ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

BAB III METODE PENELITIAN

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Faisyal Rahman et al., Pengendalian Tegangan Inverter 3 Fasa... 12

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

PERBAIKAN FAKTOR KERJA PADA PENYEARAH SCR PWM (PULSEWIDTH MODULATION) TIGA FASA MENGGUNAKAN METODE PEMADAMAN AKTIF

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri

BAB III CARA KERJA INVERTER

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN

BAB 3 DISAIN RANGKAIAN SNUBBER DAN SIMULASI MENGGUNAKAN MULTISIM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB III METODE PENELITIAN

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 2 September 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

REGULATOR AC 1 FASA. Gambar 1. Skema Regulator AC 1 fasa gelombang penuh dengan SCR

PENGATURAN KECEPATAN KIPAS ANGIN DENGAN TEKNOLOGI INVERTER FAN CONTROLLING BASED ON INVERTER TECHNOLOGY

Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC

BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER)

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

SIMULASI TCSC DAN MERS UNTUK KOMPENSASI REAKTIF SALURAN 3 FASE

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi

Pemodelan Konverter AC DC Tiga Fasa Dua Arah Pada Sepeda Listrik Menggunakan Metode SPWM

Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware)

PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD

STUDI PENGGUNAAN PENYEARAH 18 PULSA DENGAN TRANSFORMATOR 3 FASA KE 9 FASA HUBUNGAN SEGIENAM

PEMANFAATAN IC MEMORI TERPROGRAM UNTUK MENGENDALIKAN INVERTER 3 FASA

KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

Analisis Kinerja Motor Arus Searah Dengan Menggunakan Sistem Kendali Modulasi Lebar Pulsa. Sudirman S.*

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan.

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB II LANDASAN TEORI

PENDIDIKAN PROFESI GURU PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11

KENDALI TEGANGAN DAN FREKUENSI BERJANGKAH UNTUK IC HEF4752 SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN DAN FREKUENSI TIGA FASA 30 VOLT

PENGESAHAN. Laporan tugas akhir dengan judul Perancangan Kontrol PI dengan Pendekatan Orde Satu Untuk

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK

DESAIN SISTEM INVERTER DAN SWITCHING PADA UPS (UNINTERUPTABLE POWER SUPPLY) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

Transkripsi:

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating voltage to direct voltage. The application of the rectifier use in industry widely as Uninterruptible Power Supply (UPS), constan voltage regulator, motor speed driver, power factor correction. One phase controlled rectifier using Pulse Width Modulation (PWM) is one kind of rectifier that controlled output voltage with power factor correction. The experiment hold in two case variable, there are constant load with variable input voltage and variable load with constant input voltage. Both of experiments show that one phase controlled rectifier using Pulse Width Modulation (PWM) keep the source and ouput voltage to be constant effectively although variaty load. Key words : controlled, Rectifier, Pulse Width Modulation Abstrak Penyearah adalah alat untuk mengubah tegangan bolak balik menjadi tegangan searah. Penerapan penggunaan rectifier dalam industri secara luas sebagai Uninterruptible Power Supply (UPS), pengaturan tegangan konstan, penggerak kecepatan motor, perbaikan faktor daya. Satu phasa terkendali penyearah menggunakan metode Pulse Width Modulation (PWM) adalah salah satu jenis penyearah yang tegangan keluaran yang dikendalikan dengan perbaikan faktor daya. Eksperimen dilakukan dalam dua kasus variable yaitu, pada beban konstan dengan tegangan input variatif dan variabel beban dengan tegangan masukan konstan. Kedua penelitian menunjukkan bahwa satu phasa terkendali penyearah menggunakan metode Pulse Width Modulation (PWM) menjaga tegangan sumber dan ouput akan konstan efektif meskipun beban variatif. Kata Kunci : pengendalian, penyearah, PWM 1. Pendahuluan Teknologi di bidang industri adalah salah satu ilmu pengetahuan yang kian berkembang sesuai dengan peradaban manusia baik dalam aplikasi bidang kelistrikan maupun bidang lain yang terkait didalamnya. Untuk bidang industri sendiri untuk saat sekarang ini sangat membutuhkan teknologi yang dapat bekerja secara otomatis dalam setiap pengontrolan peralatan. Salah satu jenis peralatan yang sangat diperlukan pada industri yaitu penyearah yang berfungsi untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Penyearah itu sendiri dapat diaplikasikan secara luas untuk berbagai hal seperti : Uninterruptible Power Supply (UPS), pengaturan tegangan konstan, penggerak kecepatan motor, dan perbaikan faktor daya. * Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

Aplikasi Karakteristik Penyearah Satu Fase Terkendali Pulse Width Modulation (PWM) Pada Beban Resistif (Yuli Asmi Rahman) Aplikasi-aplikasi penyearah tersebut saat ini telah banyak digunakan pada berbagai jenis industri. Akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan dari penyearah tersebut yaitu : proses pengontrolannya masih bersifat manual, yaitu menggunakan sistem kalang terbuka yang tidak menggunakan sistem umpan balik yang dapat mengontrol tegangan output dari penyearah secara otomatis, mempunyai tingkat efisiensi yang rendah karena tidak dapat memperbaiki faktor daya, serta belum teruji keefektifan penyearah tersebut untuk kondisi beban yang berbeda. Berdasarkan dari latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka pada penelitian ini untuk membuat penyearah yang konsisten tegangan outputnya secara otomatis untuk beban resistif baik yang berifat tetap maupun variatif dengan menggunakan Pulse Width Modulation (PWM) dengan pensaklaran MOSFET. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Penyearah terkendali Penyearah adalah suatu alat yang terdiri dari saklar-saklar daya yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat merubah energi listrik tegangan arus bolak-balik (AC) menjadi energi listrik tegangan arus searah (DC). Pada umumnya untuk mengendalikan penyearah sehingga menjadi penyearah terkendali dapat digunakan teknik Pulse Width modulation (PWM). Dengan menggunakan teknik PWM maka waktu menghantar dan waktu padam dari saklar daya yang digunakan dapat dikontrol untuk menentukan besarnya tegangan keluaran penyearah. Penyearah terkendali satu phasa jembatan penuh terdiri dari empat buah saklar daya yang kesemuanya dikendalikan sudut penyalaannya, dimana pada masingmasing lengan dari penyearah terdapat dua buah saklar daya. Gambar rangkaian daya dari penyearah terkendali satu fasa jembatan penuh dapat dilihat pada gambar 1. Pada rangkaian ini terdapat induktor pada sisi tegangan masukan yang berfungsi untuk menstabilkan arus AC yang akan disearahkan. Pada sisi keluaran dari penyearah terdapat kapasitor penyimpan energi yang berfungsi sebagai penyaring tegangan keluaran. D1 D2 D3 D4 B E B A N Gambar 1. Rangkaian daya penyearah terkendali satu fasa jembatan penuh 71

Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari 2011: 70-78 2.2 Pulse Width Modulation ( PWM ) Teknik penyalaan PWM digunakan untuk mengatur besarnya tegangan keluaran yang dihasilkan oleh penyearah terkendali. Teknik PWM dapat dibangkitkan dengan cara membandingkan tegangan kontrol yang berupa tegangan DC dengan tegangan gelombang segitiga pada komparator, seperti terlihat pada gambar 2. Dengan menggunakan teknik PWM ini, maka tegangan keluaran penyearah terkendali dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pada beban, dan dengan menggunakan sistem umpan balik, maka tegangan keluaran penyearah terkendali akan diatur secara otomatis oleh rangkaian kontrol. 2.3 Driver MOSFET Untuk rangkaian daya penyearah terkendali satu fasa jembatan penuh, dapat digunakan komponen daya sesuai dengan karakteristik pengontrolan serta kebutuhan daya yang digunakan. Ada beberapa komponen daya yang dapat digunakan seperti transistor, Thyristor, MOSFET dan IGBT. MOSFET sebagai komponen daya yang merupakan komponen yang dikendalikan oleh tegangan dan memerlukan arus masukan yang kecil. Kecepatan switching sangat tinggi dan waktu switching memiliki orde nanodetik. Pembawa Kontrol PWM (a). Bentuk gelombang PWM Kontrol Pembawa (b). Pembangkit PWM Gambar 2. Pulse width modulation (PWM) 72

Aplikasi Karakteristik Penyearah Satu Fase Terkendali Pulse Width Modulation (PWM) Pada Beban Resistif (Yuli Asmi Rahman) A B BEBAN Gambar 3 Rangkaian daya satu lengan Masukan Pengendali Plant Keluaran + - Umpan Balik Gambar 4. Sistem pengaturan kalang tertutup MOSFET mempunyai satu rangkaian driver untuk mengatur pensaklaran MOSFET melalui kaki gate dari tiap-tiap MOSFET. Konfigurasi rangkaian daya penyearah dan penyambungan rangkaian driver yang harus dihindari diperlihatkan pada gambar 3. Untuk menyalakan MOSFET agar menghantar, diperlukan tegangan VGS yang besarnya lebih besar atau sama dengan tegangan threshold (tegangan minimum yang dibutuhkan MOSFET untuk menghantar) dari MOSFET. 2.4 Sistem Pengaturan Kalang Tertutup Sistem Kontrol atau sistem Pengaturan adalah susunan komponenkomponen fisik yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga memerintah, mengarahkan dan mengatur diri sendiri atau sistem lain. Atau juga dapat dikatakan suatu sistem kontrol adalah hubungan timbal balik antara komponen-komponen yang membentuk suatu konfigurasi sistem yang memberikan suatu hasil yang dikehendaki. Sistem pengaturan kalang tertutup adalah suatu sistem pengaturan yang sinyal keluarannya terukur secara kontinyu dan akan dibandingkan dengan input referensi sehingga akan mempengaruhi aksi pengontrolan. Jadi sistem pengaturan kalang tertutup adalah suatu sistem kontrol yang menggunakan umpan balik (feed back) seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. 73

Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari 2011: 70-78 3. Eksperimen Dalam pelaksanaan penelitian, digunakan metode dengan langkah-langkah perancangan dan simulasi rangkaian penyearah terkendali satu fasa jembatan penuh menggunakan sistem kendali lup tertutup, pembuatan rangkaian daya, pengujian rangkaian percobaan, pengambilan data, dan analisis data. Perancangan dan simulasi rangkaian penyearah terkendali satu fasa jembatan penuh dengan menggunakan umpan balik dilakukan dengan simulasi sistem secara keseluruhan dengan menggunakan perangkat lunak PSIM dan Electronic Workbench untuk mengetahui kinerja dari rangkaian yang telah dirancang. Secara garis besar, pengujian rangkaian dilakukan dengan dua tahap yaitu: Pengujian rangkaian kendali Pengujian rangkaian daya Pengujian rangkaian penyearah dilakukan dengan mengukur parameter-parameter input maupun output dari rangkaian yang dimaksudkan untuk melihat kinerja keseluruhan dari rangkaian. pengujian rangkaian penyearah dilakukan pada beban resistif. Pengujian dilakukan dengan dua kondisi yaitu : input penyearah bervariasi, beban resistif tetap input penyearah tetap, beban resistif bervariasi Adapun spesifikasi dari penyearah yang telah dirancang dan dibuat adalah sebagai berikut : keluaran (Vo) = 25 Volt DC masukan () = 15 20 Vrms Frekuensi jala-jala (Fline) = 50 Hz Frekuensi penyaklaran = 15 khz Induktansi Induktor (L) = 5 mh Kapasitansi Kapasitor (C) = 4700µF Saklar daya = MOSFET IRFP460 Suplai Traf B E Rangkaian R k i T E Pengen dali T Pembangkit Gelombang Kotak S i I ti I t Summing Gambar 5. blok diagram rangkaian penyearah terkendali satu fasa jembatan penuh 74

Aplikasi Karakteristik Penyearah Satu Fase Terkendali Pulse Width Modulation (PWM) Pada Beban Resistif (Yuli Asmi Rahman) Gambar 5 di atas memperlihatkan blok diagram dari rangkaian penyearah terkendali satu fasa jembatan penuh dengan menggunakan teknik kendali satu siklus dan sistem kendali lup tertutup dengan umpan balik. Dapat dilihat bahwa ada tiga blok rangkaian utama yaitu blok rangkaian kendali, blok rangkaian driver MOSFET, dan blok rangkaian daya. Rangkaian daya merupakan rangkaian pensaklaran yang menggunakan MOSFET sebagai saklarnya. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Pengujian rangkaian penyearah terkendali dengan menggunakan beban tahanan untuk kondisi tegangan input penyearah bervariasi, beban tetap Pada kondisi ini beban ditetapkan konstan yaitu Rload = 55 Ω, dan tegangan masukan divariasikan antara 15 Vrms s/d 20 Vrms. Data hasil percobaan yang diperoleh menunjukkan bahwa tegangan output penyearah tetap konstan pada nilai 25 Volt dan cos φ juga selalu mendekati nilai satu. Hasil keseluruhan dari percobaan ditunjukkan pada tabel 1. Bentuk gelombang tegangan dan arus input untuk masing-masing nilai tegangan input dapat dilihat gambar 6, gambar 7 dan gambar 8. Dari data hasil percobaan diatas terlihat bahwa nilai tegangan output rata-rata selalu konstan pada nilai 25 Volt, demikian juga nilai arus output yang tetap berada pada nilai 0,45 Ampere meskipun nilai tegangan input diubah-ubah dari 15 Vrms s/d 20 Vrms. Tabel 1. Data hasil percobaan untuk kondisi beban (Io) konstan, input () bervariasi. No. (Volt) (Ampere) Vo (Volt) Io (Ampere) Cos φ 1 15 4,5 25 0,45 0,98 2 17 5,2 25 0,45 0,97 3 20 5,7 25 0,45 0,97 Gambar 6. Bentuk gelombang tegangan dan arus input untuk beban konstan untuk = 15 Vrms 75

Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari 2011: 70-78 Gambar 7. Bentuk gelombang tegangan dan arus input untuk beban konstan untuk = 17 Vrms Gambar 8. Bentuk gelombang tegangan dan arus input untuk beban konstan untuk = 20 Vrms Dari data hasil percobaan diatas terlihat bahwa nilai tegangan output rata-rata selalu konstan pada nilai 25 Volt, demikian juga nilai arus output yang tetap berada pada nilai 0,45 Ampere meskipun nilai tegangan input diubah-ubah dari 15 Vrms s/d 20 Vrms. Juga dapat dilihat bahwa nilai faktor daya yang dihasilkan selalu berada diatas nilai 0,97 yang berarti faktor daya selalu mendekati satu. Hal ini dapat terjadi karena adanya umpan balik ke rangkaian kontrol dari tegangan output dan kemudian dibandingkan dengan nilai tegangan referensi. Demikian juga dengan arus input yang diumpan balikkan untuk dibandingkan pada arus referensi pada komparator. Pada data hasil percobaan diatas tegangan output hanya ditetapkan pada nilai 25 Volt karena kemampuan arus maksimal dari power suplai AC yang digunakan yaitu hanya sebesar 3 Ampere. Dari bentuk gelombang arus input () terlihat selalu sinusoidal dan mengikuti bentuk gelombang tegangan input () dengan pergeseran fasa hampir nol yang berarti faktor daya selalu mendekati satu. Adapun cacat kecil yang terjadi pada bentuk gelombang arus ini disebabkan oleh frekuensi penyaklaran yang sangat tinggi pada MOSFET yaitu 15 khz, dan juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti : karakteristik MOSFET, komponen-komponen rangkaian kontrol, sistem pentanahan (grounding) pada rangkaian yang kurang bagus dan sambungan-sambungan 76

Aplikasi Karakteristik Penyearah Satu Fase Terkendali Pulse Width Modulation (PWM) Pada Beban Resistif (Yuli Asmi Rahman) komponen serta jalur rangkaian yang tercetak pada PCB yang tidak terlalu bagus karena proses pengerjaannya masih dilakukan secara manual. 4.2 Pengujian rangkaian penyearah terkendali dengan menggunakan beban tahanan untuk kondisi tegangan input tetap, beban bervariasi Pada kondisi ini nilai tegangan input ditetapkan konstan pada 16 Vrms karena nilai ini adalah nilai nominal yang didapatkan dari percobaan tegangan bervariasi dan beban konstan, dan beban divariasikan dari Io = 0,4 Ampere s/d 0,8 Ampere. Data hasil percobaan yang diperoleh menunjukkan bahwa tegangan output penyearah tetap konstan pada nilai 25 Volt dan arus input selalu berbentuk sinusoidal dengan faktor daya selalu mendekati nilai satu. Hasil keseluruhan dari percobaan ditunjukkan pada tabel 2. Bentuk gelombang tegangan dan arus input untuk masing-masing nilai arus output aterlihat pada gambar 9. gambar 10 dan gambar 11. Dari data hasil percobaan terlampir terlihat bahwa tegangan rata-rata keluaran penyearah dapat dipertahankan konstan pada nilai 25 Volt pada nilai tegangan dan arus input yaitu masing-masing 16 Volt dan 3,5 Ampere meskipun nilai beban berubahubah. Dan juga dapat dilihat bahwa nilai faktor daya selalu berada di atas nilai 0,97 yang berarti faktor daya selalu mendekati satu. Hal ini membuktikan bahwa teknik umpan balik yang digunakan pada tugas akhir ini sangat efektif untuk mempertahankan tegangan output dan perbaikan faktor daya dalam batasan tertentu. Faktor daya yang arus input juga selalu berada diatas nilai 0,97 atau bisa dikatakan hamper sefasa dengan tegangan input. Tabel 2. Data hasil percobaan untuk kondisi beban (Io) bervariasi, tegangan input () konstan. No. (Volt) (Ampere) Vo (Volt) Io (Ampere) Cos φ 1 16 4,9 25 0,4 0,99 2 16 4,9 25 0,6 0,98 3 16 4,9 25 0,8 0,97 Gambar 9. Bentuk Gelombang tegangan dan arus input untuk beban variatif untuk Io = 0,4 Ampere 77

Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari 2011: 70-78 Gambar 10. Bentuk Gelombang tegangan dan arus input untuk beban variatif untuk Io = 0,6 Ampere Gambar 11. Bentuk Gelombang tegangan dan arus input untuk beban variatif untuk Io = 0,8 Ampere 4. Kesimpulan Berdasarkan dari analisa data hasil percobaan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : Penyearah terkendali yang telah dibuat telah berhasil direalisasikan untuk mengendalikan tegangan output, arus output serta arus input dari penyearah satu fasa jembatan penuh penaik tegangan, sehingga kita dapat menentukan berapa nilai tegangan dan arus output yang kita inginkan. Dengan menggunakan penyearah terkendali ini, bentuk gelombang sinusoidal dari arus input selalu sefasa dan mendekati bentuk gelombang sinusoidal dari tegangan input sehingga faktor daya dapat diperbaiki. Dan dengan sistem kontrol kalang tertutup yang digunakan, maka tegangan output dapat dipertahankan konstan meskipun tegangan input dan beban resistif bervariasi dalam batasan tertentu 5. Daftar Pustaka Fitzgerald, A.E., D.E. Higginbothan dan A. Grabel, 1985, Dasar-dasar elektronika, Jakarta Malvino, A.P., 1992, Prinsip-prinsip elektronika, Jilid 1, Jakarta, Erlangga Malvino, A.P., 1992, Prinsip-prinsip elektronika, Jilid 2, Jakarta, Erlangga Ogata, K., 1986, Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan) Jilid 1 Petruzella, F.D., 2002, Elektronika Industri, Alih Bahasa : Sumanto, Yogyakarta, Andi Offset Warsito, 1986, Elektronika dalam industri, Karya Utama, Jakarta Zuhal, 2000, Dasar Tenaga Listrik dan Elektronika daya, Jakarta, Gramedia, Pustaka Utama 78