PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN REMBANG

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH SULAWESI BARAT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT dan GUBERNUR PAPUA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG

TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH.

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 7 Tahun 2008 Seri E

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 21 Tahun 2008

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN BADUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PROVINSI PAPUA BUPATI YALIMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN YALIMO NOMOR 10 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 02 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 14 SERI E

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG MENJADI KEWENANGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TENGAH NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN SUMBA TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (1) dan (2)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 6

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 17 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 2 TAHUN 2008

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 01

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KATINGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM LINGKUP KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA TUAL

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KOTA BALIKPAPAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI TORAJA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TORAJA UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 07 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 2 TAHUN 2008

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG HARI

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI SERI E NO.1/E 15 PEBRUARI 2010 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN SEKADAU BUPATI SEKADAU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

PERAT UR AN DAERAH KAB UP ATEN BAT ANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN BATANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 19 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 19 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 07 Tahun :2010 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

1 Menimbang : a. Mengingat : 1. PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 3 TAHUN 2008 T E N T A N G URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANA TORAJA, Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja tentang Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja sebagi Daerah Otonom; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a tersebut diatas perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pembantuan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4124); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA Dan BUPATI TANA TORAJA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Tana Toraja ; b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ; c. Pemerintahan Daerah adalah Penyeleanggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut Azas Otonomi dan Tugas Pembantuan dengan Prinsip Otonomi

3 seluas-luasnya dalam Sistem dan Prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; d. Otonomi Daerah adalah Kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; e. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistim Negara Kesatuan Republik Indonesia ; f. Kepala Daerah adalah Bupati Tana Toraja ; g. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Tana Toraja ; h. Desentralisasi adalah Penyerahan Wewenang Pemerintah oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia ; i. Urusan Pemerintahan Daerah adalah fungsi-fungsi Pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangan daerah dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat ; j. Kewenangan Daerah adalah hak dan kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk menentukan dan mengambil kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah. BAB II URUSAN PEMERINTAHAN Pasal 2 (1) Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemrintahan ; (2) Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama ; (3) Urusan Pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/ atau susunan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah semua urusan pemerintahan di luar urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ; (4) Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas 31 ( tiga puluh satu ) bidang urusan pemerintahan meliputi ; a. Pendidikan ; b. Kesehatan ; c. Pekerjaan Umum ; d. Perumahan ; e. Penataan Ruang ; f. Perencanaan Pembangunan ; g. Perhubungan ; h. Lingkungan Hidup ; i. Pertanahan ; j. Kependudukan dan Catatan Sipil ; k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ; l. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ; m. Sosial ;

4 n. Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian ; o. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ; p. Penanaman Modal ; q. Kebudayaan dan pariwisata ; r. Kepemudaan dan Olahraga ; s. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ; t. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adm. Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian ; u. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ; v. Statistik ; w. Kearsipan ; x. Perpustakaan ; y. Komunikasi dan Informatika ; z. Pertanian dan Ketahanan Pangan ; aa. Kehutanan ; bb. Energi dan Sumber Daya Mineral ; cc. Perikanan ; dd. Perdagangan ; ee. Perindustrian. (5) Setiap Bidang Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pasal ini terdiri dari Sub Bidang, dan setiap Sub Bidang terdiri dari Sub-Sub Bidang. (6) Rincian ke-31 (ketiga puluh satu) Bidang Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari peraturan ini. Pasal 3 (1) Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (4) berdasarkan kriteria externalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan ; (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan teknis untuk masing-masing Sub Bidang atau Sub-Sub Bidang Urusan Pemerintahan sebagaimana terdapat dalam Lampiran Peraturan daerah ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan akan diatur kemudian sesuai ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku. BAB III PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Pasal 4 (1) Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) yang menjadi kewengannya ; (2) Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.

5 Pasal 5 (1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah Kabupaten Tana Toraja, berkaitan dengan pelayanan dasar; (2) Urusan Wajib sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi : a. Pendidikan ; b. Kesehatan ; c. Pekerjaan Umum ; d. Lingkungan Hidup ; e. Penataan Ruang ; f. Perencanaan Pembangunan ; g. Perumahan ; h. Kepemudaan dan Olahraga ; i. Penanaman Modal ; j. Koperasi UMKM ; k. Kependudukan dan Catatan Sipil ; l. Ketenagakerjaan ; m. Ketahanan Pangan ; n. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ; o. KB dan Keluarga sejahtera ; p. Perhubungan ; q. Komunikasi dan Informatika ; r. Pertanahan ; s. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ; t. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian ; u. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ; v. Sosial ; w. Kebudayaan ; x. Statistik ; y. Kearsipan ; z. Perpustakaan. (3) Urusan Pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) adalah urusan Pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah Kabupaten Tana Toraja ; (4) Penentuan urusan pilihan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja ditetapkan dengan memperhatikan potensi unggulan dan kekhasan daerah ; (5) Urusan Pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi : a. Pariwisata ; b. Pertanian ; c. Perikanan ; d. Kehutanan ; e. Energi dan Sumberdaya Mineral ; f. Industri ; g. Perdagangan dan Ketransmigrasian. (6) Selain Urusan Wajib sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (2) dan Urusan Pilihan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (5) Pemerintah Daerah berwenang juga

6 melaksanakan urusan berdasarkan Asas Tugas Pembantuan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 6 (1) Penyelanggaraan Urusan Wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap ; (2) Urusan Pemerintahan yang bersifat Wajib, yang dilalaikan pelaksanaannya oleh Pemerintah Daerah penyelenggaranya, dilaksanakan oleh Pemerintah dengan pembiayaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang bersangkutan. Pasal 7 Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 5 ayat (5) menjadi dasar penyusunan susunan organisasi dan tata kerja Perangkat Daerah. BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Pasal 8 (1) Dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Daerah yang berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, Pemerintahan Daerah Kabupaten Tana Toraja dapat : a. Menyelenggarakan sendiri ; atau b. Menugaskan dan/atau menyerahkan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada Pemerintahan Kecamatan dan/atau Pemerintahan Lembang berdasarkan Asas Tugas Pembantuan : (2) Sesuai dengan perkembangan, kebutuhan, potensi dan karakteristik daerah Kabupaten Tana Toraja, apabila ternyata terdapat urusan yang potensial untuk ditangani Pemerintah Kabupaten Tana Toraja namun belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, maka sepanjang urusan tersebut telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, maka Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan berlaku secara mutatis mutandis ; (3) Dalam hal Pemerintah Kabupaten Tana Toraja akan menyelenggarakan Urusan Pemerintahan atau Urusan Sisa yang tidak tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah dan urusan tersebut tidak tercantum pula dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terlebih dahulu mengusulkan kepada Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapat Penetapannya ; (4) Urusan Sisa sebagaimana diatur pada ayat (3) dilaksanakan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana yang ditetapkan oleh Peraturan Perundang-Undangan. Pasal 9 (1) Pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang mengakibatkan dampak lintas daerah dikelola bersama oleh daerah terkait; (2) Tata cara pengelolaan bersama urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada Peraturan Perundangan-undangan.

7 Pasal 10 Dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan, Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja berpedoman kepada norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan yang telah ada dan bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang menyangkut pelaksanaannya, akan diatur kemudian dengan Peraturan Bupati dengan berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran Daerah Kabupaten Tana Toraja. Disahkan di Makale Pada tanggal 11 Oktober 2008 BUPATI TANA TORAJA J. A. SITURU, SH Diundangkan di Makale Pada tanggal 13 Oktober 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA Drs. Y. S. DALIPANG Pangkat : Pembina Utama Muda NIP : 010 103 543 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA TAHUN 2008 NOMOR 3

8 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA I. PENJELASAN UMUM Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah tersebut, pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas- luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan. Urusan yang menjadi kewenangan daerah terdiri dari Urusan Wajib dan Urusan Pilihan. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang terkait dengan Pelayanan Dasar ( basic service ) bagi masyarakat, seperti pendidikan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang diprioritaskan oleh pemerintah daerah umtuk diselenggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi unggulan ( core competence ) yang menjadi kekhasan daerah. Urusan Pemerintah di luar urusan wajib dan urusan pilihan yang diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah, sepanjang menjadi kewenangan daerah yang bersangkutan tetap harus diselenggarakan pemerintahan daerah yang bersangkutan. Atas dasar pemahaman tersebut dan untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efektif, Kabupaten Tana Toraja perlu menetapkan Urusan Pemerintahan dalam Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 ayat (2) Ayat (3) Urusan Pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan dan/ atau susunan pemerintahan, yang disebut juga dengan Urusan Pemerintahan yang bersifat Kongkuren adalah Urusan Pemerintahan di luar urusan pemerintahan yang menjadi urusan kewenangan sepenuhnya Pemerintah, yang diselenggarakan bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.

9 Ayat (4) Ketiga puluh satu Bidang Urusan Pemerintahan sebagaimana diatur dalam Pasal ini berkaitan langsung dengan Otonomi Daerah. Pasal 3 Eksternalitas adalah kriteria pembagian urusan pemerintahan dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Sedangkan apabila dampaknya bersifat Lintas Kabupaten/Kota dan/atau Regional, maka Urusan Pemerintahan itu menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi ; Dan apabila dampaknya bersifat Lintas Provinsi dan/atau Nasional, maka urusan itu menjadi kewenangan pemerintah. Akuntabilitas adalah kriteria pembagian urusan pemerintahan dengan memperhatikan pertanggung-jawaban Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintah tertentu kepada Masyarakat. Apabila dampak penyelenggaraan bagian urusan pemerintahan secara langsung hanya dialami secara lokal (satu Kabupaten/ Kota), maka Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota bertanggung jawab mengatur dan mengurus urusan pemerintahan tersebut. Sedangkan apabila dampak penyelenggaraan bagian urusan Pemerintahan secara langsung dialami oleh lebih dari satu Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi, maka Pemerintah Daerah Propinsi yang bersangkutan bertanggung jawab mengatur dan mengurus urusan pemerintahan tersebut; dan apabila dampak penyelenggaraan urusan pemerintahan dialami lebih dari satu propinsi dan/ atau bersifat nasional pemerintah bertanggung- jawab untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dimaksud. Efisiensi adalah kriteria pembagian urusan pemerintahan dengan memperhatikan daya guna teringgi yang dapat diperoleh dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. Apabila urusan pemerintahan lebih berdaya guna bila ditangani Pemerintah Daerah Propinsi, maka diserahkan kepada Pemerintah Daerah Propinsi. Sebaliknya apabila suatu Urusan Pemerintahan aka berdaya guna bila ditangani Pemerintah maka akan tetap menjadi kewenangan Pemerintah. Ayat (2) Pasal 4 Pasal 5 Ayat (2) Ayat (3) Penentuan Potensi Unggulan mengacu pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), mata pencaharian penduduk, dan pemanfaatan lahan yang ada di daerah. Ayat (4) Ayat (5)

10 Pembentukan Urusan Pilihan sesuai dengan skala prioritas yang ditetapkan dengan Pemerintahan Daerah. Pemerintah Daerah tetap harus memberikan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat meskipun pelayanan tersebut bukan berasal dari urusan pilihan yang diprioritaskan. Ayat (6) Pasal 6 Mengingat kemampuan anggaran yang masih terbatas maka penetapan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal pada bidang yang menjadi Urusan Wajib Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan secara bertahap dengan mendahulukan Sub-Sub Bidang Urusan Wajib yang bersifat prioritas. Ayat (2) Pasal 7 Pasal 8 Ayat (2) Penetapan dimaksud untuk menghindari terjadinya saling gugat antar tingkatan dan/ atau susunan pemerintahan. Ayat (3) Pasal 9 Pengelolaan bersama dapat dilembagakan dalam bentuk kerja sama antar daerah yang difasilitasi oleh Pemerintah. Ayat (2) Pasal 10 Penetapan norma standar, prosedur, criteria untuk pelaksanaan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan dilakukan oleh Menteri/ kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam jangka waktu selambat-lambatnya 2 ( dua ) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, dan apabila dalam jangka waktu tersebut Norma/ Standar/ Prosedur dan Kriteria yang dimaksud belum ditetapkan, maka pemerintah daerah dapat menyelenggarakan langsung urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya dengan berpedoman pada peraturan Prundang- Undangan. Pasal 11 Pasal 12 Cukup jelas.

11 * * * * *