PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN TERHADAP KUAT GESER LEMPUNG SEBELUM dan SESUDAH PENJENUHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PENGARUH KADAR AIR DIATAS OPTIMUM MOISTURE CONTENT TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG ORGANIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

BAB III METODE PENELITIAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN PASIR BERMACAM GRADASI DAN CAMPURAN KAPUR

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

Keywords: shear strenght, soil stabilization, subgrade, triaxial UU, unconfined compression.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I : Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

KONTRIBUSI PENAMBAHAN ZAT ADDITIVE (SEMEN) TERHADAP TANAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR SEBAGAI LAPIS PONDASI ATAS BAMBANG RAHARMADI

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN PASIR SEMEN DAN STABILIZER PADA STABILISASI TANAH

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

TINJAUAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN DENGAN BAHAN STABILISASI SERBUK BATA MERAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

CHARACTERISTIC SOILS SOAP AT SITE PROJECT OF PEKANBARU MAYOR S OFFICE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH BETON GUNA MENINGKATKAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

terhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN METODE KIMIAWI MENGGUNAKAN GARAM DAPUR (NaCl) (Studi Kasus Tanah Lempung Desa Majenang, Sukodono, Sragen)

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

STABILISASI TANAH TAMBAK DENGAN VARIASI CAMPURAN SEMEN ANDALAS SEBAGAI LAPISAN SUBGRADE

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

STABILISASI TANAH LIAT SANGAT LUNAK DENGAN GARAM DAN PC (PORTLAND CEMENT)

ANALISA PERKUATAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM MENINGKATKAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG

PENGGUNAAN SOIL CEMENT MIXING SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 0 DAN 0.

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. konsultasi kepada dosen pembimbing merupakan rangkaian awal dalam pekerjaan

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU GUNUNG VULKANIK DITINJAU DARI NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO

NlLAI KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS (Studi Kasus Tanah Lempung, Desa Troketon, Pedan, Klaten)

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

STUDI PERBANDINGAN STABILISASI TANAH DASAR SECARA KIMIA DAN MEKANIS ( STUDI KASUS TANAH DASAR UNTUK KECAMATAN KENJERAN SURABAYA )

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN TERHADAP KUAT GESER LEMPUNG SEBELUM dan SESUDAH PENJENUHAN Miftahul Ali, Syawal Satibi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru, Kode Pos 28293, Indonesia E-mail: miftahul.ali@gmail.com ABSTRACT Soil is a material that very influential in the contruction work. Major issues in soft soil are low bearing capacity and high settlement condition. One of soil stabilitation effort is mixing PCC cement in specific content by the soil to improve shear strength. This research aims to study UCS and CBR values of mixed clay and cement at 2%, 3%, 4% and 5% content variations on soaked condition. The result showed that increasing cement content until 5% mixture raising soil dry density still optimum mouisture content decrease. While over 5% cement mixture showed contrary behavior. UCS and CBR values not influenced by soaking process. Key Words: CBR,UCS, clay, cement PENDAHULUAN Dalam perencanaan jalan raya, daya dukung tanah dasar sangat mempengaruhi tebal perkerasan, semakin tinggi daya dukung tanah dasarnya, maka tebal perkerasan yang diperlukan untuk menahan beban lalu lintas semakin tipis. Daya dukung tanah dasar (subgrade) dipengaruhi oleh jenis tanah, tingkat kepadatan, kadar air, dan lain-lain. Pengerjaan proyek jalan raya di musim-musim penghujan dapat mempengaruhi daya dukung tanah dasar, akibat adanya penambahan kadar air disaat hujan turun. Beberapa perbaikan tanah yang dapat dilakukan untuk mensiasati penurunan daya dukung tanah dasar adalah dengan menambahkan semen sebagai bahan tambahan. Penambahan semen pada tanah lempung sering digunakan untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di tandai dengan meningkatnya nilai CBR. Penelitian yang dilakukan Nugroho, S.A (2009) memberikan kesimpulan bahwa penambahan tanah non organik dan semen pada tanah gambut menyebabkan meningkatnya nilai CBR dan bertambahnya daya dukung tanah tanah. Penelitian yang dilakukan di Laboratorium terhadap pengaruh penambahan semen pada tanah lempung terhadap nilai CBR dan UCS umumnya hanya dilakukan pada kondisi kadar air dalam keadaan OMC, pada penelitian ini diteliti mengenai perubahan nilai CBR dan nilai UCS tanah lempung semen sebelum dan sesudah penjenuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengukur nilai CBR tanah lempung murni dan variasi campuran tanah lempung + semen sebelum dan sesudah penjenuhan. Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 1

2. Melihat pengaruh penambahan semen pada tanah lempung, terhadap nilai CBR dan nilai UCS sebelum dan sesudah penjenuhan. 3. Melihat degradasi kuat geser tanah setelah penambahan semen dan kadar air akibat penjenuhan karena rendaman. Tanah Lempung Menurut Rachmansyah, et al (2008), tanah lempung merupakan tanah kohesif, yang dapat didefinisikan dengan indeks plastisitasnya yang tinggi dan ukuran partikel-partikelnya yang halus, serta banyak mengandung struktur kristalin yang bersifat mengembang apabila terdapat air. Dari hasil penelitian oleh Munawir, et al (2008), diperoleh kesimpulan bahwa dengan bertambahnya kadar air pada tanah lempung, maka nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (ɸ) akan semakin berkurang. Semen Semen adalah material yang mempunyai sifat-sifat adhesif dan kohesif sebagai perekat yang mengikat fragmen-fragmen mineral menjadi suatu kesatuan yang kompak. Semen dikelompokan ke dalam 2 (dua) jenis yaitu semen hidrolis dan semen non-hidrolis. Semen hidrolis adalah suatu bahan pengikat yang mengeras jika bereaksi dengan air serta menghasilkan produk yang tahan air. Contohnya seperti semen portland, semen putih dan sebagainya, sedangkan semen non-hidrolis adalah semen yang tidak dapat stabil dalam air. Stabilisasi Tanah dengan Semen Stabilisasi tanah dengan semen ditentukan oleh beberapa faktor yang terpenting yaitu antara lain kualitas serta persentase dari tanah, semen, dan air per unit volume, keadaan pada waktu hidrasi semen, dan umur pemeraman campuran (Kezdi, 1979). California Bearing Ratio (CBR) CBR untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh California Division of Highways pada tahun 1928. Sedangkan metode CBR ini dipopulerkan oleh O. J. Porter. CBR adalah perbandingan antara beban yang dibutuhkan untuk penetrasi contoh tanah sebesar 0,1 /0,2 dengan beban yang ditahan batu pecah standar pada penetrasi 0,1 /0,2 (Sukirman,1999). CBR tanpa rendaman (unsoaked) digunakan untuk mendapatkan nilai CBR pada keadaan kepadatan maksimum dengan kadar air yang telah ditentukan. CBR tanpa rendaman (unsoaked) umumnya digunakan untuk perencanaan tebal lapisan perkerasan, selain itu jenis CBR ini digunakan untuk mengontrol kepadatan yang diperoleh apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. CBR dengan rendaman (soaked) digunakan untuk mendapatkan besarnya nilai CBR pada keadaan jenuh air dan tanah mengalami pengembangan (swelling) yang maksimum. METODOLOGI PENELITIAN Pelaksanaan penelitian dilakukan secara eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, tahapan pertama adalah tahap persiapan, persiapan yang dilakukan yaitu mempersiapkan alat dan bahan untuk pengambilan benda uji dan pengujian, memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan, dan menentukan ketepatan metode dalam pelaksanaan penelitian. Tahapan kedua adalah pengambilan benda uji, lalu dilanjutkan dengan penelitian di Laboratorium dan yang terakhir adalah menganalisa hasil pengujian. Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 2

Gs Benda uji yang digunakan merupakan benda uji terganggu (disturbed sample) yaitu campuran antara tanah lempung dan semen, persentase masing-masing campuran dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Variasi Persentase Campuran Benda Uji Persentase Campuran Benda Variasi Uji (%) Lempung semen Variasi 1 98 2 Variasi 2 97 3 Variasi 3 96 4 Variasi 4 95 5 Variasi 5 94 6 Variasi 6 100 0 Lokasi pengambilan tanah lempung adalah di Jalan Inpres, KM 11, Perawang. Semen yang di pakai adalah semen tipe PCC yang diperoleh dengan cara di beli di Toko Material Bangunan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian mengenai sifat-sifat fisis benda uji, pengujian batas-batas konsistensi tanah, pengujian pemadatan, pengujian CBR, dan pengujian UCS. HASIL DAN PEMBAHASAN 2,700 2,690 2,680 2,670 2,660 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% Kadar semen Gambar 1 Hubungan Antara Persentase Semen Terhadap Nilai Berat Jenis Dari Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa, pada pencampuran antara tanah lempung dan semen yang digunakan sebagai benda uji, dengan semakin tinggi persentase semen maka akan semakin tinggi pula nilai berat jenis tanah tersebut, hal tersebut terjadi karena diperoleh nilai berat jenis semen lebih besar dari berat jenis tanah sehingga berat jenis tanah campuran meningkat seiring penambahan semen. Hasil Pengujian Gradasi Pengujian gradasi ini dilakukan pada tanah lempung asli, metode yang digunakan adalah dengan analisa ukuran butir secara mekanis dan hidrometer. Hasil pengujian gradasi pada tanah lempung asli dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil Pengujian Berat Jenis (Specific Grafity) Tanah Berdasarkan hasil pengujian yang telah diperoleh, maka dapat digambarkan hubungan antara persentase lempung terhadap nilai berat jenis tanah seperti pada Gambar 1. Gambar 2 Kurva Distribusi Ukuran Butiran Tanah Lempung Asli Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 3

Dari Gambar 2, dapat ditentukan persentase butiran pasir, lanau, dan lempung berdasarkan USCS dan AASHTO, persentase-persentase tersebut ditampilkan Pada Tabel 2. Tabel 2 Persentase Butiran Hasil Pengujian Gradasi Tanah Lempung Asli Pada Gambar 3 juga terlihat bahwa nilai batas cair (liquid limit) mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan batas plastis (plastic limit) terhadap peningkatan persentase tanah lempung, hal tersebut menyebabkan meningkatnya nilai indeks plastisitas (plasticity index) tanah. Hasil Pengujian Pemadatan Tanah Hasil Pengujian Batas-Batas Konsistensi Tanah Berdasarkan pengujian batas-batas konsistensi tanah yang telah dilakukan, maka dapat digambarkan hubungan antara persentase lempung terhadap batas-batas konsistensi tanah seperti pada Gambar 3. Pengujian pemadatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian pemadatan standar (standart compaction test) yang digunakan untuk menentukan kadar air optimum (OMC) dan berat isi kering (γ dry ) maksimum. Pada pengujian ini dilakukan 5 variasi kadar air sehingga menghasilkan berat volume kering yang berbeda-beda dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Hasil Pengujian Pemadatan Standar Gambar 3 Hubungan Antara Persentase Lempung Terhadap Batas-Batas Konsistensi Tanah Berdasarkan hasil pengujian pemadatan standar pada Gambar 5, maka dapat ditentukan nilai kadar air optimum (OMC) dan berat volume kering (γ dry ) maksimum dengan hasil yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Pengujian Pemadatan Tanah Dari Gambar 3 dapat disimpulkan bahwa dengan semakin meningkatnya persentase lempung, maka nilai batas-batas konsistensi tanah juga semakin meningkat, yaitu nilai batas cair (liquid limit) dan batas plastis (plastic limit). Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 4

Pada Tabel 3 terlihat bahwa dengan semakin bertambahnya persentase semen, maka nilai γ dry maksimum akan semakin meningkat dan juga nilai kadar air optimum akan semakin kecil. Namun hal ini hanya berlaku hingga 5 % penambahan semen. Untuk persen (%) semen di atas 5 % menunjukan penurunan kembali nilai γ dry maksimum dan juga bertambahnya nilai kadar air optimum. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pada penambahan semen 5 % memberikan γ dry yang paling maksimum dan kadar air optimum yang paling kecil. Hasil Pengujian CBR Tanah Berdasarkan nilai OMC yang diperoleh dari pengujian pemadatan tanah, maka nilai tersebut digunakan sebagai kadar air untuk pemadatan pada pengujian CBR, pada penelitian ini dilakukan pengujian CBR pada kondisi tanpa rendaman (unsoaked) dan kondisi dengan rendaman (soaked). 1. Hasil Pengujian CBR tanah Lempung Pemadatan pada pengujian CBR ini dilakukan pada kondisi OMC. Pengujian nilai CBR dilakukan terhadap tanah bagian atas dan tanah bagian bawah, sehingga diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Hasil Pengujian CBR rendaman dan CBR tanpa rendaman tanah Lempung Murni 2. Hasil Pengujian CBR Campuran Tanah Lempung Semen Pemadatan pada pengujian CBR ini dilakukan pada kondisi OMC. Nilai CBR tanah diuji setelah tanah di peram selama 1 hari, 7 hari, 14 hari dan direndam selama 5 hari untuk sampel CBR rendaman, perendaman dihentikan ketika pengembangan tanah tidak terjadi lagi. Penambahan semen pada tanah lempung menyebabkan meningkatnya nilai CBR tanah, baik itu nilai CBR rendaman maupun CBR tanpa rendaman, dengan di tambahnya semen meskipun tanah mengalami penjenuhan akibat perendaman nilai CBR tanah tidak mengalami penurunan. Gambar 6 Pengaruh Persentase Semen Terhadap Nilai CBR Rendaman dan nonrendaman (0 Hari dan 1 Hari Pemeraman) Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 5

Dari gambar 6 nilai CBR rendaman lebih besar dari pada nilai CBR tanpa rendaman. Inti terjadi karena pada sampel CBR rendaman terjadi penambahan waktu perwatan selama proses perendaman setelah sebelumnya di peram terlebih dahulu baru kemudian di rendam. perendaman sampel setelah sebelumnya sampel di peram terlebih dahulu. Hasil Pengujian UCS Tanah Dari hasil pengujian terlihat bahwa semakin bertambah kadar semen dan lama waktu pemeraman, nilai qu tanah juga meningkat. Pada persentase 5% semen dan dengan waktu pemeraman selama 14 hari di tambah 5 hari rendaman, menunjukan kenaikan nilai qu yang paling tinggi yaitu sebesar 2530 kpa. Gambar 7 Pengaruh Persentase Semen Terhadap Nilai CBR Rendaman dan nonrendaman (7 Hari Pemeraman) Gambar 9 Nilai qu untuk tiap variasi campuran terhadap kadar semen Gambar 8 Pengaruh Persentase Semen Terhadap Nilai CBR Rendaman dan nonrendaman (14 Hari Pemeraman) Dari gambar 9 dapat di simpulkan bahwa seiring bertambahnya persentase semen pada tanah lempung nilai qu tanah juga mengalami peningkatan. Pengikatan butiran-butiran padat tanah akibat adanya reaksi sementasi antar butiran tanah yang di tambah dengan semen meberikan efek peningkatan nilai qu yang relatif besar. Gambar 4.6, gambar 4.7 juga menunjukan meningkatnya nilai CBR tanah seiring dengan penambahan kadar semen pada tanah dan waktu pemeraman tanah. Dari hasil pengujian juga terlihat bahwa nilai CBR rendaman lebih tinggi dari nilai CBR tanpa rendaman dengan waktu pemeraman yang sama. Hal ini juga di karenakan sifat dari kemampuan kekuatan ikat semen yang di pengaruhi oleh waktu pemeraman, dan pada sampel CBR rendaman terjadi penambahan waktu pemeraman pada waktu dilakukan Gambar 10 Nilai qu untuk tiap variasi campuran terhadap waktu pemeraman Dari gambar 10 menunjukan pengaruh waktu pemeraman sampel tanah campuran lempung Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 6

semen dapat di tarik kesimpulan bahwa lamanya waktu pemeraman juga menyebabkan meningkatnya nilai qu tanah, dengan hasil qu tertinggi pada kadar persentase 5% semen dan waktu pemeraman selama 14 hari di tambah 5 hari rendaman. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan mengenai pengaruh penambahan semen pada tanah lempung terhadap nilai CBR dan nilai UCS tanah, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Penambahan persentase semen sebesar 5% dari berat total pada tanah lempung adalah yang menghasilkan dry terbesar dan kadar air optimum yang paling kecil. Penambahan persentase semen besar dari 5% menyebabkan meningkatnya kembali kadar air optimum dan dry kembali turun. 2. Penurunan nilai CBR akibat perendaman terjadi penurunan nilai CBR hingga mencapai 38% terhadap nilai CBR tanpa rendaman. 3. Nilai CBR tanah mengalami peningkatan setelah di tambah dengan semen, dan untuk nilai CBR rendaman pada tanah campuran semen menghasilkan nilai CBR yang lebih besar daripada nilai CBR tanpa rendaman. 4. Pada tanah campuran semen yang tidak di peram dengan kata lain langsung di rendam, nilai CBR tanah yang di dapat tidak menunjukan penurunan melainkan meningkat. 5. Dari pengujian kuat tekan bebas, penambahan semen dan waktu pemeraman juga memberikan peningkatan nilai qu tanah. Pada campuran 2% semen dengan masa perawatan 0 hari nilai qu sebesar 510 kpa meningkat menjadi 613 kpa setelah di peram selama 1 hari. Adapun saran dari penulis berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1. Penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih lanjut tentang penambahan semen dengan memvariasikan jenis tanah dan jenis tipe semen yang digunakan. 2. Penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih lanjut dengan memvariasikan kadar air pada proses pencampuran semen dengan tanah, pencampuran semen dengan tanah tidak dalam kondisi tanah kering 100%. DAFTAR PUSTAKA Basuki, Rahmat et.all. 2007. Stabilisasi Tanah Dasar Dengan Penambahan Semen dan Renolith. ISBN No. 978-979-18342-0-9 Bowles, J.E. 1991. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah : Erlangga. Budhy,M.S. 2009. Studi Evaluasi Nilai CBR Berdasarkan Uji CBR laboratorium, Uji CBR lapangan, dan Uji DCP pada tanah timbunan pada daerah Padalarang barat, Bandung. Skripsi Unpar. Das, B.M. 1985. Mekanika Tanah (Prinsip- Prinsip Mekanika Tanah) Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Hardiyatmo, H.C. 2006. Mekanika Tanah 1, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 7

Iqbal, M. 2014. Pengaruh Kadar Lempung dan Kadar Air pada Sisi Basah terhadap Nilai CBR Pada Tanah Lempung Kepasiran (Sandy Clay). Draft Tugas Akhir.Universitas Riau. Jaleel,Z.T. 2011. Effect of Soaking on the CBR-Value of Subbase Soil. Jurnal University of technology Baghdad. Kalantari, Behzad et.all. 2009, Load- Bearing Capacity Improvement for Peat Soil. European Journal of Scientific Research ISSN 1450-216X Vol.32 No.2 (2009), pp.252-259 Naeini, S. A.,Moayed, R. Z. 2009, Effect of Plasticity Index and Reinforcement on the CBR Value of Soft Clay. International Journal of Civil Engineerng. Vol. 7, No. 2, June 2009 Ningsih, S.R. 2010. Studi Laboratorium CBR Nonrendaman (Unsoaked) dan CBR Rendaman (Soaked). Jurnal Sains dan Teknologi 9 (2), September 2010 : 69-76. Nugroho, S.A. 2009. Stabilisasi Tanah Gambut Riau Menggunakan Campuran Tanah Non organik dan Semen Sebagai Bahan Timbunan Jalan. Singh, Dharamveer et.all. 2011, Moisture and Compaction Based Statistical Model for Estimating CBR of Fine Grained Subgrade Soils. International Journal of Earth Sciences and Engineering ISSN 0974-5904, Volume 04, No 06 SPL, October 2011, pp 100- Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 8