BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA TAHUN ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu,

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel makroekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Baasir (2003) yang dikutip oleh Andrianus (2006) dalam

BAB IV METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB III METODE PENELITIAN. melalui akses data publikasi pada website resmi Bursa Efek Indonesia untuk

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

SKRIPSI. Kausalitas Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi. di Indonesia Tahun

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

FLUKTUASI TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP TABUNGAN DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PEDAHULUAN. Memasuki millennium ke tiga, perdebatan melalui penanaman modal asing

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

: Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Abstrak

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA MINYAK DUNIA DENGAN INFLASI DUNIA TAHUN (Pendekatan Error Corection Model atau ECM)

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Inggris (consumption), berarti pembelanjaan yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah enam tahun terakhir yaitu 2005 sampai 2011.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan suatu fenomena ekonomi yang sangat menarik untuk dibahas terutama yang berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi menyebabkan tingkat balas jasa yang riil terhadap asset finansial domestik semakin rendah ( bahkan seringkali negatif ), sehingga dapat mengganggu mobilisasi dana domestik dan bahkan dapat mengurangi tabungan domestik yang menjadi sumber dana investasi. Kedua, dapat menyebabkan daya saing barang ekspor berkurang dan dapat menimbulkan defesit dalam transaksi berjalan dan sekaligus dapat meningkatkan hutang luar negeri. Ketiga, inflasi dapat memperburuk distribusi pendapatan dengan terjadinya transfer sumberdaya dari konsumen dan golongan berpenghasilan tetap kepada produsen. Keempat, inflasi yang tinggi dapat mendorong terjadinya pelarian modal keluar negeri. Kelima, inflasi yang tinggi akan dapat mennyebabkan kenaikan tingkat bunga nominal yang dapat mengganggu tingkat investasi yang dibutuhkan untuk memacu tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu (Hera Susanti et all,1995). Inflasi juga merupakan masalah yang dihadapi setiap perekonomian. Sampai dimana buruknya masalah ini berbeda di antara 1

satu waktu ke waktu yang lain, dan berbeda pula dari satu Negara ke Negara lain. Tingkat inflasi yaitu presentasi kenaikan harga harga dalam suatu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menunjukkan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi. Dalam perekonomian yang pesat berkembang inflasi yang rendah tingkatannya yang dinamakan inflasi merayap yaitu inflasi yang kurang dari sepuluh persen setahun. Seringkali inflasi yang lebih serius atau berat, yaitu inflasi yang tingkatnya mencapai diatas seratus persen setahun. Pada waktu peperangan atau ketidak setabilan politik, inflasi dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi yang kenaikan tersebut dinamakan hiperinflasi (Sukirno,2004). Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan dijumpai di hampir semua Negara di dunia. Inflasi adalah kecenderungan dari harga harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang barang lain. (Boediono.1995). Brodjonegoro (2008) menyatakan bahwa permasalahan pertama yang paling kritis dalam kebijakan moneter adalah kesulitan pengambil kebijakan dalam mengendalikan laju inflasi. Dalam pengertian, memang laju inflasi Indonesia relative rendah, lebih banyak dibawah dua digit, tetapi selalu membutuhkan kerja ekstra keras. Selain itu, inflasi yang terjadi juga sangat rentan apabila terjadi gangguan eksternal. Ketika terjadi 2

guncangan (shock) eksternal sedikit, seperti kenaikan harga pangan, atau energi, maka secara langsung inflasi menjadi tidak terkontrol melebihi 10 persen. Baru baru ini Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan inflasi sampai akhir 2012 mencapai 4,6 persen atau berada dalam kisaran yang ditetapkan BI 3,5 5,5 persen setahun. Sebelumnya BPS ( Bandan Pusat Statistik ) mengumumkan laju inflasi pada September 2012 tercatat sebesar 0,01 persen, dengaan penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok sandang mencapai 1,47 persen serta kelompok pendidikan rekreasi dan olah raga sebesar 1,07 persen. Sementara kelompok bahan makanan menjadi penyumbang deflasi terbesar yaitu 0,92 persen. September 2012 laju inflasi tahun kalender januari septeber 2012 tercatat 3,79 persen dan inflasi inti year on year (September 2012 terhadap September 2011) 4,12 persen. Inflasi pada September 2012 merupakan inflasi terendah pada bulan yang sama lima tahun terakhir. Pada September 2007 tercatat inflasi sebesar 0,8 persen, September 2008 tercatat 0,97 persen dan September 2009 mencapai 1,05 persen, September 2010 inflasi mencapai 0,44 persen dan September 2011 inflasi mencapai 0,27 persen. (www. antaranews.com) Lonjakan terhadap inflasi nasional yang tanpa diimbangi dengan pendapatan nominal penduduk akan menyebabkan pendapatan rakyat merosot baik pendapatan riil maupun pendapatan perkapita. Ini 3

menjadikan Indonesia kembali masuk golongan Negara miskin, dan ini menyebabkan semakin beratnya beban hidup masyarakat khususnya strata ekonomi bawah. Karena begitu dahsatnya pengaruh inflasi di Indonesia terhadap perekonomian nasional, maka perlu perhatian yang ekstra terhadap inflasi agar krisis ekonomi tahun 1998 tidak terulang lagi. Bank Indonesia sebagai penentu kebijakan otoritas moneter mempunyai tugas sebagai bank sirkulasi dan bank sentral yaitu mengatur, menjaga dan memelihara kesetabilan nilai uang rupiah serta mendorong kelancaran produksi dan pembangunan demi peningkatan taraf hidup rakyat. Dalam melaksanakan kebijakannya bank sentral dapat melakukan secara langsung maupun tidak langsung. Jika secara langsung maksudnya bank sentral dan pemerintah secara langsung campur tangan dalam hal peredaran uang. Sementara kebijakan moneter tidak langsung yaitu melalui pengaruh Bank Sentral terhadap pemberian kredit oleh dunia perbankkan. Yang masih ramai didebatkan oleh para ahli ekonomi ialah sampai seberapa jauhkah kebijakan moneter sungguh-sungguh berpengaruh efektif untuk mengatur kegiatan ekonomi dan mendorong kemajuan. Dari pengalaman yang sudah terjadi, ternyata politik moneter kurang begitu efektif dalam mengatasi resesi/depresi, namun cukup efektif untuk mengendalikan inflasi. Inflasi adalah keadaan yang sangat menakutkan terutama bagi Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, karena dampak inflasi 4

yang begitu luas terhadap perekonomian. Oleh karena itu Bank Indonesia sebagai otoritas moneter tidak bisa berperan sendiri dalam menjaga laju inflasi agar tetap stabil dan memerlukan peran dan kerjasama dari pihak lain seperti dari pihak swasta, warga masyarakat dan pihak yang tekait lainnya,baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk bisa membantu bank sentral dalam menjaga laju inflasi,maka pihak-pihak tersebut harus mencermati kembali teori-teori yang membahas tentang inflasi dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap inflasi dan seberapa spesifikkah pengaruhnya. Dengan adanya permasalahan ini maka penulis tertarik untuk mangangkat masalah ini untuk penelitian dalam bentuk skripsi berjudul : ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA TAHUN 2008.1 2012.4. B. Rumusan Masalah Bedasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diangkat adalah : 1. Apakah jumlah uang beredar berpengaruh terhadap inflasi? 2. Apakah tingkat suku bunga sertifikat bank indonesia (SBI) berpengaruh terhadap inflasi? 3. Apakah produk domestik bruto berpengaruh terhadap inflasi? 4. Apakah nilai tukar rupiah terhadap dollar US berpengaruh terhadap inflasi? 5

C. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi. 2. Menganalisis pengaruh tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia terhadap inflasi. 3. Menganalisis pengaruh produk domestik bruto terhadap inflasi. 4. Menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dollar US terhadap inflasi. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan ekonomi pembangunan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan diharapkan penelitian ini menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi penulis. 2. Bagi Instansi Terkait Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan penambahan wawasan dan informasi bagi pihak pihak terkait dalam menentukan kebijakan yang tepat bagi permasalahan ekonomi di Indonesia ini. 3. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran maupun studi banding bagi mahasiswa maupun pihak yang melakukan penelitian yang sejenis. 6

4. Bagi Masyarakat Diharapkan masyarakat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia dan hubungan variabelnya, sehingga masyarakat dapat ikut berperan mengendalikan inflasi dengan menjaga stabilitas variabel variabel pendukung. E. Metodologi Analisis 1. Cara Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder runtut waktu (time series) yang diperoleh dari berbagai sumber seperti, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan dari Bank Indonesia. 2. Variabel-variabel 2.1. Variabel Dipenden Laju Inflasi. (INF) Data inflasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah data laju inflasi kwartalan yang diperoleh dari data Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) dari Bank Indonesia, dengan satuan persen (%) dari tahun 2008.1 2012.4 2.2. Variabel Independen 1. Jumlah uang beredar (JUB) Data jumlah uang beredar (M2) Indonesia. Data ini diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) 7

berdasarkan perhitungan bulanan yang diolah menjadi kwartalan, dinyatakan dalam satuan milyar rupiah dari tahun 2008.1 2012.4 2. Tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia.(SBI) Data ini diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) berdasarkan perhitungan bulanan yang diolah menjadi kwartalan, dinyatakan dalam persen (%) dari tahun 2008.1 2012.4. 3. Produk Domestik Bruto. (PDB) Data Produk Domestik Bruto Indonesia atas dasar harga berlaku, diperoleh dari data yang dikeluarkan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Tahun 2008.1 2012.4 4. Nilai Tukar kurs rupiah terhadap dollar AS. (KURS) Data nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS, yang diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) tahun 2008.1 2012.4. 3. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan metode diskriptif kuantitatif,yaitu mendiskripsikan suatu permasalahan kemudian menganailisisnya. Data yang digunakan adalah data runtut waktu (time serie). Dalam analisis ini, persamaan yang akan digunakan adalah persamaan linier. Hubungan model persamaan linernya adalah : 8

Linier INF = β 0 + β 1 JUB + β 2 SBI +β 3 PDB + β 4 KURS+ e 3.1. Linieritas Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Uji linieritas juga diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari hubungan linieritas tersebut. Apabila penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah linier (Hadi, 2000). 3.2. Normalitas Residual Uji normalitas residual (u t ) adalah penting mengingat uji validitas pengaruh variabel independen baik secara serempak ( uji F ) maupun sendiri ( uji t ) dan estimasi variabel dependen mensyaratkan hal lain. Apabila asumsi ini tidak terpenuhi maka kedua uji ini dan estimasi nilai dependen adalah tidak valid untuk sampel kecil atau tertentu ( Gujarati, 1995). 3.3. Asumsi Klasik Dalam paraktek sering muncul masalah saat analisis digunakan untuk mengestimasi. Masalah ini dalam ekonometrika masuk dalam pengujian asumsi klasik. Dalam pengujian ini akan dibahas ada tidaknya masalah multikolinieritas, normalitas, heteroskedastisitas, otokorelasi, jika terjadi penyimpangan dalam asumsi klasik diatas akan menyebabkan uji F dan uji t yang dilakukan menjadi tidak valid. 9

3.3.1. Multikolinieritas Masalah multikolinieritas muncul jika terdapat hubungan yang sempurna atau yang pasti diantara beberapa variabel atau semua variabel independen dalam model. Dalam kasus terdapat kasus multikolinieritas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan pengaruh murni dalam variabel. 3.3.2. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi u t tidak konstan atau berubah-ubah seiring dengan berubahnya variabel independen (Gujarati, 1995:61). 3.3.3. Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.uji autokorelasi terjadi apabila nilai variabel masa lalu memiliki pengaruh terhadap nilai variabel masa kini atau masa akan datang. 3.4. Uji Statistik 3.4.1. Uji t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel 10

dependen dengan menganggap variabel independen lain konstan. 3.4.2. Uji F Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis ini sering disebut pengujian signifikansi keseluruhan (overall significance) terhadap garis regresi 3.4.3. Uji R 2 Imam Ghozali (2000) menyatakan koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi variabel terkait. Nilai R 2 adalah antara nol sampai satu, jika nilainya kecil atau mendekati nol berarti kemampuan variabel dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Namun jika nilainya mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. F. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian. 11

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang diskripsi teoritis teori - teori yang digunakan sebagai dasar penelitian.dan berisikan tentang studi pustaka terhadap penelitian terdahulu yang sejenis,dengan tujuan untuk menghindari duplikasi. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan data data penelitian, sumber data dan metode perhitungannya serta model pengujian terhadap data terebut. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan analisis dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan yang terkait tujuan penelitian, pengujian hipotesis dan penerapan metode yang digunakan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang simpulan dan implikasi dari penelitian setelah dianalisis pada BAB IV. 12