PENGARUH KONSELING TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN ASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENYUSUI IBU PRIMIPARA DI BPS ENDANG PURWANINGSIH BANTUL¹

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG ASI PADA IBU HAMILTERHADAP PENGETAHUAN DAN PEMBERIAN ASI DI 3 HARI POST PARTUM DI RB PURI AGUNG MAGELANG NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN ASI EKSKLUSIF DI RSKIA SAKINA IDAMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

PENGARUH PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DAN SIKAP IBU MENYUSUI DI KECAMATAN KANIGORO KABUPATEN BLITAR

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MENYUSUI YANG BENAR

Putri Kusumawati Priyono

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2005). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

Sri Lestari Dwi Astuti, Asrining Surasmi Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN IBU DALAM PERAWATAN PAYUDARA DI RSU BHAKTI HUSADA KRIKILAN BANYUWANGI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

Watik Ariyanti*) ABSTRAK

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

The Effects of Breast Feeding Demonstration and Guidance towards Mothers' Motivation and Ability in Nursing their Children

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PENGARUH KONSELING LAKTASI TERHADAP PENGETAHUAN KEMAMPUAN DAN KEBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

1

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

DEWI SUSANTI ( S)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Binarni Suhertusi 1, Desmiwarti 2, Emi Nurjasmi 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

NASKAH PUBLIKASI RIYAN ROSSALIN NIM I

Kata Kunci : Penyuluhan, pengetahuan, sikap, ASI eksklusif Daftar Pustaka : 13 Pustaka ( ) 4 internet ( )

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA 2014 NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN KESIAPAN MERAWAT BAYI PADA IBU YANG HAMIL SETELAH MENIKAH DENGAN YANG HAMIL SEBELUM MENIKAH DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Pengetahuan Tentang Proses Menyusui Pada Ibu Nifas di RS Mardi Rahayu Kudus 20

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENSTRUASI MELALUI PEER GROUP TERHADAP KESIAPAN MENARCHE SISWI SD MUHAMMADIYAH PURWODININGRATAN 2 YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK MENYUSUI TERHADAP KETERAMPILAN MENYUSUI PADA IBU NIFAS

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

Triwik Sri Mulati, Wiwik Setyaningsih, Dodiet Aditya S Kementrian Kesehatan Politeknik Surakarta Jurusan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

PENGARUH PENYULUHAN DAN PEMBERIAN LEAFLET KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN PAP SMEAR IBU-IBU DI DUSUN JOGONALAN TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL 1

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

Nisa khoiriah INTISARI

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

SUCI ARSITA SARI. R

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

Transkripsi:

PENGARUH KONSELING TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN ASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Umul Faizah 2013010104208 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 i

PENGARUH KONSELING TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN ASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Pada Program Studi D IV Bidan PendidiK STIKES Aisyiyah Yogyakarta Disusun Oleh : Umul Faizah 2013010104208 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 ii

iii

EFFECT COUNSELING OF THE RIGHT BREASTFEEDING TECHNIQUES IN POSTPARTUM WOMEN TO MOTIVATE IN BREASTFEEDING AT PKU MUHAMMADIYAH GENERAL HOSPITAL OF BANTUL 1 Umul Faizah 2, Mufdillah 3 ABSTRACT The lack of mothers awareness or knowledge about the importance of exclusive breastfeeding and lead of low motivation in breastfeeding. To determine the effect counseling of the right breastfeeding techniques in postpartum women to motivate in breastfeeding at PKU Muhammadiyah General Hospital Of Bantul. Methods uses Quasi-experimental with pretest-posttest design with control group. The population was all new mothers who just gave birth the first time, used accidental sampling technique. Accidental sequentially sampling the number of 32 respondents, divided into two groups: 16 experimental group and 16 control group. Data were analysed by the Mann Whietney U-test. Result showed thats differences of motivation in the experimental group after was given a pretest and posttest questionnaire is Asym. Significant 0.001 (<0.05). Differences in motivation of experimental group and the control group is Asym. 0,000 significant (<0.05). Differences of motivation in the control group after was given the pre-test and post-test questionnaire is Asym. Significant 0.850 (> 0.05). And there is the effect counseling of the right breastfeeding techniques in postpartum women to motivate in breastfeeding, this is evidenced by an increase motivation in the experimental group by 50%. PENDAHULUAN Kematian utama bayi di Indonesia diperkirakan lebih banyak terjadi pada usia neonatus (0-28 hari) yang disebabkan karena BBLR (berat badan lahir rendah), penyakit infeksi, penyakit lain dan masalah gizi (Depkes, 2011). Kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit infeksi berhubungan erat dengan adanya perilaku hidup bersih sehat, sanitasi dasar, pengadaan air bersih, ventilasi, status hunian, status imunisasi, status gizi dan pemberian air susu ibu (ASI) (Depkes, 2007). Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah No. 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Pasal 2 mengenai pengaturan pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk, menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 bulan. 1

2 Selanjutnya, demi tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih ( Depkes, 2012). Namun demikian cakupan ASI eksklusif masih rendah dari data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 hanya 32% bayi dibawah 6 bulan mendapat ASI eksklusif, sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu 42%, akan tetapi cakupan pemberian ASI ekslusif ini masih sangat rendah untuk menuju target pemberian ASI eksklusif Nasional sebesar 80% (BKKBN, 2012). Di Kota Yogyakarta didapatkan data eksklusif pada tahun 2009 sebesar 34,56% dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 46,4%. Sedangkan di Kabupaten Bantul, baru sekitar 40% ibu yang memberikan ASI eksklusif berturut-turut sampai bayi berumur 6 Bulan (Kompas, 2010). Menurut DEPKES RI (2010) dampak yang dapat terjadi pada bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif yaitu bayi memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali lebih besar dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif. Salah satu penyebabnya belum suksesnya program ASI eksklusif adalah kurangnya kesadaran atau pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, hal ini akan berdampak pada rendahnya motivasi ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Motivasi yang dimiliki ibu adalah faktor penentu dalam meningkatkan pemberian ASI, dalam hal ini diperlukan bantuan petugas kesehatan untuk memberikan perhatian, nasehat, serta pengarahan yang tepat sehingga dapat menambah keyakinan ibu bahwa mereka dapat menyusui dengan sukses (Roesli, 2008). Studi pendahuluan yang dilakukan Di RSU PKU Muhammadyah Bantul pada bulan Maret tahun 2014, didapatkan data cakupan ASI eksklusif sebesar 60 persen. Selain itu menurut SOP rawat gabung yang ada di RSU PKU Muhammadiyah Bantul tercatat bahwa petugas kesehatan diwajibkan memberikan konseling teknik menyusui, akan tetapi dari hasil observasi penulis, didapatkan bahwa dari 15 orang ibu nifas di RSU PKU Muhammadyah Bantul sebagian besar ibu tidak mengetahui cara menyusui yang benar. Sementara petugas hanya memberikan bimbingan menyusui seperlunya saja. Hal ini menyebabkan ibu tidak mandiri dan mempunyai motivasi rendah dalam merawat dan menyusui bayinya sehingga timbul masalah yang berkaitan dengan menyusui. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian ekperimen semu (Quasi Eksperiment) dengan rancangan pretest-postest with Control Group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang baru pertama kali melahirkan dan yang memiliki bayi baru lahir di RSU PKU Muhammadiyah

3 Bantul yaitu sejumlah 35 orang. Kemudian diambil sampel menjadi 32 responden, dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu sebanyak 16 responden menjadi kelompok eksperimen dan 16 responden menjadi kelompok kontrol. Dimana kedua kelompok mendapatkan pretest dan kemudian satu kelompok menjadi kelompok ekperimen dan diberikan perlakuan yaitu konseling teknik menyusui yang benar, kemudian kelompok yang kedua menjadi kelompok kontrol. Sesudah itu, setelah 6 jam perlakuan pada kelompok eksperimen, kedua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol mendapatkan post-test. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Motivasi Responden Kelompok Ekperimen Setelah Diberikan Kuesioner Pre-test dan Post-test Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul No Motivasi Ibu Dalam Pemberian ASI Kelompok eksperimen Sebelum intervensi Kelompok eksperimen sesudah intervensi Frekuensi % Frekuensi % 1. Motivasi Tinggi 3 18,8% 11 68,8% 2 Motivasi Sedang 12 75% 5 31,3% 3. Motivasi Kurang 1 6,3% 0 0% Sumber Data : Data Primer 2014 Tabel 2 Motivasi Responden Kelompok Kontrol Setelah Diberikan Kuesioner Pre-test dan Kuesioner Post-test Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. No Motivasi Ibu Dalam Pemberian ASI Kelompok kontrol pretest Kelompok kontrol Post-test Frekuensi % Frekuensi % 1 Motivasi Tinggi 2 12,5% 1 6,3% 2 Motivasi Sedang 9 56,3% 10 68,3% 3 Motivasi Kurang 5 31,3% 5 31,3% Sumber data : data primer 2014 Tabel 3 Perbedaan Motivasi Responden Kelompok Eksperimen Setelah Diberikan Kuesioner Pre-test dan Post-test Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul

4 Motivasi Ibu N Mean Rank Pre-test 16 11,00 Post-test 16 22,00 Sum of Rank 176 362 Asymetri Signifikan 0,001 Sumber data : data primer 2014 Tabel 4. Perbedaan Motivasi Responden Kelompok dan Kelompok Kontrol yang Mendapatkan Kuesioner post-test di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Motivasi Ibu N Mean Rank Kel. Eksperimen 16 10,25 Kel. Kontrol 16 22,75 Sum of Rank 164 364 Asymetri Signifikan 0,000 Sumber data : data primer 2014 Tabel 5 Perbedaan Motivasi Responden Kelompok Kontrol Setelah Diberikan Kuesioner Pre-test dan Post-test Motivasi Ibu N Mean Rank Pre-test 16 16,19 Post-test 16 16,81 Sumber data : data primer 2014 Sum of Rank 259 269 Asymetri Signifikan 0,850 PEMBAHASAN 1. Motivasi Responden Kelompok Eksperimen Setelah Diberikan Kuesioner Pre-test dan Post-test di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Hasil pre-test menunjukkan motivasi responden pada kelompok eksperimen yang mempunyai tingkat motivasi kurang (6,3%), sedang (75%) tinggi (18,8%). Sedangkan pada hasil post-test didapatkan data motivasi untuk motivasi sedang (31,3,%), dan tinggi (68,8%). Hasil ini menunjukan bahwa motivasi tentang pemberian ASI pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pemberian konseling teknik menyusui yang benar mengalami peningkatan yaitu rata-rata motivasi menjadi tinggi. Hal itu sesuai dengan hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden pada kelompok eksperimen dengan jumlah skor tertinggi 119, skor terendah 88 dan jumlah total skor maksimal adalah 140 (kategori motivasi tinggi hasil skor > 106).

Pada kuesioner pernyataan tentang minat untuk skor yang didapatkan tertinggi yaitu pada soal no 4 ( saya akan tetap memberikan ASI, meskipun meskipun nantinya ASI saya sedikit, atau saya mengalami masalah dalam menyusui, saya akan mengkonsultasikannya kepada bidan saya) dan soal no 7 (Saya ingin mengetahui lebih banyak tentang bagaimana cara menyusui yang benar supaya nanti bayi saya bisa tercukupi dengan ASI yang saya berikan) sebanyak 13 responden dari 16 responden memberikan jawaban sangat setuju. Hal tersebut menunjukan bahwa responden mempunyai minat untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya dan ingin mengetahui tentang cara menyusui yang benar dengan berkonsultasi dengan bidan dan dalam hal ini bidan merupakan petugas kesehatan. Pada umumnya para ibu mau patuh dan menuruti nasehat petugas kesehatan, oleh karena itu petugas kesehatan diharapkan untuk memberikan informasi atau konseling tentang cara menyusui yang benar, kapan waktu yang tepat memberikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif dan resiko yang dialami jika tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi (Roesli, 2005). Sedangkan pada kuesioner pernyataan tentang keyakinan didapatkan skor tertinggi pada soal no 1 (Menurut Saya ASI adalah makanan terbaik bagi bayi saya dibanding susu formula), dan no 7 (Saya yakin jika saya tetap memberikan ASI kepada bayi saya, maka bayi saya akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar ) sebanyak 16 responden memberikan jawaban sangat setuju. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ibu mempunyai keyakinan yang tinggi untuk memberikan ASI saja daripada susu formula, sehingga nantinya pemberian ASI eksklusif akan tercapai. Motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan dan menentukan arah perbuatan (Sardiman, 2007). Jadi, ibu yang mempunyai keyakinan yang tinggi dalam pemberian ASI maka ibu akan tetap memberikan ASI. Penelitian yang dilakukan Suryaningsih (2011) menyatakan bahwa keyakinan dan motivasi ibu adalah faktor yang cukup berpengaruh dalam praktek pemberian ASI. Ibu yang mempunyai tingkat motivasi dan keyakinan diri yang baik akan lebih mampu memberikan ASI. Untuk kuesioner pernyataan tentang tekun dan ulet didapatkan soal no 1 (Saya ingin tetap memberikan ASI kepada saya walaupun awalnya saya tidak tahu cara memberikannya kepada bayi saya), sebanyak 14 responden memberikan jawaban sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa motivasi yang dimiliki oleh ibu mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap memberikan ASI walaupun ibu tidak mempunyai pengetahuan tentang cara memberikan ASI kepada bayinya. Fungsi motivasi adalah meningkatkan usaha dan energi yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan dan meningkatkan perhatian terhadap seseatu yang 5

ingin tercapai (Ormrod, 2004). Sedangkan ciri-ciri orang yang mempunyai motivasi yang tinggi adalah tekun menghadapi tugas,ulet mengahadapi kesulitan (Sardiman, 2011). Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Dengan adanya masalah tersebut maka ibu perlu informasi, bimbingan dan pengarahan dari petugas kesehatan tentang cara menyusui yang baik dan benar (Kristiyansari, 2009). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Emilia (2009) yang dilakukan di Kabupaten Simeulue yang menunjukkan hasil bahwa konseling sebagai upaya promosi kesehatan memberikan pengaruh dalam peningkatan pengetahuan ibu nifas dalam pemberian ASI eksklusif. Sedangkan pada kuesioner pernyataan membentuk ikatan atau kerja sama didapatkan hasil tertinggi yaitu pada soal no 6 (Saya senang mendiskusikan dengan teman-teman saya tentang pengalaman menyusui) dan sebanyak 15 responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman menyusui atau pengetahuan selama menyusui memberikan motivasi kepada ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan memberikan respon yang lebih rasional dan makin tinggi kesadaran untuk berperan serta, dalam hal ini memberikan ASI ( Notoadmojo, 2008). 2. Motivasi Responden Kelompok Kontrol Setelah Diberikan Kuesioner Pre-test dan Post-test di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Hasil pre-test menunjukkan motivasi responden pada kelompok kontrol yang motivasi tinggi (12,5%), sedang (56,3%) dan kurang (31,3%). Sedangkan pada hasil post-test didapatkan data motivasi tinggi (6,3%), sedang (62,5%) dan kurang (31,3%). Hasil ini menunjukan bahwa motivasi tentang pemberian ASI pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan konseling teknik menyusui yang benar dan mendapatkan kuesioner pre-test dan post-test rata-ratanya adalah motivasi sedang. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil kuesioner post-test pada kelompok kontrol dengan jumlah skor tertinggi 113, skor terendah 72 dan jumlah total skor maksimal adalah 140 (kategori motivasi sedang hasil skor > 79). Pada kuesioner pernyataan tentang minat untuk skor yang didapatkan skor tertinggi yaitu pada soal no 1 (Saya akan tetap memberikan ASI pada 6

7 bayi saya sampai bayi saya umur 6 bulan) dan sebanyak 12 responden memberikan jawaban sangat setuju. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat adalah tingkat pengetahuan. Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan memberikan respon yang lebih rasional dan makin tinggi kesadaran untuk berperan mewujudkan perilaku tersebut (Notoadmojo, 2008). Hal ini didukung oleh penelitian Resy (2010) yang menyatakan bahwa hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian ASI pada ibu nifas di Posyandu Delima II kabupaten Batang dengan nilai p = 0,031. Ibu yang mempunyai pengetahuan yang tinggi mempunyai minat yang tinggi untuk menyusui bayinya sampai usia 6 bulan. Sedangkan pada kuesioner pernyataan tentang keyakinan untuk skor yang tertinggi yaitu pada soal no 2 (menurut saya ASI memberikan kecerdasan bagi otak bayi saya) dan sebanyak 13 responden menjawab sangat setuju. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ibu mempunyai keyakinan yang tinggi untuk memberikan ASI saja daripada susu formula, sehingga nantinya pemberian ASI eksklusif akan tercapai. Motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan dan menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai dan dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumus tujuannya (Sardiman, 2007). Jadi, ibu yang mempunyai keyakinan yang tinggi dalam pemberian ASI maka ibu akan tetap memberikan ASI. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suryaningsih (2011) bahwa keyakinan dan motivasi ibu adalah faktor yang cukup berpengaruh dalam praktek pemberian ASI. Ibu yang mempunyai tingkat motivasi dan keyakinan diri yang baik akan lebih mampu memberikan ASI. Untuk kuesioner pernyataan tentang tekun dan ulet didapatkan skor tertinggi yaitu soal no 2 (Saya malas menyusui karena menyusui itu membuat payudara saya sakit dan perih) sebanyak 10 responden memberikan jawaban sangat setuju. Hal tersebut menunjukan bahwa ibu ingin memberikan ASI, namun ketika ibu mempunyai masalah dalam proses menyusui maka ibu mempunyai motivasi yang rendah sehingga diperlukan dukungan atau bimbingan dari petugas kesehatan untuk menambah motivasi ibu agar proses menyusui kembali lancar. Menurut Prasetyono (2009) bahwa ibu yang pertama kali menyusui bayinya akan mendapatkan beberapa kesulitan selama proses menyusui bayi. Proses ini dapat dilakukan dengan mudah, jika ibu mendapatkan informasi dari petugas kesehatan, tentang bagaimana menyusui yang benar.

Kemampuan dalam menyusui inilah yang sangat dibutuhkan oleh ibu, ibu memerlukan pendampingan dari perawat atau bidan sehingga ibu dapat dengan mudah melakukan kegiatan menyusui yang benar. Selain itu ibupun akan lebih termotivasi dan mempunyai keyakinan untuk menyusui secara baik, sehingga pemberian ASI akan tetap berlangsung hingga bayi berumur 6 bulan. Untuk kuesioner pada pernyataan tentang membentuk ikatan kerja sama didapatkan skor tertinggi yaitu pada soal no 8 (Suami dan keluarga saya tidak pernah peduli ketika saya mengalami masalah dalam menyusui dan saya pun akhirnya enggan untuk menyusui bayi saya kembali) sebanyak 10 responden memberikan jawaban sangat setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa peranan dukungan suami atau keluarga yang didapatkan oleh ibu adalah kurang, sehingga dibutuhkan peranan dukungan suami atau keluarga yang lebih untuk meningkatkan motivasi ibu sehingga pemberian ASI tetap berjalan dengan lancar. Dukungan suami merupakan faktor eksternal dari ibu yang merupakan faktor pendukung terbentuknya motivasi pada ibu. Hal ini dibuktikan dengan jurnal studi gender dan anak yang ditulis Mustofa (2010) yang menyatakan bahwa keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan problematika ibu menyusui dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga terutama suami. 3. Perbedaan Motivasi Responden Kelompok Ekperimen Setelah Diberikan Kuesioner Pre-test dan Post-test di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Berdasarkan tabel 3 menunujukkan bahwa nilai Asymetry Signifikan 0,001 dengan nilai p < 0,05, dan artinya terdapat perbedaan yang bermakna pada motivasi ibu yang mendapatkan konseling teknik menyusui yang benar.. Hasil tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan setelah diberikan kuesioner post-test. Hasil post-test menunjukkan bahwa terdapat motivasi tinggi (68,8%) dan motivasi sedang (31,3%), sehingga disimpulkan untuk rata-rata motivasi kelompok eksperimen adalah motivasi tinggi. Menurut peneliti tingginya motivasi yang ditunjukkan pada kelompok post-test disebabkan karena adanya peran petugas kesehatan untuk meningkatkan motivasi dalam pemberian ASI. Dukungan sistem kesehatan berupa pelayanan kesehatan dari petugas kesehatan untuk ibu menyusui selama menjalani perawatan di rumah sakit dan pada masa awal meninggalkan rumah sakit merupakan faktor penting untuk mencapai kesuksesan menyusui (Nugroho, 2011).. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2007) memberikan kesimpulan adanya peranan dan perhatian dari petugas kesehatan pada ibu yang menyusui akan mempengaruhi kemampuan ibu dalam menyusui bayinya di RS dan di rumah. Peranan petugas kesehatan ini 8

bisa dilakukan dengan memberikan informasi tentang manfaat ASI dan melaksanakan pendampingan praktek menyusui yang benar ketika ibu dan bayi selesai menjalani rawat inap. 4. Perbedaan Motivasi Responden Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setelah Diberikan Kuesioner post-test di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Berdasarkan tabel 4 didapatkan nilai Asymetry Signifikan 0,000 dengan nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada motivasi responden kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ibu yang mendapatkan konseling teknik menyusui yang benar cenderung memiliki motivasi tinggi, sedangkan ibu yang tidak mendapatkan konseling teknik menyusui yang benar mempunyai motivasi sedang dan kurang. Hasil tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua variabel. Pada kelompok ekperimen didapatkan hasil post-test yang menunjukkan bahwa terdapat motivasi tinggi (68,8%) dan sedang (31,3%), sehingga disimpulkan untuk rata-rata motivasi kelompok eksperimen adalah motivasi tinggi. Motivasi dikatakan kuat atau tinggi apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi. Selain itu motivasi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya pengetahuan dan petugas kesehatan. Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan memberikan respon yang lebih rasional dan makin tinggi kesadaran untuk berperan mewujudkan perilaku tersebut. Meningkatnya pengetahuan ibu disebabkan karena bertambahnya pengetahuan ibu setelah diberikan konseling atau bimbingan dari petugas kesehatan. Pada umumnya para ibu mau patuh dan menuruti nasehat petugas kesehatan, oleh karena itu petugas kesehatan diharapkan untuk memberikan informasi tentang cara menyusui yang benar, kapan waktu yang tepat memberikan ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif dan resiko yang dialami jika tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi (Roesli, 2005). Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan hasil post-test yang menunjukkan bahwa terdapat motivasi kurang (31,3%), sedang (62,5%) dan tinggi (6,3%), kemudian didapatkan rata-rata motivasi pada kelompok kontrol yaitu motivasi sedang. Motivasi dikatakan sedang apabila dalam diri manusia memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki 9

keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi (Uno, 2007). Menurut peneliti motivasi pada kelompok kontrol setelah diberikan kuesioner post-test tidak ada perubahan motivasi dikarenakan tidak adanya perlakuan dari peneliti. Perlakuan tersebut yaitu peran petugas kesehatan berupa pendampingan, bimbingan, dan konseling teknik menyusui yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi ibu dalam pemberian ASI. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2007) yang memberikan kesimpulan adanya peranan dan perhatian dari petugas kesehatan pada ibu yang menyusui akan mempengaruhi kemampuan ibu dalam menyusui bayinya di RS dan di rumah. 5. Perbedaan motivasi responden kelompok kontrol setelah diberikan kuesioner pre-test dan post-test di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Berdasarkan tabel 5 didapatkan nilai Asymetry Signifikan 0,850 dengan nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna pada motivasi kelompok kontrol setelah diberikan kuesioner post-test. Hal tersebut dibuktikan dengan data kuesioner post-test menunjukan hasil bahwa terdapat motivasi kurang (31,3%), sedang (62,5%) dan tinggi (6,3%), kemudian didapatkan rata-rata motivasi pada kelompok kontrol yaitu motivasi sedang.. Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah tingkat pengetahuan. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik akan mempunyai motivasi yang baik dalam memberikan ASI pada bayinya. Pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku, perilaku dipengaruhi oleh motivasi, sehingga seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik maka akan mempunyai motivasi yang baik untuk mewujudkan tujuannya dengan berperilaku (Notoadmojo, 2008). Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Resy (2010) yang menyatakan bahwa hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian ASI pada ibu nifas di Posyandu Delima II kabupaten Batang dengan nilai p = 0,031. Selain pengetahuan menurut Notoadmojo (2008) lingkungan sekitar juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi ibu dalam pemberian ASI. Seorang ibu dalam pemberian ASI juga didukung oleh lingkungan sekitar seperti dukungan suami. Dukungan suami merupakan faktor eksternal dari ibu yang merupakan faktor pendukung terbentuknya motivasi pada ibu. 10

11 SIMPULAN 1. Diketahuinya motivasi responden kelompok eksperimen setelah diberikan kuesioner pre-test yaitu motivasi kurang (6,3%), sedang (75%) dan tinggi (18,8%) dan setelah post-test yaitu motivasi motivasi sedang (31,3,%), dan motivasi tinggi (68,8%). 2. Diketahuinya motivasi responden kelompok kontrol setelah diberikan pretest yaitu motivasi kurang (31,3%), sedang (56,3%), tinggi (12,5%) dan setelah post-test yaitu motivasi kurang (31,3%), sedang (62,5%) dan tinggi (6,3%). 3. Diketahuinya perbedaan motivasi responden kelompok ekperimen setelah diberikan kuesioner pre-test dan post-test yang ditunjukkan dengan nilai Asym. Signifikan 0,001 (< 0,05), dan hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada motivasi ibu pada kelompok eksperimen. 4. Diketahuinya perbedaan motivasi responden kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan kuesioner post-test yang ditunjukkan dengan nilai Asym. Signifikan 0,000 (< 0,05), dan hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada motivasi ibu pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. 5. Diketahuinya perbedaan motivasi responden kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan kuesioner post-test yang ditunjukkan dengan nilai Asym. Signifikan 0,850 (> 0,05), dan hasil tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna pada kelompok kontrol. 6. Ada pengaruh pemberian konseling teknik menyusui yang benar pada ibu nifas terhadap motivasi dalam pemberian ASI, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan motivasi pada kelompok ekperimen yaitu pada motivasi tinggi menjadi sebesar 50 %. SARAN 1. Bagi ibu nifas diharapkan agar ibu nifas yang menjadi responden penelitian untuk tetap mempunyai motivasi yang tinggi untuk tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan 2. Manfaat bagi bidan RSU PKU Muhammadiyah Bantul dalam hal pelayanan kesehatan yaitu pelayananan konseling, pendampingan dan penyuluhan tentang menyusui kepada ibu agar nantinya ASI eksklusif bisa terlaksana dengan baik. 3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan acuan atau data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan ASI.

12 DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta BKKBN. 2012. Survey Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta : BKKBN DEPKES RI. 2007. Bahan Bacaan Modul Laktasi. Jakarta : Direktorat Jendral Pelayanan Medik, DinasKesehatan RI. 2010. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Dinkes. 2012. Keputusan Presiden Republik Indonesia No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta : Bakti Husada Emilia, R.C. 2009. Pengaruh Penyuluhan ASI eksklusif terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas di Mukim Laure-e Kecamatan Simelue Tengah Kabupatan Simelue (NAD). Medan : Universitas Sumatera Utara. Kristiyansari, W. 2009. ASI, Menyusui, dan SADARI. Yogyakarta : Nuha Medika Kompas Harian.2010. Cakupan ASI Eksklusif Didaerah Bantul Tahun 2009. Avaible on : http.//www.hariankompasonline.com diakses pada hari Rabu, 12 Februari 2014. Mustofa, A. P. 2010. Pemberian ASI eksklusif dan Problematika Ibu Menyusui. Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 5 No.2 Jul-Des 2010 Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta : Rineka Cipta Nugroho, T. 2011. ASI Dan Tumor Payudara. Yogyakarta : Nuha Medika Purwanto, M.N. 2007. Psikologi Pendidikan Cet 23. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Resi, T.M.2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tehadap Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Delima II Desa Baru Dusun II Batang Tahun 2010. Program DIV Pendidik : Universitas Sumatera Utara Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Tubulus Agriwidya. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Tubulus Agriwidya Sardiman. 2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafinda Persada Siregar, A.M. 2007. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Avaible on : http : //repository.usu.ac.id Diakses pada hari Minggu 16 Februari 2014 Suryaningsih, C. 2011. Demonstrasi dan Pendampingan Menyusui Terhadap Motivasi dan Kemampuan Ibu Dalam Pemberian ASI Di Ruang Peritonologi RSUD Cimahi. Bandung : STIKES Jendral Ahmad Yani Cimahi Syah, M. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja GrafindoPersada Uno, H.B. 2007. Teori motivasi dan pengukurannya.jakarta : PT Bumi Aksara