APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN SEBAGAI ALAT BANTU ANALISIS OPTIMALISASI UNJUK KERJA CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PADA KOMUNIKASI GSM

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN ALGORITMA K-NN SEBAGAI ALAT BANTU ANALISIS OPTIMALISASI PARAMETERCSSR (CALL SETUP SUCCESS RATE) PADA SISTEM KOMUNIKASI GSM

PENERAPAN ALGORITMA K-NN SEBAGAI ALAT BANTU ANALISIS OPTIMALISASI PARAMETER CSSR (CALL SETUP SUCCESS RATE) PADA SISTEM KOMUNIKASI GSM

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

BAB III LANDASAN TEORI

Oleh : Budi Nugroho ( L2F )

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

BAB III METODA PENELITIAN

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN TELEKOMUNIKASI GSM. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Edy Hadiyanto

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

PREDIKSI ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH DI JAWA TENGAH UMUR TAHUN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK

BAB II TEORI PENUNJANG

D a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 26

Makalah Seminar Tugas akhir

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT TELKOM FLEXI MEDAN

Oleh : Slamet Joyo Mulyono ( L2F )

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN METODE PERAMBATAN BALIK UNTUK PERAMALAN HARGA DINAR DAN DIRHAM

ANALISIS KUALITAS RF PADA JARINGAN SELULER 2G & 3G DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno

Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA KELAYAKAN IMPLEMENTASI AMR PADA TEKNOLOGI 2G UNTUK OPTIMALISASI BIAYA (STUDI KASUS: PT. INDOSAT ) Tesis

BAB IV HASIL DAN ANALISA

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

Makalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk.

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA

Makalah Seminar Tugas akhir ANALISIS KAPASITAS KANAL TRAFIK BTS PADA JARINGAN CDMA 450 UNTUK LAYANAN SUARA

BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Kinerja Dan Perbaikan Jaringan GSM Pada BSC Operator H3I (THREE)

ANALISIS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PADA HARI RAYA IDUL FITRI 2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA X

ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PREDIKSI DAYA SERAP PERUSAHAAN TERHADAP ALUMNI TEKNIK INFORMATIKA IBI DARMAJAYA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN. 1Chairani

TUGAS AKHIR ANALISA TRAFIK DAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM. Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

IDENTIFIKASI TANDA-TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK (BACKPROPAGATION)

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

BAB IV ANALISA PERFORMANSI HASIL OPTIMALISASI PARAMETER BSS PADA BTS INDOOR

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

BAB III PENGUKURAN DAN PENGAMBILAN DATA STATISTIK PERFOMANSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

ANALISIS PENGARUH KAPASITAS LOCATION AREA CODE TERHADAP PERFORMANSI PADA JARINGAN 3G Cornelis Yulius Ganwarin, [1] Rendy Munadi [2], Asep Mulyana [3]

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB II LANDASAN TEORI

Presentasi Tugas Akhir

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG


BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

Universal Mobile Telecommunication System

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

ANALISIS PERFORMANSI LAYANAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA SMSC (SHORT MESSAGE SERVICE CENTER) JARINGAN CDMA2000-1X

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

Transkripsi:

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN SEBAGAI ALAT BANTU ANALISIS OPTIMALISASI UNJUK KERJA CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PADA KOMUNIKASI GSM Heri Setio Jatmiko *), Imam Santoso, Ajub Ajulian Zahra Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia *) Email: heri_in_here@yahoo.co.id Abstrak Saat ini teknologi Global System for Mobile Communications (GSM) masih banyak digunakan oleh para penyedia (provider) layanan telekomunikasi seluler di Indonesia. Teknologi GSM merupakan salah satu aplikasi teknologi telekomunikasi digital yang mempunyai frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz. Hal yang harus diperhatikan oleh penyedia layanan telekomunikasi seluler yaitu kinerja jaringan komunikasi GSM. Kinerja jaringan GSM dapat diketahui salah satunya dengan melihat performansi dari Call Setup Success Rate (CSSR). Dalam penelitian ini akan dilakukan optimalisasi unjuk kerja Call Setup Success Rate (CSSR) menggunakan jaringan saraf tiruan perambatan balik. Optimalisasi unjuk kerja CSSR dilakukan dengan mengambil data statistik hasil monitoring dari OMC-R (Operation and Maintenance Center - Radio). Beberapa data yang diambil dari OMC-R yang digunakan sebagai parameter optimalisasi CSSR yaitu Call Attempt, SDCCH (Standalone Dedicated Control Channel) Block Rate, SDCCH Drop Rate, TCH (Traffic Channel) Availability, TCH Blocking, Total Traffic, BH TCH (Busy Hour Traffic Channel), Max Available Circuit Switch. Kemudian data tersebut dilatihkan ke jaringan saraf tiruan sebagai proses pembelajaran dan selanjutnya diproses guna mendapatkan suatu pola yang mewakili karakteristik data tertentu. Tolok ukur keberhasilan sistem ini adalah saat jaringan saraf tiruan mampu memberikan suatu keputusan optimalisasi yang sesuai dengan target optimalisasi yang dilakukan oleh pihak penyedia layanan telekomunikasi. Secara keseluruhan, persentase keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap keseluruhan data latih adalah 92,96% dan persentase keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap keseluruhan data uji adalah 90,56%. Kata kunci: GSM, CSSR, OMC-R, JST, Optimalisasi Abstract Currently Global System for Mobile Communications (GSM) technology is still widely used by the provider mobile telecommunications services in Indonesia. GSM technology is one of the applications of digital telecommunications technology that has a frequency of 900 MHz and 1800 MHz. It should be considered by the service providers of mobile telecommunications is a GSM communication network performance. GSM network performance can be determined by looking at the performance of the Call Setup Success Rate (CSSR). In this research will be conducted in the performance optimization of Call Setup Success Rate (CSSR) using back propagation neural network. CSSR performance optimization is done by taking the statistical data of the monitoring results of OMC-R (Operation and Maintenance Center - Radio). Some data taken from the OMC-R is used as the optimization parameters namely Call Attempt, SDCCH (Standalone Dedicated Control Channel) Block Rate, SDCCH Drop Rate, TCH (Traffic Channel) Availability, TCH Blocking, Total Traffic, BH TCH (Busy Hour Traffic Channel), Max Available Circuit Switch. The data is then trained artificial neural networks to the learning process and further processed to obtain a pattern that represents the characteristics of specific data. Measure of the success of this system is as artificial neural network capable of providing an appropriate decision optimization with optimization targets made by the telecommunications service providers. Overall, percentage of successful optimization CSSR of the overall training data is 92.96% and percentage of successful optimization CSSR of the overall test data is 90.56%. Keywords: GSM, CSSR, OMC-R, JST, Optimization

1. Pendahuluan Saat ini teknologi Global System for Mobile Communications (GSM) masih banyak digunakan oleh para penyedia ( provider) layanan telekomunikasi seluler di Indonesia. Teknologi GSM merupakan salah satu aplikasi teknologi telekomunikasi digital yang mempunyai frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz. Hal yang harus diperhatikan oleh penyedia layanan telekomunikasi seluler yaitu kinerja jaringan komunikasi GSM. Kinerja jaringan GSM dapat diketahui salah satunya dengan melihat performansi dari Call Setup Success Rate (CSSR). Call Setup Success Rate (CSSR) biasanya saling berhubungan dengan beberapa parameter teknis lainnya dalam suatu jaringan seperti Call Attempt, SDCCH Block Rate, SDCCH Drop Rate, TCH Availability, TCH Blocking, Total Traffic, BH TCH, Max Available Circuit Switch. Parameter tersebut digunakan untuk mengoptimalisasi performansi Call Setup Success Rate (CSSR) dan untuk membuat suatu keputusan optimalisasi CSSR perlu menggunakan algoritma pengenalan pola, salah satunya yaitu jaringan saraf tiruan. Parameter tersebut dilatihkan ke jaringan saraf tiruan sebagai proses pembelajaran dan selanjutnya diproses guna mendapatkan suatu pola yang mewakili karakteristik data tertentu. Tolok ukur keberhasilan sistem ini adalah saat jaringan saraf tiruan mampu memberikan suatu keputusan optimalisasi yang sesuai dengan target optimalisasi yang dilakukan oleh pihak penyedia layanan telekomunikasi. Arsitektur Jaringan GSM Secara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM terdiri dari 4 element yaitu [8] : Mobile Station (MS) Base Station Sub-system (BSS) Network Sub-System (NSS) Operation and Support System (OSS) Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network). Gambar 1. Arsitektur GSM Mobile Station (MS) adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh suatu pelanggan untuk melakukan panggilan maupun sms. Base Station Sub-system (BSS) bertanggung jawab untuk pembangunan dan pemeliharaan hubungan ke MS. BSS mengalokasikan kanal radio untuk suara dan pesan data, membangun hubungan radio, dan berfungsi sebagai relay station antara MS dan MSC. Network Sub-System (NSS) merupakan bagian utama dari jaringan seluler yang terdiri dari : Mobile Switching Center (MSC), Home Location Register (HLR), Visitor Location Register (VLR), Authentication Center (AuC), Equipment Identity Registration (EIR). Operation and Support System (OSS) sering juga disebut dengan OMC (Operation and Maintenance Center) adalah sub system jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian dan maintenance perangkat (network element) GSM yang terhubung dengannya. Hal yang harus diperhatikan oleh penyedia layanan telekomunikasi seluler yaitu kinerja jaringan komunikasi GSM. Kinerja jaringan GSM dapat diketahui salah satunya dengan melihat performansi dari Call Setup Success Rate (CSSR). Call Setup Success Rate (CSSR) Dalam telekomunikasi, CSSR adalah nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan jaringan dalam memberikan pelayanan baik berupa voice call, video call maupun SMS atau dengan kata lain membuka jalan untuk melakukan komunikasi. Saat hendak melakukan panggilan, call attempt memanggil prosedur call setup dan jika berhasil maka panggilan akan terhubung. Keberhasilan call setup terdiri dari dua prosedur yaitu [3] : Prosedur pertama adalah prosedur untuk membuat koneksi sinyal dari mobile station (MS) ke jaringan. Hal ini terjadi saat MS mengirimkan sebuah pesan permintaan kanal dari Random Access Channel (RACH) ke BTS untuk meminta kanal sinyal SDCCH. MS meminta sinyal SDCCH disebabkan oleh beberapa alasan yaitu: emergency call, call re-establishment, answer to paging, originating speech call, originating data call, location updating. Kemudian terjadi proses signaling antara MS dan jaringan untuk mengaktifkan kanal sinyal SDCCH dan memproses layanan yang diminta oleh MS. Keberhasilan untuk mendapatkan sinyal SDCCH ditandai dengan terkirimnya pesan dari MS ke BTS dan ke BSC. Selanjutnya terjadi proses authentikasi, ciphering, dll yang dilakukan oleh SDCCH. Prosedur kedua adalah prosedur untuk menempati Radio Resource (kanal suara). MSC adalah inisiator dari prosedur ini. MSC mengirimkan pesan ke BSC untuk meminta Radio Resource. Kemudian terjadi proses signaling antara BTS dan BSC untuk mengalokasikan dan mengaktifkan radio resource yang cocok (Traffic channel - TCH). Jika TCH tersebut berhasil diduduki oleh MS maka BTS mengirimkan pesan assignment complete ke

BSC dan BSC mengirimkan pesan assignment complete ke MSC. mengoptimalisasi performansi Call Setup Success Rate (CSSR) dan untuk membuat suatu keputusan optimalisasi CSSR perlu menggunakan algoritma pengenalan pola, salah satunya yaitu jaringan saraf tiruan. Jaringan Saraf Tiruan Perambatan Balik T 1 T 2 T 3 T 4 Gambar 2. Diagram alir call setup pada GSM [3] Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan call setup ditandai ketika Mobile Station (MS) mampu menduduki kanal sinyal SDCCH dan menduduki traffic channel (TCH). Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut: SDC CH TCH release SDCCH BR SDCCH DR TCH BR Call Setup Success Jaringan Saraf Tiruan Perambatan Balik (Backpropagation Neural Network) merupakan salah satu model dari jaringan saraf tiruan umpan maju dengan menggunakan pelatihan terbimbing yang disusun berdasar pada algoritma kesalahan perambatan balik. Pola masukan dan target diberikan sebagai sepasang data. Bobot-bobot awal dilatih dengan melalui tahap maju untuk mendapatkan galat keluaran yang selanjutnya galat ini digunakan dengan tahap mundur untuk memperoleh nilai bobot yang sesuai agar dapat memperkecil nilai galat sehinggga target keluaran yang dikehendaki tercapai. Tujuan dari model ini adalah untuk mendapatkan keseimbangan antara kemampuan jaringan untuk mengenali pola yang digunakan selama proses pelatihan berlangsung serta kemampuan jaringan memberikan tanggapan yang benar terhadap pola masukan yang berbeda dengan pola masukan selama pelatihan [4]. 2. Metode 2.1 Perancangan Sistem Sebelum membuat suatu sistem optimalisasi Call Setup Success Rate (CSSR) terlebih dahulu dilakukan perancangan sistem. Perancangan sistem merupakan tahapan penting dalam mengaplikasikan suatu konsep, baik dalam bentuk software ataupun hardware agar dalam pembuatannya dapat berjalan secara sistematis dan terstruktur sehingga dapat berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Berikut ini gambar perancangan arsitektur jaringan saraf tiruan untuk optimalisasi CSSR : Gambar 3. Diagram keberhasilan call setup Berdasarkan standar ITU-T ( International Telecommunication Union Telecommunications), nilai CSSR harus mencapai > 95%. Tetapi biasanya pihak operator memiliki standar nilai CSSR yang lebih tinggi dari standar ITU-T. PT Indosat Tbk menetapkan standar nilai CSSR >= 98%. Secara umum, perhitungan CSSR menggunakan rumus sebagai berikut [8] : CSSR = (1 - TCH Block Rate)*(1 - SDCCH Block Rate)*(1 - SDCCH Drop Rate)*(1 - TCH Ass Failure Rate) (1) Call Setup Success Rate (CSSR) biasanya saling berhubungan dengan beberapa parameter teknis lainnya dalam suatu jaringan seperti Call Attempt, SDCCH Block Rate, SDCCH Drop Rate, TCH Availability, TCH Blocking, Total Traffic, BH TCH, Max Available Circuit Switch. Parameter tersebut digunakan untuk Gambar 4. Perancangan arsitektur jaringan saraf tiruan

Perancangan arsitektur jaringan yang digunakan dalam sistem sebagai berikut: Metode Pembelajaran : Supervised Learning Algoritma Pelatihan Jaringan : traingdx Algoritma Pelatihan Bobot dan Bias: learngdm Vektor Masukan : Matriks ukuran 8x3 Jumlah Neuron Hidden Layer : 50 buah Jumlah Hidden Layer : 1 buah Fungsi Aktivasi Hidden Layer : logsig Jumlah Output Layer : 1 buah Fungsi Aktivasi Output Layer : tansig Vektor Keluaran : Matriks ukuran 1x3 Pada gambar 4. terdapat lapisan masukan, lapisan tersembunyi dan lapisan keluaran untuk optimalisasi Call Setup Success Rate (CSSR). Pada lapisan masukan terdiri dari 8 parameter CSSR (X 1 X 8 ) yaitu Call Attempt, SDCCH Block Rate, SDCCH Drop Rate, TCH Availability, TCH Blocking Rate, Total Traffic, BH TCH (Busy Hour Traffic Channel), Max Available Circuit Switch. Selanjutnya pada lapisan tersembunyi terdiri dari 50 buah neuron dan lapisan keluaran (Y) terdiri dari 1 buah neuron untuk memberikan keputusan optimalisasi CSSR. Terdapat 4 keputusan optimalisasi CSSR yang dikodekan dalam bentuk angka yaitu Normal (1), penambahan TCH (2),penambahan SDCCH(3), HCR (4). Berikut ini diagram alir sistem pengujian optimalisasi CSSR yang digambarkan pada gambar 5. 2.2 Tahap Pelatihan Jaringan Tahap pelatihan Jaringan Saraf Tiruan (JST) adalah tahap untuk memperoleh nilai bobot dan bias dari tiap basis data. Untuk mendapatkan nilai bobot dan bias harus dilakukan pelatihan JST terlebih dahulu. Dalam pelatihan JST ini membutuhkan nilai basis data sebagai vektor masukan dan dilatih sesuai target yang telah ditentukan. Data masukan CSSR berupa matriks yang berukuran 3x8. Matriks ini terlebih dahulu di-transpose menjadi berukuran 8x3 agar sesuai dengan arsitektur jaringan yang telah ditentukan dan selanjutnya akan dimasukkan ke jaringan. Jaringan akan dilatih sesuai dengan target optimalisasi CSSR. Ada 4 target optimalisasi CSSR yang masing-masing target optimalisasi dikodekan dalam bentuk angka yaitu Normal (1), penambahan TCH (2), penambahan SDCCH (3), HCR (4). Pada tahap pelatihan ini akan dibuat 4 buah jaringan yang masing-masing jaringan mewakili karakteristik tiap BTS sehingga mampu memberikan keputusan optimalisasi yang sesuai dengan target optimalisasi CSSR. Setelah melakukan pelatihan jaringan tersebut maka akan didapatkan nilai bobot dan bias yang dapat digunakan dalam tahap pengujian. 2.3 Tahap Pengujian Tahap Pengujian adalah tahap dimana data masukan CSSR baik data yang sudah dilatihkan ke JST (data latih) maupun data yang belum pernah dilatihkan ke JST (data uji) akan diuji dengan menggunakan jaringan saraf tiruan yang telah dilatihkan sebelumnya pada tahap pelatihan. Pada awalnya, data masukan CSSR berupa matriks yang berukuran 3x8. Matriks ini terlebih dahulu di-transpose menjadi berukuran 8x3 agar sesuai dengan arsitektur jaringan yang telah ditentukan dan selanjutnya akan dimasukkan ke jaringan. Pada tahap pengujian dibutuhkan nilai bobot dan bias dari hasil pelatihan jaringan agar JST dapat memberikan keputusan optimalisasi yang sesuai dengan target optimalisasi CSSR. Jadi keluaran dari jaringan ini adalah matriks berukuran 1x3. Setelah data masukan CSSR diuji dengan menggunakan JST maka akan diketahui persentase keberhasilan JST dalam memberikan keputusan optimalisasi CSSR yang sesuai dengan target optimalisasi CSSR. 2.4 Tahap Prediksi Gambar 5. Diagram alir sistem pengujian Tahap prediksi adalah tahap dimana JST mampu memberikan prediksi optimalisasi CSSR terhadap data CSSR yang baru. Hal ini mungkin dilakukan karena dengan diketahuinya persentase keberhasilan JST pada tahap pengujian maka JST yang memiliki persentase keberhasilan paling tinggi dirasa mampu memproses data CSSR yang baru untuk dilakukan optimalisasi CSSR. Pada tahap ini untuk menghasilkan JST yang mampu memberikan prediksi optimalisasi CSSR yang tepat maka

data CSSR yang baru harus berada dalam range nilai yang telah ditentukan karena JST telah dilatihkan dengan datadata yang berada dalam range nilai tersebut pada tahap pelatihan. 3. Hasil dan Analisis 3.1 Analisis Pelatihan Jaringan Proses pelatihan ini dilakukan untuk mencari konfigurasi jaringan yang terbaik dengan cara mengubah konstanta belajar ( learning rate) dan jumlah neuron pada lapisan tersembunyi sehingga didapatkan nilai Mean Squared Error (MSE) dan epoch untuk dilakukan analisis. Adapun nilai MSE dan epoch yang didapatkan dari hasil pelatihan dapat dilihat pada tabel 1. dan 2. Tabel 1. Perbandingan nilai MSE hasil pelatihan jaringan LT KB 0.01 0.05 0.1 0.2 10 2.32e-11 2.51e-11 2.13e-11 2.10e-11 20 1.72e-11 1.72e-11 2.04e-11 1.79e-11 30 1.65e-11 1.66e-11 1.49e-11 1.45e-11 40 1.29e-11 1.39e-11 1.37e-11 1.43e-11 50 1.11e-11 1.28e-11 1.26e-11 1.33e-11 60 1.21e-11 1.36e-11 1.17e-11 1.24e-11 Tabel 2. Perbandingan nilai epoch hasil pelatihan jaringan LT KB 0.01 0.05 0.1 0.2 10 477 445 426 412 20 470 437 425 409 30 469 437 422 405 40 463 432 417 405 50 461 430 415 402 60 480 431 414 402 *Hasil pelatihan dapat berubah dengan hasil tabel 1 dan 2 karena inisialisasi bobot yang berbeda untuk setiap kali pelatihan. Keterangan: LT = Jumlah neuron pada lapisan tersembunyi KB = Konstanta belajar Dapat dilihat pada tabel 1. dan 2. bahwa variasi jumlah neuron pada lapisan tersembunyi dan variasi konstanta belajar dapat mempengaruhi nilai MSE dan epoch yang dihasilkan. Hal ini terbukti pada tabel diatas bahwa nilai MSE terbesar terdapat pada konfigurasi jaringan dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi 10 dan konstanta belajar 0.05. Sedangkan nilai MSE terkecil terdapat pada konfigurasi jaringan dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi 50 dan konstanta belajar 0.01. Namun jika dilihat dari nilai epoch yang dihasilkan maka konfigurasi jaringan dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi 10 dan konstanta belajar 0.05 memiliki nilai epoch yang lebih kecil daripada epoch yang dihasilkan pada konfigurasi jaringan dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi 50 dan konstanta belajar 0.01. Hal ini membuktikan bahwa untuk mendapatkan nilai MSE yang kecil maka dibutuhkan jumlah epoch yang relatif besar dan sebaliknya untuk mendapatkan nilai MSE yang besar maka dibutuhkan jumlah epoch yang kecil. Oleh karena itu, konfigurasi jaringan yang terbaik adalah konfigurasi jaringan dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi 50 dan konstanta belajar 0.01 karena konfigurasi tersebut mampu menghasilkan nilai MSE yang relatif kecil dibandingkan konfigurasi jaringan yang lainnya sehingga layak digunakan pada tahap pengujian. 3.2 Hasil Pengujian Data Latih Data performansi Call Setup Success Rate (CSSR) yang digunakan untuk data latih berjumlah 540 data. Data tersebut dilatihkan dan diuji dengan menggunakan 4 buah jaringan yaitu BTS Unnes Sekaran menggunakan jaringan dengan nama Jaringanduapuluhsatu.mat, DCS Salatiga menggunakan jaringan dengan nama Jaringanduapuluh.mat, BTS Ujung-Ujung menggunakan jaringan dengan nama jaringansembilanbelas.mat, BTS Singorojo menggunakan jaringan dengan nama Jaringanduapuluhdua.mat. Dari hasil pengujian data latih dapat diketahui persentase keberhasilan jaringan dalam memberikan keputusan optimalisasi yang sesuai dengan target optimalisasi. Berikut ini rumus persentase keberhasilan optimalisasi CSSR : Persentase keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap data latih dari 4 BTS dapat dilihat pada gambar 6. (2) Gambar 6. Grafik perbandingan hasil pengujian data latih

Dapat dilihat pada gambar 6. bahwa persentase keberhasilan optimalisasi CSSR paling tinggi terdapat pada BTS Ujung-Ujung dengan persentase keberhasilan 99,26% dan persentase keberhasilan optimalisasi CSSR paling rendah terdapat pada DCS Salatiga dengan persentase keberhasilan 87,41%. Tetapi secara keseluruhan, persentase keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap seluruh data latih dapat dikatakan baik karena memiliki persentase keberhasilan 92,96%. 3.3 Hasil Pengujian Data Uji Data performansi Call Setup Success Rate (CSSR) yang digunakan untuk data uji berjumlah 540 data. Dari hasil pengujian data uji dapat diketahui persentase keberhasilan jaringan dalam memberikan keputusan optimalisasi yang sesuai dengan target optimalisasi. Berikut ini rumus persentase keberhasilan optimalisasi CSSR : Persentase keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap data uji dari 4 BTS dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7. Grafik perbandingan hasil pengujian data uji Dapat dilihat pada gambar 7. bahwa persentase keberhasilan optimalisasi CSSR paling tinggi terdapat pada BTS Unnes Sekaran dengan persentase keberhasilan 99,26% dan persentase keberhasilan optimalisasi CSSR paling rendah terdapat pada DCS Salatiga dengan persentase keberhasilan 85,19%. Tetapi secara keseluruhan, persentase keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap seluruh data uji dapat dikatakan baik karena memiliki persentase keberhasilan 90,56%. (3) 3.4 Prediksi Optimalisasi CSSR Data performansi Call Setup Success Rate (CSSR) yang digunakan untuk prediksi optimalisasi CSSR diperoleh dengan memasukkan nilai parameter CSSR secara manual berdasarkan range nilai parameter yang telah ditentukan. Berikut ini contoh prediksi optimalisasi CSSR dengan menggunakan data diluar data latih dan data uji : Total Traffic = 345 Call Attempt = 3000 BH TCH = 32 Max Available CS = 35 SDCCH Drop Rate = 2,1 SDCCH Block Rate= 3.4 TCH Block Rate = 0 Nama Optimalisasi = Penambahan SDCCH Total Traffic = 421 Call Attempt = 3100 BH TCH = 45 Max Available CS = 25 SDCCH Drop Rate = 0,002 SDCCH Block Rate= 0,01 TCH Block Rate = 4,3 Nama Optimalisasi = Penambahan TCH Total Traffic = 389 Call Attempt = 4000 BH TCH = 39 Max Available CS = 35 SDCCH Drop Rate = 2,5 SDCCH Block Rate= 8,5 TCH Block Rate = 4,5 Nama Optimalisasi = HCR Total Traffic = 345 Call Attempt = 4000 BH TCH = 35 Max Available CS = 32 SDCCH Drop Rate = 0,005 SDCCH Block Rate= 0 TCH Block Rate = 0 Nama Optimalisasi = Normal 4. Kesimpulan Dari hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa konfigurasi jaringan yang terbaik adalah konfigurasi jaringan dengan jumlah neuron pada lapisan tersembunyi sebanyak 50 buah dan konstanta belajar bernilai 0,01 karena menghasilkan nilai MSE yang relatif kecil yaitu 1,11e-11 dengan epoch 461. Persentase keberhasilan optimalisasi CSSR paling tinggi pada data latih terdapat pada BTS Ujung-Ujung sebesar

99,26% dan paling rendah terdapat pada DCS Salatiga sebesar 87,41%. Tetapi secara keseluruhan, persentase keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap seluruh data latih dapat dikatakan baik karena memiliki persentase keberhasilan 92,96%. Persentase keberhasilan optimalisasi CSSR paling tinggi pada data uji terdapat pada BTS Unnes Sekaran sebesar 99,26% dan paling rendah terdapat pada DCS Salatiga sebesar 85,19%. Tetapi secara keseluruhan, persentase keberhasilan optimalisasi CSSR terhadap seluruh data uji dapat dikatakan baik karena memiliki persentase keberhasilan 90,56%. Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan pelaksanaan penelitian ini adalah penelitian ini dapat dikembangkan untuk mengoptimalisasi unjuk kerja Call Setup Success Rate (CSSR) pada layanan data dengan menggunakan sampel data parameter BTS yang lebih banyak dan dapat dikembangkan menggunakan variasi tipe jaringan saraf tiruan yang lain seperti perceptron, hopfield, ADALINE, LVQ. Selain itu, juga dapat dikembangkan untuk mengoptimalisasi unjuk kerja Handover Successfull Rate (HOSR) dan Call Drop Rate (CDR) pada operator seluler. Referensi [1]. Heine, Gunnar. GSM Networks: Protocols, Terminology, and Implementation. London: Artech House. 1999. [2]. Hermawan, Arief. Jaringan Saaf Tiruan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset. 2006. [3]. Kollar, Martin. Evaluation of Real Call Setup Success Rate in GSM. Acta Electrotechnica et Informatica. 2008; 8(3): 53-56. [4]. Jong, J. S. Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya Menggunakan Matlab. Yogyakarta: Andi Offset. 2005. [5]. Adhi, Agung Rizqie. Analisis Optimalisasi Handover Successfull Rate Terhadap TCH Drop Rate Pada Jaringan GSM. Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro Undip. 2012. [6]. Warassih, Anggit Praharasty. Analisis Kualitas Panggilan Pada Jaringan GSM Menggunakan Tems Investigation. Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro Undip. 2010. [7]. Jatmiko, Heri Setio. Pengolahan Data dan Analisis Call Setup Success Rate (CSSR) Performance PT. Indosat Tbk. Semarang. Laporan Kerja Praktek Teknik Elektro Undip. 2012. [8]. Alfin Hikmaturokhman, Ali Muayyadi, Irwan Susanto, Andi Ulva T Wello. Analisis Performansi Pada Jaringan GSM 900/1800 Di Area Purwokerto. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI). 2010; ISSN: 1907-5022: F18-F23. [9]. Budiyadi, Andrie. Analisis dan Optimalisasi Parameter Radio GSM. Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro Undip. 2011. [10]. Mishra, Ajay R. Editors. Advanced Celluler Network Planning and Optimisation. England: John Wiley & Sons, Ltd. 2007. [11]. Taufiq, Mochamad Nur. Sistem Pengenalan Plat Nomor Polisi Kendaraan Bermotor Dengan Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Perambatan Balik. Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro Undip. 2012. [12]. Usman, Uke Kurniawan. GSM. http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/materi%20%28gsm%29.p df (diakses tanggal 18 juni 2013). BIODATA PENULIS Heri Setio Jatmiko ( L2F009051 ) dilahir kan di Pekalongan, 9 Maret 1991. Telah menempuh pendidikan di SD Negeri Panjang Wetan 1 Pekalongan, SMP Negeri 1 Pekalongan, SMA Negeri 3 Pekalongan dan saat ini sedang menempuh pendidikan Strata 1 Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang. Menyetujui dan Mengesahkan, Pembimbing I, Imam Santoso, ST., MT. NIP. 197012031997021001 Tanggal... Pembimbing II, Ajub Ajulian Zahra, ST., MT. NIP. 197107191998022001 Tanggal...