I. Pendahuluan. 1 Makalah disampaikan pada Diskusi Litbang Anatomi Kayu Indonesia, Pusat Penelitian dan

dokumen-dokumen yang mirip
KAYU JUVENIL (JUVENILE WOOD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. organisme hidup yaitu tumbuhan (Praptoyo, 2010). Kayu termasuk salah satu hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini kebutuhan kayu di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan

[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012

C10. Oleh : Titik Sundari 1), Burhanuddin Siagian 2), Widyanto D.N. 2) 1) Alumni Fakultas Kehutanan UGM, 2) Staf Pengajar Fakultas Kehutanan UGM

PENGARUH PERBEDAAN UMUR DAN BAGIAN BATANG KAYU AKASIA (Acacia auriculiformis A. Cunn. ex. Benth) SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN KERAJINAN INTISARI

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Tujuan Penelitian... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3

HUTAN TANAMAN INDUSTRI DAN KUALITAS KAYU YANG DIHASILKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setempat serta keadaan ekologis berbeda dengan di luarnya (Spurr 1973).

VARIASI SIFAT ANATOMI KAYU SENGON (Paraserienthes falcataria (L) Nielsen) DARI 2 JENIS PERMUDAAN YANG BERBEDA

Variasi Aksial dan Radial Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) yang Tumbuh di Kabupaten Sleman

RIAP POHON JENIS DAUN JARUM DAN POHON JENIS DAUN LEBAR MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara I.

TINJAUAN SINGKAT PENELITIAN ANATOMI KAYU DI PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. Oleh : RUDI HARTONO

SIFAT MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS KAYU MERANTI MERAH

TINJAUAN SINGKAT PENELITIAN ANATOMI KAYU di FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

PERENCANAAN STRUKTUR KAYU

VARIASI SIFAT ANATOMI KAYU MERANTI MERAH (Shorea leprosula) PADA 3 KLAS DIAMETER YANG BERBEDA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.33/Menhut-II/2007

DAFTAR PUSTAKA. Adan, I. U Membuat Briket Bioarang. Kanisius. Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONTRAK PERKULIAHAN ANALISIS INSTRUKSIONAL GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN SATUAN ACARA PENGAJARAN KISI-KISI TES/CONTOH SOAL UJIAN

BAB I PENDAHULUAN. kering tidak lebih dari 6 bulan (Harwood et al., 1997). E. pellita memiliki

Toleransi di bidang kehutanan berbeda dengan toleransi secara umum. Toleransi secara umum mengacu khusus pada ketahanan terhadap stres lingkungan

PERTUMBUHAN TINGGI AWAL TIGA JENIS POHON MERANTI MERAH DI AREAL PT SARPATIM KALIMANTAN TENGAH

DIMENSI SERAT DAN PROPORSI SEL PER LINGKARAN TUMBUH KAYU SUNGKAI (Peronema canescens Jack) DARI KULON PROGO, YOGYAKARTA

Oleh : Mohammad Na iem. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

KERAGAMAN PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) PADA BERBAGAI TAPAK

Seminar Nasional XVIII MAPEKI

PENDAHULUAN. dengan yang lainnya tidak terpisahkan (Awang, 2002). kehutanan Indonesia adalah membagi lahan hutan kedalam pengelolaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. umumnya disebabkan oleh beberapa hal seperti berkurangnya luas kawasan hutan

TINJAUAN SINGKAT PENELITIAN ANATOMI KAYU DI FAKULTAS KEHUTANAN, UNIVERSITAS HASANUDDIN, MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan target luas lahan yang ditanam sebesar hektar (Atmosuseno,

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan akan banyak terjadi peristiwa yang bisa dialami oleh pohon yang

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : SIFAT DAN BAGAN PENGERINGAN SEPULUH JENIS KAYU HUTAN RAKYAT UNTUK BAHAN BAKU MEBEL

JENIS-JENIS TUMBUHAN YANG DIMANFAATKAN UNTUK PEMBUATAN PERAHU TRADISIONAL OLEH NELAYAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

SIFAT ANATOMI BAMBU AMPEL (Bambusa vulgaris Schrad.) PADA ARAH AKSIALDAN RADIAL

KARAKTERISTIK BIOMASA KOMPONEN POHON JATI DARI HUTAN RAKYAT DI GUNUNG KIDUL

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN UMUR BAMBU TERHADAP KUALITASNYA SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN KERAJINAN

TINJAUAN SINGKAT KEGIATAN PENELITIAN ANATOMI KAYU DI IPB 1)

Tugas Makala Agroforestry. Oleh (A ) SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis kayu keras tropis yang paling berharga di pasar

Yusanto Nugroho Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat

TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI

JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN

KAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG

UJI PROVENANSI EBONI (Diospyros celebica Bakh) FASE ANAKAN

PENYIAPAN BENIH UNGGUL UNTUK HUTAN BERKUALITAS 1

BAB I. PENDAHULUAN. daerah tropis sebagai hutan tanaman. Di Indonesia saat ini spesies ini

IDENTIFIKASI FUNGI PADA PEMBIBITAN JABON (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) di SAMPALI MEDAN SKRIPSI

PERBANDINGAN SIFAT ANATOMI KAYU TUSAM (Pinus merkusii) ALAMI DAN TANAMAN

RPI 7 : PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN

24 Media Bina Ilmiah ISSN No

VARIASI KADAR ABU DALAM TERAS LUAR KAYU JATI

C11. SIFAT PEREKATAN KAYU AKASIA FORMIS (Acacia auriculiformis) DARI HUTAN RAKYAT PADA VARIASI ARAH AKSIAL, RADIAL DAN UMUR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERLUNYA SISTEM PERBENIHAN TANAMAN HUTAN YANG BAIK UNTUK MENDUKUNG SUKSESNYA PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN, REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN

DAFTAR PUSTAKA. Borror Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi VI. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH

ARANG HAYATI DAN TURUNANNYA SEBAGAI STIMULAN PERTUMBUHAN JABON DAN SENGON

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit memiliki umur ekonomis 25 tahun, setelah umur 26 tahun

JURNAL. Perbenihan Tanaman Hutan ISSN Vol. 1 No. 1, Agustus Tahun 2013

KARAKTERISTIK STRUKTUR NANO DINDING SEL DAN KAITANNYA DENGAN SIFAT-SIFAT KAYU (STUDI KASUS KAYU JATI KLON UMUR 7 TAHUN) ANDI DETTI YUNIANTI

IDENTIFIKASI SEMAI HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) MENGGUNAKAN PENANDA MORFOLOGI TAKSONOMI DAUN

BAB I PENDAHULUAN. pertukangan dan termasuk kelas kuat dan awet II (Martawijaya et al., 1981). sebagai pilihan utama (Sukmadjaja dan Mariska, 2003).

PENGARUH METODE PENGERINGAN DAN TEBAL KAYU TERHADAP KECEPATAN DAN CACAT PENGERINGAN KAYU TUSAM.

RESTORASI EKOSISTEM AREAL HUTAN DAN LAHAN BEKAS KEBAKARAN DI INDONESIA 1) Oleh : Prof. Dr. Ir. Andry Indrawan, MS 2)

Strategi Pemuliaan Akasia Hibrida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERBEDAAN TEMPAT TUMBUH TERHADAP VARIASI SIFAT. ANATOMI BAMBU WULUNG (Gigantochloa atroviolaceae) PADA KEDUDUKAN AKSIAL

Judul Penelitian : Kebijakan pengelolaan Cagar Alam Gunung Celering Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah

Jenis prioritas Mendukung Keunggulan lokal/daerah

BAB I PENDAHULUAN. dapat disediakan dari hutan alam semakin berkurang. Saat ini kebutuhan kayu

EFISIENSI PEMASARAN KAYU JABON (Anthocephalus cadamba) (STUDI KASUS HASIL HUTAN RAKYAT DESA WAMBULU KECAMATAN KAPONTORI)

BAB I PENDAHULUAN. Industri pengolahan kayu yang semakin berkembang menyebabkan

APLIKASI PENGGUNAAN BEBERAPA AKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN SENGON (Paraserianthes falcataria), AKASIA (Acacia mangium), DAN SUREN (Toona sureni)

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CURRICULUM VITAE. : Penata Tk. I / III/d / 1 Oktober 2000

PELUANG BENUANG BINI (Octomeles sumatrana Miq) SEBAGAI BAHAN BAKU PULP

BAB I PENDAHULUAN. Sengon atau dengan nama ilmiah Falcataria moluccana (Miq.) Barneby &

-1 DUA,.( KESATU. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN BENIH TANAMAN HUTAN

DAFTAR PUSTAKA

Kenapa Perlu Menggunakan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Teknik Silvikultur Intensif (Silin) pada IUPHHK HA /HPH. Oleh : PT.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Hutan Gaharu (Aquilaria malaccensis) pohon Aquilaria yang sangat berharga terutama karena wangi, dapat digunakan

Karlinasari et al. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan 2(1): (2009)

PROSPEK PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA *) Prof. Dr. Mohammad Na iem Fakultas Kehutanan UGM

Penyiapan Benih Unggul Untuk Hutan Berkualitas 1

SINTESA HASIL PENELITIAN BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI SERAT TANAMAN HUTAN

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : KAJIAN POTENSI KAYU PERTUKANGAN DARI HUTAN RAKYAT PADA BEBERAPA KABUPATEN DI JAWA BARAT

SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU JATI UNGGUL MEGA DAN KAYU JATI KONVENSIONAL YANG DITANAM DI HUTAN PENDIDIKAN WANAGAMA, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

Kualitas Kayu Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) Hasil Budi Daya. (Wood Quality of Cultivated Red Meranti (Shorea leprosula Miq.

KOMPOSISI EKSTRAKTIF PADA KAYU JATI JUVENIL

Yayat Hidayat, Ir. MSi Sopandi Sunarya, Ir. MSi Susana P. Dewi, Ir. MSi Alimudin Yusuf, Ir. MP

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah Pilihan : Ilmu Kayu Kode MK/SKS :

I. PENDAHULUAN. pemanasan global antara lain naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terutama Hutan Tanaman Industri (HTI). jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing) dari suku Dipterocarpaceae

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. karbon dalam jumlah besar. Akumulasi karbon di atmosfer bumi menyebabkan

Transkripsi:

TINJAUAN SINGKAT PENELITIAN ANATOMI KAYU DI FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 1 Oleh: Dr. Widyanto Dwi Nugroho, S.Hut., M.Agr.Sc. 2 I. Pendahuluan Fakultas Kehutanan pada awalnya merupakan bagian dari Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Melalui Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan tertanggal 24 Agustus 1963, Bagian Kehutanan dipisahkan dari Fakultas Pertanian dan Kehutanan menjadi fakultas yang berdiri sendiri terhitung mulai 17 Agustus 1963. Dengan Surat Keputusan tersebut, Fakultas Pertanian dan Kehutanan UGM dipisahkan menjadi Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Fakultas Kehutanan. Pada awal perjalananya, Fakultas Kehutanan memiliki Jurusan Ekonomi Perusahaan Hutan, Pembinaan Hutan, dan Teknologi Hasil Hutan. Ketua Jurusan Teknologi Hasil Hutan dirangkap oleh Soenardi, B.Sc.F. Dalam pembinaan dan pengembangan ilmu, tiap jurusan dibentuk seksi. Jurusan Teknologi Hasil Hutan mempunyai Seksi Sifat sifat Kayu, Seksi Pengeringan dan Pengawetan Kayu, dan Seksi Pengolahan Hasil Hutan. Aktifitas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terkait dengan bidang anatomi kayu mulai dilakukan di seksi sifat-sifat kayu. Aktifitas tersebut dimulai dengan memprioritaskan kegiatan pembelajaran, antara lain menyusun modul, bahan ajar maupun penyiapan sarana dan prasarana praktikum struktur dan sifat kayu (Soenardi, 2013). Pada saat ini, Teknologi Hasil Hutan menjadi bagian/minat pada Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Bagian Teknologi Hasil Hutan memiliki 6 laboratorium yaitu: 1. Laboratorium Struktur dan Sifat Kayu 2. Laboratorium Kimia dan Serat Kayu. 3. Laboratorium Pengeringan dan Pengawetan Kayu. 1 Makalah disampaikan pada Diskusi Litbang Anatomi Kayu Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor 3-4 Juni 2013. 2 Dosen pada Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. E-mail: wdnugroho@ugm.ac.id 1

4. Laboratorium Hasil Hutan Non Kayu. 5. Laboratorium Penggergajian dan Papan Majemuk. 6. Laboratorium Energi Biomasa Laboratorium Struktur dan Sifat Kayu memiliki 4 sub laboratirium yaitu: Anantomi Kayu, Identifikasi Kayu, Fisika Kayu dan Mekanika Kayu. Aktivitas penelitian tentang anatomi kayu tidak hanya dilakukan oleh staf pengajar pada Lab. Struktur dan Sifat Kayu tetapi oleh staf-staf pengajar di Laboratorium lain yang penelitianya memiliki keterkaitan dengan anatomi kayu, sebagai contoh adalah penelitian tentang morfologi serat kayu yang banyak dilakukan di Lab. Kimia dan Serat Kayu. Ruang lingkup penelitian yang dilakukan di bagian Teknologi Hasil Hutan terkait dengan anatomi kayu ini meliputi analisis anatomi kayu terkait dengan kualitas kayu, analisis anatomi kayu untuk identifikasi kayu, analisis anatomi kayu pada pengolahan kayu serta analisis anatomi kayu pada pertumbuhan pohon dan pembentukan kayu. Makalah ini menyajikan tinjauan singkat penelitian maupun pelayanan masyarakat tentang anatomi kayu yang dilakukan oleh civitas akademika Bagian Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada dari tahun 2005-2013. II. Tinjauan Hasil Penelitian Dan/Pengembangan Berdasarkan katalog hasil penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dari tahun 2005-2013, diperoleh informasi bahwa topik penelitian anatomi kayu cukup bervariasi. Topik yang diambil meliputi pembentukan kayu, identifikasi kayu maupun analisis anatomi kayu dan kaitanya dengan kualitas kayu/serat. Dari sisi kuantitas, penelitian yang berkaitan dengan anatomi kayu relatif lebih sepi peminat dibandingkan dengan penelitian yang mengambil topik lain di luar anatomi kayu. Walaupun beberapa hasil penelitian telah dipublikasikan di jurnal-jurnal nasional berakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi, namun upaya peningkatan kualitas penelitian perlu dilakukan supaya jumlah publikasi semakin bertambah. Daftar publikasi/buku/laporan Penelitian dosen bagian Teknologi Hasil Hutan disajikan dalam table A, sedangkan hasil penelitian mahasiswa dalam 2

bentuk skripsi atau thesis disajikan dalam table B berturut-turut di bawah ini: A. Penelitian Dosen (2005-2013) No Jurnal Publikasi / Buku Nama Jurnal / Buku/Publikasi 1 Gibberellin is required for the formation of Annals of Botany 110: 887- tension wood and stem gravitropism in Acacia 895. 2012 mangium seedlings. 2 Gibberellin mediates the development of gelatinous fibers in the tension wood of inclined Acacia mangium seedlings 3 Growth eccentricity and tension wood formation in Acacia mangium seedlings at different angles of inclination 4. Laju pertumbuhan, sifat anatomi dan fisika kayu jabon merah yang tumbuh di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah 5. Identification of wood of ancient ark from Punjulharo site, Rembang, Central Java. 6. Identifikasi kayu rumah kuna pada situs candi Liyangan, Temanggung. 7. Radial variation in the anatomical characteristics and density of the wood of Acacia mangium of five different provenances in Indonesia. 8. Pengaruh kedudukan aksial dan radial terhadap proporsi sel dan dimensi serat kayu meranti merah (Shorea selanica BI.) asal Bulaksumur Yogyakarta 9. Variasi anatomi, sifat fisika dan mekanika kayu Trembulu (Maesopsis eminii) pada arah aksial dan radial. 10. Dimensi serat dan proporsi sel pada beberapa variasi umur pohon dan letak radial batang Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth. dari desa Kedungpoh Gunungkidul. 11. Variasi Radial dan Aksial Dimensi Serat dan Kandungan Kimia Lima Jenis Kayu dari Merauke 12. Karakterisasi Serat Lima Jenis Kayu Yang Dilindungi. 13. Karakterisasi Serat Tiga Jenis Kayu Hutan Tanaman Industri (Amangium, A.. 14. Variasi Aksial Dimensi Serat dan Sifat Fisika Bambu Apus (Gigantochloa apus Kurz.) Dari Tiga Ketinggian Tempat Tumbuh Di Kabupaten Kulon Progo 15. Variasi Aksial Dimensi Serat dan Sifat Fisika Bambu Legi (Gigantochloa verticillata Munro.) Pada Tiga Tahapan Umur Yang Berbeda Annals of Botany (under review) Best Poster Award on IUFRO 2012 Conference Laporan Penelitian, 2012 Berkala Arkeologi. No. 2. 2009 Laporan Penelitian. 2010 Journal of Wood Science 58: 185-194. 2012 Proceeding. Seminar Mapeki XII,Bandung. 2009 Prosiding Seminar Nasional Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI) IX. 2006 Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Pengelolaan dan Pemanfaatan Hasil Hutan Rakyat di Indonesia. 2005 Laporan Penelitian. 2012 Laporan Penelitian. 2011 Laporan Penelitian, 2010 Laporan Penelitian, 2011 Laporan Penelitian, 2010 Kategori, Wood Identification Wood Identification 3

16. Pola Variasi Sudut Mikrofibril Dinding Sel pada Kedudukan Radial sebagai indicator dalam penentuan Periode Juvenil Kayu Cemara (Casuarina equisetifolia L.F) 17. Struktur Anatomi dan Sifat Fisika Kayu Nangka (Artocarpus integra MERR) dari Hutan Rakyat di Yogyakarta 18. Studi Mikroskopis Karakteristik Hubungan Panjan Serat dengan Sudut Mikrofibril Dinding Sel Kayu Cemara (Casuarina Equisetifolia L.F) MAPEKI XI, Palangkaraya, 8-10 Agustus 2008 MAPEKI XI, Palangkaraya, 8-10 Agustus 2008 MAPEKI XI, Palangkaraya, 8-10 Agustus 2008 19. Struktur Anatomi dan Sifat Fisika Kayu Wadang (Pterospermum javanicum) dari Hutan Rakyat di Yogyakarta 20. Studi Variasi Anatomi Kayu Meranti merah (Shorea leprosula) pada 3 klas diameter yang berbeda 21. Studi Panjang Serat pada Kedudukan Radial Sebagai Indikator dalam Penentuan Periode Juvenil Kayu Jati (Tectona grandis sp) 22. Sifat Makroskopis dan Mikroskopis Meranti Merah (Shorea parvifolia) pada Berbagai Klas Diameter 23. Variasi Sifat Anatomi Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen) yang Berasal dari 2 Jenis Permudaan yang Berbeda 24. Anatomical Features Red Meranti (Shorea leprosula, Shorea parvifolia) Between Natural Forest with Intensive Silviculture 25. Anatomical Features of Wood from Some Fast Growing Red Meranti 26. Studi Perbandingan Metode Sampling Bor Riap dengan Disk Untuk Pengukuran Proporsi dan Dimensi Serat Kayu Sengon (Paraserienthes falcataria) Solomon 27. Dimensi Serat dan Proporsi Sel per Lingakaran Tumbuh Kayu Sungkai (Peronema canescens Jack) dari Kulonprogo, Yogyakarta. 28. Sifat Anatomi Bambu (Bambusa vulgaris Schrad.) pada Arah Aksial dan Radial MAPEKI XI, Palangkaraya, 8-10 Agustus 2008 MAPEKI XIV, Yogyakarta. 2011 Laporan Penelitian. 2009 MAPEKI XV, Makassar. 2012 MAPEKI XV, Makassar. 2012 Proceeding The 4th International Symposium of IwoRS. 2012 Proceeding The 4th International Symposium of IwoRS. 2012 Jurnal Ilmu dan Tehnologi Kayu Tropis Vol. 3 No. 2 Juli 2005 ISSN 1693-3834. 2005 Pengembangan Pengelolaan dan Pemanfaatan Hasil Hutan Rakyat di Indonesia, Yogyakarta, 2005 MAPEKI XV, Makassar. 2012 Bambu 4

B. Penelitian Mahasiswa//Thesis (2005-2013) No Judul/Topik /Thesis Kategori 1 Stimulasi pembentukan saluran resin traumatik pada pinus dengan variasi konsentrasi methyl jasmonate pada kelas umur yang berbeda 2 Pengaruh lama waktu perlakuan dan konsentrasi methyl jasmonate pada stimulasi pembentukan saluran resin traumatik pinus merkusii jungh et de Vriese KPH Lawu Ds. 3 Dimensi Serat dan Sifat Fisika Mekanika dua Jenis Kayu Meranti Merah dengan Kondisi Tempat Tumbuh yang Berbeda Asal Kalimantan Tengah. 4. Karakteristik Anatomi Kayu Trembesi Pada Kedudukan Radial dan Aksialnya 5. Karakteristik serat dan sifat fisika log kayu jati (tectona grandis L.F) yang terserang cacat busuk hati dari hutan rakyat Kabupaten Gunungkidul 6. Karateristik Serat dan Sifat Fisika dan Mekanika dua Jenis Kayu Meranti Merah dengan Laju Pertumbuhan yang Berbeda dari Kalimantan Tengah 7. Pengaruh bonita dan posisi radial batang terhadap sifat anatomi kayu jati (Tectona grandis L.f.) 8. Sifat anatomi empat jenis kayu meranti merah (Shorea sp) asal HPH sari bumi Kusuma (SBK) Kalimantan Tengah 9. Sifat Makroskopis dan mikroskopis kayu meranti merah (Shorea larvifolia) pada berbagai diameter dari tanaman jalur di Silvikultur Intensif PA. Sari Bumi Kusuma 10. Sifat makroskopis dan mikroskopis kayu meranti merah (Shorea leprosula Miq.) dari sistem permudaan yang berbeda di PT. Sari Bumi Kusuma Kalimantan Tengah 11. Variasi Aksial dan Radial Beberapa Sifat Fisika, Mekanik dan Panjang Serat Kayu Tusam (Pinus Merkusii Jungh. Et.de.Vries) yang atumbuh di 5

Imogiri, Kab. Bantul, Yogyakarta 12. Variasi aksial dan radial sifat anatomi, fisika, dan mekanika kayu popohan (Buchanania arborescens (BL) Bl) yang tumbuh di hutan rakyat kab. Bantul. 13. Variasi Aksial dan Radial Sifat Fisika dan Demensi Serat dan Proporsi Kayu Bush Putih Yang Tumbuh di Merauke 14. Variasi aksial dan radial sifat fisika dan dimensi serat kayu BUSH Merah (Lophostemon suavealens Soland. Ex. Gaertn) yang tumbuh Merauke 15. Variasi aksial dan radial sifat fisika dan dimensi serat kayu kedoyo (Dysoxylum amooroides Miq) yang tumbuh di Hutan rakyat Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta 16. Variasi aksial radial sifat fisika, dimensi serat, dan proporsi sel kayu BUSH Putih (Melaleuca viridiflora Sol. Ex.Gaertn) yang tumbuh di Merauke. 17. Variasi anatomi kayu mindi (Melia Azedarach L.) dari hutan rakyat kabupaten Sleman 18. Variasi Dimensi Serat dan Proporsi Sel Kayu Reaksi Batang Suren (Toona Sureni Merr.) Pada Arah Radial 19. Variasi Proporsi dan Dimensi Serat Pada Letak Aksial dan Radial Kayu Suren (Toona Sureni (Blume) Mer) Umur 8 Tahun Sebagai Bahan Baku Pulp. 20. Variasi proporsi dan dimensi serat kayu jati ( Tectona grandis L.f. ) pada arah radial dari HutanRakyat Gunung Kidul. 21. Variasi Proporsi Sel dan Dimensi Serat Pada Letak Aksial dan Radial Kayu Melinjo (Gnetum Gnemon L.) Dari Kalikuning Kab. Sleman Yogyakarta 22. Variasi proporsi sel dan dimensi serat per lingkaran tumbuh kayu laban ( Vitex pubescens Vahl. ) asal kec.purwadadi kab. Ciamis pada 6

umur 15 tahun. 23. Variasi proporsi sel dan dimensi seratkayu popohan ( Buchanania arborescens (BL) BL ) per lingkaran tumbuh. 24. Variasi proporsi sel dan dimensiserat pada letak aksial dan radial kayu Akasia ( Acacia Auriculiformis A. Cunn. ) umur 15 tahun dari desa Nglipar, kabupatengunungkidul, Yogyakarta. 25. Variasi Radial terhadap sifat dimensi serat, fisika dan mekanika kayu jati (Tectona grandis L.f.) hasil penjarangan pada berbagai umur dari KPH Kendal 26. Variasi aksial dan radial sifat fisika-mekanika dan struktur anatomi kayu Jabon (Anthocephalus cadamba Miq) dari kabupaten Landak Kalimantan Barat 27. Sifat anatomi bambu ampel (Bambusa Vulgaris Shrab.) pada arah aksial dan radial 28. Variasi proposi sel dan dimensi serat bambu wulung (Gigantochloa atravioleceae) pada arah aksial dan tempat tumbuh yang berbeda 29. Sifat fisika dan dimensi serat bambu legi (Gigantochloa verticillata Munro.) arah aksial pada tiga tahap pertumbuhan 30. Variasi aksial sifat fisika dan dimensi serat bambu apus (Gigantochloa apus Kurz) dari tiga ketinggian tempat tumbuh di Kabupaten Kulon Progo Thesis Bambu Bambu Bambu Bambu III. Pengembangan Hasil Penelitian Dan Beberapa penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dari tahun 2005-2013 merupakan penelitian atau aktivitas yang merupakan bentuk pengabdian/pelayanan kepada masyarakat. Aktifitas penelitian ini bisa berasal dari masyarakat yang datang ke Fakultas Kehutanan UGM untuk mengajak berkerjasama dalam 7

menyelesaikan suatu masalah tertentu, atau Tim Fakultas Kehutanan UGM yang berinisiatif untuk berbagi informasi kepada masyarakat. Topik pelayanan pada masyarakat yang dilakukan antara lain adalah identifikasi kayu, karakterisasi serat kayu maupun analisis anatomi kayu untuk mengevaluasi kualitas kayu. Pengembangan penelitian dilakukan dengan mengacu kepada kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan anatomi kayu. Aktivitas pelayanan pada masyarakat yang dilakukan Fakultas Kehutanan UGM disajikan di bawah ini: C. Aktivitas kepada (2005-2013) No Nama Aktivitas Keterangan Kategori 1 Identifikasi kayu perahu kuna situs Punjulharjo Kerjasama: Balai Arkeologi Yogyakarta. 2008 2 Identifikasi kayu pada temuan perahu di Bengawan Solo, Surakarta dan Bojonegoro 2005. Kerjasama: BPCB Jawa Tengah 3 Rekontruksi permukiman Mataran Kuna di Situs Liyangan Temanggung, Jawa Tengah 2010-sekarang. Balai Arkeologi Yogyakarta, UGM (T.Sipil; T. Geologi; Psikologi) 4. Identifikasi kayu rumah-rumah adat flores, NTT Kementerian Pekerjaan Umum Identifikasi kayu untuk kontruksi berat 2006. PT. *** Batam 5. Identifikasi kayu dari Sulawesi 2006. PT. *** 6. Identifikasi kayu koleksi Museum Sono Budoyo, Yogyakarta 2011. Museum Sonobudoyo 7 Training: Pengenalan jenis-jenis kayu hutan rakyat Pemda Kulon Progo 8 Penilaian Kandungan Serat Pada Produk Pulp PT Indah Kiat. 2012. Kementrian Kehutanan 9. Penilaian Kualitas Kayu Jati Plus Perhutani 2008. Perhutani IV. Penutup Di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, aktivitas penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang terkait dengan anatomi kayu masih perlu di tingkatkan. Sejauh ini, penelitian terkait anatomi kayu relatif kurang populer di kalangan dosen maupun mahasiswa bila dibanding dengan topik penelitian lainnya. Hal ini menjadi tantangan besar, mengingat kebutuhan 8

masyarakat pada hasil-hasil penelitian anatomi kayu semakin meningkat. Beberapa tantangan yang harus dijawab oleh kalangan peneliti anatomi kayu adalah: 1. Kebutuhan informasi terkait anatomi kayu untuk tujuan identifikasi kayu mengingat belum semua kayu mempunyai data base lengkap untuk tujuan identifikasi (makroskopis maupun mikroskopis). 2. Analisis anatomi pada peningkatan kualitas kayu, pengolahan kayu dan pemuliaan pohon. 3. Pembentukan kayu (cell biology; tree physiology) dari pohon-pohon hutan tropis yang masih menyisakan banyak pertanyaan. 4. Anatomi kayu dalam analisis dendrokronologi daerah tropis masih sangat terbatas. Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan kerjasama atau komunikasi antar institusi/peneliti untuk dapat berbagi sumberdaya (materi penelitian, peneliti, peralatan penelitian, maupun informasi-informasi terkini). Komunikasi antar institusi/peneliti ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian yang diperoleh, meningkatkan jumlah artikel yang terpublikasi secara internasional dan meningkatkan kemampuan pelayanan pada masyarakat yang pada giliranya nanti akan menarik minat para peneliti/mahasiswa pada bidang anatomi kayu. V. Daftar Acuan 1. Daftar skripsi mahasiswa Bagian Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada 2. Buku Panduan Akademik Program Sarjana Fakultas Kehutanan UniversitasGadjah Mada Yogyakarta 2012 9

3. Katalog Perpustakaan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada 4. Komunikasi pribadi dengan Prof. Soenardi Prawirohatmodjo 10