maka semakin tinggi kuat geser yang dihasilkan.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH UKURAN BENDA UJI DAN SERAT PLASTIK TERHADAP KUAT TARIK BELAH TANAH PASIR TERSEMENTASI DENGAN CAMPURAN KAPUR DAN ABU SEKAM PADI

UJI KUAT TARIK BELAH TERHADAP TANAH YANG DISTABILISASI DENGAN LIMBAH KARBIT-ABU SEKAM PADI DAN SERAT KARUNG PLASTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Kuat Tarik Belah Tanah Pasir Yang Distabilisasi Dengan Campuran Kapur Dan Abu Sekam Padi

STUDI MODEL EMBANKMENT TANAH LEMPUNG DENGAN STABILISASI KAPUR-ABU SEKAM PADI DAN SERAT KARUNG PLASTIK YANG DICAMPUR DALAM BERBAGAI KONFIGURASI

Pengaruh Siklus Basah Kering Terhadap Kuat Tekan Bebas Campuran Kapur Karbit Dan Abu Sekam Padi Dengan Dan Tanpa Serat Plastik

Karakteristik Kuat Tarik Belah Campuran Pasir dan Semen Portland Komposit

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Nilai CBR Laboratorium Rendaman Tanah dengan Campuran Kapur, Abu Sekam Padi dan Serat Karung Plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK TANAH DENGAN CAMPURAN KAPUR - ABU SEKAM PADI - SERAT KARUNG PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku Kuat Geser Campuran Kapur Karbit dan Abu Sekam Padi Yang Diperkuat Dengan Serat Plastik

STUDI MODEL EMBANKMENT TANAH DENGAN CAMPURAN KAPUR-ABU SEKAM PADI DAN SERAT KARUNG PLASTIK

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

Pengaruh Ukuran dan Kedalaman Geotekstil Teranyam Tipe HRX 200 terhadap Daya Dukung Ultimit dan Penurunan Tanah Lempung Lunak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah berbutir halus.

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Faktor yang sangat penting dalam menentukan suatu konstruksi bangunan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Uraian Umum

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Kata kunci: pelat fleksibel, teknik kolom Eko-SiCC, defleksi, tanah ekpansif

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PERENCANAAN PLAT LANTAI BETON GRID DENGAN TULANGAN WIRE MESH MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. harus ikut berkembang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini banyak sekali

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

KEKUATAN GESER CAMPURAN TANAH-KAPUR-ABU SEKAM PADI DENGAN INKLUSI KADAR SERAT KARUNG PLASTIK YANG BERVARIASI

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

Kata kunci: lempung ekspansif, perawatan, abu sekam padi, CBR, tingkat pengembangan (swelling).

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

Pengaruh Penambahan Semen, Abu Sekam Padi dan Abu Ampas Tebu pada Tanah Lempung Ekspansif di Bojonegoro terhadap Nilai CBR, Swelling, dan Durabilitas

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Untuk Pembuatan Bata Beton Berlobang

Transkripsi:

2 Tanah pasir merupakan jenis tanah dengan gradasi seragam. Jenis ini memiliki sifat lepas antar butiran dan seragam sehingga kuat geser yang dimiliki sangat rendah dan sulit untuk dipadatkan. Untuk itu perlu suatu perbaikan tanah agar dapat menghasilkan daya dukung tanah yang tinggi. Untuk meningkatkan daya ikat tanah pasir maka digunakan tanah butir halus yaitu tanah lempung untuk mengisi rongga rongga di dalam tanah pasir agar dapat mengikat dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan tanah lempung sebagai bahan stabilitas tanah pasir agar dapat diaplikasikan. Hakam, A., Yuliet, R., Donal, R., 2010, Studi pengaruh penambahan tanah lempung pada tanah pasir pantai terhadap kekuatan geser tanah, Jurnal Rekayasa Sipil, Vol. 6, Nomor 1, pp. 11-22 3 Stabilisasi tanah dengan campuran kapur dan abu sekam padi telah banyak dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah agar meningkatkan kapasitas dukung tanah sesuai kebutuhan perencanaan yang diiginkan. Perbaikan tanah dapat dilakukan secara mekanis dengan Penelitian ini dilakukan menggunakan tanah pasir yang ada di pesisir pantai Padang dan tanah lempung daerah Kuranji Padang, Sumatra Barat. Tanah pasir dicampur dengan tanah lempung dengan kadar lempung 2%, 5%, 10%, 20%, 50% dari berat total benda uji. Pengujian menggunakan 2 cara yaitu pemadatan standar proctor dalam kondisi basah dan derajat kerapatan dalam kondisi kering. Hal ini bertujuan untuk menentukan kepadatan maksimum tanah pasir dan kuat geser dari variasi kadar lempung yang ditambahkan. Pengujian yang dilakukan adalah uji kuat tarik belah. Ukuran panjang benda uji dibuat bervariasi, menggunakan rasio panjang dan diameter (L/D) yaitu 0,5, 1,0, 1,5, 2,0, dan 2,5 pada diameter benda uji 36 mm, 70 mm, dan 90 mm. Uji kuat tarik belah dilakukan setelah benda uji berumur 7 hari terhadap tiga kelompok - Kandungan kapur yang optimum untuk stabilisasi tanah ekspansif adalah antara 8% sampai dengan 15%. Dari hasil pengujian pemadatan standar proctor, menunjukkan bahwa pada penambahan lempung sebesar 20% menghasilkan kepadatan maksimum sebesar 1,74 kg/cm2. Tetapi pada penambahan 50% terjadi penurunan menjadi 1,65 kg/cm2. Sudut geser maksimal dihasilkan dari camuran 2% lempung, sedangkan nilai kohesi maksimal pada campuran 50% lempung. Dengan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar kadar lempung maka semakin kecil sudut gesernya, dan sebaliknya. Dan semakin kecil sudut gesernya akan menghasilkan nilai kohesi yang tinggi. Dari hasil percobaan didapat kesimpulan : Nilai kuat tarik belah dipengaruhi oleh ukuran panjang (L) benda uji. Pada benda uji dengan diameter 36 mm dan 90 mm nilai kuat tarik cenderung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya panjang benda uji. Penurunan hingga mencapai 237,32 % (pada 9

cara inklusi serat plastik ke dalam tanah untuk meningkatkan kuat tarik dan secara kimiawi dengan menambahkan zat aditif. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh penambahan kapur, abu sekam padi, serat plastik dan pengaruh ukuran panjang benda uji terhadap kuat tarik belah (split tensile strength). Hemeto, A. Z., 2011, Pengaruh ukuran panjang benda uji terhadap kuat tarik belah pada tanah dengan campuran kapur, abu sekam padi, dan serat plastik, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil, 26 April 2011, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 4 Tanah memiliki peran penting di bidang teknik sipil. Tanah berbutir kasar (pasir) merupakan jenis tanah non kohesif atau lepas antar butirannya. Dengan benda uji, yaitu tanah asli (tanpa campuran), tanah yang dicampur dengan 10 % kapur dan 10 % abu sekam padi (dari berat total campuran), dan tanah yang dicampur dengan 10 % kapur, 10 % abu sekam padi dan 0,1 % serat (dari berat total campuran). Sampel tanah yang dipakai adalah tanah pasir yang berasal dari Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan pada keadaan tanah terganggu. Bahan campuran benda uji campuran tanahkapur -abu sekam padi dengan diameter 36 mm). Pada benda uji dengan dimeter 70 mm nilai kuat tarik belah cenderung meningkat seiring bertambahnya panjang benda uji. Peningkatan hingga mencapai 116,09 % (pada benda uji campuran tanah, kapur, abu sekam padi, dan serat karung plastik). Penambahan serat karung plastik (Polyprophene) dapat meningkatkan kuat tarik belah dan sifat daktail pada tanah yang distabilisasi dengan kapur dan abu sekam padi. Nilai rata-rata kuat tarik belah pada setiap diameter cenderung meningkat setelah adanya inklusi serat karung plastik pada campuran tanah kapur dan abu sekam padi. Pada benda uji dengan diameter 36 mm pengaruh serat tertinggi terdapat pada benda uji yang memiliki rasio L/D = 2,0 yaitu meningkat sebesar 254,50 %, benda uji dengan diameter 70 mm dengan rasio L/D = 2,0 sebesar 98,34 %, dan benda uji dengan diameter 90 mm dengan rasio L/D = 2,0 sebesar 58 %. Sedangkan Regangan runtuh yang dicapai setelah ditambahkan serat meningkat 25,89 % dari campuran tanah, kapur, dan abu sekam padi tanpa inklusi serat karung plastik. Kondisi ini menunjukkan bahwa serat karung plastik berperan untuk meningkatkan sifat daktilitas dari campuran tanah, kapur dan abu sekam padi. Dari hasil pengujian triaksial dan geser langsung terjadi peningkatan kuat geser pada campuran 5% dengan pemeraman 14 hari. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar clean set cement 10

kelemahan tersebut maka perlu dilakukan stabilisasi tanah menggunakan bahan adiktif clean set cement. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar peningkatan nilai parameter kuat geser tanah pasir setelah dicampur dengan bahan adiktif tersebut. Idrus, I., 2011, Pengujian parameter kuat geser tanah melalui proses Stabilisasi tanah pasir menggunakan Clean set cement (cs-10), ILTEK, Volume 6, Nomor 12, pp. 916-922 5 Kebanyakan masyarakat menggunakan semen untuk bahan pengikat pada konstruksi perumahan. Tetapi permasalahan akan muncul seiring berkembangnya pembangunan dan tingkat ekonomi masyarakat. Selain proses produksi semen Portland yang membutuhkan energi yang tinggi dan mencemari udara, harga semen juga akan semakin mahal. Untuk mengatasinya maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh campuran kapur dan fly ash sebagai pengganti semen dengan mutu yang sesuai dengan standar mutu beton mengingat memadainya kapur dan fly ash yang tersedia di Indonesia. Marzuki, P. F., Jogaswara, E., 2007, yang dipakai Clean set cement yang berasal dari PT. Indo Clean Set Cement, Jakarta. Penambahan Clean set cement dengan variasi campuran 1%, 3%, 5% dengan lama pemeraman 1 hari, 7 hari dan 14 hari. Penggantian semen menggunakan bahan kapur yang berasal dari Padalarang, sedangkan fly ash berasal dari PLTU Suralaya. Bahan tersebut digunakan untuk pembuatan pasangan bata, conblok, dan beton untuk konstruksi rumah sederhana. Selanjutnya pasangan bata yang menggunakan mortar akan diuji kuat tekannya dan dibandingkan dengan pasangan bata yang menggunakan bahan pengikat semen cap rumah, semen pozzolan kapur, dan semen portland. Komposisi kapur dan fly ash yang digunakan adalah 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4, dengan proses pembakaran 900 0 C dan tanpa dibakar. Benda uji yang dibuat berbentuk kubus berukuran 15x15x15 cm dengan campuran semen alternatif : pasir adalah 1:3 dengan umur 7, 14, 21, dan 28 hari dengan fas 0,5. maka semakin tinggi kuat geser yang dihasilkan. Dari penelitian yang telah dilakukan, dihasilkan kuat tekan semen alternatif yang telah memenuhi persyaratan SNI 15-0301 yaitu 100 kg/cm 2. Kuat tekan maksimum dihasilkan pada komposisi 1:1 dengan umur 28 hari. Untuk semen alternatif dengan proses pembakaran 900 0 C menghasilkan kuat tekan sebesar 280,04 kg/cm2, sedangkan tanpa proses pembakaran menghasilkan kuat tekan sebesar 143,31kg/cm2. Sedangkan kuat tekan dengan menggunakan semen Portland mencapai lebih dari 400kg/cm2 dengan biaya yang lebih mahal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan semen alternatif dapat memenuhi persyaratan dan dapat digunakan untuk mengurangi biaya produksi pada industri perumahan sederhana. 11

Potensi semen alternatif dengan bahan dasar kapur padalarang dan fly ash suralaya untuk konstruksi rumah sederhana, Seminar nasional, pp. 107 129 6 Metode perbaikan tanah menggunakan bahan pozzolanik banyak dikembangkan dalam berbagai pekerjaan teknik sipil. Namum stabilisasi tanah dengan menggunakan kapur dan abu sekam padi tergolong metode yang baru. Penggunaan limbah dari berbagai produk dalam konstruksi sudah mulai diperhatikan untuk mengurangi tingginya biaya. Secara kimiawi abu sekam padi terdiri dari 82%-87% silika melebihi abu terbang. Bahan tersebut mengandung silika reaktif tinggi (SiO 2 ) sehingga cocok digunakan sebagai campuran kapurpozzolan pengganti semen portland. Banyak industri menggunakan sekam padi sebagai bahan bakar yang relatif murah sehingga produksi abu sekam padi menjadi melimpah. Penelitian ini mengkaji pemanfaatan abu sekam padi sebagai pozzolan terhadap peningkatan sifat geoteknik tanah ekspansif. Muntohar, A. S., 2002, Ultilization of uncontrolled-burnt rice husk ash in soil improvement, Dinamika Teknik Sipil Vol. 4, No. 2, pp. 100-105 Dalam penelitian ini, digunakan tanah ekspansif yang berasal dari Kasihan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengujian dilakukan secara individual atau dalam kombinasi dimana penggunaan abu sekam padi yang bervariasi 7,5%, 10%, dan 12,5 %. Sedangkan campuran kapur dari 2%, 4%, 6%, dan 10 % dari berat kering total. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa sifat geoteknik tanah dapat ditingkatkan menggunakan kapur dan abu sekam padi. Pada tanah lempung, penggunaan campuran bahan tersebut dapat mengurangi batas cair dan meningkatkan batas plastis sehingga indeks plastisitas menjadi berkurang. Dalam hal pemadatan, nilai OMC dan MDD semakin bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa abu sekam padi menyerap banyak air untuk mencapai kering maksimum. Selain itu nilai CBR juga meningkat. Campuran kapur-abu sekam padi dapat merubah perilaku tanah menjadi lebih ductile. 12

7 Limbah sekam padi sangat populer sebagai bahan campur untuk meningkatkan sifat geoteknik tanah yang bermasalah. Stabilisasi tanah dengan perkuatan serat pada akhirnya mampu meningkatkan perilaku dari tanah tersebut. Karena masih sedikitnya penelitian yang dilakukan untuk mempelajari kekuatan tarik tanah yang diperkuat serat, maka penting untuk menjadikannya bahan untuk diteliti lebih lanjut. Dalam penelitian ini digunakan berbagai variasi ukuran silinder benda uji untuk meneliti pengaruh ukuran benda uji pada kuat tarik belah tanah campuran kapur- ASP dan diperkuat limbah serat karung plastik. Muntohar, A. S., 2011, Effect of specimen size on the tensile strength behavior of the plastic waste fiber reinforced soil lime rice husk ash mixtures, civil engineering dimension, Vol. 13, No. 2, pp. 82 89 8 Adukan pasir-semen sering digunakan untuk pembuatan paving block untuk perkerasan jalan. Namun seiring berjalannya waktu, sering kali paving block mengalami kerusakan seperti retak atau pecah. Hal itu disebabkan karena adanya tegangan tarik dan desak yang berlebihan. Untuk itu dilakukan penambahan serat ijuk untuk Tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah liat yang diperoleh dari Sentolo, Yogyakarta. Campuran kapur adalah 12% dari berat kering tanah asli. Abu sekam padi yang digunakan juga 12% sehingga perbandingan kapur : ASP adalah 1:1. Sedangkan serat yang dipakai 0,2% dan 0,4% dari berat total tanah kering. Benda uji yang dibuat berukuran diameter 50mm, 70mm, dan 150mm dengan rasio tinggi L/D = 2. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat tarik belah. Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 5 buah dengan perbandingan semen : pasir yaitu 1 : 11. Setiap sampel dicampur dengan serat ijuk sebesar 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% yang diperoleh dari pangkal pelepah enau dengan panjang ± 2,5 cm. Sampel akan diuji kekuatan tarik dan desaknya, serta ketahanan terhadap beban kejut. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran diameter 70mm memiliki kekuatan maksimal dari seluruh ukuran benda uji. Meningkatkan ukuran benda uji lebih dari 70mm tidak menunjukkan perbedaan yang segnifikan terhadap kekuatan tarik benda uji. Inklusi perkuatan dengan serat 0,2% dan 0,4% mampu meningkatkan perilaku kuat tarik tanah yang stabil. Semakin besar kadar serat maka kekuatan tariknya juga semakin tinggi dan tanah menjadi semakin stabil. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa serat ijuk dapat meningkatkan kekuatan tarik dan desaknya. Peningkatan tertinggi itu terdapat pada campuran serat ijuk sebanyak 4%.dengan peningkatan kuat tarik sebesar 34,81% sedangkan peningkatan kuat desak sebesar 9,86%. Penambahan serat ijuk juga mampu meningkatkan daktalitas pada campuran pasir-semen dengan 13

meningkatkan kemampuan tarik paving block. Sarjono, W., Wahjono, A., (2008), Pengaruh penambahan serat ijuk campuran semen pasir dan aplikasinya, Jurnal Teknik Sipil, Vol. 8, pp. 159-169. 9 Limbah plastik merupakan bahan yang tidak dapat terdekomposisi oleh mikroorganisme pengurai (nonbiodegradable), sehingga penumpukannya di alam dikhawatirkan menimbulkan masalah lingkungan. Sebagai alternatif penanganan masalah sampah plastik ini adalah dengan cara daur ulang (recycle), seperti menjadi bahan plastik dalam bentuk yang lain atau dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi. Salah satu kemungkinan pemanfaatannya dalam bidang konstruksi adalah sebagai bahan campuran untuk struktur timbunan (embankment) jalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan kapur, abu sekam padi dan serat karung plastik terhadap kuat dukung tanah dan sebagai limbah untuk bahan emblankment jalan raya. Widianti, A., Hartono, E., Muntohar, A. S., 2008, Studi model embankment tanah Untuk bahan Emblankment digunakan tanah lanau dari Sentolo, kabupaten Kulon Progo, DIY dan tanah lempung dari Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Tanah tersebut dicampur dengan kapur, abu sekam padi dan serat karung plastik. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Kotak model (model box) yang terbuat dari pelat baja setebal 5 mm berukuran P = 100 cm, L = 20 cm, H = 20 cm sebagai tempat tanah dasar. 2. Cetakan dari fiber glass dengan ketebalan 5 mm untuk mencetak benda uji embankment dengan ukuran lebar puncak b 1 = 20 cm, lebar bagian bawah b 2 = 40 cm, tinggi h = 10 cm dan kemiringan lereng m = 1. 3. Alat uji beban yang terdiri dari mesin penekan dan proving ring yang memiliki kapasitas daya sebesar 5,5 ton, plat perata beban yang terbuat dari baja setebal 9 mm dan berat 3 kg, rangka beban (loading frame) yang setiap elemennya terbuat dari baja L.70.70.7 dan motor penggerak yang berfungsi membantu memerlukan 16 pululan sampai sampel pecah. Dengan demikian penambahan serat ijuk sangat berguna untuk meningkatkan performa bahan bangunan khususnya pada paving block. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kuat dukung ultimit (q u ) embankment setelah distabilisasi mengalami peningkatan sebesar 2 kali sampai dengan 111 kali dari kuat dukung ultimit embankment tanah asli. Adanya campuran tanah menggunakan kapur-abu sekam padi dan inklusi serat karung plastik dapat mengurangi penurunan vertikal embankment. Pada pembebanan 7,0 kn penurunan berkurang sebesar 2,5 % sampai dengan 65 % dari penurunan vertikal pada embankment tanah asli. Dengan demikian membuktikan bahwa Embankment tanah yang distabilisasi dengan kapur-abu sekam padi dan diperkuat dengan serat karung plastik mampu menerima beban maksimum yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan embankment tanah asli. 14

dengan campuran kapurabu sekam padi dan serat karung plastik, Dinamika Teknik Sipil, Volume 8, Nomor 2, pp. 118 126 mesin penekan melakukan penekanan ke benda uji embankment dengan transformasi penurunan 1 mm/menit. 4. Dial gauge indicator untuk mengukur penurunan vertikal (vertical displacement) akibat beban pada embankment yang dalam pembacaannya dicatat tiap penurunan 1 mm. Penelitian yang dilakukan meliputi penentuan nilai OMC dan MDD serta pembuatan benda uji, kemudian diuji sehari setelah pembuatan, sedangkan embankment yang distabilisasi diuji 14 hari setelah pembuatan. Hal ini dilakukan untuk menunggu terjadinya proses modifikasi tanah (soil modification) akibat reaksi dari bahan tambah dan tanah. Disamping itu pada umur tersebut perilaku getas akan banyak terjadi setelah proses stabilisasi. 15

LAMPIRAN 2: DIAGRAM ALIR PENELITIAN Mulai Alat: cetakan silinder, mesin uji tekan Tanah : Uji berat jenis, analisis saringan, pemadatan standar Proctor Persiapan Pengujian Bahan Pembuatan Benda Uji Perawatan Benda Uji (7 hari) Uji Tarik Belah Bahan : Pasir Kapur Abu sekam padi Serat plastik 12 sampel pasir, kapur, abu sekam padi 12 sampel pasir, kapur, abu sekam padi dan serat karung plastik 0,1% 12 sampel pasir, kapur, abu sekam padi dan serat karung plastik 0,2% Analisis Data dan Pembahasan Kesimpulan Selesai 16

LAMPIRAN 3 : KOMPOSISI CAMPURAN BENDA UJI Tabel 3.1 Komposisi Campuran Benda Uji Benda Uji Diameter (mm) 50 60 70 90 Pasir-Kapur-ASP 392,70 gr 678,58 gr 1077,57 gr 2290,22 gr Pasir 314,16 gr 542,87 gr 862,05 gr 1832,18 gr Kapur 39,27 gr 67,86 gr 107,76 gr 229,02 gr ASP 39,27 gr 67,86 gr 107,76 gr 229,02 gr Pasir-Kapur-ASP-serat 0.1% 392,70 gr 678,58 gr 1077,57 gr 2290,22 gr Pasir 313,77 gr 542,19 gr 860,98 gr 1829,89 gr Kapur 39,27 gr 67,86 gr 107,76 gr 229,02 gr ASP 39,27 gr 67,86 gr 107,76 gr 229,02 gr Serat 0,1 % 0,39 gr 0,68 gr 1,08 gr 2,29 gr Pasir-Kapur-ASP-serat 0.2% 392,70 gr 678,58 gr 1077,57 gr 2290,22 gr Pasir 313,37 gr 541,51 gr 859,90 gr 1827,60 gr Kapur 39,27 gr 67,86 gr 107,76 gr 229,02 gr ASP 39,27 gr 67,86 gr 107,76 gr 229,02 gr Serat 0,2% 0,79 gr 1,36 gr 2,16 gr 4,58 gr Berat air yang diperlukan 52,62 gr 90,93 gr 114,39 gr 306,89 gr Contoh hitungan benda uji diameter 50 mm: Dari hasil kepadatan diperoleh γ = 2,00 gr/cm 3 dan =13,4% Perhitungan komposisi berat kering campuran menggunakan rumus sesuai SNI 03-1743-1989: W total = V. γ. 1 1 4....γ. 1 Sehingga : W kering = V. γ = 1 4....γ = 1 4..5..2,00 = 392,70 gr W air = W kering. = 392,70. 13,4% = 52,62 gr Dengan : W D L = berat total tanah (gr) = diameter benda uji (cm) = tinggi benda uji (cm) = berat volume kering (gr/cm³) = kadar air optimum (%) 17

LAMPIRAN 4: DASAR PERHITUNGAN KUAT TARIK BELAH Perhitungan kuat tarik belah menggunakan rumus menurut SNI 03-2491-2002 yaitu : 2... dengan : T = kuat tarik (kpa), P max = beban maksimum (N), L = tinggi benda uji (mm), d = diameter benda uji (mm). Diambil dari rumus Tegangan : 1 2... 2... d L Dengan A = luas bidang kontak (mm) (Dimana bidang kontak adalah setengah luas selimut silinder) 18

LAMPIRAN 5: HASIL PENGUJIAN KUAT TARIK BELAH Tabel 4.1 Hasil uji kuat tarik belah campuran pasir, kapur, ASP Campuran pasir, kapur, ASP Diameter Kuat Tarik Belah (kpa) (mm) benda uji 1 benda uji 2 benda uji 3 rata-rata 50 466,03 529,90 453,22 483,05 60 690,91 604,86 393,50 563,09 70 310,31 148,32 337,93 265,52 90 93,97 342,25 295,63 243,95 Tabel 4.2 Hasil uji kuat tarik belah campuran pasir, kapur, ASP, dan serat 0,1% Campuran pasir, kapur, ASP, serat 0,1% Diameter Kuat Tarik Belah (kpa) (mm) benda uji 1 benda uji 2 benda uji 3 rata-rata 50 535,60 457,86 625,30 539,59 60 687,26 573,88 607,09 622,74 70 215,87 222,69 278,49 239,02 90 216,25 224,57 218,96 219,93 Tabel 4.3 Hasil uji kuat tarik belah campuran pasir, kapur, ASP, dan serat 0,2% Campuran pasir, kapur, ASP, serat 0,2% Diameter Kuat Tarik Belah (kpa) (mm) benda uji 1 benda uji 2 benda uji 3 rata-rata 50 675,19 628,14 478,21 593,60 60 620,76 731,13 562,94 638,28 70 264,97 305,18 565,43 378,52 90 203,79 233,90 267,40 235,03 19

LAMPIRAN 6 :FOTO BENDA UJI Gambar 5.1 benda uji diameter 50 mm campuran pasir, kapur, ASP Gambar 5.2 benda uji diameter 60 mm campuran pasir, kapur, ASP Gambar 5.3 benda uji diameter 70 mm campuran pasir, kapur, ASP Gambar 5.4 benda uji diameter 90 mm campuran pasir, kapur, ASP Gambar 5.5 benda uji diameter 50 mm campuran pasir, kapur, ASP, serat 0,1% Gambar 5.6 benda uji diameter 60 mm campuran pasir, kapur, ASP, serat 0,1% Gambar 5.7 benda uji diameter 70 mm campuran pasir, kapur, ASP, serat 0,1% Gambar 5.8 benda uji diameter 90 mm campuran pasir, kapur, ASP, serat 0,1% 20

Gambar 5.9 benda uji diameter 50 mm campuran pasir, kapur, ASP, serat 0,2% Gambar 5.10 benda uji diameter 60 mm campuran pasir, kapur, ASP, serat 0,2% Gambar 5.11 benda uji diameter 70 mm campuran pasir, kapur, ASP, serat 0,2% Gambar 5.12 benda uji diameter 90 mm campuran pasir, kapur, ASP, serat 0,2% 21