PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA GEDUNG KAMPUS STIE-IBS KEMANG Yunida Danuatmaja Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Pondasi merupakan suatu struktur bawah yang berfungsi mendistribusikan beban dari struktur atas ke dalam tanah baik dari beban secara vertikal maupun horizontal. Perencanaan pondasi yang aman sangat diperlukan karena mengingat beban dari seluruh banguna diterima langsung oleh pondasi. Dan batas keruntuhan total pada banguna secra langsung berasal atau berawal dari keadaan suatu pondasi tersebut. Dan dalam perencanaan pondasi pertimbangan yang harus diperhatikan adalah karakteristik tanah di lokasi dan beban pada struktur atas bangunannya. Jenis tanah di lokasi adalah jenis tanah kohesif yaitu lanau homogen sehingga cocok bila menggunakan pondasi tiang bor. Untuk daya dukung ujungnya menggunakan metode Vesic dan untuk daya dukung selimutnya menggunakan Lambda ( λ ). Dan untuk penurunannya menggunakan metode semi empiris serta untuk penulangan pondasi dan pile cap nya mangacu pada peraturan SK SNI T-15-1991-03. Dari hasil perhitungan pondasi tiang bor didapat bahwa diameter yang digunakan adalah 0,6 m dan 0,8 m dengan kedalaman tanah keras sedalam 19 m. Dan untuk penulangan pondasinya dengan diameter 0,6 m adalah 10D22 dengan jumlah tulangan pokok sebanyak 10 batang sedangkan diameter 0,8 m adalah 13D25 dengan jumlah tulangan pokok sebanyak 13 batang. Dan untuk tebal pile cap nya yaitu berkisar dari 800 mm sampai 900 mm, dengan diameter tulangan berkisar antara 22 mm sampai 24 mm. Kata kunci : Daya dukung, Pondasi tiang bor. PENDAHULUAN Kekuatan struktur atas suatu bangunan tidak lepas dari kekuatan struktur bawah (pondasi) yang menahan serta mendistribusikan beban bangunan yang terjadi ke dalam tanah. Untuk itu dibutuhkan suatu perencanaan yang baik, baik dari segi biaya serta keamanan dalam perencanaan struktur dengan memperhitungkan faktor-faktor dan kekuatan tanah yang terjadi dalam menghitung data-data teknis yang telah dikumpulkan di lapangan. Dalam proses pemasangan pondasi antara tanah kohesif ( lempung dan lanau ) dengan tanah non kohesif ( pasir ) mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tanah, pada tanah kohesif dengan pancang biasanya permukaan tanah sekitar tiang mengalami penaikan yang diikuti oleh konsolidasi tanah. Keadaan karakteristik tanah asli yang begitu lunak maka dalam perhitungan daya dukung ujung digunakan metode vesic, karena metode ini cocok digunakan untuk tanah lempung homogen serta metode ini tidak
dipengaruhi oleh kadar air yang tinggi yang mengakibatkan pelunakan pada tanah yang dapat mempengaruhi penurunan pada ujung tiang. Metode ini jauh lebih baik digunakan dari pada metode Mabsout yang perhitungannya dipengaruhi nilai adhesi akibat faktor kadar air tanah yang tinggi sehingga menambah pelunakan pada tanah. LANDASAN TEORI Pondasi Tiang Bor Pondasi tiang bor merupakan pondasi dengan mengebor tanah hingga mencapai kedalaman tanah keras yang telah ditentukan. Kemudian setelah selesai melakukan pengeboran maka pelaksanaan berikutnya adalah pemasangan casing sepanjang kedalaman lubang lalu penempatan tulangan kedalam lubang yang telah dibor sebelumnya. Penggunaan pondasi tiang bor ini lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan pondasi yang lainnya. Sebab pondasi dilakukan cetak ditempat. Serta tiang bor ini lebih ramah terhadap lingkungan sekitar tanpa menimbulkan kebisingan saat pemasangan pondasi, serta tidak mengganggu kestabilan tanah sekitar akibat pemasangan tiang ke dalam tanah. Daya Dukung Aksial Daya Dukung Ujung Tiang (Qp) : 1. Metode Vesic Q p = Ap x qp Ap = 2 1 4 ðd qp = [ C.N c + ór N r ] Qp = Daya dukung ujung tiang (t) A p = Luas penampang ujung tiang (m 2 ) qp = Daya dukung persatuan luas C = Nilai kohesi (t/ m 2 ) Nc = Faktor daya dukung Nq = Faktor daya dukung φ = Sudut geser tanah ( o ) γ = Berat volume (t/m3)
Tabel Faktor Daya Dukung Nc dan Nq
2. Metode Mabsout Qp = 9itCR 2 + 2itCARz Qp = Daya dukung ujung tiang (t) it = 3,14 R = Jari-jari penampang ujung tiang (m) C = Nilai kohesi (t/ m 2 ) CA = Adhesi tanah (t/ m 2 ) Z = kedalaman tiang (m) Gambar Table Nilai Adhesi Daya Dukung Selimut Tiang (Qs) 1. Metode Alpha (a) As = it x D x L f = a. Cu Qs = f. As Qs = Qs1 + Qs2 + Qs3 + Qs4 Qs = Daya dukung selimut tiang (t) f = Gesekan selimut tiang As = Luas selimut tiang (m 2 ) a = Konstanta Cu = Nilai kohesi (t/ m 2 )
Gambar 2.4 Grafik α hubungan dengan C 2. Metode Lambda (λ) Af = π x D x L σ = (γ 1) H1 Qf = λ ( σ + 2C ). Af Qf = Qf 1 + Qf 2 + Qf 3 + Qf 4 λ = Konstanta σ = Tegangan vertical efektif rata-rata (t/m 2 ) C = Nilai kohesi (t/ m 2 ) Af = Luas selimut tiang (m 2 )
Gambar Koefisien λ Daya Dukung Ultimit Tiang Tunggal (Qu) Qu = Qp + Qs Qu = Daya dukung ultimit (t) Qp = Daya dukung ujung tiang (t) Qs = Daya dukung selimut tiang (t) Daya Dukung Ijin (Qijin) Qa = Q u F.K atau Qp Qs Qa= + FK 1 FK 2 Qa = Daya dukung ijin (t) Qu = Daya dukung ultimit tiang tunggal (t) FK = Faktor Keamanan
Tabel Faktor Keamanan untuk Pondasi Tiang Qijin Jumlah Tiang P n = n = Jumlah tiang P = Beban tiap kolom (t) Qijin = Daya dukung ijin (t)
Daya Dukung Kelompok Tiang (ΣQu) Gambar 2.6 Kelompok Tiang sebagai Pondasi Blok 1. Tentukan jumlah total kapasitas kelompok tiang ΣQu = m. n(qp + Qs) m = Jumlah baris tiang n = Jumlah tiang dalam satu baris Qp = Daya dukung ujung tiang (t) Qs = Daya dukung selimut tiang (t) 2. Tentukan daya dukung blok berukuran L x Bg x D ΣQu = L g. B g. q. N q + Σ[2(L g + B g )C. L L g = Panjang blok (m) B g = Lebar blok (m) P = Keliling (m) L = Panjang segmen tiang (m) Nq = Faktor daya dukung C = Nilai kohesi (t/ m2)
Efisiensi Kelompok Tiang (Eg) E g Qu n Qu. ΣQu = Daya dukung kelompok tiang (m) n = Jumlah tiang Qu = Daya dukung tiang tunggal Gambar Efisiensi kelompok tiang pada tanah non kohesif dari uji model tiang pada beban vertikal. Daya Dukung dengan Standard Penetration Test ( SPT ) Daya Dukung Ujung Tiang - Metode Briaud A e = ð 2 ( ) B 4 ql e = 19,7. σ r. (N60) 0,36 P l e = q e. A e A s = Luas penampang tiang ( m 2 ) ql e = Daya dukung perlawanan tanah (kg/m 2 )
P l e = Daya dukung ujung ( t ) Daya Dukung Selimut Tiang - Metode Briaud A s = π (B).(D) N 60 = segmen segmenn jumlahsegmen SPT f s = 0,224. σ r. (N60) 0,29 P s = f s. A s A s = Luas selimut tiang ( m 2 ) f s = Daya dukung perlawanan tanah (kg/m 2 ) P s = Daya dukung selimut tiang ( t ) Daya Dukung Ijin P P s l + e F P l e = Daya dukung ujung ( t ) P s = Daya dukung selimut ( t ) F = Faktor keamanan ( 3,3 ) P a Daya Dukung dengan Cone Penetration Test ( CPT ) Daya Dukung Ujung Tiang - Metode Vesic q c Pu = C u. N c = q c. Ab + 2fs. A s q c = tekanan konus pada ijing tiang ( t/m 2 ) fs = tahanan friksi rata-rata sepanjang tiang (t/m 2 ) Ab = Luas ujung tiang ( m 2 ) A s = Luas selimut tiang (m 2 ) Pu = Daya dukung ultimit ( t )
PENURUNAN PONDASI / ( SETTLEMENT ) Penurunan Pondasi Tiang Tunggal 1). Metode Semi Empiris S = S s + Sp + Sps S = Penurunan total pondasi tiang tunggal (m) S s = Penurunan akibat deformasi axial tiang tunggal (m) S p = Penurunan akibat beban pada ujung tiang (m) Sps = Penurunan akibat beban pada sepanjang tiang (m) Penurunan akibat deformasi axial tiang tunggal : S s = ( ) Qp + α. Qs xl ApxEp Q p = Daya dukung ujung tiang (kn) Q s = Daya dukung selimut tiang (kn) α = Koefisien yang bergantung pada distribusi gesekan selimut sepanjang pondasi tiang L = Panjang tiang (m) Ap = Luas penampang (m) E p = Modolus elastis tiang (kn/m 2 ) Menurut Vesic (1977) menyarankan α = 0,5 untuk distribusi gesekan seragam atau parabolik sepanjang tiang sedangkan untuk distribusi berbentuk segitiga nilai α = 0,33. Penurunan Akibat Beban pada Ujung Tiang : Sp = CpxQp Dxq p C p = Koefisien empiris Vesic Qp = Perlawanan ujung di bawah beban kerja atau beban ujung yang diijinkan qp = Daya dukung berat ujung tiang (kn/m 2 ) D = Diameter tiang pancang (m) Tabel 2.3 Nilai Koefisien Cp Jenis Tanah Tiang Pancang Tiang Bor Pasir 0,02-0,04 0,09-0,18 Lempung 0,02-0,03 0,03-0,06 Lanau 0,03-0,05 0,09-0,12 Sumber : Manual Pondasi Tiang
Penurunan Akibat Beban pada Sepanjang Tiang : Sps = Qws Iws = 2 + D x PxLEs 1 0,3 5 x ( v ) 2 s L D Iws Dimana: Qws = Kapasitas selimut tiang (kn) P = Keliling tiang (m) L = Panjang tiang (m) v s = Angka poisson tanah E s = Modulus elastis tanah (kn/m 2 ) Iws = Faktor pengaruh D = Diameter tiang (m) Tabel 2.4 Angka Poison (pt) Jenis Tanah µ Lempung jenuh 0,4-0,5 Lempung tak jenuh 0,1-0,3 Lempung berpasir 0,2-0,3 Lanau 0,3-0,35 Pasir padat 0,2-0,4 Pasir kasar (angka pori, e = 0,4-0,7) 0,15 Pasir halus (angka pori, e = 0,4-0,7) 0,25 Batu (tergantung dari jenisnya) 0,1-0,4 Loess 0,1-0,3 Sumber : Bowles, 1968 Tabel 2.5 Modulus Elastis Tanah (E s ) Jenis Tanah E s (kn/m 2 ) Lempung Sangat lunak 300-3000 Lunak 2000-4000 Sedang 4500-9000 Keras 7000-20000 Berpasir 30000-42500 Pasir Berlanau 5000-20000 Tidak padat 10000-25000 Padat 50000-100000 Pasir dan kerikil
Padat 80000-200000 Tidak padat 50000-140000 Lanau 2000-20000 Loess 15000-60000 Serpih 140000-1400000 Sumber : Bowles, 1977 Penurunan Pondasi Kelompok Tiang pada Tanah Lempung Rumus perhitungan penurunan tiang kelompok : Sg = S Bg D S = Penurunan tiang tunggal (m) Bg = Lebar kelompok tiang (m) D = Diameter pondasi (m) DAYA DUKUNG LATERAL / HORIZONTAL T = 5 EI ηh E = Modulus tiang I = Momen Inersia tiang ηh = Modulus variasi = 3,5 7 kg/cm 3 Untuk tanah lempung terkonsolidasi normal harga ηh = 3,5 7 kg/cm 3 Daya Dukung Lateral pada Tiang Tunggal K N ExI p p N xl 5 h E p = Modulus tiang Ip = Momen inersia tiang
L = Panjang tiang ( m ) H ρ = 2 F xi N xl h ' ñ. F ρf = Defleksi di kepala tiang ( 6,25 x 10-3 ) H = Beban lateral kepala tiang ( t ) I ρf = Faktor pengaruh elastis yang mempengaruhi defleksi akibat beban horizontal dan momen Gambar Faktor pengaruh I ρf Floating Pile dengan kepala tiang terjepit
Gambar Momen maksimum pada kepala tiang bebas berdasarkan asumsi modulus tanah. Rumus yang digunakan untuk mendapatkan momen maksimum tiang terjadi pada tiang adalah : MF = Y. H. L MF = Momen yang terjadi untuk kondisi kepala tiang terjepit ( tm ) Y = Konstanta yang didapat dari gambar 3.1 Daya Dukung Lateral Kelompok Tiang Pondasi Gaya horisontal total dalam grup dirumuskan sebagai berikut : n H G = = j 1 H j HG = Gaya horisontal grup tiang ( t ) Hj = Beban lateral pada tiang j ( t ) n = Jumlah tiang
Gambar Jenis-jenis Kolom PENENTUAN DIMENSI dan TULANGAN PILE CAP Pile cap adalah suatu struktur penutup kepala tiang yang berfungsi pengikat kelompok tiang pondasi. Disini tulangan dari pondasi akan disambung atau diikat langsung kepada tulangan pile cap. Ini bertujuan agar penerimaan beban atau pendistribusian beban dari struktur atas diterima secara merata oleh pondasi. Untuk itu perencanaan perhitungan penulangan pile cap berdasarkan kepada peraturan SK SNI T-15-1991-03. V u = n. Q ijin b o =2.((b+h)+(2.d )).. 1 2 V f c b o d c '.. φ φ = + β 1. 6 c σ g r m a k s = + A W V u u p M 1 2 M u =. w. u l 2 M n M u φ 0,85. â1. ρ b f f = f ' 600
+ y y c. 600
ρ m a k s = 0, 7 5. ñ b R ρ m i n = n = n 2 b 1,4 f y M m =.d f y 0,85.f c ' 2 2. ρ y f y θ f. m f y R n. A s = ρ. b. d m. f y α = A s.f y 0,85. f c '. b M n A s f y a 2 d =. 2. METODE PERENCANAAN Pada tahapan perencanaan manual berisikan tentang alir dari langkah-langkah dalam perencanaan pondasi. Langkah-langkah tersebut berupa diagram alir yang menggambarkan tingkatan dalam proses pengerjaan baik secara umum yaitu berupa perencanaan pondasi sedangkan secara khusus berupa perencanaan tulangan pondasi dan tulangan pile cap. Pengerjaan secara umum tersebut berupa langkah-langkah proses perencanaan pondasi secara keseluruhan yaitu mulai dari menghitung daya dukung ujung tiang dengan metode Vesic, metode Lambda ( λ ) untuk menghitung selimut tiang, serta menghitung daya dukung dengan SPT yaitu daya dukung ujung dan selimut dengan metode Briaud dan CPT dengan metode Vesic dalam mencari daya dukung ujung. Kemudian menghitung penurunannya dengan menggunakan metode Semi Empiris dalam mencari tiang tunggal maupun kelompok tiang. Serta dalam menghitung daya dukung lateral menggunakan metode Poulos, baik untuk tiang tunggal maupun kelompok tiang.
Mulai Pengumpulan data : 1. atas Data struktur 2. Data tanah Perhitungan perencanaan pondasi Beban Vertikal Beban Horizontal Daya dukung tiang Penurunan tiang Poulos Daya dukung ujung tiang Daya dukung selimut tiang Tiang tunggal Kelompok tiang Vesic Mabsout Alpha ( α ) Lambda ( λ ) Semi Empiris Penulangan tiang Penulangan pile cap Perbandingan Anggaran Biaya Selesai Gambar Diagram Alir Perencanaan Pondasi
Untuk bentuk diagram alir perencanaan tulangan pondasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar Diagram Alir Perencanaan Tulangan Tarik Pondasi Perencanaan tulangan geser pondasi dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini : Gambar Diagram Alir Perencanaan Tulangan Geser Pondasi
Mulai Menghitung Vu Menghitung tebal pile cap (d) Yes Ø Vc > Vu Tebal pile cap dapat digunakan Menghitung tegangan tanah yang terjadi akibat Vu dan Mu Momen pondasi pada potongan 1 & 2 Menghitung nilai ρbalance, ρmaks, ρmins dan ρ pada potongan 1 dan 2 Menghitung luas tulangan yang dibutuhkan (A g ) pada potongan 1 dan 2 Menghitung lengan momen dalam (a) pada potongan 1 dan 2 Menghitung momen nominal (Mn2) pada potongan 1 & 2 Mn1 < Mn2 Yes Selesai Gambar Diagram Alir Perencanaan Tebal dan Tulangan Pile cap
DATA PERENCANAAN Bangunan 1 ( 4 Lantai ) Per Kolom Beban per titik ( T ) Per Kolom Beban per titik ( T ) D - 3 50,97 J - 2 157,32 D - 4 84,51 J - 4 167,58 D - 5 121,16 J - 5 112,75 D - 6 79,95 L - 1 105,52 E - 6 122,58 L - 2 165,66 F - 1 64,64 L - 4 165,32 F - 2 95,66 L - 5 105,57 F - 3 96,36 M - 1 100,55 F - 4 133,94 M - 2 176,46 F 5 199,25 M - 4 176,68 G - 6 71,33 M - 5 100,92 H - 1 98,99 N - 1 65,51 H - 2 163,45 N - 2 106,28 H - 4 154,39 N - 4 106,31 H - 5 127,26 N - 5 65,50 J - 1 105,11 Bangunan 2 ( 3 Lantai ) Per Kolom Beban per titik ( T ) Per Kolom Beban per titik ( T ) A - 7 27,19 E - 8 179,56 A - 8 23,92 E - 9 229,68 A - 9 24,12 E - 10 242,33 A - 10 23,21 E - 11 119,26 B - 7 55,83 E - 12 88,87 B - 8 143,44 E - 13 58,31 B - 9 136,60 G - 7 82,70 B - 10 134,26 G - 8 138,05 B - 11 71,10 G - 11 87,67 B - 12 62,25 I - 7 69,78 B - 13 52,91 I - 8 111,25 C - 7 57,43 I - 9 229,02 C - 8 57,65 I - 10 263,39 C - 9 55,20 I - 11 88,76
C - 10 56,30 K - 7 55,17 C - 11 52,27 K - 8 86,14 C - 12 43,58 K - 9 88,26 C - 13 51,74 K - 10 104,04 E - 7 84,84 K - 11 84,24 0,00 4,80 m m Lempung Coklat Kemerahan y = 1,71 t/m 3 q = 30 C = 0,25 kg/cm 2 5,00 m Lempung Merah Ke abu-abuan y = 1,58 t/m 3 q = 32 C = 0,22 kg/cm 2 11,00 m Lanau Coklat Ke abu-abuan y = 1,43 t/m 3 q = 13 C = 0,11 kg/cm 2 16,80 28,00 m 19,1 m Tanah Keras Sondir qc>100 kg/cm2 m Tanah Keras Boring NSPT>30 27 m 2 1 19,6 m m Lanau Coklat Ke abu-abuan 16,8 m y = 1,43 t/m 3 q = 13 C = 0,11 kg/cm 2 19 m 17,4 m Lapisan Tanah Keras Sondir dan Boring 20 20 m 35 30 30 3 m Gambar Penampang Lapisan Tanah
Tabel Hasil Uji Laboratorium BH2 Jenis Uji Simbol 1,50-2,00 5,50-6,00 11,50-12,00 INDEX PROPERTES ATTERBERG BUTIRAN (%) TRIAXIAL TES CONSOLIDASI W % 48,00 52,00 76,4 1 γ t/m 3 1,71 1,58 1,43 e 1,27 1,49 2,24 Gs 2,62 2,59 2,63 LL % 119 115,38 143,12 PI % 76,86 67,43 85,03 Kr % 0 0 0 Ps % 2 1 3 Ln % 58 59 80 Lm % 40 40 17 C kg/cm 2 0,25 0,22 0,11 φ 30 32 13 Cc 0,33 0,66 0,64 Pc kg/cm 2 1,25 1,35 1,50 Cv cm/det 2 1,41 x 10-3 4,47 x 10-3 1,68 x 10-3 PERHITUNGAN DATA Tabel Daya Dukung Ultimit Tiang Tunggal untuk Diameter 0,6 m Qp (t) Qs (t) Vesic Mabsout 11,33 22,38 Alpha (α) Lapis 1 23,55 Lapis 2 24,87 Lapis 3 12,02 Lapis 4 23,21 ΣQs = 83,65 94,98 106,03 Lambda (λ)
Lapis 1 26,58 Lapis 2 41,35 Lapis 3 41,01 Lapis 4 83,76 ΣQs = 192,7 204,03 215,08 Tabel 5.7 Daya Dukung Ultimit Tiang Tunggal untuk Diameter 0,8 m Qs (t) Qp (t) Vesic Mabsout 20,14 31,08 Alpha (α) Lapis 1 3 1,40 Lapis 2 33,16 Lapis 3 16,03 Lapis 4 30,95 ΣQs = 111,54 131,68 142,62 Lambda (λ) Lapis 1 35,44 Lapis 2 55,13 Lapis 3 54,66 Lapis 4 111,67 ΣQs = 256,9 277,04 287,98
Tabel Daya Dukung Izin Tiang untuk Diameter 0,6 m Qs (t) Daya dukung ultimit (t) Daya dukung izin (t) FK Qp (t) Vesic Mabsout Vesic Mabsout Alpha (α) 94,98 106,03 3,3 28,78 32,13 Lambda (λ) 204,03 215,08 3,3 61,83 65,18 Tabel Daya Dukung Izin Tiang untuk Diameter 0,8 m Qs (t) Daya dukung ultimit (t) Daya dukung izin (t) FK Qp (t) Vesic Mabsout Vesic Mabsout Alpha (α) 131,68 142,62 3,3 39,90 43,22 Lambda (λ) 277,04 287,98 3,3 83,95 87,27
Tabel Efisiensi Kelompok Tiang No. Dimensi (m) Jumlah tiang Efisiensi kelompok tiang 2 1 1. 0,6 3 1,5 4 2 2 1 2. 0,8 3 1,5 4 2 PENURUNAN PONDASI / ( SETTLEMENT ) Tabel Penurunan Tiang Tunggal No. Diameter Jumlah Tiang S ( m ) 1. 0,6 1 0,0158 2. 0,8 1 0,0191 Tabel Penurunan Kelompok Tiang No. Diameter Jumlah Tiang Bg S g 1 2 1,2 0,0224 2 0,6 3 1,2 0,0224 3 4 2,4 0,0317 1 2 1,6 0,0270 2 0.8 3 1,6 0,0270 3 4 3,2 0,0382
Tabel Daya Dukung Lateral pada Kelompok Tiang No. Diameter ( m ) Jumlah Tiang 1. 0,6 2. 0,8 Daya dukung lateral kelompok tiang ( t ) 2 3,3426 3 5,0139 4 6,6852 2 3,8568 3 5,7852 4 7,7136 ES TIMA SI BIAYA PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR / BORED PILE No. Tabel Estimasi Biaya untuk Pondasi Diameter 0,6 m JENIS PEKERJAAN SAT KOEFISIE N HARGA SATUA N Rp. JUMLAH Rp. 1. Pengeboran D 60 cm / m Bored Pile a. Alat bantu Crawler Crane Jam 0,130 19.0000 24.700 Mesin Bor Jam 0,130 16.0000 20.800 b. Upah pasang Tukang Gali Tanah Org/Ja m 0,160 60.000 9.600 Mandor Org/Ja m 0,008 65.000 520 Operator Alat Org/Ja m 0,53 3 10700 5.703 c. Lain-lain Oli + Solar Jam 1,000 13.500 13.500 Alat Bantu Jam 0,220 45.500 10.010 Jumlah x 74 hari 6.277.649 2. Beton Readymix D60cm/m3, Bored Pile a. Bahan Beton Readymix K-400 m3 9,546 66.5000 6.347.824 Jumlah x 148 tiang 939.477.952
b. Upah pasang Tukang Batu Halus Mandor Org/Ja m Org/Ja m 0,425 55.000 23.375 0,021 65.000 1.365 c. Lain-lain Pipa Tremi + Casing Pelindung Jam 1,000 12.500 12500 Jumlah x 74 hari 2.755.760 3. Pembesian Bored pile /kg a. Bahan Besi beton ulir kg 1,000 8.500 8.500 Kawat beton kg 1,000 180 180 Kawat las kg 1,000 50 50 Kawat gantung kg 1,000 400 400 Jumlah x 567 kg x 148 766.153.080 b. Upah pasang Tukang Besi Org/Ja m 0,005 55.000 275 c. Lain-lain Alat Bantu Jam 1,000 100 100 Jumlah x 74 hari 24.750 Sub Total 1.714.689.191 2. ( Untuk Diameter 0,8 m) Tabel Estimasi Biaya untuk Pondasi Diameter 0,8 m No. JENIS PEKERJAAN SAT KOEFISIEN HARGA SATUAN Rp. JUMLAH Rp. 1. Pengeboran D 80 cm / m Bored Pile a. Alat bantu Crawler Crane Jam 0,130 190.000 24.700 Mesin Bor Jam 0,130 160.000 20.800 b. Upah pasang Tukang Gali Tanah Org/Jam 0,160 60.000 9.600 Mandor Org/Jam 0,008 65.000 520 Operator Alat Org/Jam 0,533 10.700 5.703,10
c. Lain-lain Oli + Solar Jam 1,000 14.000 14.000 Alat Bantu Jam 0,220 46.870 10.3 11,40 Jumlah x 61 hari 5.223.704,50 2. Beton Readymix D60cm/m3, Bored Pile a. Bahan Beton Readymix K-400 m3 9,546 665.000 6.347.824 Jumlah x 122 tiang 774.434.528 b. Upah pasang Tukang Batu Halus Org/Jam 0,425 55.000 23.375 Mandor Org/Jam 0,021 65.000 1.365 c. Lain-lain Pipa Tremi + Casing Pelindung Jam 1,000 12.500 12.500 Jumlah x 61 hari 2.271.640 3. Pembesian Bored pile /kg a. Bahan Besi beton ulir kg 1,000 8.500 8.500 Kawat beton kg 1,000 180 180 Kawat las kg 1,000 50 50 Kawat gantung kg 1,000 400 400 Jumlah x 951,6 kg x 122 tiang 1.059.949.176 b. Upah pasang Tukang Besi Org/Jam 0,005 55.000 275 c. Lain-lain Alat Bantu Jam 1,000 100 100 Jumlah x 74 hari 24.750 Sub Total 1.841.903.799 KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil perancangan dan perhitungan pondasi yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Dari hasil perhitungan penulangan pondasi dengan diameter pondasi sebesar 0,6 m dan 0,8 m didapat bahwa tulangan pokok yang digunakan untuk diameter 0,6 m adalah 10D22 dengan jumlah tulangan sebanyak 1480 batang, lebih sedikit dibandingkan dengan tulangan pokok pada pondasi dengan diameter 0,8 m dengan tulangan 13D25 sebanyak 1586 batang. Dengan selisih jumlah tulangan sebanyak 106 buah atau sebesar 6,68 % dari jumlah tulangan pokok pada diameter 0,8 m. 2. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah tiang pondasi, didapat bahwa jumlah tiang pondasi dengan diameter 0,6 m yaitu sebanyak 148 tiang, lebih banyak dari pondasi yang menggunakan diameter 0,8 m dengan jumlah tiang sebanyak 122 tiang. Dengan selisih jumlah tiang sebanyak 26 tiang atau sebesar 17,57 % dari jumlah tiang dengan diameter 0,6 m. 3. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pondasi dengan diameter 0,6 m dengan jumlah tiang sebanyak 148 buah sebesar Rp 1.714.689.191 lebih sedikit dibandingkan dengan biaya untuk pembuatan pondasi dengan diameter 0,8 m dengan jumlah tiang sebanyak 122 buah sebesar Rp 1.841.903.799. Namun biaya pembuatan pondasi kedua diameter tersebut yaitu diameter 0,6 m dan 0,8 m lebih besar dibandingkan dengan biaya sebenarnya pada proyek di lapangan yaitu dengan dimensi pondasi 0,30 m x 0,30 m dengan jumlah tiang sebanyak 228 buah sebesar Rp 1.320.983.337, dengan selisih sebesar Rp 393.705.854 atau 22,96 % dari biaya pembuatan pondasi dengan diameter 0,6 m dan sebesar Rp 350.433.799 atau 19,03 % dari biaya pembuatan pondasi dengan diameter 0,8 m. 4. Berdasarkan hasil perhitungan manual digunakan daya dukung ujung terkecil yaitu dengan metode Vesic karena Vesic menyatakan bahwa pada daya dukung selimut
atau daya dukung ujung seharusnya nilai yang dihasilkan tidak mesti bertambah bila kedalaman pondasi bertambah. Ini bertolak belakang dengan metode Mabsout bahwa nilai daya dukung ujung bergantung pada kedalaman tanah keras atau kedalaman pondasi. Serta data yang digunakan pada vesic hanya menggunakan data hasil uji laboratorium dan tanah yang digunakan adalah jenis tanah lempung yang homogen. SARAN 1. Berdasarkan perancangan dan perhitungan pondasi, sebaiknya sebelum melakukan perencanaan pondasi harus memperhatikan keadaan karakteristik tanah sekitar. Sehingga dapat diketahui metode dan jenis pondasi yang tepat untuk dapat digunakan dalam pelaksanaan di lapangan. 2. Selain itu yang terpenting harus memperhatikan optimasi biaya yang digunakan sehingga anggaran biaya yang digunakan dapat dipakai seefisien mungkin dan tepat dengan tidak mengabaikan sisi keamanannya.