ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH LEMBAH PALU DI DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN TOMAT DIDESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN BAWANG GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA FLAMBOYAN DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN TAWAELI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS PEMASARAN TANAMAN HIAS PUCUK MERAH (OLEINA SYZYGIUM) PADA USAHA KEMBANG ASRI DI KOTA PALU

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH KERITING DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

ANALISIS PEMASARAN USAHATANI CABAI MERAH KERITING DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KELEMBAGAAN PEMASARAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN CENGKEH DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

KONTRIBUSI USAHATANI PADI SAWAH TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELUARGA DI DESA OGOAMAS II KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS MANAJEMEN RANTAI PASOK BAWANG GORENG PALU. Analysis Of Supply Chain Management Of Palu Fried Shallot

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

IV. METODE PENELITIAN

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

ANALISIS PEMASARAN USAHATANI TOMAT KELURAHAN BOYAOGE KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

Agriekonomika, ISSN ANALISIS INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH DI KABUPATEN PAMEKASAN

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA INDUSTRI ACRAN SIGI DI DESA LOLU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

KOMPARASI EFISIENSI PEMASARAN SAYUR-SAYURAN DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH (Comparison of Vegetables Marketing Efficiency in Highland and

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN SRAGEN Ragil Saputro, Heru Irianto dan Setyowati

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

ANALISIS MARGIN PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO (Study kasus di Pasar Bersehati Calaca dan Pinasungkulan Karombasan)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN GETAH DAMAR DI DESA MALINO JAYA KECAMATAN SOYO JAYA KABUPATEN MOROWALI UTARA

BAB IV METODE PENELITIAN

KINERJA KELEMBAGAAN PEMASARAN KAKAO BIJI TINGKAT PETANI PERDESAAN SULAWESI TENGAH: KASUS DESA AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS SALURAN TATANIAGA DAN MARJIN TATANIAGA KELAPA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari 1 *, Rogayah 2 *

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN LEMBAGA PEMASARAN KOMODITI PALA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

ANALISIS PEMASARAN JAGUNG PULUT (WAXY CORN) DI DESA PAKATTO KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH TORTILA RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI PEPAYA MINI (Carica papaya L.) DI KELURAHAN TERITIP KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR KOTA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. bawang merah belum terasa nikmat (Rahayu, 1998).

ANALISIS JALUR DISTRIBUSI PENJUALAN BUAH JERUK SIAM (Citrus nobilis) DI DESA TARO, KECAMATAN TEGALALANG, KABUPATEN GIANYAR

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA KERIPIK UBIKAYU PADA INDUSTRI PUNDI MASDI KOTA PALU

ARTIKEL MEIFY SUMAMPOW / JURUSAN SOSIAL EKONOMI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

212 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ABSTRACT

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN

ANALISIS PEMASARAN KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PENJUALAN AYAM RAS PEDAGING DI PASAR MASOMBA KOTA PALU

POLA DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN BAWANG MERAH DI KOTA PAREPARE. Distribution Pattern and Margin of Shallot Marketing in Parepare City

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 3 (5) :638-643, Oktober 2015 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH LEMBAH PALU DI DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA Marketing Analysis of Onion Valley of Palu In The VillageWombo Kalonggo District Tanantovea Donggala Syukrianto As Samana¹ ), Hj. Hadayani² ) ¹ ) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu e-mail : syukriantosamana@gmail.com e-mail :yaniansar@ymail.com ABSTRACT This study aims to determine the form of marketing channels, the amount of the marketing margin, part of the price received by farmers and the efficiency of commodity marketing onion valley of Palu in the village of Wombo Kalonggo Tanantovea District of Donggala. This research was conducted in the village of Wombo Kalanggo, District of Donggala Tanantovea. Take the 30 respondents from 96 farmers using simple random sample method (Simple Random Sampling). In addition to determining the respondent trader in use methods of assessment respondents (Tracing Sampling Method). Based on the results of research, there are two forms of marketing channels in the village Wombo Kalonggo, the channel I : Farmers - traders - retailers - consumers.channel II : Farmers - retailers - consumers. Marketing margins onion valley of Palu obtained for the first channel Rp. 4000.00 and total marketing margin onion valley ofpalu obtained for the second line is Rp. 3.000,00. Any part ofthe price received bythe farmeronthe firstlineis 4.33%. Any part ofthe price received bythe farmeronthe secondlineis 3.62%. I channel marketing efficiency value of 4.33% and to channel II at 3.62%. From both the efficiency of the channels I and II are the most efficiency is channel II. Keywords: Efficiency, margin,marketing, onion valley of Palu. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran, besarnya margin pemasaran,bagian harga yang diterima oleh petani dan efisiensi pemasaran komoditi bawang merah Lembah Paludi Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala.Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wombo Kalanggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala.Mengambil 30 responden dari 96 petani dengan menggunakan metode sampel acak sederhana (Simple Random Sampling).Selain itu untuk menentukan responden pedagang digunakan metode penjajakan responden (Tracing Sampling Method).Berdasarkan Hasil Penelitian terdapat dua bentuk saluran pemasaran yang ada di Desa Wombo Kalonggo, yaitu saluran I : Petani - pedagang pengumpul -pedagang pengecer - konsumen.saluran II : Petani - pedagang pengecer - konsumen. Margin pemasaran bawang merah Lembah Paluyang diperoleh untuk saluran pertama Rp. 4.000,00 dan total margin pemasaran bawang merah LembahPalu yang diperoleh untuk saluran kedua yaitu sebesar Rp. 3.000,00. Bagian harga yang diterima petani pada saluran pertama sebesar 4,33%. Bagian harga yang diterima petani pada saluran kedua sebesar 3,62%. Nilai efisiensi pemasaran saluran I sebesar 4,33% dan untuk saluran II sebesar 3,62%. Dari kedua nilai efisiensi pada saluran I dan II yang paling efisiensi adalah saluran II. Kata kunci :Bawang merah Lembah Palu, efisiensi, margin, pemasaran. 638

PENDAHULUAN Pertanianadalahmotor penggerak bagi sektor-sektor lain sehingga dapat menunjang tujuan pembangunan pertanian, taraf hidup petani, memperluas lapangan kerja, kesempatan usaha dalam mendorong pembangunan perekonomian, pertumbuhan dinamika ekonomi pedesaan yang pada gilirannya akan memberikan peluang mensejahterakan kehidupan masyarakat secara lebih banyak khususnya di daerah pedesaan (Rahardi, dkk, 2004).Subsektor tanaman pangan merupakan subsektor pendukung utama sektor pertanian setelah subsektor perkebunan (Yantu, dkk, 2008).Bawang merah Lembah Paluadalah salah satu komoditas sayuran rempah unggulan yang biasa digunakan sebagai bumbu penyedap masakan, bahan baku industri makanan, obat-obatan dan disukai karena aroma dan cita rasanya yang khas (Limbongan & Maskar,2003). Kabupaten Donggala merupakan salah satu wilayah di Sulawesi Tengah yang mempunyai areal luas panen tanaman bawang merah Lembah Palu seluas 88 Ha dengan produksi 413 Ton pada tahun 2012.Luas panen, produksi dan produktivitas bawang merah Lembah Palu di Sulawesi Tengah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas Panen,Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Lembah Paludi Sulawesi Tengah, Tahun 2012. No Kabupaten/ Kota Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 5 Donggala 88 413 4,69 10 Sigi 892 3.363 3,76 11 Palu 283 1.500 5,30 Jumlah 1.263 5.276 - Rata-rata 421 1.757 4,17 Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tengah, tahun 2013. Tabel1.menunjukkan bahwa Kabupaten Donggala merupakan salah satu wilayah penghasil Bawang merah Lembah Palu,dengan luas panen yang dimiliki seluas 88 Ha, mampu menghasilkan produksi sebanyak 413 Ton. Kabupaten Donggala terdiri dari 16 Kecamatannamun hanya dua diantaranya yang merupakan Kecamatan penghasil bawang merah Lembah Paluyaitu Kecamatan Labuan, dan Tanantovea.KecamatanTanantovea, mempunyai areal luas panen tanaman bawang merah Lembah Paluseluas 69 Ha, dengan produksi 304 Ton pada tahun 2012.Luas panen, produksi dan produktivitasbawang merah Lembah Palumenurut Kecamatan di Kabupaten Donggala, dapat dilihatpada Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Lembah PaluMenurut Kecamatan di Kabupaten Donggala, 2012. No. Kecamatn Luas panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1. Labuan 19 109 5,73 2. Tanantovea 69 304 4,40 Jumlah 88 413 Rata-rata 44 206,5 4,69 Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kab. Donggala. 2013 Tabel 2. menunjukkan bahwa Kecamatan Tanantovea merupakan salah satu wilayah penghasil bawang merah lembah palu, dengan luas panen yang dimiliki seluas 69 ha, mampu menghasilkan produksi 304 Ton, hal ini terlihat cukup besar bila dibandingkan dengan Kecamatan Labuan yang hanya menghasilkan 109 Ton produksi, selain itu pula potensi yang dimiliki Kecamatan Tanantovea termasuk cocok untuk membudidayakan tanaman bawang merah lembah palu. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas tanaman bawang merah Lembah Palu di Kecamatan Tanantovea menurut Desa terlihat pada Tabel 3.Sebagai berikut : 639

Tabel 3. Luas Panen Produksi, dan Produktivitas Tanaman Bawang Merah Lembah Paludi Kecamatan Tanantovea Menurut Desa, 2012. No Desa Luas Produksi Produktivitas Panen (Ton) (Ton/Ha) (Ha) 1. Wombo Kalonggo 24 136 5,66 2. Wombo Induk 16 102 6,37 3. Wombo Mpanau 12 37 3,08 4. Upabomba 7 6 1,16 5. Guntarano 10 23 2,30 Jumlah 69 304 - Rata-rata 13,8 60,8 4,40 Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Tanantovea, Tahun 2013. Tabel 3. menunjukkan bahwa Desa Wombo Kalonggo, merupakan penghasil bawang merah Lembah Palu terbesar dari kelima Desa lainnya, yang ada di Kecamatan Tanantovea. Hal ini terlihat dari luas panen 24 Ha, mampu menghasilkan produksi136 Ton. Meskipun jumlah produksi bawang merah Lembah Paluyang dihasilkan lebih tinggi dari Desa lainnya namun tidak menjamin memberikan pendapatan yang tinggi pula bagi petani di Desa Wombo Kalonggo.Proses penjualan hasil produksi bawang merah Lembah Palu, petani tidak dapat menetukan harga jual yang sesuai dengan keinginan mereka.hal ini disebabkan karena yang menentukan harga jual hasil produksi adalah pedagang yang mendatangi langsung ketempat produksi dengan membeli hasil produksi petani dalam jumlah yang cukup besar, sehingga petani hanya dapat menjual hasil produksi bawang merah Lembah Palu berdasarkan harga yang telah ditentukan oleh pedagang. Proses pemasaran bawang merah Lembah Palu di Desa Wombo Kalonggo memiliki saluran yang dilalui dalam proses pemasaran hasil produksi bawang merah Lembah Palu, hingga akhirnya sampai kepada konsumen akhir, dalam hal ini dimana terdapat pihak atau lembaga tertentu yang mengambil bagian dalam proses penyaluran hasil produksi komoditi bawang merah Lembah Palu yang ada di Desa Wombo Kalonggo, untuk meminimalisir terjadinya selisih harga jual yang tinggi, petani harus lebih teliti dalam melihat situasi harga pasar, agar dapat menyesuaikan harga jual dengan pedagang. Tingginya selisih harga pemasaran, disebabkan oleh perbedaan harga yang cukup besar antara harga yang dibayarkan oleh pedagang dengan harga yang diterima petani dengan mengetahui situasi harga pasar petani dapat menyesuaikan proses penjualan hasil produksinya sehingga memperoleh hasil yang lebih efisien dan menguntungkan. Pemasaran bawang merah Lembah Palu oleh petani di Desa Wombo Kalonggo, di jual dalam bentuk bembengan dimana setiap bembengannya memiliki berat ratarata25 Kg, dengan harga jual Rp. 375.000, perbembengnya. Dengan demikian masalah ini sekiranya dapat diminimalisir untukmemperoleh pemasaran yang lebih baik dan lebih efisien, penelitian ini bertujuan untukmengetahui bentuk saluran dan besarnya margin pemasaran komoditi bawang merah Lembah Palu di Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, serta untukmengetahui bagian harga yang diterima oleh petani serta tingkat efisiensi pemasaran komoditi bawang merah LembahPalu di Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala. Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN 640

Penelitiandilaksanakan di Desa Wombo Kalonggo,Kecamatan Tanantovea,Kabupaten Donggala.Penentuan lokasi ditentukan secara sengaja (purposive).pemilihan Desa Wombo Kalonggosebagai lokasi penelitian berdasarkan data dari Balai PenyuluhanPertanianKecamatanTanantovea 2013, menunjukkan bahwa, Desa Wombo Kalonggo mempunyai luas panen sebesar 24Ha,dengan pertimbangan bahwa Desa Wombo Kalonggomerupakan daerah sentral penghasil bawang merah Lembah Palu terbesar di Kecamatan Tanantovea,Kabupaten Donggala, ditunjukkan berdasarkan pada Tabel 3, tahun 2013. Penelitiandilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2014. Penentuan Responden Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode acak sederhana (Simple random sampling method). Jumlah responden yang diambil sebagai sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 30 responden petani bawang merah Lembah Palu dari total populasi sebanyak 96 petani bawang merah Lembah Palu, dengan pertimbangan bahwa 30 responden petani bawang merah Lembah Palu tersebut dapat mewakili populasi yang mengusahakan tanaman bawang merah Lembah Palu yang ada di Desa Wombo Kalonggo.Penentuan responden pedagang digunakan cara penjajakan (Tracing sampling) dimana pedagang pengumpul sebanyak 2 orang dan pedagang pengecer sebanyak 2 orang. Jadi, jumlah responden secara keseluruhan sebanyak 34 responden. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data sekunder.data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan petani sebagai responden dengan menggunakandaftar pertanyaan (Questionaire).Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur dan instansi terkait. Analisis Data Untuk mengetahui tujuan dari penelitian ini digunakan rumus antara lain: 1) Untuk menghitung margin pemasaran analisis yang digunakan adalah, analisis yang mengacu pada besarnya margin pemasaran, dihitung dengan meggunakan rumus Ratya Anindita(2004) sebagai berikut : M = Hp - Hb Keterangan : M = Margin Pemasaran Hp = Harga Penjualan Hb = Harga Pembelian 2) Menghitung margin total pemasaran (MT) dari semua kelembagaan pemasaran yang terlibat dalam pemasaran komoditi bawang merah Lembah Palu, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Ratya Anindita (2004): MT = M1 + M2 + M3 + + Mn Keterangan : MT = Margin total Tataniaga M1 = Lembaga Pemasaran 1 M2 = Lembaga Pemasaran 2 M3 = Lembaga Pemasaran 3 Mn = Margin pemasaran lainnya 3) Analisis efisiensi digunakan untuk mengetahui hasil perhitungan pemasaran bawang merah Lembah Palu dari produsen ke pedagang pengumpul atau dari pedagang pengecerke konsumen yang ada di Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala. Digunakan rumus perhitungan efisiensi pemasaran, Shepherd dalam Soekartawi (2002) : Eps = (TB/TNP) x 100% Keterangan : Eps =Efisiensi Pemasaran (%) TB = Total Biaya Pemasaran (Rp) TNP =Total Nilai Produk yang dipasarkan (Rp) Makin tinggi ET makin efektif pasar makin efisien pemasaran. HASIL DAN PEMBAHASAN 641

Saluran Pemasaran Bawang Merah Lembah Palu.Umumnya penyaluran barang dari produsen ke konsumen akhir melalui lembaga pemasaran yang saling berkaitan.lembaga pemasaran mutlak diperlukan untuk membantu petani dalam menyalurkan hasil panen sampai ke konsumen.hal ini juga dijumpai pada pemasaran bawang merah Lembah Palu yang dihasilkan oleh petani di Desa Wombo Kalonggo yang mana konsumen akhirnya berada di Kota Palu dan sekitarnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa Wombo Kalonggo, terdapat II (dua) saluran pemasaran bawang merah Lembah Palu yaitu sebagai berikut : 1. Petani PedagangPengumpul Pedagang Pengecer Konsumen 2. Petani Pedagang Pengecer Konsumen Margin dan Bagian Harga Pemasaran.Berikut ini nilai margin yang diperoleh pada saluran pertama sebagai berikut : a) Pedagang Pengumpul Diperoleh nilai margin sebesar Rp. 2000/Kg dari hasil pengurangan antara harga jual ditingkat petani yaitu sebesar Rp. 15.000/Kg dikurangi dengan harga jual pedagang pengumpul ke pengecer yaitu sebesar Rp. 17.000/Kg b) Pedagang Pengecer Diperoleh nilai margin sebesar Rp. 2000/Kg dari hasil pengurangan antara harga jual pedagang pengumpul Rp. 17.000/Kg dikurangi dengan harga jual ke konsumen Rp. 19.000/Kg. Jumlah total margin keseluruhan yang diperoleh dari pedagang pengumpul dan pengecer sebesar Rp. 4000/Kg.Margin pemasaran tersebut diharapkan dapat memberikan keuntungan yang proposional bagi para petani dan kelembagaan yang terkait dalam pemasaran bawang merah Lembah Palu. Margin total pemasaran pada saluran Kedua relatif lebih kecilkarena pedagang pengecer membeli komoditi bawang merah Lembah Palu langsung dari petani. Berikut ini jumlah nilai margin yang diperoleh pada saluran Kedua, yaitu : Pedagang pengecer, Nilai margin total yang diperoleh sebesar Rp. 3.000/Kg, dari hasil pengurangan harga jual ditingkat petani kepada pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. 15.500/Kg dikurangi dengan harga jual pedagang pengecer ke konsumen sebesar Rp 18.500/Kg. Pemasaran Bawang Merah Lembah Palu. Sistem pemasaran produk komoditi bawang merah Lembah Palu seringkali dikatakan merupakan bagian yang lemah di dalam mata rantai pemasaran hal ini disebabkan karena sifat produk yang mudah rusak atau busuk, sehingga pemasaran produk tersebut masih tergolong rendah. Oleh sebab itu, perlu adanya pengolahan lebih lanjutagar dapat meningkatkan nilai tambah dalam hal ini bawang merah Lembah Palu dapat diolah menjadi olahan bawang goreng yang dapatbertahan dengan penyimpanan waktu yang cukup lamaagar kemungkinan atau peluang untuk pemasarannya masih akan terus berlanjut. Melihat pada seluruh rangkaian proses pemasaran bawang merah Lembah Palu yang telah dijelaskan mulai dari awal hingga akhir proses pemasaran kepada konsumen dapat diketahui nilai tingkat efisiensi pada masing-masing saluran pemasaran, terlihat pada Tabel 4. Tabel4. Efisiensi Pemasaran Tiap-tiap Saluran Pemasaran yang Terlibat dalam Pemasaran BawangMerah Lembah Palu di No Saluran Pemasaran Desa Wombo Kalonggo, 2014. TB TNP Efisiens (Rp) (Rp) i 1 Pertama 9.785.000 225.740. 000 2 Kedua 3.510.000 96.840.5 00 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014. (%) 4,33% 3,62% 642

Pemasaran yang efisien apabila biaya pemasaran lebih rendah dari pada nilai produk yang dipasarkan, semakin rendah biaya pemasaran dari nilai produk yang dipasarkan semakin efisien saluran pemasaran dari produk tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada dua bentuk saluran pemasaran komoditi Bawang merah Lembah Palu yang terdapat di Desa Wombo Kalonggo yaitu: saluran pertama, Petani menjual bawang merah Lembah Palu kepada pedagang pengumpul, kemudian dari pedagang pengumpul dilanjutkan penjualan ke pedagang pengecer yang ada di pasar Tawaeli kemudian meneruskan ke konsumen akhir yang ada di Kota Palu dan sekitarnya. Saluran Kedua,Petani menjual produksinya ke pedagang pengecer tanpa melalui pedagang pengumpul, kemudian pedagang pengecer menjual bawang merah Lembah Palu langsung ke konsumen akhir yang ada di pasar Tawaeli dan di sekitar Kota Palu. 2. Margin pemasaran bawang merah Lembah Palu yang diperoleh untuk saluran pertama, yaitu Rp 4.000 dan margin pemasaran bawang merah Lembah Palu yang diperoleh untuk saluran kedua yaitu Rp 3.000. Margin pada saluran kedua lebih kecil dibanding pada saluran pertama,karena saluran kedua aliran pemasarannyalebihpendek jika dibandingkan saluran pertama. 3. Nilai efisiensi pemasaran saluran pertama 4,33% dan untuk saluran kedua 3,62 %,saluran yang lebih efisien adalah saluran kedua. Saran Melalui penelitian ini,disarankan pula kepada petani agar pada kondisi yang sama untuk menyalurkan hasil panennya menggunakan saluran kedua (dari petani, disalurkan ke pedagang pengecer selanjutnya ke konsumen), karena pada saluran ini lebih efisien dibandingkan saluran pertama (dari petani ke pedagang pengumpul selanjutnya disalurkan ke pedagang pengecer sampai ke konsumen). DAFTAR PUSTAKA Limbongan dan Maskar. 2003. Potensi Pengembangan dan Ketersediaan Teknologi Bawang merah Lembah Palu di Sulawesi Tengah. Jurnal Litbang Pertanian.Vol 22. (3) Hal 1. Ratya Anindita. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Papyrus. Surabaya. Rahardi, RoniPalungkum, AsianiBudiarti. 2004. AgribisnisTanamanSayuran.PenebarSwad aya. Jakarta. Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Yantu, M.R., Sisfahyuni, LudindanTaufik.2008. KomposisiIndustriSubsektor-Subsektor DiKelembagaanSektorPertanian Sulawesi Tengah. Jurnal Agroland.Vol. 15. (4) Hal 1 643