BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

dokumen-dokumen yang mirip
1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immunodeficiency

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan epidemi HIV (Human Immunodefisiency virus) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN DARI KLIEN HIV/AIDS DI RUANG MELATI 1 RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, stabilitas dan keamanan pada negara-negara berkembang. HIV dan

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. (HIV-AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI, 2006). Seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

BAB 1 PENDAULUAN. menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dunia (Silalahi, Lampus, dan Akili, 2013). Seseorang yang terinfeksi HIV dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang diantaranya Acquired Immuno Defesiiency Syndrome (AIDS). AIDS disebabkan oleh Humman Immuno Deficiensy Virus (HIV) (Kemenkesh RI, 2012). Garg (2012) mengatakan bahwa kematian berjumlah 7,9 juta (55%), sedangkan kematian disebabkan penyakit menular berjumlah 5 juta jiwa (35%). Pada tahun 2009 jumlah pasien HIV anak-anak dan dewasa yang baru terinfeksi sebanyak 2,6 juta dan 2,2 juta adalah pasien dewasa. Pasien yang baru terinfeksi secara global mulai mengalami penurunan sejak tahun 2001 sampai dengan 2009. Penularan melalui kecelakaan jarum suntik pada petugas kesehatan mempunyai resiko 0,5% dan mencakup 0,1% kasus dunia. Penurunan jumlah pasien baru yang terinfeksi HIV sebesar 19% atau 3,1 juta dibandingkan dengan yang baru terinfeksi HIV pada tahun 1999 yaitu 2,9 sampai 3,4 juta orang sedangkan yang meninggal 1,8 juta (Joint United Nations Programee on HIV/AIDS atau UNAIDS, 2010). Internasional Council of nurse (ICN) (2005) melaporkan bahwa estimasi sekitar 19-35% semua kematian pegawai kesehatan pemerintah di Afrika disebabkan oleh HIV/AIDS, dan di Negara lain juga para perawat menolak penderita AIDS yang sudah mendekati ajal. Di Indonesia data ini 1

2 tidak tersedia dengan baik, perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan adalah kategori orang-orang yang rentan yaitu orang-orang yang karena lingkup pekerja sehingga rentan terhadap penularan HIV. Human Immunodeficiensy Virus merupakan virus yang menyerang sel darah putih atau sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita akan meninggal dunia (Healt Wold Organization atau WHO, 2012). Berdasarkan laporan rekam medis RSUD Banyumas jumlah pasien dengan HIV/AIDS pada bulan September - Desember 2010 sebanyak 12 pasien, tahun 2011 sekitar 53 pasien yang meninggal 16 pasien, tahun 2012 sebanyak 55 pasien meninggal 19 pasien, Januari - September 2013 sebanyak 52 pasien yang lama dan masih aktif menjalani pengobatan dan konseling di klinik VCT Bunga Harapan RSUD Banyumas. Pada tahun 2012 tercatat 2 orang perawat terpapar penularan melalui jarum suntik pada pasien HIV/AIDS (Rekam Medik RSUD Banyumas, 2013). Beberapa tenaga kesehatan secara terang-terangan menolak memberikan pelayanan kesehatan ketika mengetahui pasien yang ditangani positif mengidap HIV/AIDS (Muhammad, 2010). Secara psikologis, manusia memang cenderung menghindari diri dari sesuatu yang membahayakan

3 dirinya. Berdasarkan cara pandang ini, pengucilan terhadap ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) adalah hal yang terbaik yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus tersebut. Meskipun tindakan diskriminatif bisa dipahami sebagai sebuah reaksi manusia terhadap bahaya, tindakan tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Kita perlu memberikan dukungan sosial pada ODHA untuk melindungi jiwa kita dan mereka. Harian Kompas (2008) memberitakan bahwa salah satu Rumah Sakit Pemerintah di Bandar Lampung, seorang petugas kesehatan di rumah sakit itu mengatakan bahwa kasur bekas orang dengan HIV AIDS yang dirawat akan dibakar karena virus yang menempel dikasur tidak bisa dibersihkan lagi. Persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang (Ana, 2006). Gillies (2003) berpendapat bahwa persepsi seseorang tentang situasi tertentu atau pesan tertentu menjadi landasan dalan berperilaku merawat pasien HIV. Persepsi perawat negatif dan positif perawat berhubungan dengan pengetahuan perawat tentang HIV/AIDS (Oktarini, 2011). Tingkat pengetahuan dan perilaku perawat saat melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS dinilai cukup, namun demikian masih perlu ditingkatkan lagi baik dari rumah sakit maupun perawat itu sendiri (Fahrudin, 2011). Layanan kesehatan yang belum ramah, takut dan cemas terhadap perawatan penderita HIV/AIDS dari tim kesehatan akibat stigma dan dikriminasi dari perawat sehingga perawatan HIV/AIDS menyeluruh dan berkesinambungan. Hal ini terbukti dalam penelitian Fahrudin (2011) yaitu

4 respon perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS di Rumah Sakit Panti Wilasa Semarang, hasilnya bahwa respon perawat biasa saja (tidak takut, tidak cemas), kasihan cemas, takut cemas, takut dan was-was. Respon kecemasan perawat bentuknya tidak sampai mengganggu pekerjaan dan sebaliknya tingkat kewaspadaan mereka meningkat, gelisah, gugup dan kurang maksimal dalam melakukan pekerjaan sedangkan tingkat kecemasan ringan dan sedang. Respon perilaku dan sikap perawat didahului dengan mempersiapkan dengan memakai alat pelindung diri (protap) dan berdo a, ikut mendukung, melakukan tugas dengan baik dan hati-hati, tidak membedakan, empati, berusaha tetap tenang, tetap konsentrasi dan tetap waspada. Respon-respon yang muncul pada perawat masih dalam rentang respon yang adaptif dan belum mengarah ke respom maladaptif. Perawatan pada ODHA harus menyeluruh, berkesinambungan dan penjelasan komponen-komponen perawatan HIV/AIDS adalah suatu konsep perawatan yang menyeluruh membentuk suatu jejaring kerja di antara semua sumber daya yang ada dalam rangka memberikan pelayanan dan perawatan holistik, menyeluruh dan dukungan yang luas bagi ODHA dan keluarganya. Perawatan menyeluruh tersebut meliputi pula perawatan di rumah sakit dan di rumah selama perjalanan penyakit. Sebelum diputuskan untuk memberikan perawatan menyeluruh berkesinambungan perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain sumber daya yang memadai yaitu dukungan dana, bahan dan alat, sumber daya manusia (SDM), baik dari pihak pemerintah maupun dari masyarakat serta jalinan kerjasama yang baik diantara mereka (Pusat

5 Informasi Infeksi & Penyakit Menular Indonesia, RSUP Prof. DR. Sulianti Suroso Jakarta, 2004). B. Perumusan Masalah Human Immunodevficiensy Virus adalah virus yang menyebabkan AIDS. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sehingga menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit dan berpotensi mengancam nyawa. HIV dikenal sebagai slow virus, jadi bagi orang yang terkena virus HIV dampaknya dapat dirasakan dalam jangka waktu yang lama hingga muncul gejala yang berat dan fenomena yang ada, sebagian pasien berobat pada stadium lanjut dengan berbagai infeksi oportunistik dalam keadaan umum jelek, sehingga jumlah pasien HIV/AIDS di RSUD Banyumas terus meningkat tiap tahunnya karena itu diperlukan suatu pengobatan, dukungan dan perawatan bagi ODHA oleh tenaga kesehatan. Peran perawat sebagai tenaga kesehatan sangat penting dalam pencegahan dan penularan HIV/AIDS. Namun masih ada rasa takut tertular dan cemas dalam memberikan perawatan terhadap ODHA. Perawat mempunyai resiko terpapar infeksi dalam merawat HIV/AIDS, pada tahun 2012 di RSUD Banyumas tercatat 2 orang perawat terpapar penularan melalui jarum suntik pada pasien HIV/AIDS. Maka rumusan masalahan dalam penelitian ini yang muncul adalah persepsi perawat terhadap perawatan ODHA di ruang penyakit dalam RSUD Banyumas.

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk menggambarkan persepsi perawat terhadap perawatan ODHA di ruang penyakit dalam RSUD Banyumas. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui fenomena perawatan yang dilakukan oleh perawat terhadap ODHA di ruang penyakit dalam RSUD Banyumas, yaitu: 1) Pengobatan dan perawatan tatalaksana klinis. 2) Dukungan psikologis. 3) Dukungan sosio ekonomi. 4) Dukungan HAM dan aspek hukum. b. Mengetahui fenomena persepsi perawat dalam perawatan ODHA di ruang penyakit dalam RSUD Banyumas. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, juga sebagai bahan kajian bagi penelitian selanjutnya sehingga hasilnya akan lebih luas dan mendalam. 2. Bagi Peneliti Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan baru dalam bidang penelitian dan untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang persepsi

7 perawat terhadap perawatan ODHA di ruang penyakit dalam RSUD Banyumas. 3. Bagi Rumah Sakit Dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi tenaga keperawatan khususnya perawat di RSUD Banyumas. 4. Bagi Perawat Dapat menjadikan masukan dan tambahan ilmu pengetahuan tentang persepsi perawat terhadap perawatan ODHA di RSUD Banyumas sehingga mempunyai kemampuan dalam memberikan perawatan yang berkesinambungan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS. E. Penelitian Terkait Berdasarkan pengetahuan dan telaah pustaka yang dilakukan peneliti, penelitian ini belum pernah dilakukan, namun ada penelitian- penelitian yang terkait dengan penelitian ini, antara lain : 1. Iqbal (2011) dalam penelitiannya Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Perawat Dalam Pemberian Asuhan keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Latar belakang penelitian menyatakan bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit yang sudah lama menyerang manusia dan hingga kini belum ditemukan obatnya. Jumlah kasus yang terus meningkat tiap tahunnya membuat HIV/AIDS mendapatkan perhatian khusus oleh tenaga kesehatan. Peran perawat sebagai tenaga kesehatan sangat penting dalam pencegahan dan penularan HIV/AIDS. Tujuan penelitian

8 ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan dan perilaku perawat saat melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif dan dilakukan pada bulan Mei. Teknik pengambilan sampel menggunakan totality sampling dengan jumlah sampel sebanyak 47 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik frekuensi deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan perilaku perawat saat melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS dinilai cukup, namun demikian tingkat pengetahuan dan perilaku perawat masih perlu ditingkatkan lagi baik dari rumah sakit maupun dari perawat itu sendiri. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang HIV/AIDS pada perilaku perawat. Sementara perbedaan penelitian Iqbal (2011) menekankan pada pemberian asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS dengan metode penelitian kuantitatif sedangkan penelitian ini menekankan pada perawatan ODHA, metode penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. 2. Oktarini (2011) dalam penelitiannya tentang Persepsi Perawat Tentang Asuhan Keperawatan Yang Diberikan Kepada Pasien HIV/AIDS merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi bertujuan untuk memeperoleh gambaran perawat tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien HIV/AIDS. Enam partisipan di

9 pilih sesuai kriteria dengan metode purpose sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam yang dilengkapi catatan lapangan, direkam kemudian ditranskrip verbatim, selanjutnya dianalisis menggunakan colazzi. Hasil penelitian mengidentifikasi 8 tema utama yaitu sikap perawat, pengetahuan, aktifitas pengkajian, perubahan fisiologis, perubahan psikologis, perubahan sosiologi, kondisi ekonomi dan kondisi spiritual pasien HIV/AIDS. Peneliti menyimpulkan bahwa persepsi perawat negatif dan positif perawat berhubungan dengan pengetahuan perawat tentang HIV /AIDS karena mereka mengalami perubahan yang kompleks. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang persepsi perawat pada pasien terinfeksi HIV/AIDS, metode kualitatif dengan pendekatan fenomenalogi Sementara perbedaan penelitian Oktarini (2011) lebih menekankan pada pemberian asuhan keperawatan sedangkan penelitian ini menekankan perawatan ODHA.