LAPORAN R-LAB. : Angeline Paramitha/

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Indonesia

LAPORAN PRAKTIKUM Pengukuran Panjang Gelombang Laser

LAPORAN R-LAB. Pengukuran Panjang Gelombang Laser

LAPORAN R-LAB. Pengukuran Lebar Celah

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

LAPORAN R-LAB PENGISIAN DAN PELEPASAN MUATAN DI KAPASITOR

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

HUKUM JOULE. Waktu yang diperlukan untuk menaikan temperatur Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi.

TARA KALOR MEKANIK. Adhelina,NP Sriwulandari Alam,Besse Khalidatunnisa,Andi Nurul Atiak Zaida,Sugira. Pendidikan Biologi FMIPA UNM 2014.

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Hambatan Listrik

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FISIKA TERMAL Bagian I

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

3. Untuk menghitung TARA KALOR LISTRIK digunakan persamaan H t (T a T m ) = a I 2 R t Dimana Tara kalor listrik = 1/a

MEMPERSEMBAHKAN. Kelompok. Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U ( ) ( )

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Langkahlangkah

PERCOBAAN e/m ELEKTRON

Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Dasar teori:

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

MODUL MATA PELAJARAN IPA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb.

I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan kalor jenis berbagai logam

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER

MODUL MATA PELAJARAN IPA

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten),

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A

MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR HUKUM UTAMA HIDROSTATIS

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013

Komponen dan RL Dasar

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

Komponen dan RL Dasar

Keywords : Hukum Joule, Kapasitas Panas, Kalorimeter, Arus Listrik, Konduksi, Tahanan Geser ABSTRAK

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-112 Nama Mata Kuliah : Fisika Industri Jumlah SKS : 3 Semester :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan

LAPORAN PRATIKUM FISIKA 01/DOSMAN/2012

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RESISTIVITAS. Oleh: Dina Puji Lestari PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI PADA PERCOBAAN GERAK JATUH BEBAS DENGAN MEMANFAATKAN RANGKAIAN RELAI

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

PEMETAAN MEDAN LISTRIK

KALORIMETRI A. Pendahuluan

Bab III ENERGI LISTRIK

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR KALOR JENIS

MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM

DESKRIPSI FISIKA DASAR I (FIS 501, 4 SKS) Nama Dosen : Saeful Karim Kode Dosen : 1736

Asisten: (Heldi Alfiadi/ ) Tanggal Praktikum: ( ) Kata Kunci : Efek Hall, Potensial Hall, Gaya Lorentz

Jurnal Hukum Kirchoff

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi

Energetika dalam sistem kimia

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER(RPS) SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017

HUKUM KIRCHOFF I. TUJUAN II. TEORI

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si

Dualisme Partikel Gelombang

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB II Listrik Dinamis

PENENTUAN MASSA MOLAR BEBERAPA JENIS LOGAM MENGGUNAKAN HUKUM DULONG-PETIT

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.

ENERGI DAN DAYA LISTRIK

PENGARUH INTI KOIL TERHADAP TEGANGANINDUKTOR DAN RESISTOR YANG DIRANGKAI SECARA SERI. Salomo, Erwin,Surya Ningsih

A. Tujuan 1. Menentukan kapasitas kalor kalorimeter. 2. Menentukan kalor jenis zat padat. 3. Menentukan kalor lebur es.

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ONLINE UNTUK MONITOR SUHU RUANGAN BERBASIS SERVER WEB DAN WEBCAM DENGAN PENYAMPAIAN DATA ASINKRON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK

KISISI-KISI SOAL KELAS X SMAIT AL-FITYAN MEDANSCHOOL MEDAN TAHUN PELAJARAN

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

CONTOH SOAL & PEMBAHASAN

RBL Hidrostatik. I. Tujuan Mempelajari gejala hidrostatik dalam hal ini sifat fluida yang meyebarkan tekanan ke segala arah.

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 1 (Umum)

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes

PENGUKURAN KOEFISIEN MUAI VOLUME ZAT CAIR DENGAN METODE KOLOM BERIMBANG

Pengukuran Suhu dengan Variasi Jarak Sampel pada Rancang Bangun Alat Pemanas untuk Eksperimen Surface Plasmon Resonance

Eksperimen e/m Elektron

2/Fisika Dasar/LFD KALOR JENIS ZAT PADAT

Transkripsi:

LAPORAN R-LAB Nama/NPM Fakultas/Prog. Studi Group & Kawan Kerja : Angeline Paramitha/1306409305 : Teknik/Teknik Kimia : Ahmad Hamidi Aldhi Saputro Ahmad Shobri Akwila Eka Meliani Ali Akbar Aji Tata Irwinsyah Andrea Rizky Sabrina Harahap No & Nama Percobaan : KR 02 & Calori Work Minggu Percobaan : Pekan 1 Tanggal Percobaan : 27 Februari 2014 Nama Asisten : Laboratorium Fisika Dasar UPP IPD Universitas Indonesia Calori Work ( KR02 ) Page 1

Calori Work I. Tujuan Praktikum Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor. II. Alat 1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan 2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gram ) 3. Termometer 4. Voltmeter dan Amperemeter 5. Adjustable Power Supply 6. Camcorder 7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis III. Teori Kalor dapat didefinisikan sebagai proses transfer energi dari suatu zat ke zat lainnya dengan diikuti perubahan temperatur. Satuan kalor adalah joule (J) yang diambil dari nama seorang ilmuwan yang telah berjasa dalam bidang ilmu Fisika, yaitu James Joule. Satuan kalor lainnya adalah kalori. Hubungan satuan joule dan kalori, yakni 1 kalori = 4,184 joule. Hubungan kekekalan energi mengatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan ini akan dilakukan pengkonversian energi, dari energi listrik menjadi energi panas. Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu koduktor yang mempunyai resistansi dinyatakan dengan persamaan : W = V. I.T Dimana W = energi listrik ( joule ) V = Tegangan listrik ( volt ) Calori Work ( KR02 ) Page 2

i = Arus listrik ( Ampere ) t = waktu / lama aliran listrik ( sekon ) Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk kenaikan temperatur. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat dinyatakan dengan persamaan : Q = m.c.(ta-t) Dimana Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori ) m = massa zat ( gram ) c = kalor jenis zat ( kal/gr 0 C) Ta = suhu akhir zat (K) T = suhu mula-mula (K) Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perubahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor Kalor jenis suatu benda dapat didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Kalor jenis menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor. Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin besar pula kemampuan benda tersebut untuk menyerap kalor. Secara matematis, kalor jenis suatu zat dapat dituliskan sebagai berikut. c = = Calori Work ( KR02 ) Page 3

Dengan c = kalor jenis suatu zat (J/kg K) Q = kalor (J) m = massa benda (kg), dan ΔT = perubahan temperatur (K) Untuk suatu benda, faktor mc dipandang sebagai satu kesatuan dan faktor ini disebut sebagai kapasitas kalor. Secara matematis, dituliskan sebagai berikut. C = c m = Satuan kapasitas kalor adalah J/K. Besarnya kalor suatu zat adalah Q = m c ΔT Q = C ΔT C = = IV. Cara Kerja 1. Eksperimen rlab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rlab di bagian bawah halaman ini. 2. Mengaktifkan web cam dengan klik icon video pada halaman web r-lab. 3. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor. 4. Menghidupkan Power Supply dengan meng klik radio button disebelahnya. 5. Mengambil data perubahan temperatur, yaitu tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng klik icon ukur. 6. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, ditunggu hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0. 7. Mengulangi langkah pada no.2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3. Calori Work ( KR02 ) Page 4

V. Data Hasil Percobaan Praktikan menggunakan data percobaan yang ke-7. Data diperoleh berdasarkan percobaan yang dilakukan dengan R-Lab. Berikut adalah data tersebut: 1. Data percobaan V0 Waktu Kuat Arus ( I Tegangan ( V ) Temperatur ( 0 C ) 3 ) 23,84 0 22,3 6 23,84 0 22,3 9 23,84 0 22,3 12 23,84 0 22,3 15 23,84 0 22,3 18 23,84 0 22,3 21 23,84 0 22,3 24 23,84 0 22,3 27 23,84 0 22,3 30 23,84 0 22,3 2. Data percobaan V1 Waktu Kuat Arus ( I ) Tegangan ( V ) Temperatur ( 0 C ) 3 35,36 0,66 22,2 6 35,36 0,66 22,3 9 35,36 0,66 22,4 12 35,36 0,66 22,6 15 35,36 0,66 22,8 18 35,36 0,66 23 21 35,36 0,66 23,1 24 35,36 0,66 23,3 27 35,36 0,66 23,4 30 35,36 0,66 23,4 3. Data percobaan V2 Waktu Kuat Arus ( I ) Tegangan ( V ) Temperatur ( 0 C ) 3 51,45 1,59 22,4 6 51,56 1,59 22,9 9 51,45 1,6 23,9 12 51,56 1,6 24,9 15 51,56 1,6 25,9 18 51,56 1,6 26,8 21 51,56 1,6 27,6 24 51,56 1,6 28,4 27 51,56 1,6 29,1 30 51,56 1,6 29,7 Calori Work ( KR02 ) Page 5

4. Data percobaan V3 Waktu Kuat Arus ( I ) Tegangan ( V ) Temperatur ( 0 C ) 3 42,32 1,07 22,7 6 42,32 1,07 22,9 9 42,32 1,07 23,3 12 42,32 1,07 23,8 15 42,32 1,07 24,2 18 42,32 1,07 24,6 21 42,32 1,07 24,9 24 42,32 1,07 25,3 27 42,32 1,07 25,6 30 42,32 1,07 25,9 VI. Pengolahan Data Setelah praktkan mendapatkan data dari percobaan V0 sampai dengan V3, maka praktikan mengolah data tersebut dalam bentuk grafik. Grafik ini menunjukkan hubungan antara temperatur dan waktu untuk setiap tegangan yang diberikan kepada kawat konduktor. 1. Hubungan Temperatur dan Waktu untuk Setiap Tegangan a. V0 Calori Work ( KR02 ) Page 6

b. V1 c. V2 Calori Work ( KR02 ) Page 7

d. V3 2. Menghitung Kapasitas Kalor (C) berdasarkan Konduktor yang Digunakan Setelah dilakukan pengamatan, serta kita telah membuat grafik hubungan antara temperatur dengan waktu untuk masing-masing tegangan. Langkah selanjutnya adalah menghitung kapasitas kalor berdasarkan nilai tegangan masingmasing. Menghitung kapasitas kalor dapat dihitung menggunakan rumus : C = a. Kapasitas kalor V1 Dik : i = 35,36 ma = 0,03536 A V = 0,66 volt Δt= 30 3 = 27 s ΔT= 23,4 22,2 = 1,2 0 C C = = = 0,53 J/ mol 0 C Calori Work ( KR02 ) Page 8

b. Kapasitas kalor V2 Dik : i = 51,56 ma = 0,05156 A V = 1,6 volt Δt= 30 3 = 27 s ΔT= 29,7 22,4 = 7,3 0 C C = = = 0,31 J/ mol 0 C c. Kapasitas kalor V3 Dik : i = 42,32 ma = 0,04232 A V = 1,07 volt Δt= 30-3 = 27 s ΔT= 25,9 22,7= 3,2 0 C C = = = 0,38 J/ mol 0 C Setelah memperoleh nilai kapasitas kalor dari masing-masing tegangan, selanjutnya kita dapat menentukan jenis konduktor apa yang digunakan. Kapasitas kalor yang didapat yaitu : a. V1 = 0,53 J/ kg 0 C b. V2 = 0,31 J/ kg 0 C c. V3 = 0,38 J/ kg 0 C Jadi, rata-rata kapasitas kalor pada percobaan tersebut yaitu : Ci = = 0,41 J/ mol 0 C Calori Work ( KR02 ) Page 9

3. Menentukan Jenis Konduktor yang Digunakan Setelah memperoleh nilai kapasitas kalor dari masing-masing tegangan, kita dapat menentukan jenis konduktor apa yang digunakan dengan cara menghitung kalor jenis konduktor tersebut. Kalor jenis dapat diperoleh dengan cara: C = a. Menghitung kalor jenis pada V1 Dik : i = 35,36 ma = 0,03536 A V = 0,66 volt Δt= 30 3 = 27 s ΔT= 23,4 22,2 = 1,2 0 C m= 2 gr = 0,002 kg C = = = 262,548 J/ kg 0 C b. Menghitung kalor jenis pada V2 Dik : i = 51,56 ma = 0,05156 A V = 1,6 volt Δt= 30 3 = 27 s ΔT= 29,7 22,4 = 7,3 0 C m= 2 gr = 0,002 kg C = = = 152,561 J/ kg 0 C c. Menghitung kalor jenis pada V3 Dik : i = 42,32 ma = 0,04232 A V = 1,07 volt m= 2 gr = 0,002 kg Δt= 30-3 = 27 s ΔT= 25,9 22,7= 3,2 0 C C = = = 191,035 J/ kg 0 C Calori Work ( KR02 ) Page 10

Jenis konduktor yang digunakan dapat dihitung dengan mencari nilai rata- rata dari kalor jenis tersebut : Ci = = 202,048 J/ kg 0 C Berdasarkan perhitungan kalor jenis di atas, nilai kalor jenis yang mendekati ialah perak yakni 236 J/Kg 0 C. Tetapi dalam hasil perhitungan, didapatkan nilai yang sedikit jauh mencapai 236 J/Kg 0 C dari konduktivitas perak. Oleh sebab itu kita wajib menghitung kesalahan literatur yang terjadi, sebagai berikut : Krel = x 100% = x 100% = 14,39 % VII. Analisis Percobaan yang saya lakukan pada pekan pertama yaitu calori work (KR02). Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui besar dan nilai kapasitas kalor dari kawat konduktor. Besaran ini didapatkan dengan mengkonversikan energi listrik menjadi energi panas. Teknis pengerjaannya ialah menggunakan R-lab yaitu percobaan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa kapan saja, dengan syarat laptop atau komputer tersambung dengan jaringan internet. Mahasiswa dipermudah dengan cara melakukan percobaan atau praktikum tersebut tanpa harus mendatangi laboratorium fisika di F-MIPA UI. Peralatan untuk melakukan praktikum telah tersedia secara lengkap di dalam website. Peralatan ini dapat digunakan apabila laptop atau komputer praktikan memiliki aplikasi java dan web camera. Percobaan calori work ini menggunakan alat seperti temperatur, amperemeter, voltmeter, adjustable power supply (catu daya), camcorder dan juga kawat konduktor. Setelah alat tersebut terpasang, praktikan mengamati kondisi awal dengan V=0. Sehingga akan didapatkan suhu awal dan juga kuat arus pada konduktor Calori Work ( KR02 ) Page 11

kawat tersebut. Hasil nilai ini terjadi karena adanya pengaliran listrik terhadap kawat penghantar. Aliran listrik tersebut dapat mempengaruhi laju suhu dan kuat arus pada kawat, sehingga menghasilkan data temperatur serta kuat arus yang berbeda-beda. Bervariasinya data temperatur dan kuat arus pada percobaan ini terjadi karena adanya perbedaan tegangan yang diberikan pada kawat konduktor. Dengan data pengamatan yang diperoleh, praktikan dapat menghitung kapasitas kalor suatu zat dengan memasukkan data-data tersebut ke dalam persamaanpersamaan yang telah ada di prinsip dasar. Dengan menggunakan metode least square, persamaan energi kalor dan energi listrik dihubungkan menjadi persamaan garis lurus, seperti di bawah ini: ΔT = ; dengan T = suhu ( 0 C) y = a x + b Di mana nilai a dan b dapat diperoleh dengan : a = b = Setelah memasukkan data yang diperoleh pada praktikum ke dalam persamaan dan setelah melakukan perhitungan datam diperoleh persamaan garis lurus yang bervariasi Persamaan garis lurus pada saat V1, yaitu y = 0,1497x + 22,027 Persamaan garis lurus pada saat V2, yaitu y = 0,8521x + 21,473 Persamaan garis lurus pada saat V3, yaitu y = 0,3721x + 22,273 Untuk membuktikan teori kekekalan energi yaitu energi listrik yang ada pada catu daya berubah menjadi energi kalor, praktikan melakukan percobaan terhadap kawat penghantar yang sama sebanyak 4 kali. Percobaan pertama dilakukan pada saat tegangan bernilai 0. Percobaan kedua dilakukan pada saat tegangan bernilai 0,66. Percobaan ketiga bernilai 1,6 volt. Terakhir, percobaan menggunakan tegangan bernilai 1,07 volt. Pengamatan tersebut dilakukan selama sepuluh detik dengan selang waktu tiap satu detik. Setiap detiknya kawat penghantar tersebut akan mengalami Calori Work ( KR02 ) Page 12

kenaikkan temperatur, kecuali ketika percobaan tersebut memiliki tegangan sebesar 0 volt. Setelah proses pengamatan selesai, praktikan membuat grafik hubungan antara temperatur dengan waktu dari setiap tegangan yang ada. Hal ini dilakukan agar praktikan lebih memahami perubahan temperatur yang ada. Tahap selanjutnya ialah mencari besar kapasitas kalor masing-masing tegangan untuk mengetahui jenis konduktor apa yang digunakan. Setelah diperoleh hasil ketiganya, kemudian praktikan menghitung nilai rata-rata dari kapasitas kalor yang ada. Berdasarkan perhitungan yang ada, praktikan mendapatkan hasil rata-rata kapasitas kalor sebesar 0,41 J/ mol 0 C. Untuk kalor jenis, praktikan memperoleh hasil 202,048 J/kg 0 C. Nilai tersebut mendekati nilai kalor jenis pada perak dengan kesalahan literatur sebesar 14,39 %. Ketidakakuratan ini terjadi karena praktikan tidak memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web camera saat mengambil data kedua. Seharusnya praktikan menunggu hingga temperatur kawat mendekati temperatur awal saat diberikan tegangan berupa V0 dari alat yang ditampilkan pada percobaan R-lab. Akibatnya, ketika memberi tegangan yang berbeda, sisa dari tegangan awal mempengaruhi nilai temperatur. Selain karena adanya masalah teknis, ketidakakuratan data tersebut terjadi akibat nilai kalor yang kecil, tetapi memiliki nilai konduktivitas yang tinggi. Dengan adanya nilai konduktivitas yang tinggi dapat menaikkan suhu dengan energi yang kecil. Sedangkan untuk benda yang memiliki kalor jenis besar, otomatis benda tersebut membutuhkan energi yang besar untuk menaikkan suhunya. Sehingga, benda yang kalor jenisnya tinggi, berarti konduktivitasnya rendah. VIII. Kesimpulan Setelah dilakukan pengamatan terhadap percobaan yang ada, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kenaikkan suhu kawat konduktor bergantung pada seberapa besar tegangan yang diberikan serta lama arus listrik yang dialirkan. 2. Energi listrik dapat diubah menjadi energi kalor. 3. Nilai kapasitas kalor suatu konduktor dapat dihitung dengan mengalikan besaran tegangan, kuat arus listrik, dan selisih waktu. Hasil tersebut kemudian kita bagi dengan selisih temperatur awal dan akhir. Calori Work ( KR02 ) Page 13

4. Nilai kalor jenis suatu konduktor dapat dihitung dengan mengalikan besaran tegangan, kuat arus listrik dan selisih waktu. Hasil tersebut kemudian kita bagi dengan hasil kali dari massa konduktor dengan selisih temperatur awal dan akhir. 5. Konduktor yang memiliki kapasitas kalor kecil, biasanya memiliki konduktivitas yang tinggi. Berarti kapasitas kalor berbanding terbalik dengan konduktivitas suatu konduktor. 6. Pada percobaan ini konduktor yang digunakan ialah perak dengan kesalahan literatur sebesar 14,39 %. Kesalahan tersebut dikarenakan pada saat percobaan dilakukan, terjadi kesalahan teknis yang mengganggu proses pengamatan dan pengolahan data. IX. Referensi Giancoli, D.C. (2000) Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition. Prentice Hall, NJ. Halliday, Resnick, Walker. (2005). Fundamentals of Physics, 7th Edition. Extended Edition John Wiley & Sons, Inc., NJ. Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1(Terjemahan). Jakarta : Erlangga. Calori Work ( KR02 ) Page 14