PENGARUH LEMBAGA RUKUN TETANGGA (RT) TERHADAP KONDISI RUMAH SUSUN DINAS PEMADAM KEBAKARAN PEGADUNGAN DAN PONCOL JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
Lutfi Rahmat Firdaus¹ dan Nany Yuliastuti²

EVALUASI PEMANFAATAN AIR BERSIH PROGRAM PAMSIMAS DI KECAMATAN TEMBALANG

TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (STUDI KASUS: KABUPATEN KENDAL DAN KOTA PEKALONGAN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penataan Gambaran Umum

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT

III. METODE PENELITIAN. kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan,

PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Ketersediaan dan Kualitas Sarana Prasarana Lingkungan di Urban Fringe Area Kelurahan Pudakpayung

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan ciri-ciri objek atau

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk

WALIKOTA PROBOLINGGO

III. METODE PENELITIAN

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

III. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

IDENTIFIKASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN JALAN DAN SALURAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Bontoala merupakan bagian dari Kecamatan Pallangga

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

Faktor Prioritas Penyebab Kumuh Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Belitung Selatan, Kota Banjarmasin

BAB III TINJAUAN KOTA BEKASI

ARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK)

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN RUSUNAWA DI SURAKARTA

PERWUJUDAN KELURAHAN RAMAH LINGKUNGAN (STUDI KASUS : KELURAHAN KRAPYAK, KOTA SEMARANG)

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 66

BAB II KAJIAN PUSTAKA

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Draft Proposal Program Kampung Hijau. (Program Perbaikan Kampung)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. penting, mengingat bahwa fasilitas ruang parkir merupakan bagian dari sistem

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

Transkripsi:

.OPEN ACCESS. PENGARUH LEMBAGA RUKUN TETANGGA (RT) TERHADAP KONDISI RUMAH SUSUN DINAS PEMADAM KEBAKARAN PEGADUNGAN DAN PONCOL JAKARTA Jurnal Pengembangan Kota (2015) Volume 3 No. 1 (1 10) Tersedia online di: http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpk Lutfi Rahmat Firdaus* dan Nany Yuliastuti Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang * Email: lutfirahmatfirdaus@gmail.com Abstrak Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan DKI Jakarta memprakarsai pembangunan Rumah Susun Dinas Pemadam Kebakaran di kawasan, Jakarta Barat dan kawasan Poncol, Jakarta timur yang hanya diperuntukkan bagi petugas pemadam kebakaran. Kehidupan penghuni rumah susun dan Poncol yang sebelumnya tinggal di lingkungan dengan kehidupan sosio-kultural lingkungan horizontal dan di lingkungan yang bersifat heterogen, sehingga menjadi tanggung jawab tersendiri bagi rukun tetangga (RT) didalam mengatasi permasalahan hubungan bermasyarakat dan permasalahan kondisi fisik lingkungan sarana prasarana rumah susun. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi pengaruh lembaga rukun tetangga (RT) terhadap kondisi Rumah Susun Dinas Pemadam kebakaran dan Poncol. Kondisi rumah susun tersebut meliputi kondisi fisik lingkungan rumah susun, interaksi dan kegiatan penghuni rumah susun, dan kinerja rukun tetangga. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif berupa skoring dengan skala linkert untuk menjelaskan pengaruh antar variabel sedangkan untuk teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara dan kuesioner dengan jumlah sampel sebesar 80KK penghuni rumah susun. Hasil penelitian diketahui bahwa rukun tetangga terhadap kondisi rumah susun dan Poncol, rukun tetangga mempengaruhi dari ketersediaan dan kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun, kegiatan keragaman sosial budaya rumah susun, frekuensi dan antusiasme kegiatan lingkungan rumah susun, dan usaha sampingan penghuni rumah susun. Kata kunci: Pengaruh, Rumah susun dinas, Rukun tetangga 1. PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk perkotaan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun telah menimbulkan peningkatan permintaan terhadap kebutuhan akan tempat tinggal atau perumahan di perkotaan. Penduduk kota cenderung memiliki masalah seperti lahan yang sempit dan tingginya populasi serta jumlah pendatang kota terkait. Perkembangan perumahan di perkotaan menjadi konsekuensi perkembangan kota terkait yang di pengaruhi sejumlah faktor, diantaranya ketidakeimbangan lahan dan jumlah penduduk. Permasalahan laju ISSN 2337-7062 2015 This is an open access article under the CC-BY-NC-ND license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/). lihat halaman depan 2015 Diterima 21 Februari 2015, disetujui 24 Maret 2015 urbanisasi yang tinggi dan ketersediaan lahan yang semakin minim memberikan dampak buruk yang dapat mempengaruhi mahalnya harga lahan di pusat kota. Keterbatasan lahan pemukiman yang tidak sesuai dengan tingkat populasi penduduk menjadi salah satu alasan timbulnya kawasan kumuh di perkotaan. Salah satu kegiatan yang dapat di cermati adalah penanganan kawasan kumuh melalui penyediaan rumah susun, akan tetapi penyediaan rumah susun yang semula dimaksudkan untuk mengatasi kekumuhan secara horizontal tanpa disadari telah mengubah wujud kekumuhan tidak saja horizontal akan tetapi juga vertical. Diantara penduduk yang bekerja dan tinggal di wilayah Jakarta, terdapat sejumlah penduduk yang berprofesi sebagai petugas pemadam kebakaran. Tinggal di rumah dinas kompleks pemadam

kebakaran dengan kondisi lingkungan sekitar yang serba sederhana, membuat para petugas pemadam kebakaran tersebut berkeinginan untuk tinggal di tempat yang lebih nyaman dan lebih mendukung profesi sebagai penyedia jasa pelayanan masyarakat, namun untuk bisa mencapai tujuan itu, keterbatasan penghasilan mereka menjadi salah satu faktor penghambat. Mengingat peran petugas pemadam kebakaran dalam melayani dan menyelamatkan masyarakat dari bencana kebakaran, sudah sepatutnya mereka mendapatkan hak untuk tinggal di tempat yang lebih layak dan nyaman. Pada tahun 2010, Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan DKI Jakarta memprakarsai pembangunan rumah susun dinas pemadam kebakaran di kawasan, Jakarta Barat yang diperuntukkan bagi petugas pemadam kebakaran yang bertugas di wilayah Jakarta Pusat dan penghuni asrama rumah dinas pemadamam kebakaran Jakarta Pusat. Pembangunan Rumah Susun Dinas Pemadam Kebakaran di kawasan ini merupakan Rumah Susun Dinas Pemadam Kebakaran perdana dan pecontohan untuk Dinas Pemadam Kebakaran dilingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selanjutnya pada tahun 2011, dilakukan kembali pembangunan rumah susun dinas pemadam kebakaran di kawasan Poncol. Peruntukkan rumah susun dinas ini hanya untuk pegawai Dinas Pemadam Kebakaran yang sudah berkeluarga. Adanya pembangunan rumah susun dinas pemadam kebakaran dan Poncol, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan produktifitas kualitas kinerja kerja bagi petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta. Didalam pengkoordinasian antar warga dan pelaksanaan kegiatan serta penanganan masalah - masalah kemasyarakatan yang dihadapi masyarakat penghuni rumah susun dibutuhkan suatu lembaga yang menangani itu semua, yaitu lembaga rukun tetangga (RT). Lembaga RT mampu memenuhi aspek sosio-kultural masyarakat penghuni rumah susun ataupun melayani administrasi kependudukan. Lembaga rukun tetangga (RT) melalui pengorganisasian kelompok-kelompok warga penghuni rumah susun setempat, diharapkan dapat meningkatkan hubungan bermasyarakat dan mengatasi permasalahan masyarakat penghuni rumah susun, terlebih dalam tatanan kehidupan komunitas di permukiman vertical yang mempunyai keterkaitan terhadap permasalahan kondisi fisik gedung dan karakteristik sosial yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di permukiman horizontal. Permasalahan yang menjadi inti dari penelitian ini adalah kehidupan masyarakat penghuni rumah susun dan Poncol yang sudah terbiasa dengan kehidupan sosio-kultural lingkungan horizontal dan kehidupan lingkungan tempat tinggal sebelumnya yang bersifat heterogen. Hal itu menjadi tanggung jawab bagi rukun tetangga (RT) didalam mengatasi permasalahan hubungan bermasyarakat penghuni rumah susun dan permasalahan kondisi fisik lingkungan fasilitas sarana prasarana rumah susun. Oleh karena itu munculah pertanyaan penelitian yaitu, bagaimana pengaruh lembaga rukun tetangga (RT) terhadap kondisi rumah susun dan Poncol. 2. METODE PENELITIAN Penelitian dengan tujuan mengidentifikasi pengaruh lembaga rukun tetangga (RT) terhadap kondisi Rumah Susun Dinas Pemadam kebakaran dan Poncol, menggunakan metode kuantitatif. Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder tersebut bersumber dari Instansi terkait, Kantor Kelurahan dan Ciracas, Ketua RW dan RT di Rumah Susun, Jakarta Barat dan Rumah Susun Poncol Jakarta Timur. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara, dan penyebaran kuesioner. Teknik kuesioner tepat sebagai alat untuk memperoleh data yang cukup luas dari kelompok masyarakat yang beraneka ragam (Kartono, 1996). Penentuan sampel menggunakan metode proportional random sampling (lihat tabel 1). Pada sampling acak sederhana (simple random sampling), peneliti ini memperkirakan sampel dalam populasi berkedudukan sama dari segi-segi 2 L. R. Firdaus, N. Yuliastuti / JPK Vol. 3 No. 1 (2015) 1-10

Tabel 1 Distribusi Penyebaran Kuesioner Jumlah RT KK per RT RUMAH SUSUN PEGADUNGAN Jumlah Sampel per RT RT 9 50 10 RT 10 50 10 RT 11 50 10 RT 12 50 10 RT 7 50 10 RUMAH SUSUN RT 8 50 10 PONCOL RT 9 50 10 RT 10 50 10 TOTAL 400 80 yang akan diteliti. Pemakaian metode tersebut untuk memperoleh sampel yang representative, pengambilan subyek dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing masing wilayah (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian pengaruh rukun tetangga (RT) terhadap kondisi rumah susun, analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif merupakan suatu analisis yang digunakan untuk menjelskan data yang diperoleh di lapangan serta teknis analisis yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Sumber data untuk teknik analisis ini bersumber dari hasil wawancara dan kuesioner. Setelah itu dilakukan analisis skoring atau pembobotan pada masing masing variabel yang di teliti. Metode ini merupakan metode yang menggunakan suatu daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden yang bersangkutan (Koentjoroningrat, 1993). Variabel yang digunakan pada penilitian ini yaitu ketersediaan dan kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun dengan indikator berupa jaringan jalan, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan persampahan, jaringan sanitasi, sarana peribadatan, sarana pendidikan, sarana transportasi, sarana olahraga dan ruang terbuka hijau, dan parkir. Variabel selanjutnya yaitu interaksi dan kegiatan penghuni rumah susun dengan indikator berupa keragaman sosial budaya, interaksi penghuni, dan keamanan.terakhir berupa variabel kinerja rukun tetangga dengan indikator yaitu fungsi, tugas, dan tanggung jawab rukun tetangga serta hubungan rukun tetangga. Analisis pembobotan yang digunakan adalah analisis Skala Likert, yaitu analisis skala yang ingin mengukur satu dimensi saja dari suatu variabel yang multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat unidimensional (Nazir, 2003). Analisis Skala Likert digunakan untuk memberikan penilaian terhadap indikator indikator setiap variabel sehingga diketahui bobot masing masing parameter untuk mempermudah penilaian. Untuk hasil penelitian ini digunakan tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk yang diperoleh dengan menggunakan rumus Stugers yang berguna untuk menentukan banyaknya interval kelas. Pemberian skor didasarkan pada kelas buruk, sedang dan baik (lihat tabel 2). Untuk Skor 3 merupakan skor tertinggi mengarah pada kondisi yang baik. Skor 2 merupakan skor menengah yang mengarah pada kondisi yang sedang. Skor 1 merupakan skor terendah yang mengarah pada kondisi yang buruk. Dalam Skala Linkert, terdapat rentang skor yang dapat dicari sesuai dengan rumus rentang skor. Jumlah jenjang skor = 1 + 3,322 log n = 1 + 3,322 log 3 = 1 + 3,322 (0,69) = 3,3 3 kelas Keterangan : n = Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian Rentang Skor = 3 1 = 3 = 0,7 Skor tertinggi Skor terendah jumlah jenjang skor Tabel 2 Tabel Rentang Skor RENTANG SKOR KRITERIA 1 1,7 Buruk 1,71 2,3 Sedang 2,31 3 Baik 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Rumah susun terletak di wilayah Kelurahan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Berdasarkan posisi geografisnya, L. R. Firdaus, N. Yuliastuti / JPK Vol. 3 No. 1 (2015) 1-10 3

rumah susun dinas pemadam kebakaran pegadungan Jakarta Barat memiliki batas batas wilayah sebagai berikut. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batu Ceper dan Cipondoh Tangerang dan sebelah Barat berbatasan Kecamatan Benda dan Kosambi Tangerang. Berdasarkan data dari data pengelola Rumah Susun Dinas Pemadam Kebakaran, tercatat Rumah Susun Dinas Pemadam Kebakaran memiliki luas wilayah 28.000 m 2 dengan jumlah total penduduk penghuni sebesar 964 jiwa. Didalam kawasan rumah susun terdapat 200 unit hunian dengan ukuran 5 x 5,5 m. Untuk rumah susun Poncol, rumah susun Poncol terletak di wilayah Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, rumah susun dinas pemadam kebakaran Poncol Jakarta Timur memiliki batas batas wilayah sebagai berikut. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kramat Jati Jakarta Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cipayung Jakarta Barat, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cimanggis Jakarta Kotamadya Depok dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur. Berdasarkan data dari data pengelola Rumah Susun Dinas Pemadam Kebakaran Poncol, tercatat Rumah Susun Dinas Pemadam Kebakaran Poncol memiliki luas wilayah 28.000 m 2 dengan jumlah total penduduk penghuni sebesar 947 jiwa. Didalam kawasan rumah susun terdapat 200 unit hunian dengan ukuran 5x6,5 m. Analisis pengaruh rukun tetangga terhadap kondisi fiisik lingkungan rumah susun, dari hasil analisis diketahui bahwa kondisi fisik lingkungan rumah susun Poncol lebih baik dari kondisi fisik lingkungan rumah susun. Dimana indikator dari ketersediaan dan kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun dan bangunan rumah susun, rumah susun Poncol berkatagori baik di semua indikator sedangkan rumah susun hanya indikator bangunan rumah susun yang berkatagori baik, sedangkan indikator kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun berkatagori sedang. Kota Tanggerang Rumah Susun Dinas Pemadam Kebakaran Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Rumah Susun Dinas Pemadam Kebakaran Poncol Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Ciracas 4 L. R. Firdaus, N. Yuliastuti / JPK Vol. 3 No. 1 (2015) 1-10

Pengaruh rukun tetangga terhadap kondisi fisik lingkungan di rumah susun dalam kategori sedang, menurut hasil kuesioner dari responden penghuni rumah susun bahwa pengaruh rukun tetangga terhadap kondisi fisik lingkungan di rumah susun hanya di lingkungan rukun tetangga di RT 9 yang berkatagori baik, sedangkan di lingkungan RT 10, RT 11, dan RT 12 sama sama berkatagori sedang. Sementara pengaruh rukun tetangga terhadap kondisi fisik lingkungan di rumah susun Poncol dalam kategori baik, menurut hasil kuesioner dari responden penghuni rumah susun Poncol bahwa pengaruh rukun tetangga terhadap kondisi fisik lingkungan di rumah susun Poncol hanya di lingkungan rukun tetangga di RT 8 yang berkatagori baik, sedangkan di lingkungan RT 9, RT 10, dan RT 11 sama sama berkatagori sedang. Pada indikator pengaruh rukun tetangga terhadap kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun terdapat sub indikator yang dipengaruhi rukun tetangga yaitu sarana peribadatan, sarana olahraga dan ruang terbuka hijau, jaringan air bersih, dan jaringan persampahan. Indikator pengaruh rukun tetangga Poncol terhadap kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun terdapat sub indikator yang mempengaruhi yaitu sarana peribadatan, sarana olahraga dan ruang terbuka hijau, dan jaringan persampahan. Pengaruh rukun tetangga terhadap kondisi fisik lingkungan di rumah susun mempengaruhi ketersediaan dan kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun dan kegiatan keragaman sosial budaya rumah susun. Terlihat dimana hasil penilaian ketersediaan dan kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun Poncol lebih baik dari hasil di rumah susun. Dimana pada rumah susun Poncol terdapat beberapa perbedaan ketersediaan dan kondisi sarana prasarana terhadap rumah susun seperti sudah adanya masjid dan parkir mobil. Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun Poncol yang sudah mempunyai sarana peribadatan berupa Masjid, sehingga ikut mempengaruhi hasil penilaian dari kegiatan keragaman sosial budaya di rumah susun Poncol. Dimana hasil dari kegiatan keragaman sosial budaya di rumah susun Poncol juga lebih baik dari hasil penilaian di rumah susun. Hal ini dikarenakan dengan adanya sarana peribadatan masjid, kegiatan kegiatan keragaman sosial budaya di rumah susun Poncol lebih banyak dilakukan dan dapat terlaksana secara berkelanjutan di dalam masjid tersebut. Kegiatan di dalam masjid tersebut yaitu berupa kegiatan kegiatan keagamaan dan perayaan hari hari besar keagamaan. Pengurus rukun tetangga di rumah susun Poncol lebih efisien dan lebih baik dari pengurus rukun tetangga di rumah susun dalam memberikan kontribusi atas hasil penilaian fisik lingkungan rumah susun. Pengaruh rukun tetangga rumah susun dan Poncol terhadap kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun yaitu berupa pemeliharaan dan peremajaan sarana rumah susun, peningkatan sarana rumah susun, pengkoordinasian penghuni terhadap kegiatan yg dilakukan di sarana prasarana rumah susun dan membantu pengelola rumah susun dalam hal pencarian biaya baik melalui iuran penghuni di RT setempat maupun proposal bantuan dana kepada Dinas Pemadam Kebakaran Provinsi DKI Jakarta. Untuk ketersediaan kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun dipengaruhi oleh indikator tingkat pendapatan dan pendidikan penghuni rumah susun. Terlihat dimana hasil indikator tingkat pendapatan dan pendidikan penghuni rumah susun Poncol yang lebih baik dari hasil di rumah susun. Dengan tingkat pendapatan dan pendidikan penghuni rumah susun Poncol yang lebih baik, juga ikut mempengaruhi hasil ketersediaan kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun Poncol yang lebih baik dari hasil penilaian di rumah susun. Hal ini dikarenakan pendapatan penghuni rumah susun Poncol yang tinggi, sehingga dalam pencarian biaya untuk kebutuhan peningkatan dan peremajaan kodisi sarana prasarana lingkungan rumah susun melalui iuran iuran penghuni lebih mudah didapat dengan pendapatan total iuran penghuni yang cukup tinggi. Iuran untuk sarana prasarana lingkungan rumah susun tersebut digunakan untuk melakukan pembangunan masjid, sarana parkir penghuni untuk kendaraan mobil, dan sarana olahraga seperti lapangan bulu tangkis. L. R. Firdaus, N. Yuliastuti / JPK Vol. 3 No. 1 (2015) 1-10 5

Total jumlah penghasilan keluarga per bulan sebesar > Rp 5.000.000 Total jumlah penghasilan keluarga per bulan sebesar Rp 4.000.000 Rp 5.000.000 Total jumlah penghasilan keluarga per bulan sebesar < Rp 4.000.000. Total jumlah penghasilan keluarga per bulan sebesar Rp 4.000.000 Rp 5.000.000 Total jumlah penghasilan keluarga per bulan sebesar > Rp 5.000.000 Total jumlah penghasilan keluarga per bulan sebesar < Rp 4.000.000. 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 60% 55.00% 32.50% 35% 20.00% 12.50% 5% Mawaris Anak-Anak Saat Hari Besar Islam Buka Bersama Penghuni Rumah Susun 0.00% Gambar 3. Kegiatan Keragaman Sosial Budaya Di Masjid At-Taqwa Poncol Rumah Susun Rumah Susun Poncol Gambar 5. Tingkat Pendapatan Penghuni Rumah Susun dan Poncol Sarana Olahraga Lapangan Badminton Sarana Peribadatan berupa Masjid Kanopi Untuk Parkir Kendaraan Mobil Gambar 4. Sarana Prasarana Rumah Susun Poncol Yang Dibangun Melalui Iuran Penghuni Analisis pengaruh rukun tetangga terhadap interaksi dan kegiatan penghuni rumah susun, dari hasil analisis diketahui bahwa interaksi dan kegiatan masyarakat penghuni rumah susun dan Poncol sama sama berkatagori baik. Analisis pengaruh rukun tetangga terhadap interaksi dan kegiatan penghuni rumah susun, dari hasil analisis diketahui bahwa interaksi dan kegiatan masyarakat penghuni rumah susun dan Poncol sama sama berkatagori baik. Untuk pengaruh rukun tetangga terhadap interaksi dan kegiatan masyarakat penghuni rumah susun pegadungan dan Poncol juga sama sama berkatagori baik. Menurut hasil kuesioner dari responden penghuni rumah susun dan Poncol bahwa pengaruh rukun tetangga terhadap kondisi interaksi dan kegiatan masyarakat penghuni rumah susun dan Poncol di semua rukun tetangga (RT) rumah susun dan Poncol semuanya berkatagori baik dari semua indikator. Pada analisis pengaruh rukun tetangga rumah susun dan Poncol terdapat sub indikator yang dipengaruhi rukun tetangga yaitu kegiatan keragaman sosial budaya, keamanan lingkungan rumah susun, dan kegiatan kebersihan pemeliharaan lingkungan rumah susun di rumah susun. Pengaruh rukun tetangga terhadap sub indikator tempat interaksi penghuni dipengaruhi oleh perekonomian penghuni rumah susun terhadap indikator usaha sampingan. Terlihat dimana hasil indikator usaha sampingan lebih baik dari hasil di rumah susun Poncol. Dengan usaha sampingan yang lebih baik, juga ikut mempengaruhi hasil penilaian dari interaksi sosial terhadap sub indikator tempat interaksi penghuni. Dengan adanya tempat usaha sampingan penghuni yang berupa warung/kios-kios di lantai dasar rumah susun, sehingga mempengaruhi kegiatan-kegiatan interaksi penghuni rumah susun tersebut. Intensitas kegiatan interaksi penghuni rumah susun lebih sering terjadi 6 L. R. Firdaus, N. Yuliastuti / JPK Vol. 3 No. 1 (2015) 1-10

daripada di rumah susun Poncol. Hal ini dikarenakan adanya tempat interaksi yang nyaman, strategis dan mudah bagi penghuni rumah susun. Tidak adanya warung/kios-kios di lantai dasar rumah susun Poncol, kegiatan interaksi dirumah susun Poncol tidak sesering dibandingkan rumah susun. RT 9 2.67 2.65 RT 11 Poncol 2.57 2.65 RT 10 Poncol RT 9 Poncol 2.62 2.72 RT 8 Poncol 2.5 Skor 1-1,7 = Buruk 1,71 2,3 = Sedang 2,31 3 = Baik RT 10 2.47 RT 11 RT 12 Gotong Royong Membersihkan Lingkungan Rumah Susun Kegiatan Penghijauan yang Dilakukan Penghuni Rumah Susun Gambar 6. Partisipasi Penghuni Rumah Susun Poncol Terhadap Kegiatan Kebersihan Lingkungan Rumah Susun. Bapak Bapak sedang Berinteraksi di Warung Lantai Dasar Kegiatan Interaksi Penghuni di Warung Lantai Dasar Gambar 7. Warung Lantai Dasar Sebagai Tempat Interaksi Penghuni Rumah Susun. Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, sehingga dapat dikatakan bahwa apabila tidak ada interaksi berarti tidak mungkin ada kehidupan sosial (Soekanto, 2006). Masyarakat dimulai dengan interaksi dan penyesuaian perilaku yang saling menguntungkan berupa hubungan sosial seperti teman, tetangga yang bekerja sama, saling berbagi, dan memecahkan masalah bersama, serta hubungan transaksi ekonomi (Minar & Greer, 1969). Aspek kehidupan masyarakat tercermin dari kehidupan sosial budaya yang kental yaitu terus Gambar 8. Diagram Analisis Pengaruh Rukun Tetangga Rumah Susun Dan Poncol Terhadap Interaksi dan Kegiatan Penghuni Rumah Susun. mengembangkan prinsip-prinsip keragaman dan toleransi antar masyarakat beragama sehingga keamanan lingkungan di mana minim terjadi konflik dan mengutamakan kesetiakawanan dapat terwujud (Guinness, 1986). Analisis kinerja rukun tetangga, dari hasil analisis kinerja rukun tetangga dapat diketahui bahwa kinerja rukun tetangga rumah susun dan Poncol sama sama berkatagori baik. Menurut hasil kuesioner dari responden penghuni rumah susun dan Poncol bahwa kinerja RT di semua RT rumah susun dan Poncol semuanya berkatagori baik dari semua sub indikator. Sub indikator fungsi, tugas, tanggung jawab rukun tetangga dari semua RT di rumah susun dan Poncol berkatagori baik. Dan sub indikator hubungan rukun tetangga dari semua RT di rumah susun dan Poncol semuanya berkatagori baik. Pengaruh kinerja rukun tetangga rumah susun terhadap indikator hubungan internal dengan sub indikator hubungan koordinasi dengan pengelola rumah susun mempengaruhi sub indikator usaha sampingan. Sementara sub indikator hubungan koordinasi dengan warga rumah susun dan pengkoordinasian antar warga mempengaruhi kondisi fisik lingkungan rumah susun dan kegiatan keragaman sosial budaya di lingkungan rumah susun. L. R. Firdaus, N. Yuliastuti / JPK Vol. 3 No. 1 (2015) 1-10 7

Tabel 3 Skoring Pengaruh Rukun Tetangga Rumah Susun dan Poncol. Indikator Rumah Susun Dinas Pemadam Kebakaran Rumah susun dinas Pemadam Kebakaran Poncol RT 9 RT 10 RT 11 RT 12 Total RT 8 RT 9 RT 10 RT 11 Total Jumlah Total Kondisi Fisik Lingkungan 2,35 B 2,02 S 2,0 S 1,85 S 2,05 2,5 B 2,23 S 2,23 S 2,30 S 2,31 2,18 S Interaksi dan Kegiatan Penghuni 2,67 B 2,57 B 2,47 B 2,5 B 2,55 2,72 B 2,62 B 2,65 B 2,65 B 2,66 2,60 B Kinerja Rukun Tetangga 2,78 B 2,66 B 2,65 B 2,65 B 2,69 2,81 B 2,78 B 2,73 B 2,68 B 2,75 2,72 B SKOR 2,6 2,42 2,37 2,33 2,43 2,68 2,54 2,54 2,54 2,57 2,5 KATEGORI BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK Keterangan, S: Sedang, B: Baik Tabel 4 Perbandingan Antara Rumah Susun dengan Rumah Susun Poncol Variabel Rumah Susun Rumah Susun Poncol Rumah susun pegadungan hanya mempunyai sarana peribadatan berupa musholla, sehingga kegiatan keragaman sosial budaya terbatas. Hal ini dikarenakan tingkat pendapatan penghuni rumah susun yang hanya berkecukupan. Kondisi fisik lingkungan rumah susun Interaksi dan kegiatan penghuni rumah susun Kinerja rukun tetangga Dengan usaha sampingan yang lebih baik, ikut mempengaruhi tempat interaksi penghuni. Adanya tempat usaha sampingan penghuni berupa warung di lantai dasar, sehingga mempengaruhi kegiatankegiatan interaksi penghuni rumah susun tersebut dengan intensitas kegiatan interaksi penghuni yang tinggi Hubungan koordinasi dengan pengelola rumah susun yang lebih baik, juga ikut mempengaruhi hasil penilaian dari perekonomian penghuni terhadap usaha sampingan penghuni. Sudah memiliki sarana peribadatan berupa masjid, sehingga ikut mempengaruhi kegiatan keragaman sosial budaya. Hal ini dikarenakan tingkat pendapatan yang lebih baik, juga ikut mempengaruhi hasil ketersediaan kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun Poncol berupa masjid, parkir mobil, dan lapangan bulutangkis. Tidak adanya warung/kios-kios di lantai dasar, kegiatan interaksi dirumah susun Poncol terbatas dengan intensitas kegiatan interaksi penghuni yang rendah Kegiatan interaksi hanya terdapat di area taman dan koridor koridor hunian rumah susun. Hubungan koordinasi dengan warga rumah susun dan pengkoordinasian antar warga Poncol yang lebih baik, ikut mempengaruhi kondisi fisik lingkungan rumah susun dan kegiatan keragaman sosial budaya. Terlihat dimana hasil indikator hubungan internal terhadap sub indikator hubungan koordinasi dengan pengelola rumah susun lebih baik dari hasil di rumah susun Poncol. Hubungan koordinasi dengan pengelola rumah susun yang lebih baik, juga ikut mempengaruhi hasil penilaian dari perekonomian penghuni terhadap sub indikator usaha sampingan. Sementara terlihat dimana hasil indikator hubungan internal terhadap sub indikator hubungan koordinasi dengan warga rumah susun dan pengkoordinasian antar warga Poncol lebih baik dari hasil di rumah susun. Hubungan koordinasi dengan warga rumah susun dan pengkoordinasian antar warga Poncol yang lebih baik, juga ikut mempengaruhi hasil penilaian dari kondisi fisik lingkungan rumah susun dan kegiatan keragaman sosial budaya di lingkungan rumah susun. Kinerja rukun tetangga dipengaruhi oleh faktor leadership dan komunikasi dari pengurus rukun 8 L. R. Firdaus, N. Yuliastuti / JPK Vol. 3 No. 1 (2015) 1-10

tetangga. Dengan baiknya faktor leadership yang dimiliki oleh pengurus rukun tetangga (RT) secara langsung mempengaruhi penilaian kinerja rukun tetangga, dan faktor komunikasi yang baik dari pengurus rukun tetangga (RT) juga meningkatkan kinerja rukun tetangga baik terhadap interaksi internal rumah susun terhadap penghuni dan pengelola rumah susun, maupun interaksi dengan eksternal. Dari analisis skoring yang telah dilakukan terhadap 3 variabel yang ada, dapat diketahui bahwa pengaruh rukun tetangga di rumah susun dan Poncol sudah cukup mempengaruhi rumah susun. Pengaruh rukun tetangga di 2 rumah susun Dinas Pemadam Kebakaran termasuk dalam kategori BAIK dengan skor 2,5. Untuk pengaruh rukun tetangga di rumah susun berkatagori BAIK dengan skor 2,43, sementara pengaruh rukun tetangga di rumah susun Poncol berkatagori BAIK dengan skor 2,57. Dari ketiga variabel di atas, di rumah susun pada variabel kondisi fisik lingkungan rumah susun dalam katagori SEDANG dengan skor 2,05. Variabel interaksi dan kegiatan masyarakat penghuni rumah susun dan kinerja rukun tetangga dalam katagori BAIK. Variabel interaksi dan kegiatan masyarakat penghuni rumah susun berkatagori BAIK dengan skor 2,55 dan kinerja rukun tetangga berkatagori BAIK dengan skor 2,69. Sementara di rumah susun Poncol semua variabel yaitu variabel kondisi fisik lingkungan rumah susun, variabel interaksi dan kegiatan masyarakat penghuni rumah susun dan kinerja rukun tetangga dalam katagori BAIK. Variabel kondisi fisik lingkungan rumah susun berkatagori BAIK dengan skor 2,31, variabel interaksi dan kegiatan masyarakat penghuni rumah susun berkatagori BAIK dengan skor 2,66 dan kinerja rukun tetangga berkatagori BAIK dengan skor 2,75. Untuk pengaruh rukun tetangga terhadap kondisi fisik lingkungan di rumah susun, mempengaruhi dari ketersediaan dan kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun dan kegiatan keragaman sosial budaya rumah susun, sedangkan pengaruh rukun tetangga terhadap kondisi fisik lingkungan di rumah susun di pengaruhi oleh hubungan koordinasi dengan warga rumah susun dan indikator tingkat pendapatan dan pendidikan penghuni rumah susun. Untuk pengaruh rukun tetangga terhadap interaksi dan kegiatan masyarakat penghuni rumah susun mempengaruhi dari frekuensi kegiatan lingkungan rumah susun dan antusiasme penghuni rumah susun, sedangkan pengaruh rukun tetangga terhadap interaksi dan kegiatan masyarakat penghuni rumah susun di pengaruhi oleh indikator usaha sampingan dan hubungan koordinasi dengan warga rumah susun dan pengkoordinasian antar warga. 4. KESIMPULAN Rukun tetangga (RT) telah mempengaruhi kondisi rumah susun dan Poncol. Kondisi rumah susun yang dipengaruhi rukun tetangga (RT) yaitu kondisi fisik lingkungan rumah susun dari ketersediaan dan kondisi sarana prasarana lingkungan rumah susun serta kegiatan keragaman sosial budaya rumah susun. Interaksi dan kegiatan masyarakat penghuni rumah susun dari frekuensi dan antusiasme penghuni rumah susun terhadap kegiatan lingkungan rumah susun. Kinerja rukun tetangga dari hubungan dengan penghuni dan pengelola rumah susun. Adanya pengaruh dari lembaga rukun tetangga terhadap kondisi rumah susun dan Poncol, dipengaruhi oleh komunikasi dan leadership yang baik dari pengurus rukun tetangga baik di rumah susun maupun rumah susun Poncol serta keaktifan dari penghuni rumah susun mengenai kinerja rukun tetangga (RT) dan kondisi rumah susun.peran serta penghuni rumah susun dan atusiasme penghuni harus dipertahankan dalam kegiatan yang dilakukan lingkungan, sehingga kegiatan yang dilangsungkan di rumah susun dapat terus ramai sehingga kegiatan tersebut berlanjut kedepannya. Karakter peran rukun tetangga di rumah susun Dinas Pemadam Kebakaran dengan rumah susun umum tidak jauh berbeda, dimana masing masing pengurus rukun tetangga saling berkoordinasi satu sama lain demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Untuk permasalahan terhadap sarana prasarana dan kegiatan penghuni rumah susun, L. R. Firdaus, N. Yuliastuti / JPK Vol. 3 No. 1 (2015) 1-10 9

peran serta pengurus rukun tetangga di rumah susun Dinas Pemadam Kebakaran lebih berperan aktif dari pada di rumah susun umum. Hal ini dikarenakan pengurus rukun tetangga saling berkordinasi dengan pengelola rumah susun dalam pencarian dana demi meningkatkan sarana prasarana lingkungan rumah susun dan kegiatan kegiatan yang ada di lingkungan rumah susun. 5. DAFTAR PUSTAKA Koentjoroningrat. (1993). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Minar, D. W., & Greer, S. A. (1969). The concept of community: Readings with interpretations. Chicago: Transaction Publishers. Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta Ghalia Indonesia. Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Guinness, P. (1986). Harmony and Hierarchy in a Javanese Kampung. UK: Oxford Unic Press. Kartono, K. (1996). Pengantar metodologi riset sosial. Bandung: Mandar Maju. 10 L. R. Firdaus, N. Yuliastuti / JPK Vol. 3 No. 1 (2015) 1-10