BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian dibutuhkan metode. Metode merupakan suatu

2014 MODIFIKASI TES KETERAMPILAN DRIBBLING

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kesehatan yang bersifat aktif. Olahraga merupakan bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan dalam pembinaan

2016 HUBUNGAN KONSENTRASI DENGAN HASIL KETEPATAN SERVIS ATAS PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Club Tennis FIKS Bandung. Adapun yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga

lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak Dalam kehidupan modern ini manusia tidak dapat dipisahkan dengan PENDAHULUAN BAB I

2015 PENGARUH PENGGUNAAN RAKET HEAD-HEAVY DAN HEAD-LIGHT TERHADAP HASIL FOREHAND GROUNDSTROKE PADA CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan mulai dari anak - anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda pada awal abad 20. Sebelum PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh

BAB I PENDAHULUAN. diakui bahwa peminat olahraga ini sebagian besar adalah orang-orang dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kharismayanda, 2013

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

WISNU NUGROHO, 2016 PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tenis lapangan. Kegiatan olahraga tenis lapangan dapat dilakukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TATAP MUKA 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rukita Ramdan, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan menggairahkan. Tidak ada batasan umur, laki-laki ataupun

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing

Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam hal melakukan gerak, contoh dalam olahraga tenis meja. Permainan

TINGKAT KETERAMPILAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE SISWA KELAS VIII PESERTA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SMP N 1 PUNUNG KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permainan hockey sudah menyebar luas di Indonesia dan

PERBEDAAN LATIHAN DRIVE ARAH TETAP DAN ARAH BERUBAH TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN RALLY 3 MENIT PADA PETENIS PUTRA KLUB DIKLAT SEMARANG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syahrul Akbar, 2014 Tingkat kepercayaan diri tim dengan kehadiran libero dalam pertandingan bola voli

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

2015 PENGARUH LATIHAN LOMPAT D ENGAN MENGGUANAKAN BOLA YANG D IGANTUNG TERHAD AP KETERAMPILAN SMASH D ALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Siti Ratna Komala,2014

Oleh: Joko Purwanto FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

BAB III METODE PENILITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferdinand Leon Aryan, 2013

S K R I P S I. Oleh : LUTFI ZAKARIA NPM:

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang banyak di

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga ini dimainkan oleh anak-anak, orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tetapi disamping itu masih ada tujuan-tujuan yang lainnya. Ada yang bermain tenis untuk mengisi waktu luang, menjaga kesehatan, bergaul dengan orang lain dan ada juga orang yang bermain sebagaimana mestinya. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan olahraga, baik untuk sekedar menjaga tubuh agar tetap bugar maupun sebagai arena adu prestasi. Tenis juga merupakan salah satu olahraga kompetitif, yaitu olahraga yang dipertandingkan dalam kejuaraan-kejuaran. Dalam kehidupan yang modern ini olahraga tenis sudah popular dan cenderung digemari masyarakat dunia, khususnya di Indonesia. Olahraga ini berkembang karena olahraga tenis sering dipertandingkan dalam event-event internasional, nasional maupun di tingkat daerah. Sebagai olahraga yang sering dipertandingkan, banyak orang yang yang serius belajar tenis agar dapat mencatat rekor prestasinya. Dalam olahraga prestasi sasaran utamanya adalah untuk berprestasi. Agar bisa meraih prestasi seseorang atau atlet harus berlatih secara sungguh-sungguh terhadap olahraga yang digelutinya.

2 Tenis adalah olahraga yang menggunakan alat yang berupa bola karet yang bermain secara dipantulkan kemudian dipantulkan dan dipukul oleh raket. Tenis merupakan salah satu olahraga prestasi yang dipertandingkan baik perorangan, ganda dan ganda campuran. Tujuan permainan tenis sebagai olahraga prestasi adalah memenangkan pertandingan dengan cara memukul bola kearah lawan melewati net kearah yang tak bisa dijangkau oleh lawan untuk mendapatkan angka. Prestasi dapat diraih dengan cara berlatih. Karena dengan latihan untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilannya. Untuk aspek teknik, seorang atlet dituntut untuk menguasai teknik dasar dengan baik. Agar dapat bermain tenis dengan baik seorang atlet harus menguasai jenis pukulan dalam permainan tenis, seperti yang dijelaskan oleh Loman (2008:46). Dalam olahraga tenis ada tiga jenis pukulan yaitu ; Ground strokes, Volley, dan Overhead strokes. Pukulan groundstroke merupakan jenis pukulan yang sering digunakan dalam pertandingan, selain itu juga pukulan ini merupakan pondasi utama dalam bermain tenis terutama pukulan forehand dan backhand. Karena pukulan forehand dan backhand sering digunakan dalam pertandingan maka pukulan ini wajib dikuasai oleh atlet. Untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan atletnya, seorang pelatih harus mempunyai alat untuk mengukurnya. Tes merupakan alat ukur yang bisa dipakai oleh pelatih untuk mengetahui peningkatan atletnya. Tak dapat dipungkiri tes dan pengukuran merupakan bagian yang integral yang tak dapat dipisahkan

3 dalam proses pelatihan. Dalam menjalankan proses pelatihan yang baik kita membutuhkan data yang objektif. Salah satu cara untuk mendapatkan data yang objektif yaitu dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif dari hasil pelatihan atau pekerjaan. Menurut Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007:12) : Tes adalah suatu alat untuk memperoleh data atau informasi. Sedangkan Menurut Sutonda, Andi (2009:1) : Tes merupakan suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi / data tentang seseorang atau obyek tertentu. Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari sebuah objek tertentu. Menurut Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007:12): Pengukuran adalah suatu proses untuk memperoleh data atau informasi dari individu atau objek yang akan diukur. Menurut Sutonda, Andi (2009:1) mengemukakan bahwa : Pengukuran adalah Proses pengumpulan data atau informasi tentang individu maupun objek tertentu, yaitu mulai dari mempersiapkan alat ukur yang digunakan sampai diperolehnya hasil (misalnya; frekuensi, jarak, waktu, dan satuan ukuran suhu). Hasilnya pengukuran bersifat kuantitatif. Jadi pengertian Pengukuran adalah suatu proses untuk memperoleh data obyektif dan kuantitatif yang hasilnya dapat diolah secara statistika. Tes dan pengukuran mempunyai peranan besar dalam olahraga, seperti yang dijelaskan Sutonda, Andi (2009:2) tentang tujuan dan fungsi tes dan pengukuran yaitu ; (a). Merangsang pelatih untuk mencapai tujuan, (b). Merupakan umpan balik bagi pelatih dan atlet, (c). Membangkitkan motivasi berlatih, (d). Membantu atlet dalam menilai kemampuannya, (e). Membantu pelatih menata kembali bahan-bahan yang telah diberikan, (f). Menentukan klasifikasi atau pengelompokan atlet, (g). Sebagai alat untuk memperoleh

4 data yang obyektif (h). Keperluan diagnosa (body mekanik, kebugaran jasmani, dan keterampilan gerak) (i). Menentukan seleksi atlet dengan fair. Sebuah tes dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan tes, salah satunya adalah tes itu harus memiliki tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi. Syarat ini sangat mutlak harus terpenuhi dalam suatu tes. Jika syarat itu tak terpenuhi maka tes itu kurang layak untuk dipakai. Tes yang valid adalah tes yang menjalankan fungsi ukurnya. Seperti yang dikemukakan oleh Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007 : 35) : Tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur. Suatu pengukuran dikatakan valid, apabila alat pengukuran atau tes benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur dan sesuai dengan gejala yang diukurnya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila sebuah tes menjalankan fungsi ukurnya atau pengukurannya sesuai. Sedangkan tes yang memiliki validitas yang rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Reliabilitas berhubungan dengan taraf kepercayaan. Sebuah tes memiliki reliabilitas tinggi apabila tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Jadi reliabilitas sebuah tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, Jika seandainya hasil tes berubah-ubah maka perubahan yang terjadi dikatakan tidak berarti. Karena alat ukur atau tes yang reliabel walaupun tes itu dilakukan berulang-ulang dengan menggunakan alat yang sama maka hasilnya akan sama atau relatif sama. Untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari pelatihan tercapai, maka perlu dilakukan tes, pengukuran dan evaluasi agar tercipta feedback atau umpan balik agar bisa lebih baik lagi.

5 Dalam cabang olahraga apapun ketepatan sangat diperlukan, begitu juga dalam olahraga tenis. Seorang pemain harus mempunyai ketepatan pukulan yang baik agar mendapatkan poin dan bisa memenangkan pertandingan. Menurut statistik hanya 25% seluruh biji kekalahan disebabkan oleh pukulan-pukulan yang benar-benar jitu dan terarah dari lawan; jadi 75% dari seluruh biji kekalahan disebabkan oleh kesalahan-kesalahan sendiri (Loman, 2008:79). Bukan hanya pada pertandingan, bahkan pada latihan pun atlet sering melakukan kesalahan seperti bola menyangkut ke net ataupun bola keluar dari lapangan atau out. Oleh sebab itu maka atlet harus dilatih ketepatan pukulannya agar atlet mempunyai pukulan yang jitu dan terarah dan meminimalisir kesalahan. Ketepatan pukulan juga merupakan salah satu kunci bagi seorang pemain atau atlet untuk memenangkan pertandingan. Untuk mengetahui ketepatan pukulan seorang pemain atau atlet maka perlu diadakan suatu tes. Salah satu tes untuk ketepatan pukulan forehand dan backhand adalah tes dari ITF (International Tennis Federation) pada tahun 2004. Ada dua tes untuk groundstrokes pada olahraga tenis diantaranya groundstrokes accuuacry dan groundstrokes depth. Tes ini dirancang untuk mengetes keterampilan pukulan groundstokes diantaranya pukulan forehand dan backhand. Dalam beberapa informasi tes ini belum diketahui tingkat validitas dan realibilitasnya. Atas dasar diatas maka penulis ingin mengetahui tingkat validitas dan realibilitas tes dari tes yang dikembangkan oleh ITF (International Tennis Federation), terutama untuk teknik pukulan forehand dan backhand. Karena dalam permainan ataupun pertandingan tenis, pukulan forehand dan pukulan

6 backhand yang sering dilakukan oleh pemain dibandingkan teknik dasar lainnya. Oleh sebab itulah teknik pukulan forehand dan backhand perlu diuji ketetapannya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Uji Validitas dan Realibilitas Tes Ketepatan Pukulan Forehand dan Backhand pada Cabang. B. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berapa besar tingkat validitas tes ketepatan pukulan forehand dan backhand pada cabang olahraga tenis? 2. Berapa besar tingkat reliabilitas tes ketepatan pukulan forehand dan backhand pada cabang olahraga tenis? C. Tujuan Penelitian Dari beberapa masalah yang telah dipaparkan diatas, adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat validitas tes ketepatan pukulan forehand dan backhand pada cabang olahraga tenis. 2. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes ketepatan hasil pukulan forehand dan backhand pada cabang olahraga tenis.

7 D. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan bagi para pelatih olahraga khususnya untuk olahraga tenis untuk mengetahui tingkat ketepatan pukulan forehand dan backhand. Dan memberikan feedback pada atletnya, agar atlet bisa berkembang dan menjadi lebih baik. b. Secara Praktis. Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau informasi bagi pelatih olahraga dan bagi orang yang akan meneliti keterampilan pukulan groundstokes terutama ketepatan pukulan forehand dan backhand sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. Untuk para pelatih olahraga tenis lapang bisa dijadikan bahan acuan agar potensi atlet berkembang menjadi lebih baik lagi, serta mengetahui ketepatan pukulan atletnya. E. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini hanya terbatas pada beberapa permasalahan saja. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perluasan makna dalam penelitian, sehingga sasaran serta tujuan dalam penelitian ini tercapai. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Variabel bebas yaitu tes validitas. 2. Variabel bebas lainnya yaitu reliabilitas. 3. Variabal terikatnya yaitu hasil tes ketepatan pukulan forehand dan backhand.

8 4. Populasi dan sampel yaitu atlet Yadi Tenis Club-Cirebon yang sudah menguasai pukulan forehand dan backhand berjumlah dari 15 orang. F. Definisi Oprasional 1. Tes menurut Nurhasan dan Dudung Hasanudin dalam buku tes dan pengukuran keolahragaan (2007:12) adalah suatu alat untuk memperoleh data atau informasi. 2. Pengukuran menurut Nurhasan dalam buku tes dan pengukuran keolahragaan (2007:12) adalah suatu proses untuk memperoleh data atau informasi dari individu atau objek yang akan diukur. 3. Validitas adalah kemampuan alat ukur untuk dapat mengukur apa yang hendak diukur. 4. Reliabilitas adalah keterandalan yang menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil tes dan pengukuran. 5. Ketepatan secara kasar diterjemahkan sebagai varian titik perkenaan bola pada target yaitu lapangan permainan. 6. Pukulan forehand adalah jenis pukulan, dimana raket digerakan ke belakang di samping badan, kemudian diayunkan kedepan untuk memukul bola (Magethi, 1990:13). 7. Backhand adalah pukulan yang dilakukan dengan mengayunkan raket lewat depan badan, ke belakang, selanjutnya diayunkan ke depan untuk bertumbukan dengan bola (Magethi, 1990:12). 8. Tes groundstroke depth adalah tes untuk mengetahui kedalaman pukulan groundstroke.

9 9. Tes groundstroke accuracy adalah tes untuk mengetahui akurasi atau ketepatan pukulan groundstroke. G. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Penelitian ilmiah membutuhkan suatu anggapan dasar, karena dengan anggapan dasar seseorang peneliti memiliki landasan dan keyakinan dalam menetapkan dan melaksanakan kegiatannya. Menurut Surakhmad yang dikutip Arikunto (2006:65) menerangkan bahwa : Anggapan dasar atau posulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenaranya diterima oleh penyelidik. Hal itu berarti bahwa setiap penelitian dapat suatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai suatu kebenaranya. Tes dan pengukuran merupakan alat ukur pengukuran data dalam mengadakan penilaian, yang merupakan salah satu unsur penting sebagai kelengkapan tindakan pelatihan. Kualitas dan ketepatan hasil pengukuran tergantung pada kecocokan alat ukur atau instrumen yang digunakan serta kemahiran para pelaksananya. Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007:1) menjelaskan bahwa : Dalam proses pembelajaran tes dan pengukuran merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan evaluasi. Tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran merupakan data yang objektif, yang dapat dijadikan dasar melakukan penilaian dalam proses pembelajaran. Dalam permaianan tenis, pemain yang mempunyai ketepatan pukulan yang baik, akan mudah untuk mendapatkan poin atau angka dalam setiap permainan,

10 dan bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan pada saat memukul bola. Untuk mengetahui ketepatan pukulan dalam tenis yaitu pukulan forehand dan backhand, maka harus dilakukan tes. Hal ini dikarenakan agar data yang diperoleh objektif, maka dari itu alat ukur yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai alat ukur yang baik hendaknya valid dan reliabel. Hasil tes tersebut tentunya dapat memberikan informasi terhadap suatu keberhasilan dari suatu tes yang telah dilakukan dan mempunyai arti terutama sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi bagi tindak lanjut yang berkenan dengan program atau metode jika dilakukan evaluasi. Oleh karenanya pengukuran dan evaluasi merupakan dua konsep yang saling berkaitan satu sama lain. ITF (International Tennis Federation) induk dari olahraga tenis dunia pada tahun 2004. Tes yang diciptakan ITF melalui ITN On Court Assessment memberi bonus poin untuk pantulan bola yang kedua untuk mengetahui tingkat power yang digunakan saat memukul. ITF terus melakukan percontohan-percontohan melalui ITN On Court Assessment pada negara anggotanya seperti Australia, Inggris dan Finlandia sebelum mengakui ITN On Court Assessment pada tahun 2004. Tes ini diciptakan untuk atlet pemula yang akan menghadapi pertandingan sekaligus mengetahui tingkat keterampilan pukulan terutama ketepatan pukulan groundstroke diantaranya pukulan forehand dan backhand karena pukulan ini pukulan pokok sekaligus pondasi bagi pukulan-pukulan yang lainnya. Untuk tes groundstroke ITF dalam ITN On Court Assessment merancang Tes Groundstroke Depth dan Groundstroke Accuracy untuk pemula. ITF merancang assasment ini untuk mengetahui peningkatan kemajuan pemain.

11 Perubahan-perubahan yang dilakukan ITN bertujuan untuk memajukan tenis dan meningkatkan keterampilan teknik dasar khususnya bagi pemula yang tidak mengikuti kompetisi secara terartur melalui analisis yang ada dilapangan permainan. 2. Hipotesis Berdasarkan anggapan dasar diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Tes ketepatan pukulan dari ITN On Court Assessment memiliki nilai validitas dan realibilitas yang tinggi.