ALAT UKUR KADAR AIR DALAM TANAH (SOIL TESTER) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51. I Made Sudana ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

MIKROKONTROLER AT89S52

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

TERMOMETER 8 KANAL. Kata-kata kunci: LM35, ADC0808, mikrokontroler AT89S51.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KARYA TULIS ILMIAH MENGUKLUR TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

ALAT PENGGAMBAR TANGGAPAN MAGNITUDO TAPIS DALAM RENTANG FREKUENSI AUDIO

SISTEM KENDALI SUHU RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB III DESKRIPSI MASALAH

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB II LANDASAN TEORI

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

I/O dan Struktur Memori

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

THERMOMETER DIGITAL DENGAN MODUL DST-51, ADC-0809 DAN LCD 2X16

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

APLIKASI MIKROKONTROLER ATMEL 90S8515 SEBAGAI PENGHITUNG PADA KALKULATOR RESISTOR E12

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

BAB II LANDASAN TEORI

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM PADA AYAM TERNAK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

(b) Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data. (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

APLIKASI MASTER SWITCH OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Sistem Mikroprosessor

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

Pengaturan Intensitas Cahaya pada Rumah Kaca

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGENDALIAN LCD GRAFIK 128*64 TITIK BERBASIS MIKROKONTROLER

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL LAMPU OTOMATIS BERBASIS WEB

TUJUAN : Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian dasar dari DAC dan ADC secara prinsip

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM AYAM TERNAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Aplikasi Mikrokontroler sebagai Pemroses Depan Pengambilan Data pada Sensor Jamak Berbasis Komputer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV PERANCANGAN SISTEM KONTROL NUTRISI HIDROPONIK NFT TUMBUHAN TOMAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Sistem poros sederhana yang mengalami kondisi tak seimbang

Transkripsi:

62 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 ALAT UKUR KADAR AIR DALAM TANAH (SOIL TESTER) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 I Made Sudana ABSTRAK Mikrokontroler AT89C51 dapat dimanfaatkan sebagai unit pengolah informasi yang dipungut dari sensor tertentu dan hasilnya dapat ditampilkan dalam bentuk digital. Konsep kerja instrumen yang dibangun ini adalah memanfaatkan perubahan nilai resistansi yang dideteksi oleh sensor logam untuk diumpankan sebagai informasi masukan pada Mikrokontroler. Hasil pengujian untuk sejumlah sampel tanah dengan berbagai kombinasi perbandingan volume antara tanah dan air dengan alat ukur ini dengan uji statistika, ternyata instrumen pengukur kadar air dalam tanah berbasis mikrokontroler AT89C51 mempunyai unjuk kerja yang mendekati hasil pengukuran instrumen soil tester standard dengan prosentase penyimpangan 0 sampai 1,4%. Sedangkan dari hasil uji harga t = 0,06 dengan d.b. = 10 dan dari tabel distribusi t pada t.s.0,05 = 1,81 dan t.s.0,01 = 2,76, terjadi perbedaan yang tidak signifikan pada taraf 0,01. Kata kunci: Kadar air dalam tanah, Mikrokontroler, Analog to Digital Converter, LCD PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan sagat cocok apabila bidang pertanian dan kelautan mendapatkan perhatian yang lebih serius untuk dikembangkan sebagai salah satu sektor pembangunan nasional. Bidang pertanian sangat penting karena berkaitan dengan kebutuhan hajat hidup manusia. Oleh karena itu jika bidang pertanian mengalami kegagalan, maka hal tersebut dapat berakibat akan terjadinya bahaya kelaparan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam bidang pertanian, antara lain: (a) pemilihan jenis tanaman untuk suatu lahan tanah, (b) sistem pengolahan tanah yang salah, (c) pemupukan yang melampaui dosis atau ukuran. Faktor-faktor tersebut dapat dihindari melalui penanganan yang khusus dan dalam hal ini salah satunya adalah yang bersentuhannya dengan instrumen pengukur kadar kandungan air dalam tanah. Untuk itu diperlukan adanya pemanfaatan teknologi (elektronika) khususnya instrumentasi dan kendali dalam usaha untuk meningkatkan kualitas dan hasil produksi pertanian. Mikrokontroler merupakan komponen alat pengendali dan pengontrol yang lebih kompleks dari pada alat pengendali dan pengontrol yang lain, karena mikrokontroler mempunyai fungsi yang bermacam-macam dan tersusun dari kombinasi Central Processing Unit (CPU), memori dan I/O dalam satu chip, sehingga mikrokontroler sangat praktis dan mudah dalam pemakaian khususnya di bidang instrumentasi dan kendali. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dimungkinkan untuk merekayasa sebuah Pengukur kadar air dalam tanah (Soil Tester) berbasis mikrokontroler AT89C51. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian di atas, masalah yang ingin dipecahkan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana merencanakan suatu alat pengukur kadar air dalam tanah (Soil Tester) berbasis mikrokontroler AT89C51? 2. Bagaimana unjuk kerja (hasil pengukuran) kadar air dalam tanah (Soil Tester) dengan menggunakan instrumen berbasis mikrokontroler AT89C51?

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 63 TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Merencanakan dan membuat suatu alat pengukur kadar air dalam tanah (Soil Tester) berbasis mikrokontroler AT89C51. 2. Mengetahui unjuk kerja (hasil pengukuran) kadar air dalam tanah (Soil Tester) dengan instrumen berbasis mikrokontroler AT89C51. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kadar air yang ada di dalam tanah, satu di antaranya adalah dengan menggunakan sensor kadar air dalam tanah. Sensor kadar air dalam tanah yang dibangun nanti menggunakan sebuah probe yang terbuat dari aluminium dan timbel seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Tanah mempunyai harga resistansi yang berubah-ubah, karena dipengaruhi oleh kandungan air tanah itu sendiri. Kondisi ini dapat dideteksi oleh sensor logam, karena kedua bahan logam mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga nilai resistansinyapun akan berbeda. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan tegangan pada ujung-ujung probe. Dengan adanya perubahan nilai resistansi, maka dimungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai komponen pembagi tegangan yang selanjutnya diumpankan pada piranti penguat/ pengubah tegangan. Aluminium Timbel MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dari penelitian alat pengukur kadar air dalam tanah (Soil Tester) berbasis mikrokontroler AT89C51 ini adalah : 1. Dihasilkan sebuah jenis instrumen alat pengukur kadar air dalam tanah (Soil Tester) berbasis mikrokontroler AT89C51. 2. Dapat dimanfaatkan oleh para petani dalam rangka meningkatkan produksi pertanian 3. Memperkaya pemahaman mengenai alat yang diprogram dan dikendalikan berbasis mikrokontroler AT89C51. 4. Mengembangan instrumen ukur pada Laboratorium Instrumentasi dan Kendali, Teknik Elektro, FT UNNES Gambar 1. Probe sensor 2. Rangkaian Pembagi Tegangan Rangkaian pembagi tegangan dapat diwujudkan dengan suatu rangkaian kombinasi dua resistor atau lebih untuk menghasilkan suatu besaran tegangan tertentu yang diatur melalui perubahan-perubahan nilai resistor. Besarnya tegang-an output (Vo) dapat ditentukan dengan persama-an berikut: R2.. (1) R1 Prinsip dasar rangkaian pembagi tegangan terlihat seperti pada Gambar 2 di bawah ini. LANDASAN TEORI 1. Sensor Kadar Air R1 Vo R2 Gambar 2. Rangk. Pembagi Tegangan Dapat disimpulkan bahwa tegangan output merupakan perbandingan proporsional dari tegangan inputnya. Penguat Operasional (OP-AMP) Menurut R. Boylestad dan L. Nashelsky (1992:600) penguat operasional adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. Penguat operasional memiliki dua input (+ dan -) dan satu output serta memiliki penguatan DC yang tinggi dengan impedansi input (zi) tinggi dalam orde mega ohm (MΩ) dan impedansi output (zo) rendah se-

64 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 kitar 100Ω. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Tipe-tipe penguat operasional ini banyak digunakan dalam rang-kaian, karena penguat ini mempunyai fungsi yang serbaguna, dan mempunyai karakteristik yang ideal. Rangkaian dasar op-amp terlihat pada Gambar 3 di bawah ini. In 1 + + ouput - In 2 Gambar 3. Rangkaian dasar OP-AMP Dalam penerapannya, seringkali dijumpai penguat model inverting, non-inverting dan penyangga (buffer). Khusus untuk penguat operasional sebagai buffer atau penyangga adalah suatu rangkaian yang mengisolasi sinyal input dari suatu beban oleh tingkat penguatan tegangan yang digunakan, tanpa pembalikan phase dan berfungsi sebagai sirkuit yang ideal dengan impedansi input yang tinggi dan impedansi output yang rendah. Tegangan output yang dihasil-kan sama dengan tegangan input sesuai persamaan 2 : Vo=V1.(2) Sedangkan gambar rangkaian buffer terlihat seperti Gambar 4 di bawah ini. - V Vi + Gambar 4. Rangkaian buffer Sistem ini sering dikenal dengan penguat berumpan balik satu satuan (unity feed back sistem). Dalam sistem ini digunakan Op-Amp IC 741 kare-na mempunyai karakteristik yang sangat khas seperti Gain»; Zin»; Zout «yang dapat memeuhi kebutuhan sebagai komponen pengisolasi yang dapat diandalkan.+ 4. Pengubah Analog ke Digital (Analog to Digi- tal coverter- ADC ) ADC merupakan sebuah piranti yang berfungsi mengubah informasi analog menjadi berbentuk digital yang selanjutkan akan digunakan oleh aktuator sesuai dengan yang diinginkan. Perubahan tegangan yang terjadi pada input akan mempengaruhi amplitudo output ADC yang diterjemahkan oleh aktuator untuk ditampilkan sebagai bentuk perilaku input. ADC yang digunakan pada rangkaian ini adalah IC ADC 0809 buatan National Semiconductor Corp. ADC ini menghasilkan data 8 bit. Data 8 bit merupakan data keluaran paralel, sehingga waktu pengubahan dapat berjalan cepat. Gambar 5 memperlihatkan, bahwa IC 0809 terdiri dari 4 bagian utama, yaitu : (1) Komparator, (2) Register aproksimasi berurutan (Serial Approxial Register- SAR), (3) In Komparat (Digital to Analog Converter-DAC) dan (4) (Sistem Pewaktu (Timer) Time SA Gambar 5. Diagram Blok IC 0809 5. Mikrokontroler AT89C51 DA C Out 8 bit Mikrokontroler dalam AT89C51 yang diproduksi oleh ATMEL termasuk dalam keluarga MCS-51. Komponen MCS-51 dikemas dalam kemasan standar Dual In Line (DIL) 40 pena dan untuk AT89C51 dikemas dalam berbagai jenis kemasan antara lain Plastic Dual Inline Package (PDIP) 40 pena, Thin Plastic Gull Wing Quad

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 65 Flatpack (TQFP) 44 pena, Plastic Gull Wing Quad Flatpack (PQFP) 44 pena, dan Plastic J-Leaded Chip Carier (PLCC) 44 pena. Masing-masing jenis mempunyai konfigurasi pena, pewaktuan (timing) dan karakteristik listrik yang sama. Perbedaan antara mikrokontroler AT89C51 dengan mikrokontroler jenis lain terletak pada memori program internalnya. Jika pada mikrokontroler 80C31, 80C51 dan 80C71 mempunyai 4 kilo byte ROM (Read Only Memory) yang telah diprogram serta program tersebut tidak diubah-ubah, maka untuk mikrokontroler AT89C51 mempunyai 4 kilo byte Flash PEROM (Programable and Erasable Read Only Memory) dan dikemas satu kemasan dengan CPU (Central Processing Unit). Ext Interrpt Interrupt CPU On chip Flash Osc BUS 4 I/O port Counter in RAM Timer 1 Timer 0 UART port P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 RST (RXD) P3.0 (TXD) P3.1 (INT 0) P3.2 (INT 1) P3.3 (T 0) P3.4 (T1 ) P3.5 (WR) P3.6 (RD) P3.7 XTAL 2 XTAL 1 GND Gambar 6. Pena-pena mikrokontroler AT89C51 (Atmel Corp.,2001:1) MCS-51 dapat mengakses 64 kilo byte memori program eksternal, mempunyai 32 jalur I/O dan sebuah receive buffered, serial I/O dua arah, sehingga MCS-51 dapat menerima byte yang kedua sebelum byte yang telah diterima sebelumnya dibaca dari receive register dan MCS-51 ini dapat mengirim dan menerima data secara bersamaan. Gambar 6 merupakan konfigurasi pena-pena dari mikrokontroler AT89C51. Blok diagram dari mikrokontroler AT89C51 diperlihatkan pada Gambar 7. 1 40 2 39 3 38 4 37 5 36 6 35 7 34 8 33 9 32 10 31 11 30 12 29 13 28 14 27 15 26 16 25 17 24 18 23 19 22 20 21 VCC P0.0 (AD0) P0.1 (AD1) P0.2 (AD2) P0.3 (AD3) P0.4 (AD4) P0.5 (AD5) P0.6 (AD6) P0.7 (AD7) E A / VFF ALE/PROG PSEN P2.7 (A1.5) P2.6 (A1.4) P2.5 (A1.3) P2.4 (A1.2) P2.3 (A1.1) P2.2 (A1.0) P2.1 (A9) P2.0 (A8) Sedangkan arsitektur internal mikrokontroler ditunjukkan oleh pada. Mikrokontroler AT89C51 memiliki keistimewaan sebagai berikut: memiliki satu prosessor 8 bit, dapat melaksanakan operasi perkalian, pembagian, dan operasi bolean, mempunyai Flash memori internal 4098 byte, RAM internal 128 byte (on chip), sumber detak internal dan rangkaian pewaktuan, 4 buah terminal masukan dan keluaran masing-masing 8 bit, 2 timer/counter 16 bit, 5 jalur interupsi (2 interupsi eksternal dan 3 interupsi internal), terminal komunikasi serial full duplex Universal As (UART), kece-patan pelaksanaan satu siklus instruksi dengan menggunakan pewaktu dengan frekuensi 12 MHz adalah 1 µs (Moh.Ibnu Malik dan Anistardi, 1997:6).Dengan karakteristik yang dimiliki oleh AT89C51 seperti tersebut di atas, maka dimungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai pusat kendali dan pengolah informasi yang diambil melalui sebuah probe

66 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 D0-D7 D0-D7 P0 sens LATCH A0-A7 D80-D87 uc Op- RD WR Gambar 9. Kerangka Berfikir Rancangan Alat Berikut disajikan bagian bagian dari sistem pembentuk unit instrument yang dibangun Gambar 8. Arsitektur internal mikrokontroler AT89C51 (Atmel Corp.,2001:2) Tampilan Kristal Cair (Liquid Crystal Display -LCD) LCD atau tampilan kristal cair merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk menampilkan hasil operasi yang dilakukan oleh mikrokontroler AT89C51. Modul tampilan ini menggunakan modul tampilan kristal cair matrik titik dengan pengendali LCD di dalamnya. Pengendali ini memiliki RAM /ROM, pembangkit karakter yang terletak di dalam modul. Semua fungsi tampilan dikendalikan oleh perintah-perintah yang telah diprogram, sehingga tampilan dari display dapat terlihat dengan jelas. KERANGKA BERFIKIR Berdasarkan teori-teori di atas, maka kerangka berfikir dalam pembuatan instrumen dapat digam-barkan sebagai berikut: 1. Unit Sensor Air Unit ini pada dasarnya adalah sistem jembatan resistor terdiri dari sebuah potensiometer dan sebuah resistor serta salah satu pirantinya diwujudkan oleh probe logam yang terbuat dari aluminium dan timah. Hasil dari penginderaannya diumpankan ke op-amp untuk selanjutnya diolah oleh mikrokontroler. R1 1,5 K VR1 50 K OP-AMP Plat Aluminium dan Timbel Gambar 10. Sensor kadar air tanah

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 67 2. Penguat op-amp Rangkaian penguat op-amp ini berfungsi sebagai penyangga (buffer). karena pada rangkaian ini diterapkan umpan balik satu satuan. Proses kerja dari penguat op-amp dimulai pada saat input non inverting (pin 3) dari op-amp mendapat tegangan masukan. Tegangan tersebut dikuatkan satu kali, karena output langsung diumpankan ke input inverting (pin 2) tanpa melalui R umpan balik. sehingga tegangan output yang dihasilkan stabil. Tegangan output dari rangkaian op-amp diumpankan ke rangkaian input ADC 8 SENSOR 3 + U1A 1 IN0 (ADC) 2 - LM358 4 Gambar 11. Rangk penguat op-amp 3. Pengubah Analog ke Digital (ADC) Cara kerja dari rangkaian pengubah analog ke digital adalah dimulai pada saat sinyal RD dari mikrokontroler diumpankan ke ADC melalui START dan ALE, sehingga ADC dalam kondisi membaca data dari Ch. Kemudian sinyal WR dari mikrokontroler juga diumpankan ke ADC (kondisi menulis). Setelah semua data telah tersimpan di mikrokontroler, maka mikrokontroler memberikan sinyal interupsi (INT0) ke ADC melalui EOC). 2. Rangkaian Penahan Cara kerja dari rangkaian penahan dapat dijelaskan sebagai berikut: Alamat dimulai pada saat alamat untuk rangkaian penahan alamat dibuka. Kemudian mikrokontroler mengirimkan sinyal ALE ke rangkaian penahan alamat, sekaligus rangkaian penahan alamat mengunci alamat tersebut. Setelah itu data dari mikrokontroler dikeluarkan. D0-D7 (ADC) ALE(AT89C51) C4 10 F R5 8,2 k Gambar 13. Rangkaian penahan alamat 5. Rangkaian Mikrokontroler AT89C51 Syarat utama agar rangkaian mikrokontroler AT89C51 dapat bekerja, maka dibutuhkan frekuensi kerja 12 MHz dari sebuah kristal dan dua buah kapasitor keramik 30 pf di samping ha-rus adanya power supply. Pada rangkaian ini data heksadesimal dari ADC diumpankan ke mikrokon-troler melalui port P0. Dengan bantuan program HB2000, data yang masuk diolah dan diproses oleh mikrokontroler. yang juga mengubah bilangan heksadesimal ke desimal yang hasilnya ditam-pilkan oleh display (LCD). D0-D7 (ADC/LCD) C5 30 pf X-TAL 12 MHz 6. Display (LCD) C6 2 3 4 5 6 7 8 9 11 1 30 pf U5 D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 LE OE 74HC573 39 38 37 36 35 34 33 32 1 2 3 4 5 6 7 8 19 18 U6 P0.0/AD0 P0.1/AD1 P0.2/AD2 P0.3/AD3 P0.4/AD4 P0.5/AD5 P0.6/AD6 P0.7/AD7 P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 XTAL1 XTAL2 31 9 EA/VPP RST AT89C51 P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15 P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INT0 P3.3/INT1 P3.4/T0 P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD ALE/PROG PSEN 21 22 23 24 25 26 27 28 10 11 12 13 14 15 16 17 30 29 Gambar 14. Rangkaian mikrokontroler AT89C51 ALE/ST E (LCD EOC (A ALE/S OE(AD ALE (L Cara kerja rangkaian LCD dimulai pada saat RS (register select) mendapat sinyal dari A0 (lacth address) dan R/W aktif high (LCD membaca data dari ADC), dan E (enable) mendapat sinyal P2.6, sinyal RD dan WR dari mikrokontroler. Q0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 19 18 17 16 15 14 13 12 A0-A2(ADC/LCD)

68 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 Sedangkan R/W aktif low (LCD menulis data). Sehingga data dapat ditampilkan melalui display. D0-D7 A0 (LATCH) A1 (LATCH) 7. Catu daya T1 1 5 6 220 VAC 4 8 TRAFO CT Gambar 15. Rangkaian LCD Cara kerja dari rangkain catu daya dimulai dari transformator CT mendapatkan tegangan listrik 220 njadi 6 VAC, karena tegangan sumber Vcc = ± 5 volt. Oleh dioda bridge, tegangan disearahkan. Tegangan output difilter oleh kapasitor C8. Selanjutnya tegangan diumpankan oleh IC LM 7805 (+ 5 volt). Kemudian dibypass oleh C9, sehingga dihasilkan tegangan yang stabil. D3 - + DIODE BRIDGE HASIL PENELITIAN C8 1000 F U7 1 3 VIN VOUT 7805 Gambar 16 Rangkaian catu daya C9 100 F Data penelitian yang dihasilkan berdasarkan pada hasil pengujian masing-masing blok alat. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali, hal ini untuk mendapatkan keakuratan dari hasil penelitian. DB0 DB1 DB2 DB3 DB4 DB5 DB6 DB7 RS R/W Sensor Kadar Air Tanah LCD P2.7 VR3 10 K Hasil pengukuran sensor kadar air tanah dapat ditunjukkan seperti Tabel 1 di bawah ini. E VDD VLC VSS + 5 0 V Tabel 1. Hasil pengujian sensor No. Tanah (kg) : Tegangan rata-rata Air (liter) (volt) 1. 0,5 : 0,0 0,45 2. 0,5 : 0,5 3,60 3. 0,5 : 1,0 3,18 4. 0,5 : 1,5 2,98 5. 1,0 : 0,5 3,18 6. 1,0 : 1,5 3,06 7. 1,5 : 0,5 3,05 8. 1,5 : 1,0 3,01 9. 1,5 : 2,0 2,87 10. 2,0 : 0,5 3,03 11. 2,0 : 1,5 2,93 2. Pengubah Analog ke Digital (ADC) Data hasil pengukuran ADC dapat ditunjukkan sebagai berikut: tegangan sumber (Vcc)= 4,88 volt dan tegangan Reff (Vreff) = 4,15 volt. Besarnya pengubahan tegangan ke digital sesuai dengan Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Hasil Pengujian ADC 3. Pengujian perangkat Pengujian pada perangkat dilakukan de-ngan cara mengubah-ubah perbandingan antara tanah dengan volume air. Untuk sistem kalibrasi, ditentukan oleh besarnya hambatan pada potensiometer (VR1) = 5,8 KΩ. Hasil yang terlihat pada display (LCD) merupakan hasil pengukuran kadar air tanah yang diukur. Sedangkan unit Soil Tester merupakan pembanding dari perangkat yang dibuat. Table 3. hasil pengujian Perangkat ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengukur kadar air dalam tanah (Soil Tester) berbasis mikrokontroler dimulai dari pembacaan kadar air oleh sensor. Output sensor menghasilkan tegangan yang kemudian dibuffer oleh penguat op-amp. Antara perhitungan dengan hasil pengukuran tegangan output sensor mempunyai perbedaan 0,12 volt. Kondisi ini dipengaruhi oleh penurunan tegangan sumber Vcc yang seharusnya 5 volt menjadi 4,88 volt. Penurunan tersebut mungkin disebabkan oleh adanya sistem pengawatan rangkaian yang kurang baik, kom-

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 69 ponen yang digunakan kurang presisi, khususnya nilai komponen pasif seperti resistor yang tidak memperhitungkan toleransi dan dianggap mempunyai nilai ideal, sehingga dapat mengakibatkan rugi tegangan sumber. Tegangan yang telah dibuffer oleh penguat op-amp diumpankan ke rangkaian pengubah analog ke digital (ADC) melalui channel 0. Oleh ADC tegangan analog diubah dalam bentuk heksa-desimal. Bilangan hasil pengubahan tersebut jika dibandingkan dengan perhitungan terdapat perbe-daan 0,03 volt (tegangan input 0,5 volt dan hasil pengukuran 0,47 volt). Perbedaan tersebut juga di-sebabkan oleh penurunan tegangan sumber Vcc yang seharusnya 5 volt menjadi 4,88 volt dan juga dapat disebabkan oleh karakteristik komponen dan mungkin pengawatan rangkaian yang kurang baik. Bilangan heksadesimal diumpankan ke rangkaian penahan alamat, port P0 mikrokontroler, DB0-DB7 pada LCD. Oleh mikrokontroler bilangan heksadesimal tersebut diolah dan dipro- Selanjutnya bilangan heksa-desimal diubah menjadi bilangan desimal. Bilangan desimal tersebut ditampilkan oleh LCD, sehingga data hasil pengukuran terlihat jelas. Perbandingan antara perangkat yang dibuat dengan unit Soil Tester standar dianalisis dengan uji t (t-test ). rerata antar kelompok. Dari tabel hasil pengamatan, jika ditinjau dari besarnya prosentase kesalahan dari hasil uji coba terjadi kesalahan yang berkisar antara 0% sampai dengan 1,4% terhadap unit Soil Tester standar. Hasil perhitungan uji t, harga t = 0,06 dengan d.b. = 10 dan dari tabel distribusi t pada t.s.0,05 = 1,81 dan t.s.0,01 = 2,76. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran terjadi perbedaan yang tidak berarti pada taraf nyata 0,01. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.Dari hasil rancangan yang ada, maka secara riil telah dapat diwujudkan sebuah instrument u- kur kadar air tanah berbasis mikrokontroler. 2. Unjuk kerja instrumen ukur yang dibangun ini mempunyai rentang prosentase kesalahan dari 0 sampai 1,4%. Besarnya penyimpangan hasil pengukuran tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan soil tester standard pada taraf signifikasi 0,01. Dapat disimpulkan bahwa alat pengukur kadar air tanah berbasis mikrokontroler AT89C51 ini dapat digunakan sebagai pengukur kadar air tanah. SARAN Alat pengukur kadar air dalam tanah (Soil Tester) berbasis mikrokontroler AT89C51 agar dapat bekerja dengan baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: 1. Pembacaan hasil pengukuran dicari pada saat angka yang ditampilkan oleh display dalam kondisi stabil. 2. Setelah menggunakan alat ini, sebaiknya probe logam (elektroda) segera dibersihkan dan dikeringkan. 3. Alat ini ujicobakan pada jenis sampel tanah yang lain. 4. Alat ini bisa dikembangkan lagi dengan memodifikasi sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk: termometer, tachometer, barometer dan peralatan lain hanya dengan mengganti sensor beserta rangkaiannya. DAFTAR PUSTAKA Atmel Corp.2001. 8-Bit Microcontroller with 4K Bytes Flash.[Online].26-08-2002 URL (http://www.atmel.com/acrobat/doc.026 5.pdf). G. Djatmiko Soedarmo, S.J. Edy Purnomo. 1997. Mekanika Tanah. Yogyakarta: Kanisius. Henry D.Foth (alih bahasa Soenartono Adisoemarto).1994.Dasar-dasar Ilmu Tanah Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Moh. Ibnu Malik, Anistardi.1997. Bereksperimen dengan Mikrokontroler 8031. Jakarta: Elex Media Komputindo. National Semiconductor Corp. 1999. ADC 0808 / ADC 0809 8-Bit µp Compatible A/D Converters with 8-Channel Multiplexer.[Online]. 26-08-2002 URL

70 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 (http://www.national.com /pf/ad/adc 0809.pdf). National Semiconductor Corp. 2002. LM 158/LM258/LM358/LM2904 Low Power Dual Operational Amplifiers. [Online].26-08-2002 URL (http://www.national.com/pf/lm/lm358.pdf). Philips Semiconductors. 1990. 74HC/ HCT573 Octal D-type Trans parent Latch; 3-state. [Online].18-02-2003.URL (http://www.philips.com/product/hc/pdf /74hc573.pdf). Robert Boylestad,Louis Nashelsky.1992. Electronic Devi ces and Circuit Theory Fifth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Sudjana.1996.Metoda Statistika.Bandung:Tarsito. Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Pe-nelitian Suatu Pendekatan Prak-tek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Seiko Instruments Inc.1987.Liquid Crys-tal Display Module M1632 User Manual. Japan. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.1996.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. ----------2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Takemura Electric Works,Ltd.2002.Soil-pH & Humidity Tester.Tokyo. Titiek Islami, Wani Hadi Utomo.1995. Hubungan Tanah, Air dan Ta-naman. Semarang: IKIP Semarang Press. Biografi I Made Sudana, Lahir di Klungkung tahun 1956. Lulus Sarjana Pendidikan Teknik Elektro dari Universitas Negeri Yogyakarta 1982 dan Magister Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Negeri Jakarta 1994. Sebagai Tenaga Pengajar di Jurusan Teknik Elektro FT UNNES sejak 1984 sampai saat ini. Menekuni bidang Instrumentasi dan Kendali.