Pengaruh Kombinasi Temperatur dengan Lama Pengasapan Terhadap Keasaman dan Total Bakteri Daging Ayam Broiler

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES FERMENTASI DENGAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP SIFAT KIMIA DENDENG SAPI IRIS DAN GILING. Oleh : Akram Hamidi

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

Pengaruh Pengasapan Sekam Padi Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Dendeng Batokok

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Salami Daging Kelinci

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

PENGARUH DOSIS PEMBERIAN ASAP CAIR ( LIQUID SMOKE ) DAN LAMA SIMPAN TERHADAP JUMLAH BAKTERI DAN ph DAGING AYAM

PENGARUH LAMA PENGASAPAN TELUR ASIN DENGAN MENGGUNAKAN SERABUT KELAPA TERHADAP KADAR AIR DAN JUMLAH BAKTERI TELUR ASIN ASAP

PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh

Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Lemari Es terhadap PH, Daya Ikat Air, dan Susut Masak Karkas Broiler yang Dikemas Plastik Polyethylen

Kualitas Daging Se i Babi Di Kota Madya Kupang Ditinjau Dari Total Coliform Dan ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penambahan bentonit pada proses Pelleting

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal Vol. 6, No. 2 ISSN :

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan

BAB III METODE PENELITIAN

Kualitas Daging Se i Sapi di Kota Kupang Ditinjau dari Jumlah Bakteri Coliform dan Kadar Air

KARAKTERISASI ASAP CAIR HASIL PIROLISIS AMPAS TEBU SERTA PENGUJIANNYA UNTUK PENGAWETAN DAGING AYAM

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bambang Sugeng Jaya dan Peni S. Hardjosworo Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

METODE Lokasi dan Waktu Materi

Kualitas Daging Se i Babi Produksi Denpasar

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

BAB III METODE PENELITIAN

KUALITAS FISIK DAGING LOIN SAPI BALI YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) MODEREN DAN TRADISIONAL

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

KADAR AIR DAN TOTAL BAKTERI PADA IKAN ROA (Hemirhampus sp) ASAP DENGAN METODE PENCUCIAN BAHAN BAKU BERBEDA

PENGARUH PENGGUNAAN ASAM CUKA NIRA AREN TERHADAP DAGING SAPI ASAM

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

KONTAMINASI BAKTERI Escherichia coli PADA DAGING SE I SAPI YANG DIPASARKAN DI KOTA KUPANG

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

Lilis Suryaningsih,Wendry Setiyadi Putranto, dan Eka Wulandari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

BAB III MATERI DAN METODE

Pengasapan pangan. Kuliah ITP

PENGASAPAN. PENGASAPAN merupakan perlakuan terhadap produk makanan dengan gas yang dihasilkan dari pemanasan material tanaman (contoh : kayu)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

APLIKASI MODEL ARRHENIUS UNTUK PENDUGAAN PENURUNAN MASA SIMPAN DAGING SAPI PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG DAN REFRIGERASI BERDASARKAN NILAI TVB DAN ph

KARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C)

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

THE EFFECT OF DIFFERENT FROZEN STORAGE TIME ON THE CHEMICAL QUALITY OF BEEF

PENGARUH BUNGKIL BIJI KARET FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAGING DOMBA PRIANGAN JANTAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda

Aspek Mikrobiologi Dendeng Asap Dengan Daging yang Berbeda pada Pengasapan Tempurung Kelapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

Pengaruh Dosis Inokulum dan Lama Fermentasi Buah Ketapang (Ficus lyrata) oleh Aspergillus niger terhadap Bahan Kering, Serat Kasar, dan Energi Bruto

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

STUDI COMPERATIVE JENIS KAYU TERHADAP FLAVOR IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) ASAP. Oleh: Abstrak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

KUALITAS DAGING ITIK FERMENTASI YANG DIRENDAM MENGGUNAKAN L. plantarum DENGAN LEVEL YANG BERBEDA DAN DISIMPAN PADA SUHU RENDAH.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian paha yaitu silver side sebanyak 2

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

Daya Simpan dan Variasi Bumbu Daging Se i Babi Produksi Kota Denpasar pada Suhu Ruang

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. perendam daging ayam broiler terhadap awal kebusukan disajikan pada Tabel 6.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan

TINJAUAN PUSTAKA Daging Karkas Sapi

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang total koloni bakteri, nilai ph dan kadar air daging sapi di

SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour)

UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI MAKANAN BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL KOLONI BAKTERI

Transkripsi:

Pengaruh Kombinasi Temperatur dengan Lama Pengasapan Terhadap Keasaman dan Total Bakteri Daging Ayam Broiler Kusmajadi Suradi dan Lilis Suryaningsih Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Abstrak Kombinasi temperatur dan lama pengasapan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pengasapan daging ayam, karena akan mempengaruhi ph dan jumlah mikroba daging. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kombinasi temperatur dengan lama pengasapan terhadap keasaman (ph) dan jumlah bakteri daging asap ayam broiler dan untuk mendapatkan pada kombinasi temperatur dengan lama pemasakan berapa yang menghasilkan ph dan jumlah bakteri daging asap ayam broiler terbaik. Rancangan acak lengkap digunakan dalam penelitian ini dengan 6 perlakuan kombinasi temperatur dengan lama pemasakan berbeda, yaitu : temperatur pengasapan 60 o C selama 4 jam (P1), dan 6 jam (P2), temperatur pengasapan 70 o C selama 4 jam (P3) dan 6 jam (P4), temperatur pengasapan 80 o C selama 4 jam (P5) dan 6 jam (P6), setiap perlakuan diulang 4 kali. Variable yang diukur, yaitu ph dan jumlah bakteri. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan, bahwa keasaman (ph) dan jumlah bakteri daging asap ayam broiler nyata (P<0,05) dipengaruhi oleh kombinasi temperatur dan lama pengasapan. Pengasapan daging ayam broiler terbaik pada temperatur 70 o C selama 6 jam atau 80 o C selama 4 jam. Kata kunci : daging, broiler, asap Abstract Smoking is one of ways to durable meat using combination between using heat and chemical on smoked chicken broiler meat, because will be effect to ph and total bacteria. The aims of the study was to know the effect of temperature and prolong smoking toward ph and total backteria smoke chicken broiler meat and to get combination between temperature with prolong cooking which produced tenderness and acceptability of the best smoke chicken broiler meat are the aim of this research. Completely Randomized Design is used in this research with 6 treatment temperature and times smoking, e.g. : temperature 60 o C during 4 hours (P1) and 6 hours (P2), temperature 70 o C during 4 hours (P3) and 6 hours (P4), temperature 80 o C during 4 hours (P5) and 6 hours (P6). Each treatment was repeated for 4 times. The variable which was measured was: tenderness, water content and acceptability toward taste, color, and aroma. This research shows that temperature and times smoking significantly effected (P<0,05) on tenderness, moisture content and the taste of smoke chicken broiler meat, but those didn t effect to color and aroma of smoke chicken broiler meat. Smoking in 80 o C temperature during 4 hours produced smoke chicken broiler meat with highest taste likeness and requirement of moisture content, but low tenderness. Password: meat, broiler, smoke.

Pendahuluan Daging ayam broiler merupakan bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan tanpa usaha penanganan dan pengawetan. Pengasapan merupakan salah satu cara untuk mengawetkan daging menggunakan kombinasi antara penggunaan panas dan zat kimia yang dihasilkan dari pembakaran kayu. Jenis kayu sebagai sumber asap sebaiknya berasal dari kayu keras yang dapat menghasilkan asap dengan mutu dan volume asap sesuai dengan yang diharapkan. Kayu keras (non resinous) pada umumnya mengandung 40 60% selulosa, 20 30% hemiselulosa dan 20 30% lignin (Soeparno, 1998). Senyawa kimia utama yang terdapat di dalam asap antara lain asam formiat, asetat, butirat, kaprilat, vanilat dan asam siringat, dimetoksifenol, metal glioksal, furfural, methanol, etanol, oktanol, asetaldehid, diasetil, aseton, dan 3,4- benzinpiren (Lawrie, 1995). Senyawa kimia tersebut dapat berperan sebagai bakteriostatik, bakteriosidal dan dapat menghambat oksidasi lemak (Winarno et al., 1980). Selama pengasapan berlangsung, senyawa kimia yang terdapat di dalam asap akan menempel pada daging yang akan memberikan efek preservatif sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang pada akhirnya masa simpan dapat diperpanjang. Daging segar mempunyai ph pada kisaran ph normal, yaitu 5,4 sampai 5,9 (Snyder dan Orr, 1964 dalam Soeparno, 1998), sehingga mudah busuk karena merupakan ph yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri. Pemanasan akan menyebabkan peningkatan ph daging (Cross dan Overby, 1988), namun dapat juga menurunkan ph, karena komponen asap yang melekat pada daging mempunyai sifat asam, diantaranya asam karboksilat yang meliputi asam format, asetat, dan butirat (Winarno et al, 1980). Menurut Mountney (1976), bahwa pengasapan daging ayam tergantung pada ukuran ayam dan karakteristik produk akhir yang diinginkan, umumnya dilakukan pada temperatur 71 o C selama 4 sampai 8 jam. Untuk mendapatkan daging dada ayam asap dengan rasa dan aroma yang khas, pengasapan dilakukan pada temperatur 70 o C selama 4 jam (Riches, 2006), sedangkan pengasapan daging sapi dari bagian semi tendinous pada temperatur 70 o -80 o C membutuhkan waktu 12 sampai 24 jam (Fatma Maruddin, 2004). Kombinasi temperatur dan lama pengasapan akan mempengaruhi jumlah mikroba di dalam daging asap ayam broiler. Temperatur dan lama pengasapan berbanding lurus dengan jumlah bakteri, pada proses pengasapan dengan temperatur yang lebih tinggi dengan waktu yang lebih lama akan memperkecil jumlah total bakteri daging ayam broiler asap, sebaliknya pada temperature rendah dengan waktu yang singkat, tapi tidak demikian halnya terhadap ph daging asap Bahan dan Metode Penelitian Bahan Penelitian Karkas ayam broiler bagian dada dengan berat pada kisaran 250 sampai 350 g diperoleh dari pemotongan ternak ayam broiler berumur 5 minggu dengan berat pada kisaran 1,3 sampai 1,6 kg. Bahan lainnya yang digunakan adalah gula, garam dapur dan sendawa.

Proses Pengasapan Tahapan pengasapan daging ayam broiler (Illustrasi 1), yaitu sbb.: 1. Daging dibersihkan dari lemak yang melekat pada permukaan daging 2. Perendaman daging dalam larutan curing (140 g garam dapur, 120 g gula pasir, 12 g sendawa dalam 1 liter air) selama 24 jam 3. Pencucian dan Penirisan daging yang telah dikuring 4. Penggantungan daging dalam lemari asap 5. Pengasapan menggunakan asap dari tempurung kelapa dengan temperatur dan lama pengasapan sesuai dengan perlakuan Daging Ayam Broiler Pemisahan Lemak Bahan Curing Curing Pengasapan Daging Ayam Broiler Illustrasi 1. Tahapan Pembuatan Daging Asap Ayam Broiler Metode Penelitian Penelitian dilakukan secara eksperimen di laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (Steel dan Torrie, 1981) dengan 6 perlakuan pengasapan, yaitu : Pengasapan pada temperatur 60 o C selama 4 jam (P1), dan 6 jam (P2), pengasapan pada temperatur 70 o C selama 4 jam (P3) dan 6 jam (P4), pengasapan pada temperatur 80 o C

selama 4 jam (P5) dan 6 jam (P6), setiap perlakuan diulang 4 kali. Bila sidik ragam menunjukan perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Variabel yang diukur adalah : ph dan jumlah total bakteri Pengukuran Variabel Pengukuran Keasaman (ph) Pengukuran ph daging asap dilakukan mengacu pada Anton Apriyantono et al., (1989), menggunakan ph meter. Sebelumnya ph meter dikalibrasi dengan larutan buffer pada ph 4 dan 7. Setiap selesai pengukuran, elektroda dibilas dengan akuades dan dikeringkan menggunakan tissue. Sampel daging sebanyak 10 gram dihancurkan dengan miller, kemudian diambil sebanyak 1 gram, dilarutkan dengan 10 ml akuades dan dikocok sampai homogen. Pengukuran ph daging asap dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam larutan sampel dan lakukan pembacaan nilai ph pada layar ph meter. Perhitungan Total Bakteri Perhitungan bakteri dilakukan dengan metode Total Plate Count (Cunningham dan Cox, 1987), dengan cara sebagai berikut : 1. Sterilisasi alat 2. Menyiapkan tabung reaksi pada rak susun yang telah diberi kode pengenceran 10-1 sampai 10-6, kemudian setiap tabung reaksi diisi denga 9 ml NaCl fisiologis 3. Sampel ditimbang sebanyak 10 g dan dimasukkan dalam tabung Erlenmeyer, kemudian ditambahkan 90 ml NaCl fisiologis lalu dikocok sampai homogen. 4. Dengan menggunakan pipet piambil 1 ml sampel dari Erlenmeyer dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1, lalu dikocok sampai homogen 5. Dengan menggunakan pipet steril diambil 1 ml sampel dari tabung reaksi 1 dan kemudian dimasukan ke dalam tabung reaksi 2. Hal yang sama dari tabung reaksi ke 2 ke tabung reaksi ke 3 dan seterusnya samapai tabung reaksi ke enam. 6. Sampel dari setiap tabung reaksi diambil sampel sebanyak 1 ml, dan dimasukkan kealam petridish, kemudian segera dituangkan agar cair (NA) bertemperatur 45 o C sebanyak 20 cc pada setiap petridish. 7. Petridish yang berisi sampel dibiarkan hingga dingin dan membeku, setealh beku segera dimasukkan dalam inkubator dengan temperatur 37 o C selama 24-48 jam dalam keadaan terbalik 8. Pembacaan hasil dilakukan dengan mengitung jumlah koloni bakteri yang terbentuk Hasil dan Pembahasan Keasaman Daging Asap Ayam Broiler Hasil penelitian pengaruh perlakuan terhadap ph daging asap ayam broiler menunjukkan, bahwa pada berbagai temperatur pengasapan, meningkatnya lama pengasapan diikuti dengan penurunan ph, tetapi pada berbagai lama pengasapan,

meningkatnya temperatur pengasapan diikuti dengan peningkatan ph. Analisis sidik ragam terhadap ph daging ayam broiler asap pada berbagai perlakuan, memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05), dan untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda dilakukan uji jarak berganda Duncan (Tabel 1) Tabel 1. Pengaruh Temperatur dan Lama Pengasapan Terhadap ph Daging Asap Ayam Broiler. Kombinasi Temperatur dan Rerata ph Lama Pengasapan 60 o C 4 jam (P1) 5,65 ab 6 jam (P2) 5,58 a 70 o C 4 jam (P3) 5,74 ab 6jam (P4) 5,65 ab 80 o C 4 jam (P5) 5,89 c 6 jam (P6) 5,86 c Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf yang berbeda kearah kolom menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05) Menurut Cross dan Overby (1988), bahwa pemanasan akan menyebabkan peningkatan ph daging, namun menurut Winarno et al (1980), bahwa pengasapan dapat juga menurunkan ph, karena komponen asap yang melekat pada daging mempunyai sifat asam, diantaranya asam karboksilat yang meliputi asam format, asetat, dan butirat. Data pada Tabel 1 menunjukkan, bahwa dengan meningkatnya temperatur akan diikuti dengan peningkatan ph daging asap ayam broiler, namun pada temperatur yang sama, meningkatnya lama pemasakan diikuti dengan penurunan ph. Temperatur pengasapan 80 o C selama 4 dan 6 jam menghasilkan ph daging asap ayam broiler tertinggi satu sama lain tidak berbeda nyata, tetapi keduanya nyata lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan pada temperatur yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya penguraian dari komponen daging asap. Menurut Harris dan Karmas (1989), bahwa daging mulai terdenaturasi pada temperatur 40 o C, terutama antara temperatur 65 o C -68 o C. Hal ini sesuai dengan pendapat Forrest, et al. (1975) bahwa dengan semakin tingginya temperatur pemasakan akan diikuti dengan peningkatan ph. Pengasapan daging ayam broiler pada temperatur 60 o C selama 4 dan 6 jam, temperatur 70 o C selama 4 dan 6 jam menghasilkan ph daging asap ayam broiler yang rendah dan tidak berbeda nyata satu sama lain. Hal ini disebabkan pada temperatur rendah dengan waktu yang lama akan menyebabkan lebih banyak lagi komponen asam dari asap yang diserap oleh daging asap, sehingga ph semakin menurun (Winarno, 1979).

Total Mikroba Daging Asap Ayam Broiler Hasil penelitian efek kombinasi temperatur dengan lama pengasapan terhadap jumlah total bakteri daging asap menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) (Tabel 2) Tabel 2. Pengaruh Temperatur dan Lama Pengasapan Terhadap Total Bakteri Daging Asap Ayam Broiler Kombinasi Temperatur dengan Total Bakteri Lama Pengasapan ( x 10 4 ) 60 o C 4 jam (P1) 23,5 a 6 jam (P2) 7,0 b 70 o C 4 jam (P3) 7,8 b 6jam (P4) 3,5 c 80 o C 4 jam (P5) 1,2 c 6 jam (P6) 0,2 c Keterangan : Nilai rataan yang diikuti huruf yang berbeda kearah Kolom menunjukkan berbeda nyata (P < 0,05) Data pada Tabel 2 menunjukkan, bahwa jumlah total bakteri paling sedikit pada perlakuan kombinasi temperatur pengasapan 80 o C dengan lama pengasapan 4 jam dan 6 jam, dan temperatur 70 o C dengan lama pengasapan 6 jam tidak berbeda nyata satu sama lain, namun ketiganya nyata (P<0,05) lebih sedikit dibandingkan dengan kombinasi perlakuan temperatur 70 o C selama 4 jam, 60 o C selama 4 jam dan 6 jam. Rendahnya jumlah bakteri pada temperatur pengasapan 80 o C, karena pada temperatur pengasapan yang lebih tinggi dan waktu pengasapan yang lebih lama, akan semakin banyak lagi komponen asap yang dilepaskan dari asap hasil pembakaran kayu, sehingga akan menyebabkan terjadinya penurunan jumlah bakteri. Komponen kimia yang terkandung di dalam asap merupakan antiseptik alami yang bersifat bakteriostatik yang dapat menghambat bakteri. Sesuai dengan pendapat Pelczar dan Chan (1988), bahwa kenaikan temperatur dapat meningkatkan efektivitas suatu bahan antibakterial, karena senyawa kimia dalam asap akan merusak miroorganisme melalui reaksi-reaksi kimia dan laju reaksi kimia dipercepat dengan meningkatnya temperatur. Senyawa yang terdapat di dalam asap, yaitu alkohol-alkohol aliphatik, aldehida, keton, dan asam organik termasuk furfural, formaldehida, asam-asam dan fenol yang memiliki daya bakterostatik atau bakterisidal. Bagian ligninnya akan pecah menjadi senyawa fenol, quinol, quaicol dan pyrogalol yang merupakan bagian dari jenis-jenis senyawa antioksidan dan antiseptik (Moelyanto, 1982). Hal yang sama dikemukakan oleh Daun (1979), bahwa komponen asap berfungsi sebagai zat bakterisidal, zat antioksidan

serta zat pembentuk flavor asap (smoke flavor) dan zat warna, sehingga daging asap mempunyai masa simpan yang lebih lama daripada daging segar (Soeparno, 1998). Berdasarkan standar total bakteri yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1991), bahwa standar total bakteri daging asap sebanyak 5 x 10 4 CFU/g, maka perlakuan pengasapan yang memenuhi persyaratan tersebut adalah pengasapan pada temperatur 80 o C selama 4 jam dan 6 jam atau temperatur 70 o C selama 6 jam Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan : 1) Keasaman (ph) dan jumlah bakteri daging asap ayam broiler nyata (P<0,05) dipengaruhi oleh kombinasi temperatur dan lama pengasapan. 2) Pengasapan daging ayam broiler terbaik pada temperatur 70 o C selama 6 jam atau 80 o C selama 4 jam. Ucapan Terimakasih Ucapan terimakasih disampaikan pada Lira Mustika dan Balqis Bararah atas bantuannya selama penelitian Daftar Pustaka Anton Apriyantono, Dedi Fardiaz, Ni Luh Puspitasari, Sedarnawati, Slamet Budiyanto. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan, IPB Press Bogor. Cross, H.R. and A.J. Overby. 1988. Meat Science, Milk Science, and Technology. Elsevier Science Pub. B.V. Amsterdam Cunningham, F.E. and N.A Cox. 1987. The Microbiology of Poultry Meat Product. Academic Press Inc.Sandiego California Daun, 1979. Interaction of Wood Smoke Component and Foods. Journal Food Tech. 33:66-70 Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1991. Komposisi Bahan Makanan, Batara Jakarta Fatma Maruddin. 2004. Kualitas Daging Sapi Asap pada Lama Pengasapan dan Penyimpanan. Jurnal Sains dan Technology, 4: 83-90 Forrest,J.C.,E.D. Aberle, H.B. Hendrick, M.D. Judge, and R.A. Merekel. 1975. Principles of Meat Science. W.H. Freeman and Co. San Fransisco Harris R.S. dan E. Karmas. 1989. Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan Pangan. Diterjemahkan oleh S.Achmadi, ITB. Bandung. 397-400

Lawrie, R.A. 1995. Ilmu Daging Diterjemahkan oleh Aminuddin Prakkasi. UI Press. Jakarta Moeljanto. 1982. Pengasapan dan Fermentasi Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta Mountney, G.J. 1976. Poultry Product Technology 2 nd Ed. The Avi Pub. Co.Inc. Westport Connecticut.p.36 Pelczar, M.J. and E.C.S Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi II, Diterjemahkan oleh Ratnasiri Hadioetomo, Thitrosomo,S.S dan Angka, S.L. Cetakan Pertama UI Press, Jakarta Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press., Yogyakarta Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1981. Principles and Procedures of Statistics a Biometrical Approach. Mc. Graw Hill Book Co.International Ed. Singapore Winarno, F.G., Srikandi Fardiaz dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT. Gramedia, Jakarta Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta