya pada rumah tipe 36 menjadi 2876 Wh x 2 = 5752 Wh, maka perhitungan perencanaan menjadi sebagai berikut : Panel surya Panel surya yang digunakan adalah dengan kapasitas 300 Wp dan asumsi penyinaran matahari 6 jam/hari, sehingga jumlah panel surya yang dibutuhkan: Total Panel = = 3,19 buah 4 buah panel Battery Charge Controller Battery Charge Controller yang digunakan adalah MPPT 40 Ampere, karena besar nilai Isc (nilai arus maksmum yang dapat dikeluarkan panel surya / Short Circuit Current) pada panel surya adalah 9,64 A sehingga dengan total pemakaian 4 panel surya memerlukan BCR 40 A. Inverter Inverter yang digunakan adalah 3200 Watt pure sine wave 220 V 50 Hz dengan input 48 VDC dan efisiensi 93 %. Baterai Baterai yang digunakan jenis deep cycle 12 Volt 200 Ah. Berdasarkan jenis inverter yang digunakan,inverter akan beroperasi pada tegangan 48 Volt (tegangan input untuk jenis inverter 3200 Watt pure sine wave). Maka dari ketentuan kebutuhan tegangan input inverter, maka : 23.4

Total baterai (berdasarkan voltase) = = 4 buah baterai (disusun seri) Panel surya yang digunakan 4 buah dengan masing masing 300 Wp dan voltase panel surya adalah 24 Volt, sehingga untuk tiap panel surya membutuhkan baterai : Total baterai (berdasarkan kapasitas) = = 3 buah baterai (disusun paralel) Sehingga total baterai yang dibutuhkan untuk PLTS adalah 4 x 3 = 12 buah. Besar nilai tegangan input 48 Volt untuk inverter yang digunakan dan jumlah panel surya 4 buah dengan masing masing 300 Wp serta voltase tiap panel surya 24 Volt inilah yang menyebabkan total baterai yang dibutuhkan untuk PLTS menjadi 12 buah. Biaya peralatan yang dibutuhkan PLTS Biaya peralatan yang dibutuhkan PLTS dengan kebutuhan listrik 5752 Wh (total kebutuhan daya listrik 2876 Wh / hari dikali 2 untuk mengantisipasi mendung / tanpa penyinaran matahari selama 1 hari), setelah melakukan perhitungan untuk menentukan total komponen maka biaya biaya peralatan dan biaya pemasangan serta ongkos kerja yang dibutuhkan PLTS dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Biaya peralatan dan pemasangan yang dibutuhkan PLTS Untuk biaya pemasangan dan upah pekerja dihitung tiap pemasangan 1000 W, akan dikenakan biaya Rp. 2.500.000 yang diperoleh dari ET Tedeon di Glodok Jakarta Pusat. Untuk PLTS ini menggunakan 4 panel surya dengan masing masing 300 Wp, sehingga untuk PLTS ini dengan 4 x 300 Watt = 1200 W dikenakan biaya Rp.3.000.000. Biaya pemasangan dan upah tidak dihitung perjam. Dari Tabel 2 diatas dapat dilihat biaya yang dibutuhkan untuk PLTS rumah secara mandiri ini adalah Rp. 98.946.000, yang terdiri dari biaya investasi peralatan dan ongkos pemasangannya. Data harga-harga didapat dengan mencari langsung pemasok yang menjual barang-barang tersebut di internet, dan juga menghubungi langsung pemasok barang tersebut seperti PT. ET Tedeon di Glodok, Jakarta Pusat. Nilai Ekonomi PLTS Pada biaya baterai yang didapat dari PT. ET Tedeon di Glodok, Jakarta Pusat, terjadi 4 kali pergantian baterai selama 25 tahun karena tiap baterai memiliki umur pakai hanya selama 5 tahun dan untuk menghitung analisa ekonomis dari PLTS selama 25 tahun maka biaya baterai pun perlu dikali 4. 23.5

Gambar 6. Jumlah pergantian baterai selama 25 tahun Biaya tambahan selama operasional PLTS selama 25 tahun hanya untuk pergantian baterai. Sedangkan untuk biaya pemeliharaan seperti kebersihan panel surya tidak dikenakan biaya karena diasumsikan dapat dilakukan sendiri oleh pemilik PLTS. Berdasarkan informasi dari PT. ET Tedeon di Glodok, Jakarta Pusat, dari seluruh komponen PLTS yang digunakan, peningkatan harga tiap tahun dimiliki oleh baterai selama 25 tahun, namun tidak dapat dipastikan berapa besar peningkatan harga baterai tersebut karena banyak faktor yang tidak pasti seperti perubahan kurs rupiah, inflasi, sistem pemerintahan, perubahan harga minyak dunia. Sehingga harga baterai 12 Volt 200 Ah diasumsikan tetap Rp.4.000.000 perbuah selama 25 tahun. Sehingga untuk penambahan total biaya operasional selama 25 tahun hanya untuk pergantian baterai adalah: Biaya tambahan operasional = 4 x Rp.48.000.000 = Rp. 192.000.000 Sehingga total biaya yang dibutuhkan PLTS selama 25 tahun adalah : Total biaya PLTS (25 tahun) = Investasi awal + Biaya tambahan operasional = Rp. 98.946.000 + Rp. 192.000.000 = Rp. 290.946.000 Berdasarkan total biaya PLTS selama 25 tahun tersebut, diperoleh biaya tahunan adalah: Total biaya tahunan = Total biaya PLTS (25 tahun) / 25 = Rp. 290.946.000 / 25 = Rp. 11.637.840. Dan untuk biaya perhari selama penggunaan PLTS selama 25 tahun adalah Rp. 11.637.840./ 365 = Rp.31.884,49. Orientasi pemakaian energi terbarukan, terutama listrik tenaga matahari adalah untuk jangka panjang. Artinya untuk wilayah tertentu dengan kondisi kelistrikan yang tercukupi, maka total investasi tersebut akan terlihat mahal, karena konsumen dibebani biaya instalasi yang harus dikeluarkan bersamaan.tetapi untuk wilayah tertentu dengan kondisi kelistrikan yang belum terpenuhi secara maksimal atau bahkan belum memiliki jaringan listrik sama sekali, maka listrik tenaga surya akan menjadi pilihan, karena sistem listrik tenaga surya tidak memerlukan bahan bakar pada saat pengoperasian, sumber daya untuk PLTS pun berlimpah. Kesimpulan 1. Plts dapat membantu dalam mengatasi krisis listrik didaerah yang belum terjangkau PLN 2. Pada PLTS ini menggunakan panel surya 300 Wp sebanyak 4 buah, baterai 12 V 200 Ah sebanyak 12 buah, inverter 3200 Watt pure sine wave 1 buah, dan BCR MPPT 40 A 1 buah. 3. Biaya investasi awal (biaya peralatan serta biaya pemasangan dan ongkos kerja) PLTS sesuai desain yang telah dibuat adalah Rp. 98.946.000. 4. Terdapat penambahan biaya sejumlah Rp. 192.000.000 selama jangka waktu 25 tahun untuk pergantian baterai sebanyak 4 kali. Biaya tahunan (annual cost) yang diperoleh jika menggunakan PLTS apabila digunakan selama umur pakai 25 tahun adalah Rp. 11.637.840., dan biaya perharinya adalah Rp.31.884,49. 23.6

Daftar Pustaka Anonim. 2016. Biaya komponen dan peralatan PLTS. Jakarta : PT. ET Tedeon. Ari Rahayuningtyas dkk, 2014, Studi Perencanaan PLTS Skala Rumah Sederhana Di Daerah Pedesaan Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Untuk Mendukung Program Ramah Lingkungan Dan Energi Terbarukan, prosiding SnaPP 2014, ISSN 2089 3582. ESDM. (02 April 2016). Bertemu Siska dan Nana di Selaru, Berita Umum ESDM (online). Akses email : http://www.esdm.go.id/berita/umum/37-umum/8066-bertemu-siskadan-nana-di-selaru.html. Halim, A. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu. I Dewa Ayu Sri Santiari, Studi Pemanfaatan PLTS Sebagai Catu Daya Tambahan Pada Industri Perhotelan Di Nusa Lembongan Bali, Tesis MT,Teknik Elektro, Bali, Universitas Udayana, 2011. Kolhe, M., Kolhe, S., Joshi, J.C. 2002. Economic Viability of Stand - Alone Solar Photovoltaic System in Comparison with Diesel Powered System for India. Energy Economics 24 : 155-165. P.Eko.W. (15 Maret 2016). 2500 Desa Belum Dialiri Listrik di RI, Bisnis Liputan6 (online). Akses email : http://bisnis.liputan6.com/read/2305349/2500-desa-belum-dialirilistrik-di-ri. W.Shepherd, D.W.Shepherd. Energy Studies.Imperial College Press Second Edition 2002;Chap 3:90 92. Peter Gevorkian Ph.D.,P.E., Solar Power System Physics And Technologies Alternative Energy Systems in Building Design,The McGraw Hill Companies, 2010, hal 143 145. 23.7