Perbedaan Cara Penyebaran Suspensi terhadap Jumlah Bakteri pada Media Eosin Methylene Blue Agar

dokumen-dokumen yang mirip
II. METODELOGI PENELITIAN

HALAMAN PENGESAHAN. : Laboratorium Budidaya Perairan

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

III. MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

Angka Lempeng Total Bakteri pada Broiler Asal Swalayan di Denpasar dan Kabupaten Badung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

Teknik Isolasi Bakteri

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan dan alat uji coliform yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp,

UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Telur Ayam Lokal terhadap Jumlah Coliform

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

Teknik Isolasi Mikroorganisme

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

Teknik Isolasi Bakteri

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

IV. KULTIVASI MIKROBA

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Susu UHT Impor Bahan Media dan Reagen Alat

MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

II. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. hingga Agustus 2016 di Laboratorium Teknobio-Pangan, Universitas Atma Jaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

ABSTRAK. Xylitol, populasi bakteri aerob, plak gigi.

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

BioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan ANALISIS BAKTERI SALMONELLA-SHIGELLA PADA KUAH SATE PEDAGANG KAKI LIMA

PENGARUH PENGGUNAAN BENZALKONIUM KLORIDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SUSU SAPI. Saeful Hidayat, Rival Ferdiansyah, Akhmad Depi Juniarto

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh dipping puting sapi perah yang terindikasi

Mutu Susu Kambing Peranakan Etawa yang Disimpan pada Suhu Ruang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

ANALISIS MIKROBIOLOGI BEBERAPA SUSU KEDELAI TANPA MEREK YANG BEREDAR DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN.

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

KUANTIFIKASI TOTAL MIKROBA INDIKATOR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI SIAK PERAWANG. M. R. Ridho 1, C. Jose 2, N. Balatif 3

Deteksi Bakteri Coliform DAN Escherichia coli Pada Minuman Es Jeruk Di Cafe Lesehan Pantai Talise Palu

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

Transkripsi:

Perbedaan Cara Penyebaran Suspensi terhadap Jumlah Bakteri pada Media Eosin Methylene Blue Agar (DIFFERENCE METHOD TO TOTAL BACTERIA SPREADING IN SUSPENSION EMBA MEDIA) Ahmad Nuzuludin Kadri 1, Ketut Tono Pasek Gelgel 2, I Gusti Ketut Suarjana 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Hewan, 2 Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl.P.B. Sudirman Denpasar Bali tlp. 0361-223791 Email : ahmadnk1985@gmail.com ABSTRAK Dalam rangka pengawasan mutu secara biologis dilakukan pengujian laboratorium untuk mengisolasi dan melakukan jumlah penghitungan jumlah bakteri patogen (enumerasi). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan cara penyebaran suspensi dengan menggunakan batang gelas bengkok, mikropipet dan ose terhadap jumlah bakteri yang terhitung pada media Eosin Methylene Blue Agar. Sampel diambil dari air susu kambing yang kemudian dihitung jumlah bakterinya dengan tiga kelompok perlakuan yaitu menggunakan batang gelas bengkok, mikropipet dan ose. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam, bila hasilnya berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Jumlah bakteri yang terhitung dengan menggunakan batang gelas bengkok, mikropipet dan ose per ml berturut-turut mengandung 9.722.222 cfu, 68.944.444 cfu dan 116.444.444 cfu. Dengan sidik ragam, perlakuan cara penyebaran dengan menggunakan mikropipet dan ose berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah bakteri yang terhitung dengan menggunakan batang gelas bengkok. Setelah di uji dengan uji Duncan, rata-rata jumlah bakteri yang terhitung dengan menggunakan mikropipet dan ose lebih tinggi sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan menggunakan batang gelas bengkok, sedangkan rata-rata jumlah bakteri yang terhitung menggunakan ose lebih tinggi sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan menggunakan mikropipet. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan cara penyebaran suspensi dengan menggunakan batang gelas bengkok,mikropipet dan ose terhadap jumlah bakteri pada media EMBA. Penyebaran bakteri menggunakan ose lebih banyak (P<0,01) dibandingkan mikropipet dan batang gelas bengkok. Sedangkan penyebaran bakteri menggunakan mikropipet lebih banyak (P<0,01) dibandingkan dengan gelas bengkok. Kata-kata kunci: penyebaran, suspensi, bakteri, media EMBA. ABSTRACT In order to control the quality of the biological testing laboratory to isolate and perform number of counting the number of pathogenic bacteria (enumeration). The purpose of this study was to determine differences in the way the spread of the suspension by using a bent glass rod, micropipetteand the ose counted against the number of bacteria on the media Eosin Methylene Blue Agar. Samples were taken from goat's milk, and then computed the number of bacteria in the three treatment groups, namely using a bent glass rod, micropipette and ose. The data were analyzed using analysis of variance, the results are significantly different when it is followed by Duncan's test. The number of bacteria counted by using a glass rod bent, and ose per ml micropipette row contains 9,722,222 cfu, 68,944,444 and 116 444 444 cfu. With the variance, treatment means using a micropipette and spread of different ose highly significant (P<0.01) to the number of bacteria counted 205

by using a bent glass rod. Having tested by Duncan's test, the averagenumber of bacteria counted by using a micropipette and higher ose highly significant (P< 0.01) as compared to using a bent glass rod, while the average number of bacteria were counted using higher loop is highly significant (P<0.01) compared with using a micropipette. The conclusion of this study is that there is significantdifferent of the suspension by using a bent glass rod, and the micropipette ose to the number of bacteria on the media EMBA. The spread of bacteria using more ose (P< 0.01) compared micropipette and bent glass rod. While the spread of bacteria using a micropipette more (P<0.01) as compared with the curved glass. Keywords : spreading, suspension, bacteria, EMBA media. PENDAHULUAN Analisis pangan terhadap kemungkinan adanya bakteri patogen merupakan standar yang diharuskan untuk mengetahui kualitas pangan dan menjamin keamanan pangan (De Boer dan Beumer, 1999). Peredaran makanan dan minuman harus mendapatkan pengawasan yang ketat agar makanan yang dikonsumsi tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya bagi manusia. Berdasarkan hal tersebut maka dalam rangka pengawasan mutu secara mikrobiologis dilakukan pengujian laboratorium untuk mengisolasi dan melakukan penghitungan jumlah bakteri patogen yang disebut juga dengan enumerasi. Isolasi dan identifikasi merupakan metode konvensional dalam pemeriksaan bakteri yang didasarkan pada reaksi biokimia. Oleh karena itu, dalam isolasi dan identifikasi bakteri diperlukan media yang selektif. Banyak metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri dari suatu populasi bakteri dalam sampel. Proses penghitungan bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode baik secara langsung maupun tidak langsung. Metode cawan yang diperkenalkan oleh Fardiaz (1992) mengungkapkan bahwa: 1. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan kumpulan koloni yang besar, dimana jumlah koloni diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni. 2. Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung satu koloni. Dari uraian di atas tampaknya tidak sesuai dengan metode penghitungan kuantitatif bakteri. Dalam satu, dua koloni atau lebih di hitung satu. Penghitungan kuantitatif tersebut sangat berbeda dengan penghitungan lainnya, seperti : menghitung telur, menghitung itik, menghitung uang dan lain lain. Penghitungan kumpulan koloni yang besar dan satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal tidak bisa dihitung satu.apalagi hal tersebut dikalikan dengan faktor pengencer. Sebagai ilustrasi : lima puluh butir telur yang ditempatkan di dalam sebuah egg tray dan beberapa lembar uang rupiah yang diikat menjadi satu tidak bisa dihitung satu. 206

Pengukuran kuantitatif bakteri dengan metode cawan Fardiaz (1992) mengungkapkan bahwa koloni yang bergabung menjadi kumpulan besar koloni dapat dihitung satu. Namun disisi lain, koloni mikroba yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme, karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung untuk berkelompok atau berantai (Muhammad., et al. 2005). Ini bisa diartikan bahwa di dalam koloni mikroba/bakteri yang berkelompok atau berantai panjang dapat terbentuk dari satu atau beberapa sel bakteri. Hubungannya dengan penghitungan jumlah bakteri, koloni bakteri yang terlihat berkelompok atau berantai tidak bisa dihitung satu. Pada dasarnya sel tersebar homogen pada sampel setelah dilakukan pengenceran berseri. Pengenceran digunakan karena untuk menumbuhkan koloni bakteri pada media yang terbatas tidak mungkin dilakukan penghitungan bakteri yang berjumlah puluhan ribu. Pengenceran ini dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan bakteri pada sampel (Puspitasari., et al. 2012). Di sisi lain ada jenis bakteri yang memang pembelahan selnya dapat terpisah baik sehingga tersebar merata dan ada pula bakteri yang setelah membelah sel anakan masih menempel pada induknya, seperti halnya yang terjadi pada Streptococcus, Diplococcus, Sarcina dan lain lain. Sehingga penyebarannya berkelompok-kelompok. Pada jenis yang seperti ini jika tersebar merata dalam kelompok-kelompok sel maka pertumbuhan menjadi koloni tunggal bukan berasal dari satu sel saja melainkan dari beberapa sel. Oleh sebab itu pada kondisi seperti ini peran alat perata/spreader sangat dibutuhkan. Sulitnya mendapatkan koloni yang benar-benar merata dan terpisah ini mengilhami penulis untuk memodifikasi alat metode cawan sebar ke dalam 3 teknik, yaitu teknik sebar menggunakan batang gelas bengkok, teknik sebar menggunakan mikropipet dan teknik sebar menggunakan ose. METODE PENELITIAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu kambing segar. Sebanyak 250 ml susu kambing segar diambil pada saat pemerahan pagi hari, lalu dimasukkan dalam tabung reaksi steril dan dibawa menggunakan termos es, kemudian dilakukan penghitungan di Laboratorium Mikrobiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Alat yang di gunakan adalah mikropipet steril volume 20 µl, ose steril dan batang gelas bengkok steril 1 buah, empat tabung reaksi berisi 9 ml larutan aquades, dua puluh tujuh cawan petri steril, korek api, api bunsen, autoklaf, pipet ukur volume 5 ml, erlenmeyer, hot plate dan magnetic stirrer, inkubator, tisue/kapas, kertas label, quebec colony counter dan 207

timbangan analitik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, alkohol 70% dan media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) steril. Gambar 1. Alat-Alat Penyebar Suspensi Batang gelas bengkok Ose Mikro pipet Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan yang terdiri dari alat perata/spreader batang gelas bengkok,mikropipet dan ose. Masing-masing perlakuan diberikan 9 kali ulangan, sehingga total yang digunakan 27 media EMBA. Setiap sampel sebanyak 0,02 ml pada pengenceran 10 4 ditanam pada 3 buah media EMBA steril. Media pertama (perlakuan 1) disebarkan dengan batang gelas bengkok, media kedua (perlakuan 2) disebarkan dengan mikropipet dan media ketiga (perlakuan 3) disebarkan dengan ose. Selanjutnya diinkubasikan pada suhu 37 0 C pada inkubator dengan posisi terbalik. Koloni dari masing-masing media yang tumbuh setelah 24 jam dihitung di atas quebec colony counter. Menurut Sukandar., et al (2010) bahwa sebaiknya jumlah koloni mikroba yang tumbuh dan dapat dihitung berkisar antara 30-300 koloni. Metode cawan dengan jumlah koloni yang tinggi (>300) sulit untuk 208

dihitung sehingga kemungkinan kesalahan perhitungan sangat besar. Satuan yang digunakan untuk menyatakan jumlah koloni atau bakteri adalah cfu/ml (cfu = colony forming units). Data jumlah bakteri dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan sidik ragam dan bila hasilnya berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 16.0 for windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah rata-rata bakteri yang berasal dari air susu kambing yang ditanam pada media Eosin Methylene Blue Agar dengan pengenceran 10 4 didapat pada masing-masing perlakuan yang disebarkan batang gelas bengkok, mikropipet dan ose masing-masing diperoleh seperti yang dicantumkan dalam Gambar 2 berikut ini: Gambar2.Jumlah Rata-Rata Bakteri yang Tumbuh pada Media EMBA yang Disebarkan dengan Batang Gelas Bengkok, Mikropipet dan Ose (Log Y) Pada Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa jumlah rata-rata bakteri yang tumbuh pada media EMBA yang disebarkan dengan batang gelas bengkok, mikropipet dan ose setelah dimasukkan ke Log Y berturut-turut adalah 6.965, 7.803 dan 8.047. Selanjutnya dihitung jumlah bakteri pada setiap ml susu kambing yang ditanam pada media EMBA dengan menggunakan rumus : Koloni/ml = Jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran x volume inokulum seperti yang diuraikan oleh Fardiaz (1992) maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 1. 209

Tabel 1. Jumlah Bakteri pada Setiap ml Susu Kambing yang Ditanam pada Media EMBA Ulangan Batang Gelas Mikropipet Ose Bengkok 1 5.500.000 27.000.000 69.000.000 2 12.000.000 95.000.000 149.000.000 3 10.000.000 75.000.000 125.000.000 4 13.000.000 100.500.000 140.000.000 5 4.500.000 32.500.000 56.500.000 6 12.500.000 83.500.000 135.000.000 7 9.500.000 61.500.000 114.000.000 8 10.500.000 67.000.000 125.000.000 9 Jumlah Rata-rata 10.000.000 87.500.000 9.722.222 78.500.000 620.500.000 68.944.444 134.500.000 1.048.000.000 116.444.444 Pada Tabel 1 di atas diperoleh rata-rata jumlah bakteri pada setiap ml susu kambing yang ditanam pada media EMBA yang disebarkan dengan batang gelas bengkok, mikropipet dan ose per ml berturut-turut mengandung 9.722.222 cfu, 68.944.444 cfu dan 116.444.444 cfu. Hasil penghitungan di atas terlihat jelas adanya perbedaan jumlah bakteri yang didapatkan dari masing-masing alat penyebar. Jumlah bakteri per ml yang didapatkan dari 9 kali pengulangan dengan penyebaran menggunakan batang gelas bengkok, mikropipet dan ose secara berturut turut adalah 87.500.000 cfu, 620.500.000 cfu dan 1.048.000.000 cfu. Halini menunjukkan bahwa metode penyebaran dengan alat yang berbeda mengindikasikan perbedaan jumlah bakteri yang berbeda. Hasilsidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan cara penyebaran dengan menggunakan mikropipet dan ose berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah bakteri yang terhitung dengan menggunakan batang gelas bengkok. Jumlah bakteri setelah perlakuan 210

dengan menggunakan mikropipet dan ose mengalami kenaikan yang sangat jauh dari jumlah bakteri dengan perlakuan batang gelas bengkok. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa rata-rata jumlah bakteri yang terhitung dengan menggunakan mikropipet dan ose lebih tinggi sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan menggunakan batang gelas bengkok, sedangkan rata-rata jumlah bakteri yang terhitung menggunakan ose lebih tinggi sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan menggunakan mikropipet. Ini membuktikan bahwa mikropipet dan ose dapat digunakan sebagai alat penyebar suspensi pada media EMBA, dimana dengan menggunakan ose koloni bakteri yang terhitung tampak lebih banyak. Bakteri yang berasal dari air susu kambing yang disebarkan dengan batang gelas bengkok koloninya besar-besar, sedangkan dengan mikropipet dan penyebaran bakteri dengan ose koloninya kecil-kecil. Jumlah bakteri yang disebarkan dengan batang gelas bengkok lebih banyak bakterinya menggumpal/bergerombol. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Koloni yang bergerombol dan membuat rantai tebal dihitung satu kesatuan koloni. Dengan ditemukannya koloni bergerombol dan berantai tebal, hitungan koloni lebih sedikit jika dibandingkan dengan mikropipet dan ose. Sedangkan bakteri yang disebarkan dengan mikropipet jauh lebih banyak dibandingkan dengan batang gelas bengkok. Koloni bakteri yang tumbuh lebih merata walaupun masih ada koloni yang bergerombol. Hal sebaliknya terjadi pada penyebaran dengan ose dimana koloni bakteri yang tumbuh hampir menyebar dengan merata. Ini dapat dilihat dari besarnya koloni bakteri yang tampak kecil-kecil seperti yang terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Koloni Bakteri pada Media EMBA Setelah Perlakuan Batang gelas bengkok Mikropipet 211

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan cara penyebaran suspensi dengan menggunakan batang gelas bengkok, mikropipet dan ose terhadap jumlah bakteri pada media EMBA. Dimana penyebaran bakteri menggunakan ose lebih banyak (P<0,01) dibandingkan mikropipet dan batang gelas bengkok. Sedangkan penyebaran bakteri menggunakan mikropipet lebih banyak (P<0,01) dibandingkan dengan gelas bengkok. SARAN Penggunaan ose dengan metode cawan sebar dalam penghitungan jumlah bakteri perlu dibandingkan dengan metode yang lain seperti :Hitungan mikroskopis dengan metode Breed, MPN (Most Probable Number), Metode Membran Filter dan Kekeruhan (Turbidimetri). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Laboratorium Mikrobiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dan Bapak Encen di Kampung Jawa yang telah membantu dalam pengambilan sampel demi kelancaran semua proses penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Boer DE, Beumer RR. 1999. Methodology for Detection and Typing of Foodborne Microorganisms. International Journal of Food Microbiology. 50 (1999) 119 130. 212

Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Muhammad N, Isworo MG, Komariyah R. 2005. Metoda Baru Untuk Dekontaminasi Bakteri dengan Plasma Non Termik pada Tekanan Atmosfer. Laboratorium Mikrobiogenetika Jurusan Biologi FMIPA UNDIP. ISSN: 1410-9662 Vol.8, No.3, Juli 2005, Hal 98 Puspitasari FD, Shovitri M, Kuswytasari ND. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob Proteolitik dari Tangki Septik. Jurnal Sains dan Seni ITS. 1(1) Sukandar D, Radiastuti N, Jayanegara I, Hudaya A. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. BPPT Jakarta. Valensi Vol. 2 No. 1, Nop 2010 (333-339) ISSN : 1978-8193 213