SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

Dewi Indarwati, Riskiana, Aida Rusmariana, Rita Dwi Hartanti. Prodi S1 Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk


HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PASIEN DM DENGAN KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET KHUSUS DI RS STELLA MARIS MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

AFAF NOVEL AININ ( S

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

berkembang akibat peningkatan kemakmuran di Negara bersangkutan akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan perkapita dan perkembangan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, kepatuhan, diet DM.

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit Diabetes Melitus yang dapat disingkat dengan DM.Menurut American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi klinis gangguan metabolisme

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, factor lingkungan kerja, olahraga dan stress. Perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit generative seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, obesitas, dan tekanan darah tinggi. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada gambaran antara tingkat pengetahuan pasien Diabetes Mellitus dengan tingkat kepatuhan dalam menjalani diet rendah glukosa, sedangkan Tujuan Khusus Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien Diabetes mellitus tentang diet rendah glukosa dan untuk mengetahui gambaran kepatuhan pasien Diabetes mellitus dalam menjalani diet rendah glukosa. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Analitik dengan pendekatan cross sectional study, yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada suatu saat penelitian ini dimaksudkan untuk melihat gambaran pengetahuan tentang diet rendah glukosa dengan kepatuhan dalam diet rendah glukosa di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus yang cukup sebanyak 32 (69,6%) responden, sedangkan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 14 (30,4%) responden. Sedangakan dari 46 (100,0%) responden, tingkat kepatuhan pasien diabetes mellitus yang patuh sebanyak 32 (69,6%) responden, sedangkan yang tidak patuh sebanyak 14 (30,4%) responden. Pengetahuan pasien Diabetes mellitus tentang diet rendah glukosa sudah cukup baik namun masih ada beberapa yang masih perlu di perhatikan oleh instansi rumah sakit yakni masalah penyuluhan pada masyarakat pun harus di berikan agar lebih patuh dalam menjalani diet rendah glukosa.perlunya keterlibatan keluarga dalam pengawasan makanan yang dapat di konsumsi bagi pasien agar gula darah dapat terkontrol. Kata kunci :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa PENDAHULUAN Masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, factor lingkungan kerja, olahraga dan stress. Perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit generative seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, obesitas, dan tekanan darah tinggi.

Diabetes mellitus adalah penyakit endokrin akibat efek dalam sekresi dan kerja insulin atau keduanya sehingga terjadi defisiensi insulin. Dimana tubuh mengeluarkan terlalu sedikit insulin sehingga mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic. Diabetes Mellitus merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat dan merupakan penyebab utama kebutaan dari akibat retinopati diabetic (Price, 1995). Diabetes Mellitus apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan komplikasi penyakit serius lainnya, diataranya stroke, jantung, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem syaraf kalau sudah positif diabetes, maka sebaiknya konsultasi dengan dokter dan ikuti anjuran dokter dengan penuh disiplin. Selain itu cara yang efektif yang diterapkan pada Diabetes Mellitus adalah perencanaan makan (diet), latihan (olahraga), pemantauan glukosa darah, terapi (bila deperlukan) dan pendidikan kesehatan. Diit yang baik adalah diet yang disesuaikan dengan kebutuhan kalori klien tetapi tidak meningkatkan kadar glukosa darah. Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan diet merupakan salah satu kendala. Untuk membantu pasien itu dalam mengikut sertakan kebiasaan diet yang baru dalam gaya hidupnya, maka keikutsertaanya dalam terapi perilaku, dukungan kelompok dan penyuluhan gizi yang berkelanjutan sangat dianjurkan (Brunner and Suddarth, 2001). Di Indonesia jumlah penderia pasien DM berkisar antara 1,4% sampai 1,6% (Dinkes Sul-Sel 2010). Menurut Departemen kesehatan Sulsel pada tahun 2011 penyakit diabetes menjadi penyakit urutan ke 7 dari 10 penyakit tidak menular dengan jumlah pasien rawat jalan sebanyak 2808 dan pasien rawat inap sebanyak 770 orang, sedangkan pada tahun 2012 menjadi urutan ke 4 dari 10 penyakit tidak menular di sulsel dengan jumlah rawat jalan 4454 dan rawat inap sebanyak 1407 orang. Sedangkan menurut catatan medical record Puskesmas Tamalanrea pada tahun 2010 jumlah pasien DM rawat jalan sebanyak 91 orang, pada tahun 2011 pasien DM rawat jalan adalah 131 orang, dan pada tahun 2012 adalah 46 orang, dari data tersebut di dapatkan bahwa kejadian penyakit DM meningkat dari tahun ketahun sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien DM dengan kepatuhan dalam menjalani diet rendah glukosa di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Analitik dengan pendekatan cross sectional study, yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada suatu saat penelitian ini dimaksudkan untuk melihat gambaran pengetahuan tentang diet rendah glukosa dengan kepatuhan dalam menjalani diet rendah glukosa di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea. Populasi pada penelitian ini adalah semua

pasien diabetes militus yang di rawat jalan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea.pada tahun 2013 jumlah penderita penyakit diabetes mellitus adalah 46 orang penderita. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang menderita penyakit diabetes mellitus yang berada di Wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Kelurahan Paccerakang dengan jumlah 46 Responden yang diambil secara Exhaustic sampling. Data yang di kumpulkan pada penelitian ini dengan 2 cara yaitu : 1. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan dikumpulkan dengan prosedur Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian, setelah mendapat izin maka peneliti memberikan penjelasan tentang penelitian ini dan jika calon responden setuju menjadi responden maka peneliti mempersilahkan untuk menjawab atau mengisi kuesioner waktu itu juga. 2. Data sekunder, data di peroleh dari instansi terkait dengan pengambilan data awal di Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian disajikan secara berurutan yaitu dengan analisis univariat dan bivariat selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian. 1. Deskriftif karakteristik responden a. Umur Dari hasil penelitian di dapatkan frekuensi responden berdasarkan umur yang dapat di lihat pada sebagai berikut : bahwa jumlah responden sebanyak 46 (100,0%) responden. Jumlah responden terbanyak berdasarkan frekuensi umur antara 61-70 tahun dengan jumlah sebanyak 24 (52,1%) responden, sedangkan responden berdasarkan frekuensi umur yang paling sedikit antara umur 30-40 tahun dengan jumlah responden sebanyak 1 (2,2%) responden. b. Jenis kelamin Dari hasil penelitian di dapatkan frekuensi responden berdasarkan umur yang dapat di lihat sebagai berikut : dengan jumlah responden sebanyak 46 (100,0%) responden, responden yang terbanyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 (52,2%) responden, sedangakan responden sedikit berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 (47,8) responden. c. Tingkat pendidikan Dari hasil penelitian di dapatkan frekuensi responden berdasarkan umur yang dapat di lihat : dengan jumlah responden sebanyak 46 (100,0%) responden, didapatkan hasil jumlah responden terbanyak berdasarkan frekuensi tingkat pendidikan yaitu tingkat Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 19 (41,3%) responden, sedangkan jumlah responden sedikit berdasarkan frekuensi tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 12 (26,1%) responden. 2. Deskriftif variabel yang diteliti a. Pengetahuan, didapatkan bahwa jumlah responden yang pengetahuan cukup sebanyak 32 (69,6%) responden, sedangkan yang pengetahuan kurang 14 (30,4%) responden. Distribusi frekwensi responden berdasarkan frekwensi

pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut : b. Kepatuhan yang didapatkan diwilayah kerja puskesmas tamalanrea makassar 2013 dengan jumlah responden sebanyak 46 responden, didapatkan bahwa jumlah responden yang patuh sebanyak 32 (69,6%) responden sedangkan yang tidak patuh sebanyak 14 (30,4%) responden. PEMBAHASAN Berdasarkan analisa data antara variabel pengetahuan dengan kepatuhan diet didapatkan hasil responden yang pengetahuannya cukup sebanyak 32 (100,0%) responden, tingkat dengan kepatuhan kurang sebanyak 0 (9,7%) responden. pengetahuan cukup dengan kepatuhan cukup 32 (100,0%), pengetahuan cukup dengan kepatuhan kurang 14 (30,4%), pengetahuan kurang dengan kepatuhan cukup 32 (69,6%) dan yang pengetahuan kurang dengan kepatuhan kurang 46 (100,0%). Menurut Peneliti, tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang, dimana dengan adanya pengetahuan akan membawa seseorang untuk berfikir kearah yang positif karena dengan pengetahuan tersebut dapat memberikan kontrol kepada kita untuk menghindari halhal yang bersifat negatif. Selain itu, Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan memotivasi individu tersebut untuk hidup sehat dan lebih baik. Dari hasil penelitian ditemukan hasil pada pengetahuan kurang dengan ketidakpatuhan sebanyak 14 (4,3%) responden dan pengetahuan kurang dengan kepatuhan sebanyak 0 (9,7%) responden, pengetahuan cukup dengan ketidak patuhan cukup sebanyak 0 (9,7%) responden, kemudian pengetahuan cukup dengan kepatuhan cukup sebanyak 32 (22,3%) responden, Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2005), Secara teoritis pengetahuan akan mempengaruhi pola pikir seseorang, selain itu kemampuan kognitif membentuk cara pikir seseorang, meliputi kemampuan untuk mengerti faktorfaktor yang berpengaruh dalam kondisi sakit dan untuk menerapkan pengetahuan tentang sehat dan sakit dalam praktek kesehatan personal. Dari hasil penelitian, peneliti tidak menemukan adanya kesenjangan antara tingkat pengetahuan dan kepatuhan diet. Peneliti berasumsi, hal ini di karenakan adanya faktor internal. salah satunya yaitu sebagian besar responden telah memperhatikan pola diet dan mematuhi anjuran dari tenaga kesehatan yang sesuai dengan penyakitnya tersebut. Sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik dan cukup memiliki kepatuhan diet yang baik dan cukup dengan kata lain ada hubungan antara pengetahuan, Menurut Lawerence Green seperti dikutip Notoatmojo (2005) yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dari tingkat kesehatan salah satunya adalah pengetahuan yang merupakan predisposing factor. Pernyataan tersebut didukung oleh WHO, seperti dikutip Notoatmojo (2005) bahwa

pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain dapat menentukkan seseorang untuk berperilaku tertentu. PENUTUP Simpulan tentang Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Dengan Tingkat Kepatuhan Dalam Menjalani Diet Rendah Glukosa Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar tahun 2013, maka dapat disimpulkan : 1. Dari 46 (100,0%) responden, tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus yang cukup sebanyak 32 (69,6%) responden, sedangkan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 14 (30,4%) responden. 2. Dari 46 (100,0%) responden, tingkat kepatuhan pasien diabetes mellitus yang patuh sebanyak 32 (69,6%) responden, sedangkan yang tidak patuh sebanyak 14 (30,4%) responden. Saran 1. Pada instansi-instansi terkait agar mengadakan program skrining angka kunjungan terutama di lingkungan masyarakat berpengetahuan rendah dan ekonomi menengah ke bawah. 2. Masyarakat yang masih kurang kunjungan ke Puskesmas agar meningkatkan motifasi kunjungan agar upaya perbaikan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Brunner and Suddarth 2001, Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8, Volume 2, EGC. Jakarta. Corwin. Elizabet j, 2001. Buku Saku Fatofisiologi. Penerbit buku Kedokteran, EGC. Jakarta. Hal 356-361 Esse Puji, dkk. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 9. STIK MAKASSAR. Guyton, 2004, Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, buku kedokteran, EGC. Jakarta. Hidayat, A,A, 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan tehnik analisis data, Salemba Medika, Jakarta Iqbal Mubarak, Wahit, dkk. 2007. Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Magee, Elain, 2009. Hidup lebih baik bersama Diabetes, BIP Kelompok Gramedia, Jakarta Mansjoer Arief 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Penerbit Media Aeskulapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta Rineka Cipta Nursalam dan Apriani, 2001, Pengantar Riset Keperawatan dan tehnik penulisan karya ilmiah, Salemba Medika, Jakarta Price & Wilson (1995), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed.4, EGC, Jakarta.

Soewondo Pradana. 2000, Naskah Lengkap Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Sunaryo,2004. Psikologi Untuk Keperawatan. EGC. Jakarta. Syakira Ghana. 2009. Konsep Kepatuhan (on line) (http//syakira.blogspot. com.//html). Tandra, Hans. 2008, Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang DIABETES, PT. Gramedia Pustaka Utama, jakarta World Health Organization 1995, Pencegahan Diabetes Mellitus Hipokrates Jakarta Dinas kesehatan Prov Sul-Sel, 2010. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2010, Makassar. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2009, Profil Kesehatan Prov Sul-Sel Tahun 2010. (http://datinkessulsel.wordpres s.com/2009/07/22/derajat- kesehatan-di-sulsel-tahun- 2010/. Diakses tanggal 8 mei 2013 ) Zainul, munas ichin. 2009, prevalensi diabetes militus. ( http: // zainulmunasichin.blogspot.com/2009/11/tahun- 2030-prevalensi-diabetesmelitus.htm )l di akses pada tanggal 12 mei 2013