PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH NOVEMBER 2008 SEBESAR PERSEN

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA FEBRUARI 2016 SEBESAR 97,47 ATAU MENURUN SEBESAR 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2009 NAIK 0,41 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPRI FEBRUARI 2010

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA APRIL 2015 SEBESAR ATAU TURUN 0.96 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN OKTOBER 2011 TURUN 0,53 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2010

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2015 SEBESAR 96,85 ATAU TURUN SEBESAR 0,09 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2011

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


Nilai NTP (Nilai Tukar Petani) Provinsi Sulawesi Utara di bulan Desember sebesar 97.35

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JULI 2017

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN DESEMBER 2012 TURUN 0,34 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2015

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2017 SEBESAR 103,10 ATAU TURUN 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN NOVEMBER 2013 NAIK 0,29 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NOVEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JULII 2015 SEBESAR 95,42 ATAU NAIK SEBESAR 0,76 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2017 SEBESAR 101,98 ATAU TURUN 1,09 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN FEBRUARI 2017

Transkripsi:

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,55 PERSEN No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 Pada bulan Januari 2011, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat sebesar 83,82 persen untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P); 108,94 persen untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H); 97,51 persen untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr); 96,21 persen untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt); dan 110,73 persen untuk Subsektor Perikanan (NTN). Apabila dibandingkan dengan bulan Desember 2010 maka dua subsektor mengalami penurunan, sementara tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan. Subsektor Peternakan (NTP-Pt) tercatat turun sebesar -1,08 persen sedangkan subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) turun sebesar -0,45 persen. Kenaikan NTP tertinggi terjadi pada subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 0,31 persen, disusul kemudian subsektor Perikanan (NTN) sebesar 0,22 persen dan subsektor Perkebunan Rakyat (NTP- Pr) sebesar 0,09 persen. Bulan Januari 2011 NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-gabungan) sebesar 97,55 persen, turun sebesar -0,09 persen dibandingkan NTP bulan Desember lalu yang mencapai 97,63 persen. Pada tingkat nasional NTP bulan Januari tercatat sebesar 103,01 persen, naik sebesar 0,25 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 102,75 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan petani dari waktu ke waktu. NTP di atas angka 100 dapat diartikan bahwa petani mengalami surplus (pendapatan melebihi pengeluaran), NTP sama dengan 100 berarti petani mengalami apa yang disebut dengan break even (pendapatan sama dengan pengeluaran) dan NTP di bawah 100 berarti petani mengalami defisit (pengeluaran melebihi pendapatan). Secara sederhana angka NTP diperoleh dari hasil perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Indeks harga yang diterima petani merupakan indikator kesejahteraan petani dari sisi pendapatan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani menggambarkan tingkat kebutuhan petani yang terdiri dari kebutuhan pokok (konsumsi) dan kebutuhan untuk biaya produksi pertanian. Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 1

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di sepuluh kabupaten di Sulawesi Tengah pada Januari 2011, diperoleh hasil bahwa Nilai Tukar Petani bulan Januari 2011 mengalami penurunan dibandingkan Nilai Tukar Petani bulan sebelumnya, penurunan tersebut tercatat sebesar -0,09 persen dari 97,63 persen pada bulan Desember 2010 menjadi 97,55 persen pada bulan Januari 2011. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Tengah, Januari 2011 (2007=100) Rincian Desember Bulan Januari Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Indeks Diterima Petani 128.37 129.86 1.16 2. Indeks Dibayar Petani 131.48 133.12 1.25 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 135.63 137.65 1.49 2.1.1. Bahan Makanan 144.46 147.71 2.25 2.1.2. Makanan Jadi 126.46 126.57 0.08 2.1.3. Perumahan 133.78 135.21 1.07 2.1.4. Sandang 129.16 130.80 1.27 2.1.5. Kesehatan 112.91 113.12 0.19 2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan 117.32 117.42 0.09 Olah Raga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124.39 124.81 0.34 2.2. Biaya Produksi dan Penambahan 119.03 119.50 0.39 Barang Modal (BPPBM) 2.2.1. Bibit 133.81 134.54 0.55 2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk 110.07 110.43 0.33 2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan 115.68 115.76 0.07 Lainnya 2.2.4. Transportasi 111.65 111.69 0.04 2.2.5. Penambahan Barang Modal 114.90 115.67 0.68 2.2.6. Upah Buruh Tani 126.10 126.76 0.53 3. Nilai Tukar Petani 97.63 97.55-0.09 Pada tabel 1 di atas terlihat bahwa penurunan NTP tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks yang diterima petani (It). Kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 1,25 persen terutama disumbangkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga yang cukup tinggi sebesar 1,49 persen, sementara indeks yang diterima petani (It) hanya mengalami kenaikan indeks sebesar 1,16 persen. Namun walaupun NTP Gabungan mengalami penurunan, apabila dilihat pada masing-masing subsektor maka tiga dari lima subsektor justru mengalami kenaikan. Subsektor Hortikultura naik sebesar 0,31%, Subsektor Perikanan naik sebesar 0,22% dan Subsektor Perkebunan naik sebesar 0,09%. Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan dan Peternakan turun masing-masing sebesar -0,45% dan -1,08% (Tabel 2). Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 2

Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Tengah per Subsektor, Januari 2011 (2007=100) 1. Tanaman Pangan Subsektor Desember Bulan Januari Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) a. Indeks yang Diterima (It) 113.96 114.98 0.90 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 135.34 137.17 1.36 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 84.20 83.82-0.45 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) 144.29 146.54 1.56 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 132.87 134.52 1.24 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 108.60 108.94 0.31 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) 128.66 130.47 1.41 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 132.07 133.81 1.31 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 97.42 97.51 0.09 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) 125.42 125.54 0.10 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 128.95 130.48 1.19 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 97.26 96.21-1.08 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima (It) 138.87 140.59 1.24 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 125.69 126.97 1.02 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 110.49 110.73 0.22 A. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Pergerakan angka indeks yang diterima petani (It) bulan Januari 2011 menunjukkan keseluruhan subsektor mengalami kenaikan angka indeks yang cukup tinggi. Kenaikan angka indeks tertinggi dicapai oleh Subsektor Hortikultura yang mengalami kenaikan It sebesar 1,56 persen, selanjutnya berturut-turut yaitu Subsektor Perkebunan Rakyat (sebesar 1,41 persen), Subsektor Perikanan (sebesar 1,24 persen), Subsektor Tanaman Pangan (sebesar 0,90 persen) dan yang terakhir Subsektor Peternakan (sebesar 0,10 persen). Kenaikan angka indeks seluruh subsektor yang diterima petani (It) dipicu oleh naiknya harga produsen sejumlah komoditas hasil pertanian seperti kol/kubis, bawang merah, cabe rawit, sawi, terung panjang, jeruk, kacang panjang, biji jambu mete, cengkeh, coklat biji, lada, kelapa belum dikupas, ikan kembung, layang, kerapu, tongkol, bambangan, baronang, kacang tanah, ketela rambat, jagung pipilan, telur dan sapi potong. Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 3

B. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Pergerakan angka indeks yang dibayar petani pada bulan Januari 2011 menunjukkan adanya kenaikan angka indeks yang cukup tinggi di atas 1 persen terjadi pada seluruh subsektor pertanian. Subsektor Tanaman Pangan tercatat mengalami kenaikan angka indeks tertinggi sebesar 1,36 persen, selanjutnya berturut-turut Subsektor Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,31 persen, Subsektor Hortikultura naik sebesar 1,24 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 1,19 persen dan Subsektor Perikanan naik sebesar 1,02 persen. Kenaikan indeks utamanya disebabkan naiknya beberapa komoditas konsumsi rumah tangga seperti cabe hijau, cabe merah, bandeng, jagung, cakalang, cabe rawit, kacang panjang, minyak kelapa, kentang, wortel, kacang hijau, minyak goreng, produk tekstil, makanan jadi, emas perhiasan, dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya. C. NTP Subsektor C.1. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Januari 2011, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar -0,45 persen. Penurunan NTP subsektor ini lebih disebabkan karena naiknya indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 1,36 persen mendorong angka indeks ke level 137,17 yang melebihi angka indeks yang diterima petani (It) yang berada di level 114,98. Harga produsen beberapa komoditas pertanian tanaman pangan palawija yang mengalami kenaikan diantaranya adalah jagung pipilan/pocelan, ketela rambat dan kacang tanah. Sedangkan beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan harga diantaranya seperti cabe hijau, cabe merah, bandeng, jagung, cakalang, cabe rawit, kacang panjang, minyak kelapa, kentang, wortel, kacang hijau, minyak goreng, produk tekstil, makanan jadi, emas perhiasan, dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya. Penurunan angka NTP subsektor ini sampai ke angka 83,82 semakin menambah defisit petani subsektor tanaman pangan di Sulawesi Tengah. C.2. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura pada bulan ini mengalami kenaikan angka tertinggi dibandingkan subsektor lainnya yaitu sebesar 0,31 persen sehingga berada di level 108,94. Kenaikan ini disebabkan karena indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 1,56 persen ke level 146,54, sementara indeks yang dibayar petani (Ib) berada di level 134,52. Harga produsen beberapa komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya kol/kubis, bawang merah, cabe rawit, sawi, terung panjang, jeruk dan kacang panjang. Sedangkan komoditas konsumsi rumah tangga yang turut mengalami kenaikan harga diantaranya seperti cabe hijau, cabe merah, bandeng, jagung, cabe rawit, kacang panjang, minyak kelapa, wortel, kacang hijau, minyak goreng, produk tekstil, makanan jadi, emas perhiasan, dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya. Kondisi petani subsektor ini masih lebih baik dibandingkan petani di subsektor lainnya dengan angka NTP di atas angka 100. Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 4

Tabel 3 Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, Januari 2011 (2007=100) Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase Desember Januari Perubahan -1-2 -3-4 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani 113.96 114.98 0.90 - Padi 100.62 100.62 0.00 - Palawija 164.36 169.25 2.98 b. Indeks Dibayar Petani 135.34 137.17 1.36 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 137.36 139.51 1.57 - Indeks BPPBM 127.58 128.21 0.49 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 144.29 146.54 1.56 - Sayur-sayuran 146.75 150.97 2.88 - Buah-buahan 140.79 140.23-0.40 b. Indeks Dibayar Petani 132.87 134.52 1.24 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135.84 137.78 1.43 - Indeks BPPBM 119.22 119.56 0.29 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 128.66 130.47 1.41 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 128.66 130.47 1.41 b. Indeks Dibayar Petani 132.07 133.81 1.31 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135.65 137.67 1.49 - Indeks BPPBM 117.02 117.55 0.45 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 125.42 125.54 0.10 - Ternak Besar 122.54 122.94 0.33 - Ternak Kecil 127.93 127.93 0.00 - Unggas 135.03 134.28-0.55 - Hasil Ternak 113.63 114.09 0.40 b. Indeks Dibayar Petani 128.95 130.48 1.19 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 134.91 137.11 1.64 - Indeks BPPBM 117.13 117.33 0.17 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani 138.87 140.59 1.24 - Penangkapan 149.92 152.40 1.65 - Budidaya 109.2 108.88-0.30 b. Indeks Dibayar Petani 125.69 126.97 1.02 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133.54 135.35 1.36 - Indeks BPPBM 111.73 112.06 0.30 Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 5

C.3. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat bulan Januari 2011 juga mengalami kenaikan angka sebesar 0,09 persen sehingga menjadi 97,51. Naiknya NTP subsektor ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani (It) sebesar 1,41 persen ke level 130,47 masih lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 1,31 persen. Kenaikan NTP subsektor ini masih belum dapat meningkatkan kesejahteraan petani karena sampai dengan bulan ini NTP Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) masih berada di bawah 100 (defisit). Beberapa komoditas perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan harga diantaranya seperti biji jambu mete, cengkeh, coklat, lada dan kelapa belum dikupas. C.4. Subsektor Peternakan (NTP-Pt) Nilai tukar petani Subsektor Peternakan hingga bulan Januari 2011 masih tetap berada di bawah angka 100, hal tersebut memberi gambaran bahwa kondisi peternak di Sulawesi Tengah relatif belum mencapai kesejahteraan. Pergerakan NTP Subsektor Peternakan bulan Januari 2011 justru menunjukan penurunan yang paling tajam dibandingkan dengan subsektor lainnya. Besarnya penurunan NTP tersebut utamanya disebabkan karena melonjaknya harga kebutuhan konsumsi rumah tangga yang naik sebesar 1,64 persen, sementara kenaikan indeks yang diterima petani (It) hanya mencapai 0,10 persen. Beberapa komoditas peternakan yang mengalami kenaikan harga diantaranya seperti telur ayam dan sapi potong. C.5. Subsektor Perikanan (NTN) NTP subsektor perikanan pada bulan ini tercatat sebesar 110,73 atau mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Naiknya harga komoditas perikanan seperti ikan kembung, layang, kerapu, tongkol, ikan merah dan baronang mendorong kenaikan angka indeks yang diterima petani (It) sebesar 1,24 persen hingga ke level 140,59. Indeks yang dibayar petani (Ib) juga tercatat naik sebesar 1,02 persen dibandingkan bulan sebelumnya hingga ke level 126,97, hal ini disebabkan turut naiknya beberapa komoditi konsumsi rumah tangga, termasuk juga ongkos biaya produksi dan pembentukan barang modal subsektor perikanan. Secara umum, subsektor perikanan di Sulawesi Tengah sudah lebih baik kesejahteraannya dibandingkan dengan subsektor lainnya yang masih mengalami defisit dalam usaha pertaniannya. Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 6