PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN ETANOL TERHADAP PRESTASI MESIN BENSIN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KANDUNGAN KARBON MONOKSIDA (CO) PADA MESIN DIESEL DAN BENSIN

ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL

BAB II LANDASAN TEORI

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

KAJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNTUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-BIOETANOL SAGU

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGARUH PENAMBAHAN UAP AIR KERING PADA LANGKAH HISAP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

PENGARUH KINERJA MESIN DIESEL YANMAR L-40-E-DT TERHADAP EMISI GAS BUANG

ASPEK TORSI DAN DAYA PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM METHANOL

BAB II LANDASAN TEORI

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

: ENDIKA PRANNANTA L2E

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN ZAT ADITIF-PREMIUM (C1:80, C3:80, C5:80)

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Premium dan Pertamax Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

ANALISA PENGARUH PENGATURAN VOLUME BIOETHANOL SEBAGAI CAMPURAN BAHAN BAKAR MELALUI MAIN JET SECARA INDEPENDENT TERHADAP EMISI PADA MESIN OTTO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER


TUGAS AKHIR TM Ari Budi Santoso NRP : Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Eksperimental Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium dengan Prestone 0 to 60 Octane Booster terhadap Performance Motor 4 Langkah

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR

ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL MITSUBHISI L300

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X

Transkripsi:

ARIKA, Vol. 05, No. 2 Agustus 2011 ISSN: 1978-1105 PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN ETANOL TERHADAP PRESTASI MESIN BENSIN Dosen Jurusan Mesin, Politeknik Katolik Saint Paul Sorong e-mail : ruselloanz@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui prestasi mesin pada campuran bahan bakar bensin dan etanol yang dihasilkan oleh mesin Enduro XL. Untuk mengetahui prestasi mesin maka dilakukan perhitungan daya efektif, pemakaian bahan bakar, pemakaian bahan bakar spesifik, laju aliran massa sebenarnya, laju aliran massa teoritis, perbandingan udara bahan bakar, efisiensi volumetrik, efisiensi termal. Dan juga penelitian dilakukan pada kondisi lima variasi putaran dengan beban konstan serta bahan bakar yang digunakan hanya satu jenis yaitu premium (bensin) dengan etanol 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Dari hasil pengujian bahwa rata-rata daya untuk bahan bakar campuran lebih besar dari premium murni, adanya kenaikan pemakaian bahan bakar seiring dengan meningkatnya putaran karena angka oktan campuran bahan bakar bensin dan etanol lebih besar dibandingkan dengan bensin murni sehingga mudah terbakar, semakin tinggi campuran bahan bakar maka semakin rendah perbandingan udara dengan bahan bahan bakar maka pembakaran yang terjadi kurang sempurna masuk kedalam ruang bakar, efisiensi thermal yang dihasilkan bahan bakar campuran rata-rata lebih rendah dari premium murni kecuali pada campuran 5 %. Untuk itu prestasi mesin yang menggunakan bahan bakar campuran lebih tinggi dari prestasi mesin yang menggunakan bahan bakar premium. Konsumsi bahan bakar untuk bahan bakar campuran lebih besar dibandingkan bahan bakar premium murni. Kata kunci: Bahan bakar, Prestasi mesin ABSTRACT This research done is to know engine performance at benzine fuel mixture and ethanol yielded by engine Enduro XL. To know engine performance hence done [by] calculation effective power, fuel usage, usage of specific fuel, mass flow rate actually, theoretical mass flow rate, comparison of fuel atmosphere, volumetric efficiency, thermal efficiency. As well as research done at condition of five various revolution with constant payload and fuel applied only one types that is premium ( benzine) with ethanol 0%, 5%, 10%, 15% and 20%. From result of assaying that average of energy?power for mixture fuel bigger than pure premium, existence of increase of usage of fuel along with the increasing of revolution because bigger benzine fuel mixture octane number and ethanol compared to pure benzine so that inflammable, fuel mixture excelsior hence increasingly low comparison of atmosphere with fuel material hence baking happened unable to perfect admission kedalam combustion chamber, efficiency thermal yielded by mixture fuel average of lower than except to pure premium of mixture 5 %. For the purpose engine performance using higher mixture fuel from engine performance using premium fuel. consumption of Fuel for bigger mixture fuel compared to pure premium fuel. Keywords: Fuel, Engine performance PENDAHULUAN. Pada saat ini pemakaian motor bensin dari tahun ke tahun semakin meningkat hal ini mengakibatkan pemakaian bahan bakar minyak bumi semakin meningkat dan tentu sangat mengkawatirkan, karena dengan peningkatan pemakaian bahan bakar minyak bumi maka cadangan minyak bumi akan semakin berkurang sedangkan kebutuhan akan minyak terus bertambah. Keadaan diatas juga tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah dibidang energi, yang mengusahakan pemakain bahan bakar minyak bumi yang sehemat-hematnya, mengingat minyak bumi merupakan sumber energi

138 ARIKA, Agustus 2011 yang tidak dapat diperbaharui. Krisis energi ini menyebabkan manusia beralih pola pikir untuk lebih mengintensifkan penelitian dan penggunaan dari energy yang tidak terbarukan ke energi yang terbarukan. Salah satu energi tebarukan tersebut adalah berasal dari bio massa yang diproses menjadi etanol. Etanol atau etil alcohol (lebih dikenal sebagai alcohol ) adalah cairan berwarna dengan karakteristik antara lain mudah terbakar, larut dalam air,dan jika terjadi pencemaran tidak memberikan dampak lingkungan yang signifikan. Penggunaan etanol sebagai bahan bakar bernilai oktan tinggi atau adtif meningkat bilangan oktan pada bahan bakar Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui prestasi mesin pada campuran bahan bakar bensin dan etanol yang dihasilkan oleh mesin Enduro XL. Mengingat cukup luasnya cakupan penelitian ini, maka peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut : Penelitian dilakukan pada mesin Enduro XL. Menghitung parameter-parameter prestasi mesin Enduro XL. Yaitu : Daya efektif, pemakaian bahan bakar, pemakaian bahan bakar spesifik, laju aliran massa sebenarnya, laju aliran massa teoritis, perbandingan udara bahan bakar, efisiensi volumetrik, efisiensi termal. Penelitian dilakukan pada kondisi 5 variasi putaran dengan beban konstan. Bahan bakar yang digunakan hanya satu jenis yaitu premium (bensin) dengan etanol 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. TINJAUAN PUSTAKA Bensin Bensin dibuat dari minyak mentah yang di pompa dari perut bumi dan biasa dissebut Crude oil, dengan proses destilasi atau penyulingan minyak mentah, bensin diperoleh pada temperature 150 o C, cairan ini mengandung hidrokarbon, atom-atom karbon dalam minyak mentah saling berhubungan membentuk rantai dengan panjang yang berbeda-beda. Secara sederhana bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus dengan rumus kimia CnH2n+2 mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11 dengan kata lain bensin terbentuk dari hydrogen dan karbon, saling terikat satu dengan yang lainnyasehingga membentuk rantai. Karakteristik umum yang perlu diketahui untuk menilai kinerja dari bahan bakar bensin antara lain : Viskositas adalah suatu angka yang menyatakan besarnya perlawanan atau hambatan dari suatu bahan cair untuk mengalir atau ukuran besarnya tahanan geser dari bahan cair. Makin tinggi viskositas minyak akan makin kental dan lebih sulit untuk mengalir, demikian juga sebaliknya makin rendah viskositas minyak maka makin encer dan lebih mudah minyak itu untuk mengalir. Cara untuk mengukur besarnya viskositas adalah tergantung pada alat viscometer yang digunakan, dan hasil (besarnya viskositas) yang didapat harus dibubuhkan nama viscometer yang digunakan serta temperatur minyak pada saat pengukuran. Metode Angka oktan menunjukkan kecenderungan bensin untuk memberikan ketukan di dalam mesin. (angka oktan bensin 85-95) Densitas menunjukkan perbandingan massa minyak persatuan volume pada temperature tertentu (ρ bensin : 715 780 kg/m3) nilai kalor pembakaran menunjukkan energy kalor yang dikandung dalam tiap satuan massa bahan bakar. Nilai kalor H, C dan O dinyatakan dalam presentase setiap unsure yang terkandung dalam satu kilogram bahan bakar (nilai kalor bensin : 42000 44000 kj/kg) Volalita adalah sifat kecenderungan bahan bakar untuk berubah fasa menjadi fasa uap. Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan keamanan dalam pengangkutan bahan bakar bensin dan terjadinya sumbatan uap (vavor lock), yaitu terhentinya aliran bensin sebagian atau seluruhnya yang disebabkan karena terbentuknya uap didalam sistem saluran bahan bakar pada proses pengumpanan bensin, dan karakteristik mesin untuk dihidupkan dalam keadaan dingin (starting characteristic) Titik tuang adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan bakar minyak sehingga minyak tersebut masih dapat mengalir karena gaya grafitasi. Titik tuang ini diperlukan sehubungan dengan adanya persyaratan praktis dari produser penimbunan dan pemakaian dari bahan bakar minyak. Hal ini dikarenakan bahan bakar minyak sering sulit untuk dipompa, apabila suhu telah di bawah titik tuangnya. Tititk bakar (fire point) adalah temperature terendah dimana uap minyak akan menyala dan terbakar secara terus menerus kalau dikenai nyala uji (test flame) pada kondisi tertentu. Warna adalah untuk menentukan warna semua produk minyak, baik yang diberi zat pewarna ata tidak

Vol. 05, No. 2 Pengaruh Campuran Bahan Bakar Bensin dan Etanol 139 Etanol Etanol adalah salah satu bahan bakar alternative (yang dapat diperbaharui) yang ramah lingkungan yang menghasilkan gas emisi karbon yang rendah dibandingkan dengan bensin atau sejenisnya (sampai 85% lebih rendah). Pada dasarnya etanol terbuat dari ubi, jagung, atau hasil perkebunan lainnya dan sampai saat ini belum ada kendaraan yang didesain khusus menggunakan etanol 100% Penggunaan etanol pada kendaraan biasanya menggunakan 2 jenis etanol yaitu etanol 10 (E-10) yang merupakan campuran antara 10% etanol dan 90% bahan bakar bensin dan bisa digunakan diseluruh kendaraan keluaran terbaru. Bioetanol adalah yang diproduksi dari bahan baku berupa biomassa seperti jagung, singkong, sorghum, kentang, tebu dan juga limbah biomassa seperti tongkol jagung, limbah jerami dan limbah sayuran lainnya. Bioetanol diproduksi dengan teknologi biokimia, melalui proses fermentasi bahan baku, kemudian etanol yang diproduksi dipisahkan dengan airmelalui proses destilisasi dan dehidrasi. Penggunaan bioetanol sebagai campuran biogasoline memiliki keunggulan sebagai berikut : Meningkatkan bilangan oktan (dapat digantikan TEL segagai aditif sehingga mengurangi emisi logam berat timbal) Menghasilkan pembakaran lebih sempurna (mengurangi emisis karbon monoksida Mengurangi emisi gas buang karbon dioksida serta senyawa sulfur mengurangi hujan asam. Campuran bensin dan Etanol Biopremium merupakan campuran bioetanol dengan premium dengan kadar campuran tertentu. Biopremium E-10, misalnya mengandung etanol 10% dan premium 90%. Kualitas etanol yang digunakan tergolong fuel grade etanol yang kadar etanolnya 99%. Terdapat beberapa cara penggunaan etanol untuk campuran gasoline sebagai berikut : Hydraus etanol (96% volume), yaitu etanol yang masih mengandung air sebesar 4% Anhydrous etanol yaitu etanol bebas air dan paling tidak memiliki kemurnian 99%. Etanol ini dapat dicampur dengan gasoline konvensional dengan kadar antara 5-85%. Pada gasoline dengan campuran etanol 5-10%, bahan bakar ini dapat langsung digunakan pada mesin kendaraan tanpa perlu ada modifikasi. Campuran yang umum digunakan adalah 10% etanol dan 90% gasoline(dikenal dengan nama E-10). Campuran etanol dengan kadar yang lebih tinggi (kadar bioetanol 85% atau dikenal dengan nama E-85) hanya bisa digunakan pada mesin kendaraan yang sudah dimodifikasi yang dikenal dengan nama flexible fuel vehicle. Modifikasi umumnya dilakukan pada tangki BBM dengan sistem injeksi BBM Etanol juga digunakan sebagai bahan baku ETBE (ethyl-tertiary-butyl-ether), aditif gasoline konvensional. Motor Bensin Motor bensin merupakan salah satu penggerak mula yang berperan penting sebagai tenaga penggerak. Pada motor bensin untuk mendapatkan energi termal diperlukan proses pembakaran dengan menggunakan campuran bahan bakar dan udara di dalam mesin, sehingga motor bensin disebut juga sebagai motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine). Di dalam proses pembakaran ini gas hasil pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Pada motor bensin campuran bahan bakar dan udara terjadi di dalam karburator, kemudian diisap masuk ke dalam silinder selama langkah pengisapan. Kemudian campuran tersebut dimampatkan (dikompresikan) oleh torak dalam silinder dan pada akhir langkah kompresi terjadi loncatan bunga api listrik dari busi, akibatnya campuran bahan bakar dan udara terbakar sehingga diperoleh tenaga panas yang kemudian dikonversikan menjadi tenaga mekanik. Tenaga mekanik tersebut dapat menimbulkan gerak translasi pada torak dan gerak rotasi pada poros engkol, yang pada akhirnya mesin dapat menghasilkan energi gerak secara berkesinambungan. Prinsip Kerja Motor Bensin Ditinjau dari langkah torak dalam satu kali proses pembakaran, maka motor bensin terdiri dari : Motor Dua Langkah : Pada motor dua langkah, untuk satu langkah usaha diperlukan dua kali langkah torak atau satu kali putaran poros engkol. Pada motor jenis ini tidak memiliki katup isap dan katup buang, melainkan dilengkapi dengan celah bilas dan celah buang. Fluida kerja masuk ke dalam silinder melalui celah pembilasan dan sisa hasil pembakaran keluar melalui celah pembuangan. Motor Empat Langkah : Motor empat langkah adalah motor yang menghasilkan satu kali usaha dalam empat kali langkah torak atau dua kali putaran poros engkol. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah langkah isap

140 ARIKA, Agustus 2011 (pemasukan bahan bakar-udara), langkah kompresi (pemampatan), langkah ekspansi (usaha) dan langkah pembuangan. P T P3 Q in 3 T3 Q in 3 P4 P2 P1 = P2 2 0 4 1 Q out T2 T4 T1 2 1 Q out 4 V2 = V3 V1 = V4 V 0 S1 = S2 S3 = S4 S VS VL Gbr. Diagram T - S Siklus Otto Vd Gbr. Diagram P - V Siklus Otto Diagram P-V dan T-S Siklus Otto Proses proses yang terjadi : Proses (0 1) = Langkah isap (udara murni) pada tekanan konstan. Pada langkah isap, piston bergerak dari TMA menuju TMB. Saat piston bergerak turun, katup masuk dalam keadaan terbuka, sehingga campuran bahan bakar dan udara terhisap ke dalam silinder. Ketika piston mencapai TMB, katup masuk dalam keadaan tertutup, dapat dikatakan bahwa langkah isap selesai. W 0-1 = P 0 (V 1 V 2 ). Proses (1 2) = Langkah kompresi isentropik. Pada langkah kompresi, kedua katup (katup masuk dan katup buang) dalam keadaan tertutup. Piston bergerak naik dari TMB menuju TMA mendorong campuran bahan bakar dan udara dalam silinder, sehingga menyebabkan tekanan udara dalam silinder meningkat. Sebelum piston mencapai TMA campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan tinggi dibakar oleh loncatan bunga api busi. W 1-2 = 1 ( PV 1 1 P2V 2 ) K 1 Proses (2 3) = Proses pembakaran (pemasukan kalor pada volume konstan). Pada proses ini kedua katup tertutup. Piston berada di TMA dan loncatan api busi yang bereaksi dengan campuran udara dan bahan bakar bertekanan tinggi akan menimbulkan pembakaran. Q in = C v (T 3 T 2 ). Proses (3 4) = Langkah ekspansi (kerja) Pada langkah kerja loncatan api busi yang bereaksi dengan campuran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi akan menimbulkan letusan. Letusan ini akan menghasilkan tenaga yang mendorong piston bergerak turun menuju TMB. Tenaga yang dihasilkan oleh langkah kerja diteruskan oleh poros engkol untuk menggerakan gigi transmisi yang menggerakkan gear depan. W 3 4 = 1 ( P3 V3 P4V 4 ) k 1 Proses (4 1) = Proses pembuangan (pengeluaran kalor) pada volume konstan. Pada proses ini katup isap tertutup dan katup buang terbuka. Posisi piston berada di TMB. Q out = C v (T 4 T 1 ). Proses (1 0) = Langkah buang pada tekanan konstan. Pada langkah pembuangan, piston bergerak naik dari TMB menuju TMA. Katup masuk dalam keadaan tertutup dan katup buang dalam keadaan terbuka. Gas sisa hasil pembakaran terdorong keluar menuju saluran pembuangan. Dengan terbuangnya gas sisa pembakaran, berarti kerja dari langkah langkah mesin untuk satu kali proses kerja (siklus) telah selesai. W 1-0 = P 1 (V 2 V 1 ) METODE PENELITIAN Alat Alat yang digunakan a. Stop wacth Digunakan untuk mengukur waktu pemakaian bahan bakar

Vol. 05, No. 2 Pengaruh Campuran Bahan Bakar Bensin dan Etanol 141 b. Thermometer Digunakan ukur mengukur temperatur udara c. Barometer Digunakan untuk mengukur tekanan dalam ruangan d. Gelas ukur Digunakan untuk mencampur bahan bakar bensin dengan etanol Bahan bakar a. Bensin b. Etanol Sesifikasi motor bensin enduro XL a. Daya maksimum : 5,0 Hp b. Putaran maksimum : 3750 rpm c. Volume selinder : 195 cc d. Diameter selinder : 70,99 mm e. Langkah torak : 49,23 mm f. Torsi maksimum : 10 Nm/ 2500 g. Jumlah selinder : 1 buah h. Proses kerja : Mesin empat langkah Skema instalasi penelitian (TQ Education and training Ltd.,2003) Prosedur penelitian a. Kalibrasi pembebanan dengan torsi b. Jalankan mesin Panel alat ukur (TQ Education and training Ltd.,2003)

142 ARIKA, Agustus 2011 c. Mengatur putaran mesin 1000 rpm d. Mengukur torsi e. Mengukur waktu pemakaian bahan bakar f. Mengukur beda tekanan orifice g. Mengukur temperatur udara gas buang h. Ulangi pont a hingga poin g dengan putaran mesin 1500 rpm, 2000 rpm, 2200 rpm, 2500 rpm, 2800 rpm dan 3000 rpm. HASIL & PEMBAHASAN Data pengamatan Temperatur udara (tu) : 31ºC Tekanan udara ruang (p) : 755 mmhg Beban Bahan bakar NO PUTARAN (rpm) : 2000 gram : E-0% Data Pengamatan E-0% WAKTU (sekon) Δh (mm) Torsi (Nm) Volume (ml) T. Exhaust ( o C) 1 1000 145 1.5 0 8 260 2 1500 108 1.5 2 8 350 3 2000 86 2 3.8 8 430 4 2200 72 2.5 4.9 8 450 5 2500 63 3 4.5 8 480 6 2800 56 3.5 4 8 550 7 3000 54 4 3.6 8 600 Temperatur udara (tu) : 31ºC Tekanan udara ruang (p) : 755 mmhg Beban : 2000 gram Bahan bakar : E-5% Data Pengamatan E-5% NO PUTARAN (rpm) WAKTU (sekon) Δh (mm) Torsi (Nm) Temperatur udara (tu) : 31ºC Tekanan udara ruang (p) : 755 mmhg Beban : 2000 gram Bahan bakar : E-10% Data Pengamatan E-10% Volume (ml) T. Exhaust ( o C) 1 1000 140 1.5 0 8 250 2 1500 101 2 2.3 8 350 3 2000 84 2.5 4.2 8 440 4 2200 69 2.5 5.3 8 510 5 2500 56 3 4.7 8 530 6 2800 54 3.5 4.1 8 580 7 3000 50 4 3.8 8 610 NO PUTARAN (rpm) WAKTU (sekon) Δh (mm) Torsi (Nm) VOLUME (ml) T. Exhaust ( o C) 1 1000 133 1.5 0 8 260 2 1500 96 2 2.3 8 340 3 2000 80 2.5 4.3 8 430 4 2200 65 2.7 5.5 8 450 5 2500 54 3.5 4.8 8 480 6 2800 50 3.5 4.3 8 530 7 3000 48 4 3.8 8 590

Vol. 05, No. 2 Pengaruh Campuran Bahan Bakar Bensin dan Etanol 143 Temperatur udara (tu) : 31ºC Tekanan udara ruang (p) : 755 mmhg Beban : 2000 gram Bahan bakar : E-15% Data Pengamatan E-15% NO PUTARAN WAKTU Δh Torsi (rpm) (sekon) (mm) (Nm) Temperatur udara (tu) : 31ºC Tekanan udara ruang (p) : 755 mmhg Beban : 2000 gram Bahan bakar : E-20% Data Pengamatan E-20% Data Perhitungan Hasil perhitungan (E-0%) Tabel 3.6. Data Perhitungan E-0% VOLUME (ml) T. Exhaust ( o C) 1 1000 126 1.5 0 8 250 2 1500 92 2 2.5 8 340 3 2000 75 2 4.5 8 420 4 2200 62 2.5 5.7 8 470 5 2500 53 3 5.2 8 510 6 2800 48 3.5 4.6 8 580 7 3000 45 4 4.1 8 620 NO PUTARAN (rpm) WAKTU (sekon) Δh (mm) Torsi (Nm) VOLUME (ml) T. Exhaust ( o C) 1 1000 120 1.5 0 8 250 2 1500 87 2 2.8 8 350 3 2000 69 2.5 4.7 8 440 4 2200 58 3 6.1 8 490 5 2500 50 3.5 5.6 8 540 6 2800 45 3.5 5.1 8 590 7 3000 39 4 4.5 8 620 No Ne FC SFC Ma ηv ηth AFR λ (kw) (kg/jam) (kg/kw.jam) (kg/jam) (%) (%) 1 0.000 0.133 0.000 2.190 16.472 1.121 32.272 0.000 2 0.314 0.179 0.568 2.190 12.268 0.835 21.515 14.632 3 0.795 0.224 0.282 2.740 12.223 0.831 20.189 29.517 4 1.128 0.268 0.237 3.000 11.204 0.762 20.095 35.052 5 1.178 0.306 0.260 3.420 11.176 0.760 20.159 32.008 6 1.172 0.344 0.294 4.700 13.652 0.929 24.736 28.325 7 1.130 0.357 0.316 5.120 14.341 0.976 25.150 26.338 Hasil perhitungan (E-5%) Data Perhitungan E-5% No Ne FC SFC Ma ηv ηth AFR λ (kw) (kg/jam) (kg/kw.jam) (kg/jam) (%) (%) 1 0.000 0.139 0.000 2.190 15.739 1.071 32.272 0.000 2 0.361 0.193 0.534 2.740 14.206 0.966 26.918 15.587 3 0.879 0.232 0.264 3.000 12.936 0.880 22.104 31.562 4 1.220 0.282 0.231 3.000 10.626 0.723 20.095 35.988 5 1.230 0.348 0.283 3.420 9.831 0.669 20.159 29.433 6 1.202 0.361 0.300 4.700 13.029 0.886 24.736 27.730 7 1.193 0.390 0.327 5.120 13.141 0.894 25.150 25.497

144 ARIKA, Agustus 2011 Hasil perhitungan (E-10%) No Ne (kw) FC (kg/jam) Data Perhitungan E-10% SFC (kg/kw.ja m) Ma (kg/jam) AFR λ ηv (%) ηth (%) 1 0.000 0.148 0.000 2.190 14.788 1.006 32.272 0.000 2 0.361 0.205 0.568 2.740 13.355 0.908 26.918 14.661 3 0.900 0.246 0.274 3.000 12.185 0.829 22.104 30.454 4 1.266 0.303 0.239 3.200 10.560 0.718 21.435 34.814 5 1.256 0.365 0.290 4.700 12.886 0.877 27.704 28.684 6 1.260 0.394 0.313 4.700 11.931 0.812 24.736 26.648 7 1.193 0.410 0.344 5.120 12.477 0.849 25.150 24.222 Hasil perhitungan (E-10%) Data Perhitungan E-15% No Ne FC SFC Ma ηv ηth AFR λ (kw) (kg/jam) (kg/kw.jam) (kg/jam) (%) (%) 1 0.000 0.158 0.000 2.190 13.876 0.944 32.272 0.000 2 0.393 0.216 0.551 2.740 12.676 0.862 26.918 15.129 3 0.942 0.265 0.281 2.740 10.334 0.703 20.189 29.600 4 1.313 0.321 0.244 3.000 9.353 0.636 20.095 34.094 5 1.361 0.375 0.276 3.420 9.115 0.620 20.159 30.214 6 1.348 0.414 0.307 4.700 11.344 0.772 24.736 27.111 7 1.287 0.442 0.343 5.120 11.586 0.788 25.150 24.272 Hasil perhitungan (E-20%) Data Perhitungan E-20% No Ne FC SFC Ma ηv ηth AFR λ (kw) (kg/jam) (kg/kw.jam) (kg/jam) (%) (%) 1 0 0.167 0 2.190 13.082 0.890 32.272 0 2 0.440 0.231 0.525 2.740 11.867 0.807 26.918 15.866 3 0.984 0.291 0.296 3.000 10.305 0.701 22.104 28.163 4 1.405 0.346 0.247 3.420 9.875 0.672 22.908 33.797 5 1.465 0.402 0.274 4.700 11.699 0.796 27.704 30.395 6 1.495 0.446 0.299 4.700 10.529 0.716 24.736 27.902 7 1.413 0.515 0.365 5.120 9.940 0.676 25.150 22.861 Analisa Hasil Perhitungan Hubungan antara putaran mesin dengan daya poros efektif Grafik Hubungan antara putaran mesin dengan daya poros efektif

Vol. 05, No. 2 Pengaruh Campuran Bahan Bakar Bensin dan Etanol 145 Grafik hubungan antara putaran mesin dengan daya poros efektif dapat dilihat pada gambar 3.1 menunjukkan adanya kenaikan seiring dengan meningkatnya putaran untuk setiap konsentrasi. Daya efektif yang dihasilkan mengalami perubahan pada setiap perubahan putaran. Nilai daya untuk campuran, rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar premium murni. Nilai daya yang optimal dihasilkan pada putaran 2200 rpm untuk semua campuran. Untuk premium murni (E-0%) daya yang dihasilkan sebesar 1,128 kw, (E-5%) daya yang dihasilkan sebesar 1,220 kw, (E-10%) daya yang dihasilkan sebesar 1,266 kw, (E-15%) daya yang dihasilkan sebesar 1,312 kw dan untuk campuran (E- 20%) daya yang dihasilkan sebesar 1,404 kw. Tampak bahwa rata-rata daya untuk bahan bakar campuran lebih besar dari pada daya untuk bensin murni. Hal ini disebabkan oktan untuk bahan bakar campuran lebih besar dibandingkan dengan premium. Hubungan antara putaran mesin dengan Pemakaian bahan bakar Grafik hubungan antara putaran mesin dengan Pemakaian bahan bakar Grafik hubungan antara putaran mesin dengan pemakaian bahan bakar. Dari gambar 3.2 menunjukkan adanya kenaikan pemakain bahan bakar seiring dengan meningkatnya putaran untuk setiap konsentrasi, dimana semakin besar putaran mesin maka pemakaian bahan bakar semakin banyak. Untuk setiap campuran memperlihatkan konsumsi bahan bakar terbesar terjadi pada putaran 3000 rpm. Dimana untuk bahan bakar premium (E-0%) pemakaian bahan bakar sebesar 0,357 kg/jam, untuk (E-5%) sebesar 0,389 kg/jam, untuk (E-10%) komsumsi bahan bakar sebesar 0,410 kg/jam, untuk (E-15%) komsumsi bahan bakar sebesar 0,441 kg/jam dan untuk (E-20%) komsumsi bahan bakar sebesar 0,515 kg/jam. Hal ini disebabkan karena angka oktan campuran bahan bakar bensin dengan etanol lebih besar dibandingkan dengan premium murni sehingga lebih mudah terbakar. Hubungan antara putaran mesin dengan lamda (λ) Grafik hubungan antara putaran mesin dengan Lamda

146 ARIKA, Agustus 2011 Grafik hubungan antara lamda denganputaran mesin. Dari gambar 3.3 menunjukkan bahwa nilai lamda dipengaruhi olen perbandingan bahan bakar dengan udara (AFR) sehingga cenderung menurun seiring dengan meningkatnya putaran pada setiap campuran bahan bakar dan etanol. Penerunan lamda maksimal terjadi pada putaran 2500 rpm, untuk nilai lamda pada premium murni (E-0%) sebesar 0,760, untuk campuran (E-5%) lamdanya sebesar 0,668, untuk (E-10%) nilai lamdanya sebesar 0,876, untuk campuran (E-15%) lamdanya sebesar 0,620 dan untuk campuran (E-20%) lamdanya sebesar 0,719. Jadi tampak bahwa semakin tinggi campuran bahan bakar maka semakin rendah perbandingan udara dan bahan bakar. Hal ini mengindikasikan pembakaran yang terjadi kurang sempurna masuk kedalam ruang bakar. Hubungan antara putaran mesin dengan efisiensi Thermal Grafik Hubungan antara putaran mesin dengan efisiensi Thermal Grafik hubungan antara efisisensi thermal dengan putaran mesin. Dari gambar 3.4 menunjukkan bahwa efisiensi thermal maksimun dicapai pada putaran mesin 2200 rpm untuk setiap campuran. untuk premium murni (E-0%) efisiensi thermal yang dihasilkan sebesar 35,052%, untuk (E-5%) efisiensi thermal yang dihasilkan sebesar 35,987 %, untuk campuran (E-10%) efsiensi thermal yang dihasilkan sebesar 34,814%, untuk campuran (E-15%) efisiensi termal yang dihasilkan sebesar 34,094% dan untuk 33,797. Jadi Nampak bahwa efisiensi thermal yang dihasilkan campuran rata-rata lebih rendah dari premium murni kecuali pada campuran E-5%. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Prestasi mesin yang diperoleh pada mesin yang menggunakan bahan bakar campuran atau biopremium, baik untuk E-5%, E-10%, E-15% dan E-20% pada umumnya lebih tinggi dari prestasi mesin dengan menggunakan bahan bakar premium. 2. Perbandingan bahan bakar campuran atau bioetanol yaitu komsumsi/pemakaian bahan bakarnya lebih banyak sebesar 0,139 kg/jam 0,515 kg/ jam sedangkan mesin yang menggunkanan bahan bakar premium murni konmsumsi bahan bakarnya sebesar 0,132 kg/jam 0,357 kg/jam DAFTAR PUSTAKA Daryanto, 1992, Teknik Otomotif, Edisi Pertama, Penerbit : Bumi Aksara Jakarta. Petrovesky. N, Marine Internal Combustion Engie, Translated from the Russion By Horace, E. Isakson Mir Publisher Moscow. Streeter Victor L, Wylie Benjamin E, Prijono arko, Mekanika Fluida, Edisi Delapan Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta. Wiranto Arismunandar, Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Edisi III, Penerbit ITB, Bandung, 1980