POLITEKNOSAINS VOL. XIII NO. 2 September 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

Studi Eksperimental Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium dengan Prestone 0 to 60 Octane Booster terhadap Performance Motor 4 Langkah

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

Perbandingan Unjuk Kerja Mesin Berbahan Bakar Pertamax Plus Dengan Pertalite Pada Rasio Kompresi Berbeda Terhadap Unjuk Kerja

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

ANALISIS PROSES PEMBAKARAN SISTEM INJECTION PADA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PLUS PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

KAJI EKSPERIMEN: PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MESIN PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI THUNDER TIPE EN-125

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Biopremium E10 Dan Premium Terhadap Performance Mesin Pada Motor Yamaha Jupiter Z 2004

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Premium dan Pertamax Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

Spesifikasi Bahan dan alat :

ABSTRAK. : I Made Sumaryanta

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

OPTIMASI DAYA MELALUI VARIASI BAHAN BAKAR BIODIESEL MESIN DIESEL 2500 CCKENDERAAN RODA EMPAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

UNJUK KERJA MOBIL BERTRANSMISI MANUAL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR LIQUIFIED GAS FOR VEHICLE (LGV)

BAB II LANDASAN TEORI

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

Pengaruh Rasio Kompresi Pada 0 0 Sudut Aliran Masuk Bahan Bakar Terhadap Unjuk Kerja Mesin

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

ASPEK TORSI DAN DAYA PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM METHANOL

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN ZAT ADITIF-PREMIUM (C1:80, C3:80, C5:80)

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PERTAMAX 92 TERHADAP DAYA DAN EMISI GAS BUANG PADA HONDA VARIO TECHNO 125

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR BENSIN DAN VARIASI RASIO KOMPRESI PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI SHOGUN FL 125 SP TAHUN 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN PENGARUH MUTU BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MOTOR BENSIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

PENGUJIAN PENGARUH PENGGUNAAN OCTANE BOOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH

: ENDIKA PRANNANTA L2E

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PERTAMINA SIAP IMPOR BBM TIDAK LEWAT TRADER DPR MINTA BPK PERIKSA PETRAL

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

Syaiful Mukmin, Akhmad Farid, Nurida Finahari, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 53-58

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN CAMPURAN SOLAR DAN BIOSOLAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN DIESEL

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

Transkripsi:

STUDI EKSPERIMENTAL NILAI OKTAN NUMBER BAHAN BAKAR PERTAMAX PLUS DAN SHELL SUPER EXTRA R95 TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC PADA SEPEDA MOTOR NINJA 150RR 1) Sarjono, 2) Sugiyarta 1) Jurusan Teknik Mesin STTR Cepu E-Mail: sarjono508@yahoo.co.id 2) Jurusan Teknik Mesin Politama Surakarta E-Mail: giartosolo@gmail.com ABSTRACT This study was conducted to determine the effect of fuel use shell super extra R95, pertamax plus, and premium on the motor performance and exhaust emissions of CO and HC. In this study the fuel to be tested is a premium, pertamax plus, and super extra R95 shell. Tests done as much repetition (3) three times on each sampelbahan fuel to obtain valid test results. The results showed that at 8770 rpm rotation at each fuel (premium, plus pertamax, and shell super extra R95) generate power equal: 20.7 HP; 21.6 HP, and 24.4 HP. While on rotation 8189 rpm Torque generates respectively 17.61 kg.m; kg.m 14.36, and 20.37 kg.m. HC exhaust emissions highest in fuel use premiumsebesar 4020 ppm, while the lowest CO exhaust emissions in the use of premium fuel of 0.76%. Kata kunci : Nilai oktan, Bahan bakar, Emisi gas buang CO dan HC PENDAHULUAN Mesin mobil maupun motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Jenis bensin tersebut biasanya diwakili dengan angka / nilai oktan (RON), misalnya Premium ber-oktan 88, Pertamax beroktan 92 dan seterusnya. Semakin tinggi angka oktan, maka harga per liternya pun umumnya lebih tinggi (mahal). Namun belum tentu bahwa jika mengisi bensin ber-oktan tinggi pada mesin mobil atau motor kita kemudian akan menghasilkan tenaga yang lebih tinggi pula. Sekarang ini SPBU swasta juga semakin banyak yang membuat kita punya banyak pilihan bahan bakar. Harga bensin produk swasta ini juga bersaing dengan produk lokal. Karena kualitas bahan bakar yang dijual SPBU swasta hanya bensin yang beroktan tinggi yaitu oktan 92 dan 95. Tinjauan Pustaka Menurut Eri Sururi dan Budi Waluyo, ST (2010) dari hasil penelitian perbandingan penggunaan premium dan pertamax ini dapat Studi Eksperimental... 1

ditarik beberapa kesimpulan, antara lain Torsi tertinggi pada penggunaan jenis bahan bakar premium yaitu, 10,21 kgf.m pada putaran mesin 6000 rpm. Sedangkan torsi tertinggi yang dihasilkan pada penggunaan jenis bahan bakar pertamax adalah 9,92 kgf.m juga pada putaran mesin 6000 rpm. Hal ini berarti bahwa torsi yang dihasilkan oleh bahan bakar premium lebih tinggi daripada yang dihasilkan oleh bahan bakar pertamax. Daya tertinggi yang dihasilkan oleh premium dan pertamax besarnya sama, yaitu : 10,85 HP dan juga pada putaran mesin yang sama yaitu : 10000 rpm. Penggunan bahan bakar jenis pertamax pada sepeda motor Suzuki Thunder Tipe EN-125 dengan kondisi mesin standard tidak memberikan peningkatan daya yang signifikan. Pada putaran mesin 4000 s/d 8000 rpm, konsumsi bahan bakar spesifik (sfc) premium lebih rendah /irit daripada pertamax. Meskipun pada putaran mesin 9000 rpm ke atas sfc premium mengalami peningkatan dan lebih tinggi daripada pertamax akan tetapi secara garis besar, konsumsi bahan bakar spesifik (sfc) premium lebih rendah / irit daripada pertamax. Perlu diketahui, bahwa setiap jenis mesin mobil ataupun sepeda motor memiliki spesifikasi mesin yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Studi Eksperimental Nilai Oktan Number Bahan Bakar Pertamax Plus dan Shell Super Ekstra R95 Terhadap Emisi Gas Buang CO dan HC Pada Sepeda Motor Ninja 150RR. Parameter yang digunakan untuk mengkaji prestasi mesin tersebut meliputi : torsi, daya, dan konsumsi bahan bakar spesifik (Specific Fuel Consumption) dan emisi gas buangnya. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai Studi Eksperimental Nilai Oktan Number Bahan Bakar Pertamax Plus dan Shell Super Ekstra R95 Terhadap Emisi Gas Buang CO dan HC Pada Sepeda Motor Ninja 150RR. Landasan Teori Motor bakar adalah suatu pesawat kalor yang mengubah tenaga panas kedalam bentuk tenaga mekanis (Haryono,G., 1984, Uraian Praktis Mengenal Motor Bakar). Dengan cara mengubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebui untuk melakukan kerja mekanik. Energi thermal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada mesin itu sendiri. Jika ditinjau dari cara memperoleh energi thermal ini (proses pembakaran bahan bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor pembakaran luar (External Combustion Engine) dan motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine). Motor Bakar Torak 2 Langkah Dibawah ini secara ringkas diperlihatkan cara kerja motor 2 langkah sebagimana diperlihatkan pada gambar 1. Studi Eksperimental... 2

Gambar 1. Diagram Lubang Simetris Diagram lubang tertera pada lingkaran engkol saat membuka dan menutup. Bagaimana menemukan titik-titik ini dapat dilihat pada gambar 2. Jalannya tekanan dalam silinder (pada motor dengan beban penuh) dapat dilihat pada gambar 3. Pada gambar ini terlihat bahwa pemampatan dimulai setelah lubang buang A ditutup. Bila selama langkah ekspansi lubang buang C dibuka turunlah tekanan dalam silinder. Gambar 3. Tekanan Dalam Silinder Motor 2 Langkah Dibebani Penuh Penurunan tekanan ini (gambar 4) memungkinkan pemasukan campuran baru dari karter ke silinder setelah dibukanya lubang bilas. Gambar 4. Tekanan Dalam Silinder Gambar 2. Susunan Diagram Lubang Ruang Karter Isi ruang karter motor dua langkah itu penting sekali untuk pembilasan motor. Bila isinya besar maka disebabkan oleh pencapaian tekanan kurang yang kecil sedikit sekali campuran yang diisapnya. Disamping tekanan lebih yang harus dicapai dalam karter cukup kecil sewaktu piston bergerak ke bawah. Sehingga kecepatan bilas sangat kurang. Dengan demikian pengisian silinder akan memburuk Studi Eksperimental... 3

lebih-lebih pada frekwensi piston tinggi. Pada motor dua langkah yang biasa dipakai besarnya isi karter yang merugikan kira-kira dua atau tiga kali sebesar isi langkah. Untuk meningkatkan motor dua langkah, ruang ini harus dibatasi dengan cara, memberi tambahan pada pipa engkol. Kecepatan bilas menjadi tinggi, sehingga arus gas terdepan mancapai lubang buang, sewaktu lubang ini masih membuka lebar. Akibatnya akan mengalami kerugian besar lebih-lebih pada fiekwensi putar rendah dan muatan penuh. Pada frekwensi putar lebih tinggi langkah ini dapat memberi perbaikan pada pengisian silinder. motor 2 langkah, pemasukanya langsung masuk kedalam karter. Lubang- lubangnya tidak lagi dilayani oleh piston sehingga jalannya pengisian lebih menguntungkan. Jadi lubang isian diatur oleh piringan gas yang berputar pada poros engkol. Gambar 6. Diagram Lubang Asimetris Gambar 5. Tekanan Dalam Karter Motor Dua Langkah Jalannya tekanan di dalam karter ditunjukkan pada Gambar 5. Setelah penutupan lubang bilas oleh piston yang mengarah keatas, tekanannya sebesar 15 kpa. Setelah pembukaan lubang isian tekanan karternya membesar lagi. Apabila piston bergerak kebawah lagi, di dalam karter terjadi tekanan lebih, yang pada TMB meningkat sampai kira-kira 70 kpa. Pada beberapa jenis Gambar 7. Langkah Masuk dan Buang Motor 2 Langkah Gambar 7 memperlihatkan langkah piston ke atas (Pengisian Karter) dan gambar b adalah piston bergerak ke bawah (tekanan karter). Menarik untuk diketahui bahwa diagram lubang itu dapat dibuat simetris, sehingga dapat mencapai pengisian dan pembilasan yang lebih baik. Studi Eksperimental... 4

Beberapa motor dua langkah seperti sepeda kumbang mempunyai katup membran sebagai pengisian, sehingga diagramnya berbentuk asimetris juga. Bahan Bakar Banyak macam dan jenis dari bahan bakar baik dalam bentuk cair, padat, maupun gas yang masingmasing mempunyai nilai bakar yang berbeda. Bahan bakar cair dan gas yang umum digunakan oleh motor bakar diantaranya : premium, solar, LPG, dan avtur. Bahan bakar premium adalah hasil dari pemurnian Nephta, yang komposisinya dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk motor bakar ( Internal Combustion Engine ). Nephta adalah semua jenis minyak ringan (Light Oil) yang memiliki sifat antara gasoline dan kerosin. Premium (bensin) berasal dari kata Benzena (C 6 H 8 ) bagian dari minyak bumi mentah yang berupa campuran berbagai hidrokarbon dan mudah rnenguap. Bensin untuk motor-motor Auto mobile terdiri atas campuran hydrogen yang di distilasi pada suhu 1000F, dan campuran terdiri atas : (1) Straight Run Nephta yaitu minyak bumi yang mendidih sampai suhu 400o F, (2) Refrom Nephta diperoleh dengan cara pengolahan secara thermis atau dengan dihedrogenisasi katalistis dari nephta yang berat, (3) Cracked Nephta diperoleh dengan proses thermis atau dengan katalistik distilasi seperti minyak dan gas ( Gas Oil ), dan (4) Casing Head Gasoline diperoleh dari hasil distilasi kering gas alam (natural gas ). Bensin Premium Premium adalah merupakan bahan bakar cair yang telah lama digunakan untuk kendaraan bermotor di Indonesia, memiliki nilai Oktan 88. Hal ini sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi No 3674 K / 24 / DJM 2006 tanggal 17 Maret 2006. Premium berasal dari bensin yang merupakan salah satu fraksi dari penyulingan minyak bumi yang diberi zat tambahan atau aditif, yaitu Tetra Ethyl Lead (TEL). Bensin premuim mempunyai rumus empiris Etlyl Benzena (C 8 H 18 ). Premium adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning akibat adanya zat pewarna tambahan. Penggunaan premium pada umumnya digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dan lain lain. Bahan bakar ini juga sering disebut motor gasoline atau petrol dengan angka oktan adalah 88, dan mempunyai titik didih 30 C - 200 C. Karakteristik bahan bakar minyak yang perlu diketahui secara umum adalah: Bensin Pertamax PIus Pertamax Plus merupakan bahan bakar superior Pertamina dengan kandungan energi tinggi dan ramah lingkungan, produksi menggunakan bahan baku pilihan berkualitas tinggi sebagai hasil penyempurnaan formula terhadap produk Pertamina sebelumnya. Pertamax Plus telah memenuhi standar performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Studi Eksperimental... 5

Pertamax Plus merupakan jawaban atas kebutuhan teknologi otomotif mutakhir saat ini. Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyarat-kan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasi-kan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan catalytic converter. Bagi pengguna kendaraan yang menginginkan performance mesin kendaraannya pada kondisi puncak, akselerasi tinggi, efisien, dan emisi rendah dapat mempergunakan produk ini. Keunggulan Pertamax Plus yaitu diformulasikan dengan aditif generasi terakhir yang berfungsi menyempurnakan proses kimia pada pembakaran didalarn mesin kendaraan anda dimana telah memperoleh sertifikasi dari laboratorium Independen bertaraf intemasional di Houston, Texas yang telah sejak lama dikenal sebagai pusat riset bahan bakar dan motorgas dunia. Pertamax Plus memiliki nilai oktan 95 yang didalamnya terkandung energi besar yang akan membuat pembakaran kendaraan anda lebih bertenaga, berakselerasi tinggi, lebih responsif dan knock free. Pertamax Plus mampu membersihkan timbunan deposit pada fuel injector, inlet valve, ruang bakar yang dapat menurunkan performance mesin kendaraan dan mampu melarutkan air di dalam tangki mobil, sehingga dapat mencegah karat dan korosi pada saluran dan tangki bahan bakar. Kemampuan Pertamax Plus ditambah dengan komposisi bahan bakunya yang sudah tidak menggunakan campuran timbal dan metal lainnya membuat emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan ramah lingkungan. Pertamax Plus dapat menekan biaya perawatan dan menghemat konsumsi bahan bakar. Dynamometer Dynamometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur prestasi atau unjuk kerja sebuah mesin. Menurut cara/ metode pengukurannya, dynamometer dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: Engine Dynamometer (ED), dan Chassis Dynamometer (CD). Metode pengukuran dengan dynamometer pada tipe ED, poros output mesin dihubungkan langsung dengan dynamometer, sedangkan untuk tipe CD pengujian dilakukan melalui roda penggerak kendaraan. Selanjutnya dalam waktu yang relatif singkat mesin dihidupkan sampai mencapai kecepatan putar maksimal. Besarnya hasil pengukuran dapat dilihat melalui monitor atau panel analog yang terdapat pada unit display dynamometer. Studi Eksperimental... 6

Lb.ft (british) atau N.m.(SI). Adapun rumusannya adalah sebagai berikut : Gambar 8. Dyno Test Dynamometer atau Dyno Test digunakan untuk mengetahui unjuk kerja dari motor bakar, sehinggga diketahui parameterparameter yang terjadi akibat pembakaran motor bakar. Cara kerja dynamometer : mesin yang akan di uji di letakkan sedemikian rupa agar memiliki satu sumbu poros dynamometer. Saat mesin bekerja pada putaran tertentu yang dihitung dengan tacometer kemudian akan memutar rotor. Dengan adanya transmisi dan kopling di dalam dynamometer, saat kopling dilepaskan maka terjadi gaya pengereman. Parameter Unjuk Kerja Motor Baik atau tidaknya suatu desain motor dapat dilihat melalui unjuk kerja mesin (performance) yang dihasilkannya. Adapun parameter-parameter dari unjuk kerja tersebut adalah: 1. Torsi (T) Torsi adalah ukuran kemampuan suatu motor untuk memberikan gaya tangensial yang berguna untuk menghasilkan kerja. Torsi dilambangkan dengan hurtuf T yang mempunyai satuan T : F. L : m.g.l Dimana F : Beban pada dynamometer (N) L : Panjang lengan dynamometer (m) g : Percepatan Gravitasi ( m / S 2 ) m: Massa dalam dynamometer ( kg ) 2. Daya Daya adalah kerja yang dihasilkan per satuan waktu Merupakan. ukuran kemampuan suatu motor untuk menghasilkan kerja berguna per satuan waklu yang dinyatakan dalam kilowatt (kw) dan dirumuskan sebagai berikut : P : (2.π.n.T)/6000 Dimana: P : Daya motor (KW) n : putaran poros engkol (rpm) T : Torsi (Nm) 3. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Konsumsi bahan bakar spesifik (Spesific Fuel Consumption) adalah merupakan parameter yang biasa digunakan pada motor pembakaran dalam untuk menggambarkan pemakaian bahan bakar. Spesific Fuel Consumption didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran massa bahan bakar terhadap daya yang dihasilkan (output). Dapat pula dikatakan bahwa Spesific Fuel Consumption SFC) menyatakan seberapa efisien bahan bakar yang disuplai ke mesin untuk dijadikan daya output. Satuan dalam Sistem Internasional (SI) adalah kg/kwh. SFC disebut Brake Spesific Fuel Studi Eksperimental... 7

Consumption (BSFC) jika menggunakan brake horse power. Nilai SFC yang rendah mengindikasikan pemakaian bahan bakar yang irit, oleh sebab itu, nilai SFC yang rendah sangat diinginkan untuk mencapai efisiensi bahan bakar. Brake Spesific Fuel Consumption (BSFC) juga merupakan suatu parameter yang tepat untuk membandingkan kinerja mesin. Besarnya jumlah kilogram bahan bakar yang dibutuhkan mesin setiap jam untuk menghasilkan daya efektif sebesar 1 HP. Pemakaian konsumsi bahan bakar spesifik dapat dirumuskan dengan : Sfc = mf / P mf = (b. 3600)/(t.1000) x ňbb (kg/jam) dimana : mf : konsumsi bahan bakar (kg/h) t : Waktu pemakaian bahan bakar (s) b : volume buret dalam pengujian (cc) P : daya (kw) Ňbb: massa jenis bahan bakar (kg/l) Emisi Gas Buang Komponen utama bahan bakar fosil kendaraan bermotor adalah hidrogen (H) dan karbon (C). Pembakarannya akan menghasilkan senyawa HC, CO, karbon dioksida (CO 2 ) serta NOx pada kendaraan berbahan bakar minyak khusunya jenis premium. Dari senyawasenyawa itu, HC dan CO paling berbahaya bagi kesehatan manusia. Penyebab tingginya HC antara lain karena pengapian tidak tepat, kompresi lemah, maupun kabel busi yang sudah aus. HC terbentuk selama proses pembakaran tidak sempurna sehingga bahan bakar tidak terbakar habis. Sedangkan kadar CO akan bertambah tinggi jika dalam proses pengapian, komposisi bahan bakar lebih banyak ketimbang udara (O 2 ) yang diperlukan untuk mengubah CO menjadi (CO 2 ). Akibatnya CO yang terbuang meningkat. Gas CO dapat menyebabkan radang tenggorokan. Bila kadarnya tinggi, gas CO mampu melumpuhkan sistem pembuluh darah serta meredam kemampuan sel darah merah mengedarkan oksigen keseluruh tubuh. Gas beracun HC bisa menyebabkan timbulnya penyakit kanker, asma dan sakit kepala. Menurut badan kesehatan dunia WHO ambang batas kandungan timbal dalam darah sebanyak 20 mikrogram per 100 mililiter darah. METODOLOGI Skema Alat Pengujian Gambar 9. Skema dynamometer/ dyno test Bagian-bagian utama pada dynamometer ditunjukkan pada Gambar 9, yaitu : (1) Engine under test, (2) Coupling (3) Tachometer (4) Scales (5) Torque arm (6) Housing (7) Rotor. Studi Eksperimental... 8

Alat - Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah: speda motor kawasaki RR, bahan bakar pertamax plus 95 dan shell super extra 95, dynamometer, gelas ukur (buret), stop watch, gas analizer. Diagram Alir Penelitian Analisa Daya Tabel 1. Data Hasil Pengujian Daya Terhadap Putaran Rpm Premium (hp) Pertamax Plus (hp) Shell Super Extra R 95 (hp) 4000 5.1 4.4 3.2 4250 6.0 5.0 5.6 4500 6.8 5.4 6.4 4750 7.8 6.0 6.7 5000 8.6 7.2 7.8 5250 9.1 8.2 9.3 5500 10.0 8.6 10.2 5750 10.7 8.2 10.7 6000 11.3 9.9 10.8 6250 11.8 10.7 10.6 6500 12.5 10.6 11.4 6750 13.5 11.0 13.2 7000 14.8 12.0 15.5 7250 16.1 13.3 17.8 7500 17.4 13.8 19.8 7750 18.8 14.7 21.5 8000 20.2 14.1 22.9 8250 20.5 16.7 23.9 8500 20.7 19.2 24.0 8648 20.8 21.1 24.4 8770 20.7 21.6 24.4 8996 20.5 21.7 24.3 9250 19.3 21.1 23.9 9500 19.1 20.5 23.6 9750 17.8 18.6 23.0 10000 17.3 18.6 23.0 Gambar 11. Grafik Hubungan Daya Terhadap Putaran Gambar 10. Diagram Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dalam pengolahan data ini meliputi: daya, torsi, pemakaian bahan bakar spesifik, dan analisis gas buang CO dan HC. Gambar 11 menunjukkan bahwa mesin pada putaran tinggi (8770 rpm) bahan bakar shell super extra R95 dapat menghasilkan daya yang maksimal (tertinggi) dibanding penggunaan bahan bakar pertamax plus dan Premium. Adanya perbedaan daya ini disebabkan karena perbedaan nilai oktan yang terkandung dari masingmasing bahan bakar. Semakin tinggi nilai oktan yang terkandung pada bahan bakar,semakin tinggi Studi Eksperimental... 9

pula daya yang dihasilkan bahan bakar tersebut. Analisa Torsi Tabel 2. Data Hasil Pengujian Torsi Terhadap Putaran Rpm Premium (kg.m) Pertamax Plus (kg.m) Shell Super Extra R 95 (kg.m) 4000 9.01 7.89 5.56 4250 9.99 8.39 9.34 4500 10.64 9.01 10.02 4750 11.62 8.92 10.07 5000 12.17 10.23 11.07 5250 12.24 11.01 12.60 5500 12.91 11.09 13.19 5750 13.24 10.10 13.15 6000 13.28 11.73 12.71 6250 13.36 12.16 12.04 6500 13.66 11.56 12.46 6750 14.20 11.54 13.79 7000 15.03 12.18 15.71 7250 15.77 12.98 17.40 7500 16.44 13.02 18.77 7750 17.25 13.40 18.77 8082 17.96 12.42 20.28 8189 17.61 14.36 20.37 8500 17.23 16.00 20.03 8750 16.74 17.09 19.73 8906 16.08 17.19 19.09 9250 14.73 16.14 18.32 9500 14.20 15.21 17.64 9750 12.93 13.48 16.72 10000 12.24 13.14 16.32 dengan perbandingan kompresi yang tinggi. Semakin tinggi nilai oktan yang terkandung dalam bahan bakar, semakin kecil kemungkinan terjadinya detonasi atau knocking. Analisa Sfc Tabel 3. Data Hasil Pengujian SfcTerhadap Putaran No. Bahan Bakar Rpm 1 Premium 2 Pertamax Plus 95 3 Shell Super Extra R 95 SFC (Kg/hp jam) 4000 0.29 6000 0.19 8000 0.105 4000 0.39 6000 0.14 8000 0.087 4000 0.45 6000 0.13 8000 0.053 Gambar 13. Grafik Hubungan Sfc Terhadap Putaran Gambar 12. Grafik Hubungan TorsiTerhadap Putaran Gambar 12 menunjukkan penggunaan bahan bakar shell super extra R95 menghasilkan torsi terbesar jika dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar pertamax plus dan premium, perbedaan tersebut disebabkan karena bahan bakar dengan nilai oktan yang tinggi sangat cocok untuk motor Gambar 13 menunjukkan bahwa pada putaran tinggi penggunaan bahan bakar bakar shell super extra R95 adalah paling irit (efisien) jika dibandingkan dengan penggunaan pertamax plus dan premium. Karena proses pembakarannya lebih sempurna dan nilai oktannyajuga lebih tinggi. Analisa Gas Buang CO Studi Eksperimental... 10

Tabel 4. Data Hasil Pengujian Gas Buang CO 3 Shell Super Extra R 95 4000 1807 6000 1503 8000 812 No. Bahan Bakar Rpm Gas CO % 1 Premium 2 Pertamax Plus 95 3 Shell Super Extra R 95 4000 0.76 6000 0.82 8000 1.04 4000 3.05 6000 2.68 8000 2.15 4000 1.92 6000 2.11 8000 1.49 Gambar 14 menunjukkan bahwa kandungan gas CO pada penggunaan bahan bakar premium lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar shell super extra R95 dan pertamax plus. Hal ini disebabkan karena komposisi bahan bakar premium memiliki kandungan timbal yang rendah daripada yang lain yaitu maksimal 0,013 gr/liter. Gambar 14. Grafik Hubungan Gas Buang CO terhadap Putaran Analisa Gas Buang HC Tabel 5. Data Hasil Pengujian Gas Buang HC No. Bahan Bakar Rpm 1 Premium 2 Pertamax Plus 95 Gas HC (ppm) 4000 4020 6000 3530 8000 2460 4000 1115 6000 1013 8000 671 Gambar 15. Grafik Hubungan Gas Buang HC Terhadap Putaran Gambar 15 menunjukkan grafik penggunaan Bahan Bakar shell super extra R95 dan pertamax plus menghasilkan kandungan kadar HC lebih rendah jikadibandingkan dengan penggunaan bahan bakar premium, ini berarti dapat dikatakan karena jumlah kandungan timbal pada bahan bakar premium lebih tinggi. KESIMPULAN Hasil penelitian ini dapat disimpul-kan bahwa : 1. Pada mesin mesin putaran tinggi (di atas 8000 rpm) bahan bakar shell super extra R95 menghasilkan daya(24,4 HP), torsi(20,37 kg.m) paling maksimal dan konsumsi bahan bakar (Sfc) irit/rendah (0,053 kg/hp.jam) dibanding pertamax plus dan premium. 2. Kandungan emisi gas buang pada penggunaan bahan bakar shell super extra R 95 masih terlalu tinggi. Untuk nilai gas CO-nya yaitu l,92 % sedangkan nilai gas HC-nya yaitu 1807 Studi Eksperimental... 11

ppm. Bila dibandingkan dengan hasil emisi gas buang pada penggunaan bahan bakar premium, hasil gas CO-nya yaitu 0,76 % dan gas HC-nya yaitu 4020 ppm. DAFTAR PUSTAKA Arends, BPM. and Berenschot H., 1980, Motor Bensin, Penerbit Erlangga, Jakarta. Arismunandar, W, 1988, Motor Bakar Torak, Penerbit ITB, Bandung. Daiyanto, Drs., 1994, Motor Bakar Untuk Mobil, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Haryono, G.,1984, Uraian Praktis Mengenal Motor Bakar, CV.Aneka Ilmu, Semarang. Matofani, Irfan Yanuar, 2011, Tugas Akhir, Pengaruh Penggunnan Variasi Merk Busi Terhadap Performance Mesin Pada Motor Suzuki Shogun 125 R 2004 Dengan Menggunakan Bahan Bakar Biopremium E10, Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu. PT.Toyota-Astra Motor, 1995, New Step 1 Training Manual, PT.Toyota-Astra Motor, Jakarta. Subroto, Pengaruh Penggunaan Koil Racing Terhadap Unjuk Kerja Pada Motor Bensin, Media Mesin Vol. 10 2009 Universitas Muhammadiyah Surakarta. Studi Eksperimental... 12