KEWENANGAN PENJABAT WALIKOTA MELAKUKAN MUTASI. Oleh Ida Bagus Dwi Ganda Sabo I Gusti Ngurah Wairocana Made Gde Subha Karma Resen

dokumen-dokumen yang mirip
KEWENANGAN PENJABAT WALIKOTA MELAKUKAN MUTASI

PROSES DAN TAHAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

PENEGAKAN SANKSI DISIPLIN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

TINDAKAN ADMINISTRATIF DAN HUKUMAN DISIPLIN TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENGGUNAKAN IJAZAH PALSU

KEWAJIBAN PELAPORAN DALAM HAL PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

ISSUE STRATEGIS Manajemen ASN. Rapat Koordinasi Nasional Badan Kepegawaian Negara 2016

Keywords: Position, Authority, Governor, Local Government Administration

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SWASTA

Poerwadarminta W.J.S, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, h.741.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN PNS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

SKRIPSI. Diajukan oleh : I Putu Gde Bagus Teguhyasa Kusuma Dharma

PENGADAAN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK) DALAM FORMASI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014

UPAYA PEMERINTAH MELESTARIKAN KEBERADAAN SATWA LANGKA YANG DILINDUNGI DARI KEPUNAHAN DI INDONESIA

EKSISTENSI DAN TOLAK UKUR SISTEM REMUNERASI APARATUR SIPIL NEGARA (STUDI DI KANWIL KEMENTRIAN AGAMA PROVINSI BALI)

Keywords: Bali, Reclamation, Conservation Areas, Bali Governor s Decree ABSTRAK

Dampak Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Terhadap Kedudukan dan Pola Karier Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil pada Badan Layanan Umum

PENJATUHAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

PENEGAKAN HUKUM DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERJADINYA PENCEMARAN AIR SUNGAI DI KOTA DENPASAR AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH SABLON

Oleh : I Putu Sabda Wibawa I Dewa Gede Palguna Program Kekhususan: Hukum Pemerintahan, Universitas Udayana

AKIBAT HUKUM ATAS DIBATALKANNYA PERATURAN DAERAH MELALUI KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI

PAKSA BADAN TERHADAP PENANGGUNG PAJAK DALAM PROSES PENAGIHAN PAJAK

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS YURIDIS KEBEBASAN BERSERIKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PARTAI POLITIK

AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI

KEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERSAINGAN USAHA YANG INDEPENDEN

BAB I PENDAHULUAN. mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA RI. SURAT EDARAN Nomor : SE/15/M.PAN/4/2004

PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DENPASAR TERHADAP PENJABARAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG APBD

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN PEMERINTAH KECAMATAN DI KOTA DENPASAR MENURUT UNDANG UNDANG NO.32 TAHUN 2004 DAN PERDA NO.9 TAHUN 2008

PROSES DAN TAHAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

Kata kunci: Laporan Keuangan Bank, Pencatatan Palsu,

KEDUDUKAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA SEBAGAI LEMBAGA PENGELOLA KEPEGAWAIAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PERANAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN DI KOTA DENPASAR YANG BERDASARKAN ASAS GOOD GOVERNANCE

TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN APABILA TERJADI KECELAKAAN AKIBAT PILOT MEMAKAI OBAT TERLARANG

PENGATURAN HAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA PENJARA TERHADAP ANAK

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN VISA MASUK BAGI ORANG ASING DI KANTOR IMIGRASI DENPASAR

KEWENANGAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA DENPASAR

PENGATURAN TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DALAM PEMBERIAN IZIN USAHA INDUSTRI UNTUK MENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA DENPASAR

PERANAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PENYELENGGARAANPELAYANAN TERPADU SATU PINTU

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

PEMBERIAN SANKSI ADMINISTRASI DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 123 TAHUN 2011 TENTANG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA ANAK AGUNG GEDE MAHENDRA NIM

PERWUJUDAN NETRALITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE

SURAT USULAN PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA

JURNAL ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN PIDANA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)

PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA KEKOSONGAN PEMERINTAHAN SEBAGAI IMPLIKASI PEMILUKADA SERENTAK

MATRIK PERATURAN PEMERINTAH NO.53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERKEMBANGAN ASAS PARTISIPASI DALAM PERATURAN USAHA PENYEDIAAN SARANA WISATA TIRTA

KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM PEMBERIAN IZIN USAHA LAUNDRY

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 28 TAHUN 2017 TENTANG

PENGATURAN KEWENANGAN DESA DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA

AKIBAT HUKUM PEMBERIAN WARISAN SAAT PEWARIS MASIH HIDUP BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

MEKANISME PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PUSAT DAN KEUANGAN DAERAH YANG DILAKUKAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) ABSTRACT

ANALISIS HUKUM & POLITIK RESUFFLE KABINET ZIKIR PASCA PILKADA ACEH 2017

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 021 TAHUN 2016 TENTANG MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Oleh :Ria Elviana NPM : PembimbingI : I Putu Gede Seputra, SH. PembimbingII :Luh Putu Suryani, SH., MH.

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

URGENSI PENERBITAN SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA

Oleh Ni Putu Risca Yuni Arta Ibrahim R. I Ketut Suardita Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1986 jo. Undang-undang Nomor 9

SKRIPSI PENERAPAN PIDANA TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR) OLEH ;

STATUS KEPEMILIKAN ATAS SATUAN RUMAH SUSUN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Guarding meritocracy, creating world-class civil service PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

SKRIPSI. Oleh : HANIF DWI ARTANTO E1A005025

PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGUSAHA YANG MELAKUKAN PENAHANAN UPAH KEPADA PEKERJA YANG TIDAK DISIPLIN

Kata Kunci : Pengalihan, Bilyet Giro, Perlindungan, Pihak Ketiga. vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

Raden Fini Rachmarafini Rachmat ( ) ABSTRAK

PENGATURAN PEMBERIAN DANA BANTUAN SOSIAL DI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BALI BERDASARKAN PERATURAN GUBERNUR NOMOR 67 TAHUN 2012

I GUSTI MADE AGUS MEGA PUTRA NIM.

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI, DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang A

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP DAFTAR MENU MAKANAN YANG TIDAK MENCANTUMKAN HARGA

PELAKSANAAN PERIZINAN PEMBANGUNAN RUMAH IBADAT VIHARA TRI DHARMA KELURAHAN KEDAMAIAN KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG SKRIPSI

INDIKASI TINDAK PIDANA KORPORASI DI WILAYAH HUKUM POLDA BALI (STUDI KASUS PENYIDIKAN PT. BALICON)

PELAYANAN PRIMA 11/15/2014. Disampaikan oleh : DR. MENARI SITOHANG, MM Kedeputian Bidang Pengawasan dan Pengendalian BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Transkripsi:

KEWENANGAN PENJABAT WALIKOTA MELAKUKAN MUTASI Oleh Ida Bagus Dwi Ganda Sabo I Gusti Ngurah Wairocana Made Gde Subha Karma Resen Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Mutation is an activity to transfer the employees from one job to another one. But, the implementation of the mutations is often misunderstood as a form of punishment. Happened in Denpasar, the acting mayor mutate two employees of the State Civil Apparatus which in echelon II. The problem arises in this case are what is the legal basis of the mutation and what is the legal consequences from the mutation committed by the acting mayor of Denpasar. The method used in this papershall be the normative legal research methods combine with the approach of legislation, case approach, and conceptual approaches. As for which a conclusion can be drawn from the discussion on the matter who has examined is At the time of a top the head of the region want to do mutation against civil apparatus countries have now supposed to be referring to Law No. 5 of 2014, The Government Regulation No. 49 of 2008, Government Regulation No. 9 of 2003, Letter of Instruction's home affairs minister No. 820/6040/SJ, and Letter head of Human Resources country No. K.26-30/V.100-2/99. Legal consequences arising from the mutation acts committed by the acting Mayor of Denpasar is a level of severe disciplinary punishment in accordance with Government Regulation No. 53 of 2010. Keywords: Mutation, the State Civil Apparatus, Acting Mayor, Discipline Punishment ABSTRAK Mutasi merupakan suatu kegiatan memindahkan pegawai dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya mutasi sering sekali disalah artikan sebagai bentuk hukuman jabatan. Seperti yang terjadi di kota Denpasar, dimana seorang penjabat walikota melakukan mutasi terhadap 2 (dua) orang pegawai ASN yang merupakan pejabat eselon II. Permasalahan yang timbul kemudian adalah apa yang menjadi dasar hukum dari seorang penjabat walikota melakukan mutasi serta apa akibat hukum yang timbul dari tindakan mutasi yang dilakukan oleh penjabat Walikota Denpasar tersebut. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian normatif dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus, dan pendekatan konseptual. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan atas permasalahan yang telah dikaji ini yaitu pada saat seorang penjabat kepala daerah ingin melakukan mutasi terhadap pegawai ASN sudah seharusnya mengacu pada beberapa aturan yang ada yaitu UU No. 5 tahun 2014, PP No. 49 tahun 2008, PP No. 9 Tahun 2003, Surat Instruksi Mendagri No. 820/6040/SJ, dan Surat Kepala BKN No: K.26-30/V.100-2/99. Akhibat hukum yang timbul dari tindakan mutasi yang dilakukan oleh penjabat Walikota Denpasar adalah dapat dijatuhkannya sanksi yang berupa tingkat hukuman disiplin berat sesuai dengan PP No. 53 tahun 2010. Kata Kunci : Mutasi, Aparatur Sipil Negara, Penjabat Walikota, Hukuman Disiplin 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pengembangan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah dengan mutasi. Mutasi adalah pemindahan pegawai dari satu instansi ke instansi lain. 1 Pemerintah dalam melakukan mutasi terhadap ASN berarti pemerintah sebagai bagian dari pemerintahan mempunyai wewenang untuk itu, dimana sifat dari wewenang itu adalah expressimlied, jelas maksud dan tujuannya, terkait pada waktu tertentu dan tunduk pada batasan-batasan hukum tertulis dan tidak tertulis yang isinya bersifat umum. 2 UU No. 5 tahun 2014 ASN adalah aturan baru yang sudah barang tentu menjadi pedoman dalam pelaksanaan mutasi kepegawaian pada setiap instansi pemerintahan. Akan tetapi pelaksanaan mutasi kerja juga sering kali disalah artikan sebagai bentuk hukuman jabatan. Sama seperti yang terjadi di kota Denpasar, penjabat Walikota Denpasar melakukan mutasi terhadap dua orang pegawai ASN yang merupakan pejabat eselon II kota Denpasar dengan alasan karena adanya temuan dari inspektorat, dan pihaknya hanya menindaklanjuti temuan tersebut. Terlebih juga kedua pegawai ASN yang merupakan pejabat eselon II yang telah dilantik tersebut belum mendapatkan rekomendasi dari provinsi, mengingat pada saat itu yang di usulkan hanya 6 (enam) orang saja akan tetapi setelah dilantik membengkak menjadi 8 (delapan) orang pegawai ASN. 3 Berdasarkan uraian diatas permasalahan yang timbul adalah apa yang menjadi dasar hukum dari seorang penjabat walikota melakukan mutasi serta apa akibat hukum yang timbul dari tindakan mutasi yang dilakukan oleh penjabat Walikota Denpasar. 1.2 Tujuan Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dasar hukum apa yang menjadi acuan penjabat walikota Denpasar melakukan mutasi dan akibat hukum apa yang ditimbulkan dari mutasi tersebut. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian 1 Fathoni, Abdurrahmat, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 32. 2 S.F. Marbun, 1997, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, hal. 154-155 3 Anonim, Dipertanyakan, dasar hukum pejabat walikota melakukan mutasi, Bali Post, Sabtu paing, 10 Oktober 2015, hlm. 2. 2

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif dengan menggunakan tiga buah pendekatan yaitu, pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus, dan pendekatan konseptual. 4 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Dasar Hukum Penjabat Walikota Melakukan Mutasi Mengenai pelaksanaan mutasi terhadap pegawai ASN sudah diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan diantaranya adalah UU No. 5 tahun 2014, PP No. 49 tahun 2008, tentang Perubahan Ketiga atas PP No 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, PP No. 9 Tahun 2003 tentang Wewenang, Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PNS, Surat Instruksi Mendagri No. 820/6040/SJ tentang Mutasi Pegawai Oleh Penjabat Kepala Daerah, dan Surat Kepala BKN No: K.26-30/V.100-2/99 tentang Penjelasan atas Kewenangan Penjabat Kepala Daerah di Bidang Kepegawaian. Aturan-aturan tersebut dijadikan dasar atau pedoman dalam pelaksanaan mutasi terhadap ASN. Dari beberapa aturan tersebut telah diatur pula mengenai kewenangan dari seorang penjabat kepala daerah yang termasuk juga didalamnya adalah penjabat walikota dibidang kepegawaian. Seorang penjabat kepala daerah dilarang melakukan mutasi kepegawaian terhadap ASN, terkecuali setelah mendapat izin secara tertulis dari Mendagri. Namun dalam pelaksanaannya sering kali penjabat kepala daerah dalam melakukan mutasi terhadap ASN, tidak mengacu pada ketentuan yang telah ada, bahkan para penjabat kepala daerah tidak meminta izin atau persetujuan secara tertulis kepada Mendagri sebelum melakukan tindakan mutasi. Berkaca pada salah satu kasus yang terjadi di Kota Denpasar akhir tahun 2015 lalu dimana seorang penjabat walikota melakukan mutasi terhadap 2 (dua) orang pegawai ASN yang merupakan pejabat eselon II Kota Denpasar. Apabila aturan-aturan yang merupakan pedoman dalam pelaksanaan mutasi terhadap pegawai ASN itu dilanggar, maka sudah pasti akan ada ancaman hukuman yang dapat dijatukan bagi si pelanggar. Ancaman hukuman yang dimaksud adalah berupa penjatuhan hukuman disiplin yang merujuk pada PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, mengenai jenis dan tingkat hukuman disiplin baik itu ringan, sedang, atau berat semuanya tergantung dari berat atau ringannya pelanggaran yang dilakukan. 4 Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar Bali hal. 76-77. 3

2.2.2 Akibat hukum yang timbul dari tindakan mutasi yang dilakukan oleh penjabat walikota (Penjabat Walikota Denpasar) Berdasarkan pada kasus yang terjadi di Kota Denpasar dimana seorang penjabat walikota melakukan mutasi terhadap 2 (dua) orang pegawai ASN yang merupakan pejabat eselon II Kota Denpasar, maka akibat hukum yang timbul dari tindakan mutasi yang dilakukan oleh penjabat Walikota Denpasar tersebut adalah dijatuhkannya sanksi yang berupa tingkat hukuman disiplin berat sesuai dengan PP No 53 Tahun 2010. Hal itu dikarenakan dalam pelaksanaan mutasi tersebut penjabat walikota Denpasar tidak mengajukan permohonan mutasi ke Mendagri melalui Gubernur serta tidak juga mendapat izin tertulis dari Mendagri terkait dengan pelaksanaan mutasi yang dilakukannya tersebut. Berdasarkan hal itu maka dapat dikatakan bahwa penjabat walikota Denpasar telah melakukan dua buah pelanggaran yaitu, pelanggaran terhadap kewajiban dan pelangaran terhadap larangan PNS. Mengenai pelanggaran pertama yaitu pelanggaran terhadap kewajiban PNS sebagaimana yang dilakukan oleh penjabat Walikota Denpasar dapat dijatuhi sanksi berupa tingkat hukuman disiplin berat dan diatur pada pasal 10 angka 2 PP No. 53 tahun 2010 yang menyebutkan bahwa, hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (4) dijatuhkan bagi pelanggaran yang dilakukan terhadap kewajiban PNS yaitu menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan seperti apa yang dimaksud dalam pasal 3 angka 4, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan negara. Kemudian untuk pelanggaran kedua yaitu pelanggaran terhadap larangan PNS sebagaimana yang dilakukan oleh penjabat Walikota Denpasar yang dapat dijatuhi sanksi berupa tingkat hukuman disiplin berat dan diatur pada pasal 13 angka 1 PP No. 53 tahun 2010 yang menyebutkan bahwa, hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (4) dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap larangan yaitu tindakan menyalahgunakan wewenang seperti apa yang dimaksud dalam pasal 4 angka 1. Penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh penjabat Walikota Denpasar terkait dengan pelaksanaan mutasi dapat dilihat dari tiga aspek yaitu, wewenang, prosedur, dan substansi. Pada dasarnya apa yang dilakukan oleh penjabat Walikota Denpasar tersebut sudah tidak sesuai dengan wewenang, prosedur, dan substansi yang ada pada aturan yang seharusnya dipergunakan sebagai dasar atau pedoman dalam pelaksanaan mutasi terhadap pegawai ASN. 4

III. KESIMPULAN Dari pembahasan atas permasalahan yang telah dikaji, maka dapat ditarik kesimpulan yakni pada saat seorang penjabat kepala daerah ingin melakukan mutasi terhadap pegawai ASN, sudah seharusnya mengacu pada beberapa aturan yang ada, yaitu UU No. 5 tahun 2014, PP No. 49 tahun 2008, PP No. 9 Tahun 2003, Surat Instruksi Mendagri Nomor 820/6040/SJ, dan Surat Kepala BKN No: K.26-30/V.1002/99. Sedangkan untuk akhibat hukum yang timbul dari tindakan mutasi yang dilakukan oleh penjabat Walikota Denpasar adalah dapat dijatuhkanya sanksi yang berupa tingkat hukuman disiplin berat sesuai dengan PP No. 53 Tahun 2010. DAFTAR PUSTAKA Buku : Fathoni, Abdurrahmat, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta. S.F. Marbun, 1997, Peradilan Administrasi Negara danupaya Administratif di Indonesia, Liberty, Yogyakarta. Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar Bali. Surat Kabar : Anonim, Dipertanyakan, dasar hukum penjabat walikota melakukan mutasi, Bali Post, Sabtupaing, 10 Oktober 2015. PeraturanPerundang-Undangan : Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Peraturan Pemerintah Nomor 49 tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang, Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Surat Instruksi Menteri dalam negeri Nomor 820/6040/SJ tentang Mutasi Pegawai Oleh Penjabat Kepala Daerah. Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara No: K.26-30/V.100-2/99 tentang Penjelasan atas Kewenangan Penjabat Kepala Daerah di Bidang Kepegawaian. 5