BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai (skor) tes kognitif yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share menurut Lyman

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari N-gain tes penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi yang diperoleh dari data tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 2. Model pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan pada penelitian ini adalah suatu pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal dalam proses pembelajarannya. Selain itu, langkah-langkah yang diterapkan selama pembelajaran mengikuti model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus. Tahapan pembelajaran yang dilakukan meliputi orientasi siswa kepada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 3. Model pembelajaran yang diterapkan sebagai pembanding di kelas kontrol yaitu model pembelajaran konvensional melalui metode diskusi. Model pembelajaran konvensional yang dimaksud yaitu bentuk pembelajaran yang sudah biasa diterapkan di kelas tersebut. 4. Penguasaan konsep siswa merupakan kemampuan siswa dalam memahami konsep sebelum dan setelah pembelajaran selesai dilakukan. Peningkatan 37

38 penguasaan konsep pada siswa dilihat dari gain nilai yang diperoleh siswa setelah menjawab soal-soal tes objektif berupa soal tes pilihan ganda pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). 5. Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu keterampilan proses IPA yang dapat mengungkap gagasan, temuan, bahkan perasaan kepada orang lain. Keterampilan komunikasi yang akan diteliti adalah keterampilan komunikasi secara lisan dan tertulis. Keterampilan komunikasi secara lisan diukur pada saat diskusi dan presentasi sedangkan keterampilan berkomunikasi tertulis (keterampilan berkomunikasi melalui grafik, bagan, tabel, dan gambar) diukur dari jawaban-jawaban siswa pada soal uraian yang diberikan pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experiment (Sugiyono, 2009:4). Pemilihan metode penelitian ini didasarkan karena tidak mungkin dapat mengontrol seluruh variabel penelitian dikarenakan subjek penelitiannya adalah manusia. Pada penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu kelas yang diberi perlakuan atau disebut kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sedangkan kelas kontrolnya menggunakan metode diskusi. Melalui kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi sebagai pembanding, maka dapat diketahui

39 pengaruh atau efektivitas model pembelajaran berbasis masalah selama pembelajaran. C. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-posttest non equivalent multiple group design (Wiersma, 995:43). Pada desain penelitian ini, satu kelas diberi perlakuan tertentu yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus, sementara kelas yang satunya lagi yang menggunakan metode diskusi dijadikan kelas kontrol. Pada kedua kelas tersebut diberi tes awal (pretest), dan setelah dikenakan perlakuan kedua kelas tersebut diberi tes akhir (posttest). Gambaran desain penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. Tabel 3.. Desain Penelitian Pretest-Posttest Non Equivalent Multiple Group Design Kelas Tahap Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Kelas Eksperimen T X T 2 Kelas Kontrol T C T 2 Keterangan : T : Tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol T 2 : Tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol X : Model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus C : Model pembelajaran konvensional dengan metode diskusi (Wiersma, 995:43)

40 D. Populasi, Sampel, dan Lokasi Penelitian. Populasi penelitian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri Bandung tahun ajaran 200/20 yang berjumlah tujuh kelas. 2. Sampel Penelitian Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester 2 yang berjumlah dua kelas, satu kelas dijadikan kelas eksperimen dan satu kelas lagi dijadikan kelas kontrol. Pemilihan sampel dilakukan secara Cluster Random Sampling, yaitu pemilihan sampel secara acak dalam kelompok, adapun maksud kelompok disini yaitu kelompok kelas XI IPA. 3. Lokasi Penelitian Lokasi sekolah tempat dilaksanakannya penelitian beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No 93 Bandung. Lokasi tersebut berada di daerah perkotaan dan dapat dijangkau dengan mudah karena berada di pinggir jalan raya. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah:. Tes objektif berupa soal pilihan ganda Tes objektif pilihan ganda digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Tes ini diberikan pada awal dan akhir pembelajaran baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperien. Tes objektif untuk mengukur penguasaan konsep siswa ini terdiri dari tiga indikator pada materi

4 sistem saraf. Adapun soal penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran B.5. Cakupan soal penguasaan konsep yang digunakan yaitu sebagai berikut. Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Penguasaan Konsep N o Indikator dan TPK Ranah Kognitif No Soal C C2 C3 C4 C5 C6. Mengidentifikasi struktur dan fungsi neuron a. Siswa mampu menyebutkan nama bagian-bagian penyusun neuron. b. Siswa mampu menjelaskan fungsi setiap bagian-bagian penyusun neuron. c. Siswa mampu mengidentifikasi macam-macam neuron dan fungsinya. 2. Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses pada sistem saraf manusia a. Siswa mampu menjelaskan materi penyusun sistem saraf manusia (otak dan sumsum tulang belakang) b. Siswa mampu membedakan bagian-bagian otak serta fungsinya c. Siswa mampu membedakan bagian-bagian penyusun sumsum tulang belakang dan fungsinya d. Siswa mampu membedakan saraf kranial pada manusia berdasarkan nama, tipe, letak ciri-ciri yang dimiliki serta fungsinya e. Siswa mampu membedakan saraf spinal dan fungsi yang dimilikinya f. Siswa mampu membedakan saraf simpatis dan saraf parasimpatis pada manusia g. Siswa mampu menjelaskan dampak yang muncul akibat kerusakan pada bagian tertentu otak dan sumsum tulang belakang manusia 2 3 4 5 8 7 6 9,0 Jumlah 2

42 No Indikator dan TPK Ranah Kognitif No C C2 C3 C4 C5 C6 Soal 3. Mengaitkan struktur, fungsi, dan proses pada sistem saraf manusia a. Siswa mampu menjelaskan 3 mekanisme jalannya impuls saraf b. Siswa mampu membedakan mekanisme 2,5 jalannya gerak refleks dan gerak biasa c. Siswa mampu menjelaskan 4 proses yang terjadi pada kelainan dalam penjalaran impuls saraf Jumlah 2 2. Soal keterampilan berkomunikasi Bentuk soal untuk mengukur keterampilan berkomunikasi tertulis pada siswa yaitu berupa soal uraian yang meliputi keterampilan komunikasi melalui grafik, gambar, bagan, dan tabel. Adapun soal penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran B.6. Tabel 3.3. Kisi-Kisi Soal Keterampilan Komunikasi Tertulis No Variabel Tujuan Khusus No Soal. Keterampilan komunikasi melalui bagan 2. Keterampilan komunikasi melalui gambar 3. Keterampilan komunikasi melalui tabel a. Mengubah data atau informasi dalam bentuk uraian tertulis menjadi data dalam bentuk bagan konsep atau sebaliknya a. Menjelaskan informasi yang terdapat dalam bentuk gambar menjadi informasi dalam bentuk uraian tertulis atau sebaliknya a. Mengubah data dalam bentuk uraian tertulis menjadi data dalam bentuk tabel atau sebaliknya b. Mengubah data dalam bentuk tabel menjadi data dalam bentuk bagan atau sebaliknya 2 3a 3b 4. Keterampilan komunikasi melalui grafik a. Membaca data atau informasi yang terdapat dalam bentuk grafik 4

43 3. Lembar observasi Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur keterampilan komunikasi lisan siswa dan diisi pada sesi diskusi serta presentasi oleh masing-masing observer dari tiap kelompok. Instrumen lembar observasi yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran B.7. Tabel 3.4. Kisi-Kisi Keterampilan Komunikasi Lisan No Aspek Kriteria No Soal. Pengorganisasian dalam a. Setiap anggota mempresentasikan materi a kegiatan presentasi sesuai dengan pembagian tugasnya masing-masing dalam kelompok b. Memberikan bahan acuan atau batasan materi yang akan dipresentasikan c. Menyampaikan materi dengan runut/sistematis dan tidak loncat-loncat d. Materi yang disampaikan difokuskan pada poin-poin esensial/penting e. Memberi kesempatan pada siswa lain/audiens untuk bertanya f. Meminta saran, ide, atau pendapat dari siswa lain/audiens untuk melengkapi b c d e f 2. Sikap, cara, dan ekspresi tubuh selama kegiatan presentasi 3. Pemanfaatan media selama presentasi jawaban pertanyaan a. Menyampaikan penjelasan dengan cara yang menarik b. Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah untuk dipahami c. Menggunakan bahasa dan ekspresi untuk menguatkan penjelasan yang disampaikan d. Berani untuk menatap atau melakukan kontak mata dengan audiens ketika menyampaikan penjelasan a. Menggunakan media yang menarik b. Tidak terkesan membaca media pada saat presentasi c. Media yang dipergunakan saat presentasi dapat menambah pemahaman dan kejelasan materi yang disampaikan d. Terampil dalam menggunakan media presentasi e. Isi media sesuai dengan acuan materi yang akan disampaikan 2a 2b 2c 2d 3a 3b 3c 3d 3e

44 No Aspek Kriteria No Soal 4. Pemahaman isi materi yang disajikan selama presentasi a. Materi yang disampaikan saat presentasi dan sesi tanya jawab benar dan sesuai dengan acuan b. Memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan dengan jelas 4a 4b 5. Kejelasan bahasa dan suara selama presentasi 6. Pemanfaatan waktu selama presentasi 7. Mengikuti/menyimak kegiatan presentasi dengan antusias dan empatik dan benar a. Pada saat menjelaskan, suara siswa dapat didengar dengan jelas b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta dipahami oleh seluruh audiens a. Materi disampaikan dengan tuntas sesuai dengan waktu yang disediakan b. Memanfaatkan waktu yang tersedia dengan baik a. Menyimak siswa lain yang sedang menjelaskan b. Mengajukan pertanyaan pada saat sesi tanya jawab c. Memberikan saran, pendapat, dan ide untuk melengkapi jawaban siswa lain d. Tidak membuat kegiatan yang dapat mengganggu jalannya presentasi 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 7d 4. Angket Penggunaan angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah melalui metode studi kasus. Instrumen berupa angket yang diberikan pada siswa dapat dilihat pada Lampiran B.8. Cakupan angket respon siswa terhadap pembelajaran yaitu sebagai berikut. Tabel 3.5. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran No Indikator No Soal Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM),2,3,4,7, melalui studi kasus pada konsep sistem saraf. 2 Penguasaan konsep siswa 0 3 Keterampilan komunikasi siswa 8,9 4 Materi sistem saraf 5,6 5 Soal-soal/kasus yang diberikan kepada siswa 2,3,4,5

45 F. Uji Coba Instrumen Penelitian Instrumen yang telah dibuat terlebih dahulu dipertimbangkan kelayakannya supaya soal yang akan digunakan pada penelitian menjadi valid. Aspek yang dipertimbangkan diantaranya adalah jenjang kognitif, kedalaman materi, dan tata bahasa. Setelah tahap pertimbangan, instrumen tersebut kemudian melalui tahap revisi dan diujicobakan untuk dianalisis dan dipilih butir instrumen yang layak digunakan pada penelitian dengan mempertimbangkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. G. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Instrumen yang telah dibuat diuji coba terlebih dahulu setelah mendapatkan pertimbangan dari dosen ahli. Uji coba ini dilakukan dengan subjek siswa-siswi SMA kelas XII yang telah mempelajari materi sistem saraf. Tujuan dilaksanakannya uji coba ini yaitu untuk mengetahui kualitas dan tingkat keterbacaan instrumen penelitian yang akan digunakan.. Data Hasil Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep Berdasarkan hasil ujicoba instrumen penguasaan konsep, diperoleh data validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda sebagai berikut. Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep No DP Reliabilitas Tingkat Kesukaran Validitas Sig Korelasi Keterangan 44,44 Mudah 0,407 Sangat Signifikan Dipakai 2. Sedang 0,80 - Direvisi 3 55,56 Sedang 0,425 Sangat signifikan Dipakai 4 22,22 0,88 Mudah 0,225 - Direvisi 5 44,44 Sangat 0.478 Sangat signifikan Dipakai Mudah 6 55,56 Sedang 0,488 Sangat signifikan Dipakai

46 No DP Reliabilitas Tingkat Kesukaran Validitas Sig Korelasi Keterangan 7 44,44 Sedang 0,359 Signifikan Dipakai 8 33,33 Sukar 0,534 Sangat signifikan Dipakai 9 66,67 Sangat Mudah 0,60 Sangat signifikan Dipakai 0 22,22 Sedang 0,265 - Direvisi 44,44 Sukar 0,325 Signifikan Dipakai 2 33,33 Sedang 0,36 Signifikan Dipakai 3, Sedang 0,246 - Direvisi 4 44,44 Sedang 0,36 Signifikan Dipakai 5, Sukar 0,34 - Direvisi 6 77,78 Sedang 0,555 Sangat signifikan Dipakai 7 22,22 Sedang 0,343 Signifikan Dipakai 8 44,44 Sedang 0,43 Sangat signifikan Dipakai 9 66,67 0,88 Sedang 0,58 Sangat signifikan Dipakai 20 55,55 Sedang 0,458 Sangat signifikan Dipakai 2 44,44 Sedang 0,440 Sangat signifikan Dipakai 22 88,89 Sedang 0,599 Sangat signifikan Dipakai 23 22,22 Sedang 0,307 Signifikan Dipakai 24 22,22 Sedang 0,224 - Direvisi 25 66,67 Sukar 0,542 Sangat signifikan Dipakai 26 77,78 Sedang 0,536 Sangat signifikan Dipakai 27 77,78 Sedang 0,67 Sangat signifikan Dipakai 28 66,67 Sukar 0,708 Sangat signifikan Dipakai 29 77,77 Sedang 0,509 Sangat signifikan Dipakai 30 44,44 Sedang 0,378 Signifikan Dipakai 3 66,67 Sedang 0,480 Sangat signifikan Dipakai 32 77,78 Sedang 0,563 Sangat signifikan Dipakai 33 33,33 Sedang 0,246 - Direvisi 34 33,33 Sangat Sukar 0,505 Sangat signifikan Dipakai 35 55,56 Sedang 0,478 Sangat signifikan Dipakai 2. Data hasil Uji Coba Instrumen Komunikasi Tertulis Sama halnya dengan tes penguasaan konsep, instrumen komunikasi tertulis juga diuji coba terlebih dahulu. Adapun rekapitulasi hasil dari uji coba instrumen komunikasi tertulis yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut. Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Komunikasi Tertulis No DP Reliabilitas Tingkat Validitas Sig Keterangan Kesukaran Korelasi 26,67 Mudah 0,695 Signifikan Dipakai 2 3, Sedang 0,687 Signifikan Dipakai 3 a 7,78 0,70 Sedang 0,672 Signifikan Dipakai 3 b 20,00 Sedang 0,672 Signifikan Dipakai 4 37,78 Sukar 0,843 Sangat signifikan Dipakai Hasil uji coba instrumen penguasaan konsep dan keterampilan komunikasi tertulis yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran C.

47 Adapun tahapan analisis butir soal uji coba tes penguasaan konsep dan komunikasi tertulis yaitu sebagai berikut.. Validitas Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Selain itu, menurut Arikunto (2007), sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan demikian, sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Cara menentukan validitas suatu soal adalah dengan mengkorelasikan skor setiap butir soal dengan skor totalnya. Validitas instrumen tes penguasaan konsep dihitung menggunakan rumus korelasi Poduct Moment dengan angka kasar yang dikemukakan Pearson sebagai berikut: r xy = ( ) ( )( ) { ( ) ( ) } { ( ) ( ) } Keterangan : r xy = Validitas suatu butir soal N = Jumlah siswa X = Nilai satu butir soal Y = Nilai total (Arikunto, 2007:72) Nilai koefisien korelasi diinterpretasikan keberartiannya dengan kriteria validitas soal pilihan ganda sebagai berikut : 0,800-,000 : Sangat Tinggi 0,600-0,800 : Tinggi 0,400-0,600 : Cukup 0,200-0,400 : Rendah 0,000-0,200 : Sangat Rendah (Arikunto, 2007:75)

48 2. Reliabilitas Tes Suatu tes mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap atau kalaupun berubah, perubahan tersebut tidak berarti (Arikunto, 2007:86). Rumus yang digunakan adalah r = ( ) (- ) Keterangan : r = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Jumlah soal p = Proporsi subjek yang menjawab soal dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab soal dengan salah pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q S = Standar deviasi dari tes (Arikunto, 2007:00) Nilai yang diperoleh lalu diinterpretasikan keberartiannya dengan kriteria sebagai berikut : 0,800-,000 : Sangat Tinggi 0,600-0,800 : Tinggi 0,400-0,600 : Cukup 0,200-0,400 : Rendah 0,000-0,200 : Sangat Rendah (Arikunto, 2007:75) 3. Tingkat Kesulitan Perhitungan tingkat kesukaran ini dimaksudkan untuk mengetahui sukar atau mudahnya soal yang digunakan. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal digunakan rumus: P =

49 Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah siswa peserta tes (Arikunto, 2007:208) Indeks kesukaran yang diklasifikasikan sebagai berikut : 0,00-0,30 : Sukar 0,30-0,70 : Sedang 0,70-,00 : Mudah (Arikunto, 2007:20) Soal yang baik adalah soal yang termasuk dalam kriteria soal sedang, namun jika diperlukan karena tujuan tertentu, soal sukar dan mudah dapat digunakan. 4. Daya Pembeda Menurut Arikunto (2007), daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Daya pembeda dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut : D = - Keterangan : D = Daya pembeda Ba = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar Bb = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Ja = Jumlah siswa kelompok atas Jb = Jumlah siswa kelompok bawah (Arikunto, 2007:23) Adapun kriteria acuan daya pembeda yaitu: 0,70-,00 : Baik sekali 0,40-0,70 : Baik 0,20-0,40 : Cukup 0,00-0,20 : Jelek (Arikunto, 2007:28)

50 H. Teknik Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:. Sebelum diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus (untuk kelas eksperimen) dan pembelajaran dengan metode diskusi (untuk kelas kontrol), siswa di kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberi tes awal (pretest) kemudian hasil tersebut dikumpulkan untuk dinilai. 2. Setelah diberi tes awal (pretest), lalu dilakukan pengajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus (untuk kelas eksperimen) dan pembelajaran dengan metode diskusi (untuk kelas kontrol). Selama pembelajaran ini dilakukan penilaian komunikasi lisan. 3. Setelah selesai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus (untuk kelas eksperimen) dan pembelajaran dengan metode diskusi (untuk kelas kontrol), siswa diberikan tes akhir (posttest) dan kemudian hasilnya dikumpulkan untuk dinilai. 4. Setelah dilakukan tes akhir (posttest), siswa di kelas eksperimen diberi angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus. I. Analisis dan Pengolahan Data. Tes Objektif Pilihan Ganda dan Tes Uraian. Untuk memperoleh data mengenai penguasaan konsep dan keterampilan komunikasi tertulis digunakan metode perhitungan kuantitatif yang dimulai dari

5 menghitung dan mengubah skor mentah menjadi nilai. Pengubahan skor menjadi nilai untuk penguasaan konsep dan keterampilan komunikasi tertulis setiap siswa adalah sebagai berikut. % tiap siswa = X 00% (Arikunto, 2006) Ada tidaknya perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dapat diketahui melalui uji perbedaan antara penguasaan konsep di kelas kontrol dengan kelas eksperimen dan uji perbedaan antara keterampilan berkomunikasi siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sebelum menguji hipotesis diperlukan uji prasyarat terlebih dahulu. a. Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok terdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji chi kuadrat. Menurut Sudjana (2002), uji normalitas dapat menggunakan rumus: Keterangan: χ² : harga chi kuadrat f 0 : frekuensi hasil pengamatan : frekuensi yang diharapkan f h χ²= ( )

52 Jika harga χ² hitung lebih besar dari harga kritis χ² tabel maka data tersebut tidak terdistribusi normal, dan jika harga χ² hitung lebih kecil dari harga kritis χ² tabel maka data tersebut tersebar dalam distribusi normal (Arikunto, 2006). b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam populasi tersebut homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan pada hasil pretest kedua kelas untuk mengetahui apakah kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan rata-rata yang sama atau tidak. Teknik pengolahan data yang digunakan untuk melihat homogenitas suatu data yaitu dengan rumus uji F. Menurut Arikunto (2006), rumus uji F adalah sebagai berikut: F= Keterangan : F : Harga F Variansi terbesar : variansi besar dari data sampel Variansi terkecil : variansi kecil dari data sampel Jika harga F hitung lebih kecil dari F tabel, maka data tersebut homogen (Arikunto, 2006). c. Melakukan Uji Beda Uji beda dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut memiliki pengetahuan awal yang berbeda. Jika terdapat perbedaan maka hipotesis penelitian yang diuji yaitu hasil gain. Namun bila kedua kelas tersebut memiliki pengetahuan awal yang sama atau hampir sama maka hipotesis penelitian yang digunakan yaitu melalui uji nilai tes akhir (posttest).

53 d. Melakukan Uji hipotesis Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat data yang berdistribusi normal dan tidak normal, serta ada yang homogen dan tidak homogen. Meskipun demikian, berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada lampiran D menunjukkan bahwa uji hipotesis yang perlu dilakukan adalah uji hipotesis nonparametrik U Mann-Whitney karena data dari kedua atau salah satu kelompok tersebut berdistribusi tidak normal. Langkah-langkah untuk melakukan pengujian U Mann-Whitney yaitu sebagai berikut: ) Menyusun data dari urutan yang terbesar ke yang terkecil 2) Menentukan ranking untuk semua nilai data dalam semua kelompok, jika terdapat data yang sama maka ranking yang diberikan merupakan hasil dari pembagian hasil kali ranking awal dengan jumlah dibagi jumlah data. 3) Menentukan jumlah data (n) perkelompok dengan total data (N). 4) Menentukan jumlah ranking (Rn) 5) Menentukan nilai U dan U Rumus dari Uji U Mann-Whitney yaitu sebagai berikut Z = Keterangan : a) U yaitu nilai U b) μ yaitu nilai mean (rata-rata) μ = c) yaitu simpangan baku = ( ) (Levin, : 605)

54 Apabila nilai Z hitung setelah dibandingkan dengan nilai Z tabel adalah lebih kecil, maka H 0 diterima atau ditafsirkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebaliknya jika Z hitung lebih besar dari Z tabel maka H 0 ditolak atau ditafsirkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis terhadap data tes awal (pretest), tes akhir (posttest) maupun gain dapat dilihat pada Lampiran D. Tingkat efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konvensional melalui metode diskusi dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan komunikasi tertulis dapat diketahui melalui perhitungan perbandingan gain yang dinormalisasi (N-gain). Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung N-gain yaitu sebagai beikut. N-gain = Nilai N-gain yang diperoleh kemudian diinterpretasikan berdasarkan indeks gain pada Tabel 3.8. berikut ini. Tabel 3.8. Kategori Indeks Gain yang Dinormalisasikan Rentang G 0,70 0,30<G 0,70 G 0,30 Kategori Tinggi Sedang Rendah (Adaptasi dari Meltzer, 2002)

55 2. Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi Lisan Keterampilan komunikasi lisan yang diukur dengan menggunakan instrumen lembar observasi dapat diketahui dengan mengolah jumlah kemunculan kriteria komunikasi lisan pada tiap aspek baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah komunikasi lisan siswa adalah sebagai berikut. a. Menghitung kemunculan tiap kriteria komunikasi lisan % kemunculan tiap kriteria = X 00% b. Pengkategorian Persentase kemunculan tiap kriteria komunikasi lisan di kelas eksperimen dan kelas kontrol ditafsirkan berdasarkan tabel tafsiran harga persentase berikut. Tabel 3.9. Kategori Tafsiran Persentase Komunikasi Lisan Tingkat Penguasaan Kategori 86%-00% Sangat Baik 76%-85% Baik 60%-75% Cukup 55%-59% Kurang <54% Sangat Kurang (Purwanto, 2008) 3. Hubungan antara Penguasaan Konsep dengan Keterampilan Komunikasi Analisis hubungan antara penguasaan konsep dan keterampilan komunikasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. a. Uji normalitas Adapaun maksud dilakukannya uji normalitas ini yaitu untuk menentukan jenis analisis korelasi yang akan digunakan (parametrik dan nonparametrik). Analisis uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 6.0.

56 b. Analisis Regresi dan Kelinieran Regresi Analisis Regresi dan kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel (Sudjana, 2002). Uji ini digunakan untuk mengatahui jenis regresi yang ditemukan dalam hubungan tersebut. Adapun analisis regresi dan kelinieran regresi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 6.0. c. Analisis Korelasi Analisis korelasi yang dilakukan yaitu dengan mencari nilai r atau koefisien korelasi. Untuk memperoleh nilai r tersebut juga dilakukan dengan menggunakan program SPSS 6.0. Koefisien korelasi yang diperoleh lalu dikategorikan sesuai tabel berikut ini. Tabel 3.0. Interpretasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Interpretasi 0,800-,00 Sangat Tinggi 0,600-0,800 Tinggi 0,400-0,600 Cukup 0,200-0,400 Rendah 0,00-0,200 Sangat Rendah (Arikunto, 2007:75) 4. Angket Data yang terkumpul dari hasil pengisian angket oleh siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah diolah melalui tahapan sebagai berikut: a. Mengakumulasikan semua jawaban siswa pada tiap pertanyaan. b. Menghitung presentase jawaban ya dan tidak yang diberikan siswa. Rumus yang digunakan yaitu:

57 Persentase = X 00% (Sugiyono, 2009) c. Menganalisis data respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dari hasil data angket dan menafsirkan data tersebut. J. Prosedur Penelitian Tahapan dalam penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.. Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi : a. Membuat RPP dan skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui pembelajaran. b. Membuat instrumen penelitian. c. Pertimbangan instrumen penelitian. Hal ini dilakukan agar soal yang akan digunakan pada penelitian menjadi valid. d. Revisi instrumen. e. Instrumen yang sudah direvisi diujicobakan untuk dianalisis dan dipilih butir instrumen yang layak digunakan pada penelitian 2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan RPP dan skenario pembelajaran yang telah dibuat.

58 ) Pertemuan I a) Guru memberikan tes awal (pretest) b) Guru memberikan penjelasan singkat mengenai sistem saraf pada manusia sebagai informasi awal dan pengantar untuk siswa dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah pada kasus yang akan diberikan pada siswa. c) Guru membagi kelas menjadi enam kelompok secara acak berdasarkan jumlah siswa dalam kelas dan juga berdasarkan ciri dari pembelajaran berbasis masalah yang terdiri dari kelompok kecil (4-6 orang siswa per kelompok), lalu meminta siswa untuk duduk secara berkelompok dengan kelompoknya masing-masing. d) Tiap kelompok siswa diberi tiga kasus yang berkaitan dengan masalah sistem saraf lalu diminta untuk membaca dan memahami permasalahan pada kasus yang diberikan. e) Siswa mendiskusikan kasus yang diberikan dan pada saat awal kegiatan diskusi guru membantu siswa untuk menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, serta memotivasi siswa agar terlibat pada kasus yang diberikan. f) Guru berperan untuk mengorganisasikan siswa pada proses belajar dengan cara membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah atau kasus yang diberikan pada mereka.

59 g) Guru memberikan penekanan pada siswa untuk mengemukakan ide kelompoknya sendiri mengenai rumusan masalah, teori yang berkaitan dengan kasus, serta mencari pemecahan masalah terhadap kasus tersebut h) Siswa merespon tugas yang diberikan guru dengan berdiskusi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kasus. i) Guru membantu siswa dengan cara mengarahkan mereka untuk mencari referensi mengenai konsep-konsep yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, seperti literatur dan info-info dari buku serta internet. (Kegiatan ini dapat dilanjutkan di luar jam pelajaran mengingat waktu pembelajaran yang disediakan di kelas tidak akan mencukupi). j) Guru menugaskan tiap kelompok siswa untuk mempersiapkan presentasi pada pertemuan berikutnya. 2) Pertemuan II a) Guru meminta empat kelompok siswa tampil di depan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi mereka yang berkaitan dengan kasus pada artikel. Tiap kelompok mempresentasikan kasus selama 5 menit dan pemilihan kasus serta urutan kelompok yang akan tampil presentasi ditunjuk langsung oleh guru pada saat itu juga. b) Selama kegiatan presentasi, keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan diobservasi dan dinilai.

60 c) Guru menganalisis dan mengevaluasi kegiatan presentasi dan diskusi yang dilakukan siswa terhadap kasus yang diberikan melalui unjuk kerja pada forum diskusi kelas. d) Guru memberikan penjelasan tambahan terhadap hasil diskusi kelas untuk memperjelas pemahaman siswa terhadap materi/topik yang dipelajari. 3) Pertemuan III a) Guru menunjuk dua kelompok terakhir siswa untuk menyajikan hasil diskusinya dalam forum presentasi di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain mendengarkan dan menanggapinya. b) Selama kegiatan presentasi, keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan diobservasi dan dinilai. c) Guru menganalisis dan mengevaluasi kegiatan presentasi dan diskusi yang sudah dilakukan siswa terhadap kasus yang diberikan. d) Guru memberikan penjelasan tambahan terhadap hasil diskusi kelas untuk memperjelas pemahaman siswa. e) Guru memberikan tes akhir (posttest). b. Pengumpulan data dari instrumen pembelajaran yang digunakan. c. Mengolah dan menganalisis data yang telah didapatkan dari instrumen yang digunakan. d. Menyimpulkan data yang diperoleh dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. e. Menyusun laporan.

6 K. Alur Penelitian Penelitian Pendahuluan di Sekolah yang Akan Dijadikan Lokasi Penelitian Studi Pustaka tentang Pembelajaran Berbasis Masalah dan Analisis Kurikulum serta Materi Ajar IPA Kelas XI Pembuatan Instrumen Penelitian Penguasaan Konsep dan keterampilan Berkomunikasi Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Judgement Instrumen Penelitian Revisi Instrumen Penelitian Uji Coba Instrumen Penelitian (Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Daya Revisi Pembeda, Instrumen dan Penelitian Tingkat Kesukaran) Pelaksanaan Pretest Pembelajaran di kelas Kontrol dengan Metode Diskusi Kelompok Pembelajaran di kelas Eksperimen dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pelaksanaan Posstest Hasil Penelitian Angket Analisis dan Pengolahan Data Kesimpulan Gambar 3.. Alur Penelitian