RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA

dokumen-dokumen yang mirip
RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98%

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TABUNG PENYIMPANAN TERMODIFIKASI

SASARAN XENON PAD A PRODUKSI IODIUM-125 PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. 24- ISSN Rohadi Awaludin

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

PERHITUNGAN RADIOAKTIVITAS SESIUM-137 PADA PEMBUATAN IODIUM-125

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

PEMBUATAN IODlUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN XENON DIPERKA YA

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

ANALISIS IRADIASI TARGET KALIUM BROMIDA DI REAKTOR SERBA GUNA-GA SIWABESSY

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

Pujiyanto [1] ABSTRAK

ANALISIS PERHITUNGAN IRADIASI TARGET PRASEODIMIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN STUDI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DENGAN BAHAN TARGET LARUTAN URANIL NITRAT PADA REAKTOR KARTINI ABSTRAK

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

ANALISIS IRADIASI TARGET TULIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY

KAJIAN PEMBUATAN SUMBER RADIASI IRIDIUM-192 UNTUK RADIOTERAPI LAJU DOSIS TINGGI

EVALUASI PEMANFAATAN FASILITAS IRADIASI RSG-GAS PADA TAHUN 2006

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP

PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

Peningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

PENGAWASAN PEMBUATAN DI PUSA T RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA

EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP

PERHITUNGAN PEMBUATAN IRIDIUM-192 UNTUK RADIOGRAFI MENGGUNAKAN REAKTOR G.A. SIW ABESSY

SISTEM PERHITUNGAN PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DAN GENERATOR Mo-99/Tc-99M MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI

RADIOAKTIVITAS JENIS DAN KEMURNIAN RADIONUKLIDA LUTESIUM-177 DIPRODUKSI MENGGUNAKAN REAKTOR G.A. SIWABESSV

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

PEMANFAATAN GAMMA SPEKTROMETRI UNTUK PENGAMATAN DISTRIBUSI PEMBELAHAN DALAM PELAT ELEMEN BAKAR NUKLIR

UJI PRODUKSI 99 Mo HASIL FISI DENGAN BAHAN SASARAN FOIL LEU BUATAN P2TBDU-BATAN

Spesifikasi Teknis Teras Reaktor Nuklir Kartini dan Eksperimental Setup Fasilitas Uji In-vitro dan In-vivo Metode BNCT

MENGGUNAKAN SASARAN FOIL URANIUM PENGKAYA- AN RENDAH BUATAN BATAN SEBAGAI PENGGANTI SASARAN URANIUM PENGKAYAAN TINGGI

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

EVALUASI PEMBUATAN SENYAWA BERTANDA 131 I-HIPPURAN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL

Optimasi Produksi Radioiod-131 dari Aktivasi Neutron Sasaran Telurium Dioksida Alam

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

EKSTRAKSI TEKNESIUM-99m DARI LARUTAN MOLIBDENUM SKALA BESAR

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

POTENSI PRODUKSI MOLYBDENUM-99 ( PADA REAKTOR SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MO-99 PRODUCTION (SAMOP)

Triani Widyaningrum, Triyanto, Endang Sarmini, Umi Nur Sholikhah, Sunarhadijoso Soenarjo.

ANALISIS AEROSOL RADIOAKTIF DI BALAI OPERASI RSG GAS

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI

FISIKA ATOM & RADIASI

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG

PEMISAHAN FRAKSI OSMIUM DAN IRIDIUM DALAM MATRIKS OSMIUM ALAM PASCA IRADIASI DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI PELARUT

KIMIA (2-1)

DENGAN AKTIV ASI NEUTRON UNTUK PARTIKEL NANO RADIOAKTIF

PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo (Mo BREAKTHROUGH) DARI GENERATOR

UJI INTEGRITAS KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN METODE UJI CICIP PANAS

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

EVALUASI PEMBUATAN 99 Mo HASIL REAKSI (n, ) TERHADAP SASARAN MoO 3 ALAM DI PRR BATAN PERIODE TAHUN

BAB III PERSAMAAN PELURUHAN DAN PERTUMBUIIAN RADIOAKTIF

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

IDENTIFIKASI SOURCE-TERM REAKTOR SERBA GUNA-G.A. SIWABESSY UNTUK KESELAMATAN OPERASIONAL

PEMBUATAN SEED BRAKITERAPI MENGGUNAKAN IODIUM -125 AKTIVASI NEUTRON

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN BERBASIS PZC (POLY ZIRCONIUM COMPOUND)

ANALISIS AKTIVITAS ISOTOP MO-99 DI REAKTOR RSG-GAS. Sri Kuntjoro Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir BATAN

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

ANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI RSG GAS

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK

ANALISIS JUMLAH PRODUK MOLYBDENUM-99 ( 99 Mo) SEBAGAI FUNGSI WAKTU BURN-UP PADA NILAI KRITIKALITAS OPTIMUM PADA AQUEOUS HOMOGENEOUS REACTOR (AHR)

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RADIOFARMASI ( 2.0)

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.

PEMBUATAN RADIONUKLIDA 188 W MELALUI REAKSI AKTIVASI NEUTRON TERHADAP SASARAN LOGAM TUNGSTEN DIPERKAYA

GENERATOR 188W/188Re BERBASIS ALUMINA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

KAJIAN BESARNYA DOSIS YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI PADA PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

Radioaktivitas dan Reaksi Nuklir. Rida SNM

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENENTUAN PROFIL ELUSI 125 I SEBAGAI PERUNUT UNTUK TUJUAN RADIOIMMUNOASSAY (RIA) Maiyesni, Mujinah, Dede Kurniasih, Witarti, Triyanto, Herlan S.

PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo DARI GENERATOR 99 Mo/ 99m Tc BERBASIS PZC

SIMULASI PEMISAHAN RADIOISOTOP I-123 DARI TARGET TELURIUM MENGGUNAKAN TRACER I-131

PEMANFAATAN RADIOISOTOP UNTUK MENCEGAH RESTENOSIS PADA JANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan

OPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

PEMISAHAN RADIOISOTOP 115m In MENGGUNAKAN KOLOM KROMATOGRAFI DENGAN RESIN AG 1X8 (Cl - )

ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

KONTROL KUALITAS HASIL ANALISIS Mn, Mg, Al, V DAN Na MENGGUNAKAN METODE k 0 -AANI

Transkripsi:

Radioaktivitas Iodium-125 Pada Uji Produksi Menggunakan Target Xenon-124 Diperkaya (Rohadi Awaludin) ISSN 1411 3481 RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA Rohadi Awaludin, Hotman Lubis, Anung Pujianto, Ibon Suparman, Daya Agung Sarwono, Abidin, Sriyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang ABSTRAK RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA. Telah dilakukan uji produksi 125 I menggunakan target xenon diperkaya dengan pengayaan 124 Xe sebesar 82,4%. Target diiradiasi neutron di kamar iradiasi di posisi S1 pada reaktor G.A. Siwabessy. Setelah iradiasi selama 24 jam, gas xenon teriradiasi diluruhkan di dalam botol peluruhan selama 7 hari. Radioisotop 125 I yang terbentuk di dalam botol peluruhan dilarutkan menggunakan NaOH 0,005N sebanyak 3 kali. Dari uji produksi ke-1 sampai dengan ke-8 diperoleh radioaktivitas total 125 I sebesar 9541, 9801, 11239, 9458, 3293, 3735, 4693 dan 2744 mci. Penurunan radioaktivitas total 125 I disebabkan oleh penurunan jumlah gas target. Radioaktivitas 125 I hasil pelarutan pertama bergantung pada volume larutan NaOH yang digunakan. Persentase rerata radioaktivitas 125 I pada pelarutan pertama sebesar 65,1%, 71,5% dan 82,6% dari radioaktivitas total untuk pelarutan menggunakan larutan NaOH dengan volume 3, 4 dan 5 ml. Konsentrasi radioaktivitas maksimum yang berhasil diproduksi sebesar 3410 mci/ml dari hasil pelarutan pertama dari uji produksi pertama. Kata kunci: iodium-125, produksi radioisotop, xenon diperkaya ABSTRACT IODINE-125 RADIOACTIVITY DURING PRODUCTION TEST USING ENRICHED XENON-124 TARGET. Production tests of Iodine-125 have been carried out using enriched xenon target with 82,4% of 124 Xe enrichment. The target was irradiated at irradiation chamber in S1 position of G.A. Siwabessy reactor. After irradiation for 24 hours, the irradiated xenon gas was decayed at decay pot for 7 days. The produced iodine-125 was dissolved 3 times using NaOH 0.005N. From 1 st to 8 th tests, the total radioactivities were 9541, 9801, 11239, 9458, 3293, 3735, 4693 and 2744 mci. The decrease of the total radioactivity was caused by the decrease of the gas target. Radioactivity of the 1 st solution depended on the volume of NaOH solution. The average percentages of the 1 st solution were 65.1, 71.5 and 82.6% of the total radioactivity for 3, 4 and 5 ml of NaOH. The maximum radioactivity concentration was 3410 mci/ml from 1 st solution of the 1 st production test. Keywords : iodine-125, radioisotope production, enriched xenon. 1. PENDAHULUAN Penggunaan radioisotop di bidang kesehatan terus menunjukkan peningkatan. Di Jepang dan Amerika Serikat, skala ekonomi penggunaan radioisotop telah mencapai sekitar 5% dari total belanja di bidang kesehatan kedua negara tersebut (1). Salah satu radioisotop yang telah berkembang penggunaannya adalah Iodium-125. Radioisotop ini merupakan radioisotop pemancar gamma berenergi rendah yaitu 35,5 kev dan memiliki umur paro 59,4 hari. Iodium-125 telah dimanfaatkan untuk tujuan diagnosis menggunakan radioimmunoassay, pembuatan sumber tertutup untuk penanganan kanker dan radioactive tracer untuk penelitian (2,3,4). 1

Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. X, No. 1, Februari 2009: 1-10 ISSN 1411-3481 Radioisotop ini dapat dihasilkan melalui reaksi aktivasi neutron dengan menembakkan neutron pada target isotop 124 Xe. Penembakan ini menghasilkan radioisotop 125 Xe yang selanjutnya akan meluruh menjadi 125 I. Xenon alam mengandung isotop 124 Xe sebesar 0,1%. C.G. Kadhar melaporkan bahwa 125 I dapat dibuat menggunakan xenon alam yang dimasukkan ke kapsul stainless steel. Kapsul tersebut diiradiasi di dalam reaktor selama 4 hari dan selanjutnya iodium yang tebentuk di dalamnya dilarutkan. Dengan metode ini diperoleh 125 I dengan radioaktivitas sebesar 0,7 Ci. Kandungan radioisotop pengotor berupa 126 I sangat tinggi, lebih dari 5% (5). Dari hasil ini, untuk mendapatkan 125 Xe dengan radioaktivitas yang tinggi diperlukan gas xenon dengan kandungan 124 Xe yang telah diperkaya. Selain itu, untuk mendapatkan kemurnian radionuklida yang tinggi diperlukan sistem pemindahan gas xenon. Gas xenon hasil iradiasi dipindahkan ke tempat peluruhan untuk mendapatkan 125 I. Dengan metode ini, 125 I dapat diperoleh dengan kemurnian radionuklida yang tinggi karena produk 125 I tidak bercampur dengan 126 I yang terbentuk saat iradiasi (5,6). Dengan metode pemindahan gas xenon, radioaktivitas 125 I yang diperoleh dari hasil peluruhan xenon-125 setelah dipindahkan ke botol peluruhan dapat dinyatakan dengan persamaan (1) (6). Pada persamaan (1) tersebut A, λ dan t masing masing menyatakan radioaktivitas, konstanta peluruhan dan waktu peluruhan. Nilai radioaktivitas 125 I (A I-125 ) mencapai maksimum pada saat turunan dari persamaan A I-125 terhadap waktu sama dengan nol (da/dt = 0) (2). Persamaan (3) menunjukkan waktu peluruhan saat radioaktivitas 125 I mencapai nilai maksimum. Pusat radioisotop dan radiofarmaka - BATAN telah berhasil melakukan uji produksi iodium-125 menggunakan target xenon dengan kandungan 124 Xe diperkaya dengan metode pemindahan gas xenon. Hasil uji ini perlu dievaluasi dari berbagai sisi, di antaranya radioaktivitas larutan 125 I yang berhasil diperoleh. Tujuan dari evaluasi ini adalah mendapatkan gambaran radioaktivitas total dan konsentrasi radioaktivitas yang berhasil diperoleh pada uji produksi 125 I menggunakan target xenon diperkaya. Dari evaluasi ini diharapkan didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh serta langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan radioaktivitas total dan konsentrasi radioaktivitas. A = λi 125 ( ) AXe 125{exp( λxe 125t) exp( )} λ λ λ t Xe 125 dai 125 λ = 0 = ( ) AXe 125{ λ Xe 125 exp( λ Xe 125t) + λ exp( λ t)} dt λ Xe 125 λ λi 125 ln( ) λ Xe 125 t = λ λ Xe 125 (1) (2) (3) 2

Radioaktivitas Iodium-125 Pada Uji Produksi Menggunakan Target Xenon-124 Diperkaya (Rohadi Awaludin) ISSN 1411 3481 2. BAHAN DAN TATA KERJA Pada uji produksi ini digunakan target gas xenon dengan kandungan 124 Xe sebesar 82,4% dari Isotec Inc., Amerika Serikat. Target yang digunakan sebanyak 0,0223 mol gas xenon. Komposisi isotop di dalam target ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan isotop di dalam target gas xenon diperkaya. Jenis isotop Kandungan atom (% jumlah) 124 Xe 82,4 126 Xe 0,6 128 Xe 0,3 129 Xe 4,5 130 Xe 0,7 131 Xe 3,6 132 Xe 4,6 134 Xe 1,8 136 Xe 1,5 Skema fasilitas produksi iodium-125 ditunjukkan pada Gambar 1. Sebelum digunakan, fasilitas divakumkan sampai dengan tekanan 50 militorr. Gas xenon dipindahkan ke dalam kamar iradiasi memanfaatkan perbedaan tekanan botol penyimpanan dan kamar iradiasi. Perpindahan gas berhenti setelah tekanan botol penyimpanan sama dengan tekanan kamar iradiasi. Gas xenon yang tersisa di botol penyimpanan dipindahkan ke dalam cold finger dengan mendinginkan cold finger menggunakan nitrogen cair. Selanjutnya dari cold finger gas xenon dipindahkan ke kamar iradiasi dengan mengeluarkan nitrogen cair dari dewar cold finger setelah katup menuju botol penyimpanan ditutup dan jalur gas ke kamar iradiasi dibuka. Sasaran gas xenon diiradiasi selama 24 jam di kamar iradiasi di posisi S1 yang berada di pinggir teras reaktor G.A. Siwabessy. Posisi ini memiliki fluks neutron rerata 3 x 10 13 ns -1 cm -2 (7), selanjutnya gas xenon yang telah diiradiasi dipindahkan ke dalam botol peluruhan. Pada saat pemindahan, gas xenon dilewatkan filter iodium untuk mencegah kontaminasi isotop iodium lain yang terbentuk di kamar iradiasi. Oleh karena itu, iodium-125 yang terbentuk di dalam botol peluruhan merupakan iodium dari gas xenon yang dipindahkan, tidak tercampur dengan iodium yang terbentuk selama iradiasi (8). Peluruhan 125 Xe dilakukan selama 7 hari atau lebih dari 9 kali umur paruhnya yang sebesar 17 jam. Dengan peluruhan 7 hari, radioisotop 125 Xe hampir seluruhnya telah berubah menjadi 125 I. Waktu 7 hari ini juga mempertimbangkan faktor keselamatan radiasi pada saat pelarutan [9]. Radioisotop 125 Xe memancarkan radiasi hasil anihilasi sebesar 511 kev yang dapat memberikan paparan radiasi yang besar ke lingkungan pada saat perisai timbal pada botol peluruhan dibuka (6). Iodium-125 yang terbentuk di dalam botol peluruhan dilarutkan menggunakan larutan NaOH 0,005N dengan volume bervariasi antara 3-5 ml. Botol peluruhan dikocok selama 30 menit untuk memastikan bahwa seluruh permukaan botol telah terbasahi oleh larutan NaOH. Larutan selanjutnya dikeluarkan dari botol dan diperoleh larutan 125 I. 3

Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. X, No. 1, Februari 2009: 1-10 ISSN 1411-3481 Filter Iodium Ke pompa vakum Botol peluruhan dan penyimpanan Cold finger Dinding reaktor Kamar iradiasi 1000 cm 3 Gambar 1. Skema fasilitas produksi iodium-125 Pelarutan menggunakan larutan NaOH 0,005N ini dilakukan sebanyak 3 kali. Larutan diukur volumenya dan dicuplik sebanyak 5 μl menggunakan pipet mikro untuk pengukuran radioaktivitas tiap hasil pelarutan. Radioaktivitas diukur menggunakan gamma ionization chamber Atom Lab100. Dari pengukuran ini diperoleh radioaktivitas 125 I tiap 5 μl larutan. Dari hasil pengukuran ini dihitung konsentrasi radioaktivitas larutan 125 I dan selanjutnya dihitung radioaktivitas 125 I total yang didapatkan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pelarutan 125 I dari botol peluruhan diperoleh larutan fraksi 1, fraksi 2 dan fraksi 3. Radioaktivitas 125 I yang diperoleh tersebut dijumlah dan diperoleh radioaktivitas total hasil uji produksi. Hampir seluruh 125 I berhasil dilarutkan dengan tiga kali pelarutan. Radioisotop 125 I dalam jumlah sangat sedikit yang masih tersisa di dalam botol peluruhan diabaikan pada perhitungan ini. Total radioaktivitas 125 I yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 2. Radioaktivitas total tersebut adalah radioaktivitas pada saat pelarutan atau 7 hari setelah iradiasi. 1 2 3 4 5 6 7 8 Uji produksi keradioaktivitas I-125 (mci) 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 Gambar 2. Radioaktivitas total 125 I dari uji produksi ke-1 sampai dengan ke-8. Pada Gambar 2 ditunjukan bahwa pada 4 kali uji produksi pertama diperoleh radioaktivitas yang tinggi sebesar 9541, 9801, 11239, 9458 mci. Selanjutnya mulai pada uji produksi ke-5 terjadi penurunan tajam radioaktivitas total. Uji produksi ke-5 sampai dengan ke-8 menghasilkan 125 I sebesar 3293, 3735, 4693, 2744 mci. Dari Gambar 2 diketahui bahwa radioaktivitas 125 I menurun dengan tajam dari uji produksi ke-4 dan ke-5. Hal ini diduga karena penurunan jumlah gas sasaran. Dugaan ini diperkuat dari hasil pengukuran tekanan gas sasaran sebelum gas tersebut dikirim ke kamar iradiasi. 4

Radioaktivitas Iodium-125 Pada Uji Produksi Menggunakan Target Xenon-124 Diperkaya (Rohadi Awaludin) ISSN 1411 3481 Sebelum dimasukkan ke kamar iradiasi, pada saat uji produksi ke-2 sampai dengan ke-4, tekanan gas di depan kamar iradiasi menunjukkan nilai sekitar 40 psi. Tekanan gas pada uji pertama tidak dapat dibandingkan karena gas sasaran dikirim ke kamar iradiasi dari botol target di luar fasilitas produksi dengan volume botol lebih besar. Pada uji produksi ke-5, tekanan gas menunjukkan angka sekitar 20 psi. Besaran tekanan ini memang sulit dilihat secara teliti karena alat ukur tekanan gas yang ada memiliki rentang ukur yang besar sampai dengan 300 psi. Namun demikian, penurunan tekanan gas terlihat sangat signifikan pada uji produksi keempat dan kelima. Jumlah sasaran gas xenon yang sesungguhnya teriradiasi di dalam kamar iradiasi tiap uji produksi tidak dapat diketahui dengan tepat. Faktor ini dapat menyebabkan perbedaan hasil untuk tiap kali uji produksi. Gas xenon disimpan di dalam botol penyimpanan yang ada di dalam fasilitas produksi. Botol tersebut memiliki volume dalam sebesar 50 ml. Pada saat penyimpanan, tekanan gas sebanyak 0,0223 mol di dalam botol tersebut lebih dari 10 atm. Jika diasumsikan sebagai gas ideal, gas sebanyak 0,0223 mol pada suhu 20 C dengan volume 50 ml memiliki tekanan 10,7 atm. Penyimpanan gas bertekanan tinggi dalam waktu lama memiliki kerawanan terjadinya kebocoran. Kebocoran dalam jumlah besar dapat terdeteksi dengan adanya peningkatan paparan radiasi di dalam glove box. Namun, jika kebocoran tersebut sangat kecil, sulit untuk diketahui. Berkurangnya tekanan gas pada saat pengiriman gas ke kamar iradiasi dibandingkan uji produksi sebelumnya mengindikasikan terjadinya penurunan jumlah gas yang tersimpan dalam waktu lama tersebut. Jeda waktu dari uji produksi ke - 4 dan ke - 5 sekitar 10 bulan. radioaktivitas (Ci) 1000 800 600 400 200 0 0 5 10 15 20 25 lama iradiasi (jam) Gambar 3. Radioaktivitas 125 Xe seiring dengan waktu iradiasi Hasil perhitungan secara teoritis radioaktivitas 125 Xe yang dihasilkan di kamar iradiasi ditunjukkan pada Gambar 3. Pada perhitungan ini digunakan tampang lintang reaksi penangkapan neutron termal oleh 124 Xe sebesar 165 barn (10). Dari Gambar 3 diketahui bahwa setelah iradiasi selama 24 jam, 125 Xe terbentuk sebanyak 927 Ci. Selanjutnya 125 Xe ini dipindahkan ke dalam botol peluruhan untuk mendapatkan 125 I hasil dari peluruhannya. Perubahan radioaktivitas 125 Xe dan 125 I di dalam botol peluruhan ditunjukkan pada Gambar 4. Dari gambar 4 diketahui bahwa radioaktivitas 125 I meningkat tajam pada saat awal. Peningkatan radioaktivitas 125 I mencapai puncak maksimum pada 4,6 hari sebesar 10,45 Ci. Pada saat puncak ini, laju pembentukan 125 I sama dengan laju peluruhannya. Setelah itu, laju peluruhan lebih cepat dari laju pembentukan sehingga radioaktivitas 125 I mengalami penurunan 5

Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. X, No. 1, Februari 2009: 1-10 ISSN 1411-3481 seiring dengan waktu. radioaktivitas (Ci) 1000 100 10 Xe-125 I-125 1 0 1 2 3 4 5 6 7 waktu peluruhan (hari) Gambar 4. Hasil perhitungan radio Aktivitas 125 Xe dan 125 I pada saat peluruhan 125 Xe menjadi 125 I di dalam botol peluruhan. Pada Gambar 4, penurunan radioaktivitas 125 I tersebut tidak terlihat dengan jelas karena umur paro yang panjang yaitu 59,4 hari. Setelah 7 hari peluruhan, radioaktivitas 125 I sebesar 10,27 Ci. Hasil dari uji produksi ke-1 sampai dengan ke-4 mendekati hasil perhitungan teoritis dengan perbedaan kurang dari 10%. Perbedaan antara hasil uji produksi dan perhitungan teoritis ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah variasi fluks neutron di kamar iradiasi, perbedaan tingkat kesempurnaan pelarutan 125 I dari botol peluruhan serta akurasi pengukuran volume saat pengambilan sampel pada saat pengukuran. Pada perhitungan ini digunakan nilai rerata fluks neutron di posisi S1. Nilai fluks neutron sesungguhnya pada saat iradiasi dapat sedikit lebih besar atau lebih kecil bergantung pada komposisi bahan bakar dan tingkat serapan neutron dari bahan yang diiradiasi di dalam teras reaktor pada saat tersebut. Dari hasil perhitungan dapat diketahui waktu peluruhan 125 Xe saat radioaktivitas 125 I mencapai nilai maksimum. Dari perhitungan menggunakan data sasaran pada Gambar 4 dan hasil penurunan secara matematis menggunakan persamaan 3 diketahui bahwa nilai radioaktivitas 125 I mencapai maksimum pada saat peluruhan selama 4,6 hari. Namun, pada saat pengoperasian fasilitas, peluruhan dilakukan selama 7 hari. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan keselamatan radiasi. Pada saat peluruhan selama 4,6 hari, radioaktivitas 125 Xe masih sebesar 10,1 Ci. Radioisotop 125 Xe memancarkan radiasi hasil anihilasi positron dan elektron sebesar 511 kev. Pada penyiapan pelarutan, perlu dilakukan penanganan botol peluruhan dengan membuka perisai timbal. Radiasi dari 125 Xe ini memiliki daya tembus yang tinggi sehingga memberikan paparan ke lingkungan yang besar jika hanya ditahan oleh dinding botol peluruhan berbahan SS316 setebal 5 mm. Setelah 7 hari peluruhan, radioaktivitas 125 Xe telah berkurang menjadi 0,94 Ci sehingga paparan ke lingkungan telah mengecil. Radioisotop 125 I memancarkan radiasi gamma dengan energi rendah sebesar 35,5 kev. Radiasi gamma serendah ini hampir tidak menembus dinding botol peluruhan dari SS316 setebal 5 mm. Hasil pelarutan menggunakan NaOH 0,005 N menunjukkan bahwa volume larutan NaOH yang digunakan untuk pelarutan pertama berpengaruh pada radioaktivitas yang dihasilkan pada pelarutan pertama. Pada uji produksi ini digunakan NaOH dengan volume 3, 4 dan 5 ml pada pelarutan pertama. Korelasi antara volume NaOH yang digunakan dan persentase radioaktivitas 125 I yang berhasil dikeluarkan pada larutan 1 ditunjukkan pada Gambar 5. 6

Radioaktivitas Iodium-125 Pada Uji Produksi Menggunakan Target Xenon-124 Diperkaya (Rohadi Awaludin) ISSN 1411 3481 persentase radioaktivitas fraksi I dibanding radioaktivtas total (%) 100 80 60 40 20 persentase radioaktivitas konsentrasi radioaktivitas 0 0 2 3 4 5 6 volume NaOH pada pelarutan I (ml) 5000 4000 3000 2000 1000 konsentrasi radioaktivitas (mci/ml) Gambar 5. Hubungan antara volume NaOH yang digunakan pada pelarutan I dengan persentase radioaktivitas fraksi I dan konsentrasi radioaktivitasnya. Pada Gambar 5 ditunjukkan bahwa pada saat pelarutan menggunakan NaOH sebanyak 3 ml, larutan pertama diperoleh 64,3 dan 65,6 % dari total radioaktivitas. Pada saat volume NaOH ditingkatkan menjadi 4 ml, persentase meningkat menjadi 71,3 dan 71,9%. Sedangkan saat digunakan 5 ml, persentase larutan I sebesar 81,7, 84,6, 79,6 dan 82,6%. Jadi semakin besar volume NaOH yang digunakan, semakin besar pula persentase yang dapat dilarutkan pada pelarutan pertama. Namun, pada Gambar 5 tersebut ditunjukkan pula bahwa semakin besar pelarut yang digunakan, konsentrasi radioaktivitas yang diperoleh pun semakin kecil. Penurunan konsentrasi tersebut terlihat pada uji produksi pertama sampai dengan ke-4 pada saat radioaktivitas total sekitar 9 Ci maupun pada uji produksi ke-5 sampai dengan ke-8 pada saat radioaktivitas total sekitar 4 Ci. Dari hasil pelarutan ini dapat direkomendasikan bahwa untuk radioaktivitas besar, jumlah pelarut dapat digunakan dalam jumlah yang besar karena konsentrasi radioaktivitas tetap akan tinggi. Namun, jika total radioaktivitas rendah, pelarut digunakan seminimal mungkin untuk mendapatkan konsentrasi radioaktivitas yang tinggi sehingga memenuhi persyaratan yang diperlukan dengan mengorbankan total radioaktivitas pada pelarutan pertama. Konsentrasi radioaktivitas pada uji produksi 1 sampai dengan 8 untuk hasil pelarutan 1 sampai dengan 3 ditunjukkan pada Tabel 2. Dari Tabel 2 diketahui bahwa dari pelarutan 1, konsentrasi maksimum yang pernah dihasilkan adalah 3410 mci/ml pada uji produksi pertama. Pada uji produksi ke-2 sampai dengan ke-4 diperoleh konsentrasi antara 2000 3000 mci/ml. Pada uji produksi ke-6 diperoleh 1225 mci/ml sedangkan pada uji produksi ke 5, 7 7

Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. X, No. 1, Februari 2009: 1-10 ISSN 1411-3481 dan 8 diperoleh konsentrasi radioaktivitas kurang dari 1000 mci/ml. Pada uji produksi ini telah dilakukan pula evaluasi kemurnian radionuklida yang diperoleh. Uji produksi ini menghasilkan 125 I dengan kemurnian radionuklida lebih dari 99,9%. Pengotor radionuklida yang terkandung di dalamnya berupa 126 I dengan umur paro 13,1 hari. Evaluasi kemurnian radionuklida secara rinci telah dipublikasikan sebelumnya (12). Tabel 2. Konsentrasi Radioaktivitas pelarutan 1, 2 dan 3 dari uji produksi ke-1 sampai dengan ke-8 Konsentrasi radioaktivitas 125 I Uji (mci/ml) produksi pelarutan 1 pelarutan 2 pelarutan 3 1 3410 763 166 2 2004 304 71 3 2865 936 125 4 2224 317 77 5 789 135 80 6 1225 263 61 7 934 151 31 8 504 92 28 4. KESIMPULAN Telah dilakukan uji produksi 125 I dengan target xenon-124 diperkaya 82,4% sebanyak 0,0223 mol sebanyak 8 kali. Radioaktivitas total dari uji produksi ke-1 sampai dengan ke-8 pada saat pelarutan adalah 9541, 9801, 11239, 9458, 3293, 3735, 4693 dan 2744 mci. Radioaktivitas hasil dari iradiasi pertama sampai dengan ke-4 mendekati hasil perhitungan secara teoritis yang sebesar 10,27 Ci. Rerata persentase radioaktivitas dari pelarutan pertama sebesar 65,1%, 71,5% dan 82,6% untuk volume pelarut NaOH masing masing sebeasr 3 ml, 4 ml dan 5 ml. Konsentrasi radioaktivitas maksimum yang pernah dicapai adalah 3410 mci/ml pada pelarutan pertama dari uji produksi pertama. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Batan Teknologi atas kerja sama yang diberikan dalam pelaksanaan uji produksi Iodium-125. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Inoue T, Hayakawa K, Shiotari H, Takada E and Torikoshi M. Economic scale of utilization of radiation (III): Medicine, Journal of Nuclear Science and Technology, 2002, Vol 39:1114-1119. 2. Widayati P, Ariyanto A, Yunita F, Sutari. Optimasi rancangan assay kit IRMA CA- 125, Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka, 2006, Vol 9: 1-12. 3. Antipas V, Dale RG, Coles IP. A theoretical investigation into the role of tumor radiosensitivity, clonogen repopulation, tumor shrinkage and radionuclide RBE in permanent brachytherapy implants of 125 I and 103 Pd, Physics in Medicine and Biology, 2001, Vol 46: 2557-2569. 4. Sedelnikova OA., Panyutin IG, Thierry AR and Neumann RD. Radiotoxicity of Iodine-125-Labeled Oligodeoxyribonucleotides in Mammalian Cells, The Journal of Nuclear Medicine, 1998, Vol. 39: 1412-1418. 5. Karhadkar CG. Design review and safety assessment of the xenon irradiation in tray rods, Proceeding of the IAEA Meeting on Irradiation Technology 8

Radioaktivitas Iodium-125 Pada Uji Produksi Menggunakan Target Xenon-124 Diperkaya (Rohadi Awaludin) ISSN 1411 3481 and Radioisotope Production, Jakarta, 2005. 6. Saitoh N, et al. Handbook of Radioisotope, Maruzen, Tokyo, 1996. 7. Soenarjo S, Tamat SR, Suparman I and Purwadi B. RSG-GAS based radioisotopes and sharing program for regional back up supply, Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka, 2003, Vol 6:33-43. 8. Anonymous. Manufacturing manual of iodium-125, Mediphysics, New York, 1985. 9. Anonymous. Iodine-125 handling precaution, Perkin Elmer, New York, 2007. 10. Japan Radioisotope Association. Note Book of Radioisotope, Maruzen, Tokyo, 1990. 11. Awaludin R. Penggunaan ulang xenon pada produksi iodium-125, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2006: 24-28 12. Awaludin R. dkk. Evaluasi kemurnian radionuklida pada uji produksi iodium- 125 menggunakan target xenon diperkaya, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2008:146-151. 9

Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. X, No. 1, Februari 2009: 1-10 ISSN 1411-3481 10