REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

dokumen-dokumen yang mirip
REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR Latar Belakang

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2012

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun I. PENDAHULUAN

Jambi, Desember 2013 Penulis

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

Sosialisasi Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Tahun 2013

PELAKSANAAN KOMITMEN INDONESIA DALAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

Pedoman Umum Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

PROGRESS DAN RENCANA IMPLEMENTASI RAG-GRK PROVINSI SUMATERA BARAT

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

Strategi dan Kebijakan Provinsi Maluku Untuk Mencapai Target Penurunan Emisi:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/345/KPTS/013/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

(RAD Penurunan Emisi GRK) Pemanasan Global

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RAN-RAD GRK

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB IV PENUTUP. 1. Ketercapaian target dari masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : - Meningkatnya indeks kualitas lingkungungan hidup

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Knowledge Management Forum April

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I P E N D A H U L U A N

2018, No rangka penurunan emisi dan peningkatan ketahanan nasional terhadap dampak perubahan iklim; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaima

Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun Latar Belakang

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

Modul PENGENDALIAN DAN EVALUASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengantar. i h a l a m a n

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pelaksanaan RAN/RAD-GRK: Sebagai Pedoman Mewujudkan Pembangunan Rendah Karbon

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INTEGRASI RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GRK KE DALAM PEMBANGUNAN

SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK BIDANG LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

LPF 2 LANGKAH 2 MEMAHAMI KONSEP RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pandangan Indonesia mengenai NAMAs

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BUPATI MALUKU TENGGARA

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

(8-9 November, Jambi, Indonesia)

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

Laporan. Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) pada

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2011

KATA PENGANTAR Prof. Armida Salsiah Alisjahbana MENTERI PPN / KEPALA BAPPENAS Pengendalian Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar bagi kehidupan manusia pada saat ini dan akan datang. Berbagai kejadian alam telah menunjukkan bahwa perubahan suhu, kenaikan permukaan air laut, curah hujan, dan iklim ekstrim telah mengakibatkan berbagai dampak buruk terhadap kehidupan termasuk di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan perhatian yang serius dalam menghadapi dampak perubaan iklim tersebut dengan memberikan komitmen untuk melakukan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dengan usaha sendiri dan sampai dengan 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2020. Sebagai tindak lanjut konkrit dari komitmen tersebut, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011. RAN-GRK telah menjabarkan komitmen penurunan emisi GRK ke dalam: (i) Alokasi target penurunan emisi ke dalam 5 (lima) bidang utama yaitu Kehutanan dan Lahan Gambut, Pertanian, Energi dan Transportasi, Industri, dan Pengelolaan Limbah (ii) Program Pemerintah untuk memfasilitasi terjadinya penurunan emisi GRK secara nasional, baik di pusat maupun di daerah Dengan demikian, RAN-GRK merupakan pedoman nasional untuk penurunan emisi yang akan dilakukan bersama oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta/pelaku usaha dan masyarakat. Sehubungan dengan pelaksanaan RAN-GRK tersebut, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota berperan sangat penting dalam penurunan emisi GRK di daerah. Hal ini ditegaskan melalui Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 yang menyebutkan bahwa Gubernur harus menyusun Rencana Aksi Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) dalam rangka menurunkan emisi GRK di masingmasing wilayah provinsi. Untuk membantu penyusunan RAD-GRK tersebut, maka disusunlah Buku Pedoman ini, yang menjelaskan secara ringkas tentang substansi dan sistemastika RAD-GRK, proses dan prosedur penyusunannya, dan cara mengorganisasikan kegiatan dan kelembagaan yang diperlukan, serta contoh-contoh penerapan dalam bentuk tabel-tabel sederhana agar mudah dipahami dan dilaksanakan. Buku Pedoman Penyusunan RAD-GRK ini disusun melalui serangkaian diskusi dengan berbagai pihak seperti para ahli dari berbagai perguruan tinggi, lembaga non pemerintah, Kementerian/Lembaga, dan terutama dengan perwakilan daerah. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan Buku Pedoman ini. Mari kita gunakan Buku Pedoman ini untuk menyusun RAD-GRK agar komitmen Indonesia dalam penurunan emisi GRK dapat dilakukan dalam langkah nyata, sehingga menuju pembangunan nasional yang rendah karbon dan berkelanjutan. Langkah ini sekaligus berkontribusi pada penurunan emisi GRK secara global. Jakarta, Desember 2011 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Prof. Armida S. Alisjahbana

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 3 DAFTAR ISI 0 I II Kata Pengantar 1 Daftar Isi 3 Daftar Tabel 4 Daftar Gambar 4 Daftar Istilah 5 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 7 1.2. Tujuan 7 1.3. Ruang Lingkup 7 1.4. Landasan Hukum 7 BAB II. SUBSTANSI DAN STRUKTUR RAD-GRK 2.1. Substansi RAD-GRK 8 2.2. Struktur RAD-GRK 9 BAB III. PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RAD-GRK III IV V 3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan RAD-GRK 11 3.2. Tahap Persiapan 12 3.3. Tahap Pengumpulan Data 13 3.4. Tahap Penghitungan 15 3.5. Tahap Perumusan Rencana Aksi 18 3.6. Tahap Penetapan 20 BAB IV. PENGORGANISASIAN PENYUSUNAN RAD-GRK 4.1. Pengorganisasian 22 4.2. Uraian Tugas 23 4.3. Mekanisme Kerja 24 4.4. Jadwal Penyusunan RAD-GRK 24 BAB V. PENUTUP

4 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA LAMPIRAN Lampiran 1. Contoh Format Identifikasi Awal Sumber Emisi GRK 27 Lampiran 2. Contoh Format Pengumpulan Data Kebijakan dan Rencana Pembangunan 28 Lampiran 3. Contoh Format Matrik RAD-GRK 31 Lampiran 4. Contoh Format Matrik Skala Prioritas Aksi Mitigasi 33 Lampiran 5. Contoh Format Pendataan Kelembagaan Publik 34 Lampiran 6. Contoh Format Pendataan Kelembagaan dan Kegiatan Masyarakat/Pelaku Usaha 35 Lampiran 7. Contoh Format Pemetaan Peran Kelembagaan Daerah 36 Lampiran 8. Contoh Data-Data yang Relevan dengan Perubahan Iklim 37 Lampiran 9. Alur Hubungan RAN-GRK, RAD-GRK, dan Pedoman 38 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Deskripsi Struktur dan Substansi RAD-GRK 9 Tabel 4.1. Pembagian Kelompok Kerja untuk Penyusunan RAD-GRK 22 Tabel 4.2. Jadwal Penyusunan Dokumen RAD-GRK 24 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Substansi Inti RAD-GRK 8 Gambar 3.1. Proses dan Perkiraan Waktu Penyusunan Dokumen RAD-GRK 11 Gambar 3.2. Tahap Persiapan 12 Gambar 3.3. Tahap Pengumpulan Data 13 Gambar 3.4. Tahap Penghitungan 15 Gambar 3.5. Contoh Baseline dan Skenario Mitigasi Bidang Persampahan 16 Gambar 3.6. Ilustrasi Proses Pengusulan Kegiatan Mitigasi 17 Gambar 3.7. Tahap Perumusan Rencana Aksi Mitigasi 18 Gambar 3.8. Proses PenentuanSkala Prioritas Usulan-Usulan Aksi Mitigasi 19 Gambar 3.9. Tahap Penetapan 21 Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi Penyusunan RAD-GRK 23

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 5 DAFTAR ISTILAH APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara BAU : Business As Usual Baseline : Garis Dasar Base year : Tahun dasar yang digunakan untuk menyusun Baseline (2010) Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BPLHD : Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah BPS : Biro Pusat Statistik Emisi (netto) : Tingkat emisi GRK dikurangi tingkat serapan GRK GRK : Gas Rumah Kaca ICCSR : Indonesia Climate Change Sektoral Roadmap KAK : Kerangka Acuan Kerja KLH : Kementrian Lingkungan Hidup K/L : Kementrian/Lembaga Kemendagri : Kementrian Dalam Negeri MRV : Measurement Reporting Verification NAMAs : Nationally Appropriate Mitigation Actions OPD : Organisasi Perangkat Daerah PerPres : Peraturan Presiden Penurunan Emisi GRK : Tingkat emisi (netto) Baseline dikurangi tingkat emisi aksi mitigasi RAN-GRK : Rencana Aksi Nasional Penurunan emisi Gas Rumah Kaca RAD-GRK : Rencana Aksi Daerah Penurunan emisi Gas Rumah Kaca REDD+ : Reducing Emissions from Deforestations and Forest Degradation Renstra K/L : Rencana StrategisKementerian/Lembaga Renja K/L : Rencana Kerja Kementerian/Lembaga RKP : Rencana Kerja Pembangunan RKPD : Rencana Kerja Pembangunan Daerah RPJP Nasional : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJP Daerah : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RTRWP/K : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten-Kota Renja SKPD : Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Renstra SKPD : Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah TPA : Tempat Pembuangan Akhir UNFCCC : United Nations Framework Convention on Climate Change

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 7 1.1. Latar Belakang RAD-GRK adalah dokumen yang menyediakan arahan bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan berbagai kegiatan penurunan emisi, baik berupa kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung menurunkan emisi GRK dalam kurun waktu tertentu. Dasar hukum utama bagi Pemerintah Provinsi untuk menyusun dokumen ini adalah Peraturan Presiden No. 61/2011 tentang RAN-GRK yang menjabarkan target penurunan emisi GRK nasional pada tahun 2020 dapat dicapai dengan kontribusi dari pemerintah daerah. Dalam menyusun RAD-GRK, harus sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten-Kota (RTRWP/K) yang selanjutnya menjadi masukan dan dasar penyusunan dokumen-dokumen rencana strategis daerah seperti: Renstra SKPD, RPJMD, RKPD dan APBD. RAD-GRK berisi upaya-upaya penurunan emisi GRK yang bersifat multi sektor dengan mempertimbangkan karakteristik, potensi, dan kewenangan daerah, serta terintregasi dengan rencana pembangunan daerah. Kegiatan-kegiatan untuk penurunan emisi GRK yang dilakukan atau difasilitasi oleh pemerintah menggunakan judul program dan kegiatan yang sesuai dengan RPJMN, RPJMD, dan RKP/RKPD. Proses penyusunan RAD-GRK bersifat partisipatif dan menggunakan referensi yang tersedia di tingkat nasional seperti Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang RAN-GRK dan Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK. RAD-GRK dapat dikaji ulang sesuai dengan kebutuhan daerah dan nasional serta perkembangan yang ada. 1.2. Tujuan Pedoman Penyusunan RAD-GRK bertujuan untuk memberikan panduan bagi Pemerintah Provinsi dalam menyusun RAD-GRK, agar terjamin konsistensi secara nasional dalam upaya mengurangi emisi GRK. 1.3. Ruang Lingkup Pedoman penyusunan RAD-GRK meliputi : a) Substansi dan Struktur RAD-GRK b) Proses dan Prosedur Penyusunan RAD-GRK c) Pengorganisasian berbagai kegiatan dan lembaga yang terkait dengan penyusunan RAD-GRK, termasuk jadwal penyusunan 1.4. Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan RAD-GRK antara lain adalah: a) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change. b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). c) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. d) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. e) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penguatan Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah. f) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014. g) Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunanan Emisi Gas Rumah Kaca.

8 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA BAB II SUBSTANSI DAN STRUKTUR RAD-GRK Bab ini secara ringkas menjelaskan tentang substansi inti yang terkandung di dalam RAD-GRK, dan struktur (sistematika) penulisan dokumen RAD-GRK. 2.1. Substansi RAD-GRK Substansi inti dari RAD-GRK terdiri dari 5 (lima) elemen 1, yaitu: 1. Sumber dan Potensi Penurunan Emisi GRK Identifikasi bidang dan kegiatan yang berpotensi sebagai sumber/serapan emisi GRK, berdasarkan pada cakupan, kondisi wilayah, kegiatan dan produksi emisi sektoral, dan karakteristik daerah. 2. Baseline BAU emisi GRK Baseline BAU atau biasa disebut baseline merupakan perkiraan tingkat emisi dan proyeksi GRK dengan skenario tanpa intervensi kebijakan dan teknologi mitigasi dari bidang-bidang yang telah diidentifikasi dalam kurun waktu yang disepakati (tahun 2010-2020). 3. Usulan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK (mitigasi), baik berupa kegiatan inti maupun kegiatan pendukung. a) Usulan-usulan aksi mitigasi yang berpotensi dapat menurunkan emisi GRK dari bidang/subbidang terpilih (dari kegiatan yang sudah ada maupun yang baru). b) Potensi reduksi emisi dari baseline dari tahun 2010 sampai tahun 2020 untuk setiap aksi/ kelompok aksi mitigasi yang diusulkan. c) Perkiraan biaya mitigasi dan biaya penurunan per ton emisi GRK untuk setiap aksi yang diusulkan. d) Jangka waktu pelaksanaan setiap aksi mitigasi yang diidentifikasi. 4. Usulan prioritas/skala prioritas dari usulan-usulan aksi mitigasi terpilih. 5. Lembaga Pelaksanaan dan pendanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi, pengukuran dan pemantauan program/ kegiatan RAD-GRK di daerah. 2. Baseline Emisi GRK 3. Usulan Rencana Aksi Mitigasi 4. Skala Prioritas Usulan Aksi Mitigasi 1. Sumber, Potensi dan Karakteristik Emisi GRK RAD-GRK 5. Kelembagaan dan Pendanaan Gambar 2.1. Substansi Inti RAD-GRK 1Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK, Sub-Bab 3.1.

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 9 2.2. Struktur RAD-GRK RAD-GRK terdiri dari 7 (tujuh) bab yang berisi elemen-elemen substansi inti RAD-GRK seperti yang telah dijelaskan di Bab 2.1. Penjelasan secara rinci dari setiap Bab disampaikan pada Tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1. Deskripsi Struktur dan Substansi RAD-GRK BAB RAD- GRK SUBSTANSI I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Keluaran 1.4. Dasar Hukum 1.5. Kerangka waktu Penyusunan II. III. PROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GRK 2.1. Profil dan Karakteristik Daerah 2.2. Program prioritas daerah 2.3. Permasalahan Emisi GRK PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP 3.1. Pembagian Urusan 3.2. Ruang Lingkup Daerah DESKRIPSI Bab ini menguraikan latar belakang, tujuan dari penyusunan RAD-GRK, keluaran yang diharapkan, dasar hukum yang terkait dengan perubahan iklim sebagai mandat bagi Pemerintah Provinsi untuk menyusun RAD-GRK, serta kerangka waktu penyusunannya. Bab ini menjelaskan profil dan karakteristik umum daerah, kebijakan dan rencana strategis, program prioritas daerah, sumber emisi/potensi serapan GRK yang terdapat di wilayah provinsi, berikut dengan permasalahan yang dihadapi. Bab ini menjelaskan secara ringkas pembagian urusan baik sektoral maupun wilayah administratif sebagai bahan masukan untuk menentukan ruang lingkup daerah. Penentuan ruang lingkup ini juga didasarkan pada hasil analisis Bab 2. REFERENSI DAN ALAT BANTU PerPres 61/2011 PerPres 71/2011 RPJPD RTRWP/K RPJMD Renstra SKPD Lampiran 1 Lampiran 2 Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK (sub-bab 7.6) Lampiran 1 Lampiran 2 IV. ANALISIS EMISI GRK 4.1 Penyusunan baseline emisi GRK 4.2 Usulan Aksi Mitigasi dan Perkiraan Penurunan Emisi 4.3 Skala Prioritas Dalam Bab ini Pemerintah Provinsi menetapkan bidang/sub-bidang dan kegiatan, serta wilayah administratif yang memiliki sumber emisi GRK dan berpotensi menurunkan emisi GRK. Bab ini menjelaskan tentang baseline emisi GRK, usulan penurunan emisi GRK dan perkiraan penurunan emisi sebagai hasil dari mitigasi. Berdasarkan pertimbangan tingkat penurunan emisi GRK dan biaya yang diperlukan, serta kriteria lain yang disepakati bersama, dilakukan penyusunan skala prioritas. Analisis ini didasarkan pada metodologi sektoral yang ditetapkan oleh setiap K/L terkait (Pokja) di tingkat nasional (dan juga mengacu pada metodologi internasional), serta Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi GRK yang akan ditetapkan oleh KLH (yang mengacu kepada IPCC Guideline). Dengan menggunakan hasil analisis ini, Pemerintah Provinsi menetapkan target jumlah penurunan emisi GRK daerah (per bidang atau gabungan) yang berkontribusi terhadap pencapaian target penurunan emisi GRK nasional. Petunjuk Teknis K/L Lampiran 3 Lampiran 4

10 PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA BAB RAD- GRK SUBSTANSI V. STRATEGI IMPLEMENTASI RAD-GRK 5.1 Pemetaan Kelembagaan dan Pembagian Peran 5.2 Identifikasi sumber pendanaan 5.3 Penyusunan jadwal implementasi DESKRIPSI Bab ini menjelaskan strategi pelaksanaan aksi mitigasi terpilih, meliputi: lembaga pelaksana, sumber pendanaan, dan jadwal pelaksanaan. VI. MONITORING DAN EVALUASI Pada Bab ini Pemerintah Provinsi membuat rencana pemantauan dan evaluasi pelaksanaan aksi-aksi mitigasi yang terdapat di dalam RAD-GRK dan melaporkan melalui Bappeda hasil pemantauan tersebut kepada lembagalembaga terkait baik ditingkat provinsi maupun pusat. VII. PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan, saran dan kaidah-kaidah pelaksanaan RAD- GRK Lampiran Matrik RAD-GRK Matrik ini berisi tentang daftar aksi-aksi mitigasi daerah per bidang, perkiraan jumlah penurunan emisi GRK, perkiraan biaya dan sumber biaya, jadwal waktu implementasi, dan penanggung jawab/pelaksana kegiatan. REFERENSI DAN ALAT BANTU Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Petunjuk Teknis K/L Lampiran 3

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 11 BAB III PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RAD-GRK Bab III ini menjelaskan secara runtun tentang proses penyusunan RAD-GRK dan beberapa prinsip penting serta tahapan yang diperlukan agar dokumen RAD-GRK dapat disusun oleh Tim Penyusun Provinsi. 3.1. Prinsip-prinsip penyusunan RAD-GRK Dalam upaya penyusunan RAD-GRK, Pemerintah Provinsi harus mengacu kepada beberapa prinsip yang sejalan dengan prinsip penyusunan RAN-GRK yaitu: a) RAD-GRK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Pembangunan Daerah dan berdasarkan pada kebijakan serta rencana strategis daerah. b) RAD-GRK tidak menghambat upaya-upaya pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan, serta tetap memprioritaskan kesejahteraan rakyat. c) RAD-GRK merupakan rencana aksi yang terintegrasi antara satu bidang dengan bidang lainnya (cross sectoral issues) dengan memperhatikan seluruh aspek pembangunan berkelanjutan. d) RAD-GRK merupakan kontribusi daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) terhadap komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi GRK. e) RAD-GRK merupakan rencana pembangunan daerah dengan pendekatan baru yang lebih memperhatikan upaya-upaya penurunan emisi GRK. f) Penyusunan RAD-GRK harus mengikut sertakan para pelaku pembangunan di daerah dari berbagai unsur masyarakat untuk memperkaya substansi RAD-GRK, meningkatkan kepemilikan (ownership), dan meningkatkan keterlibatan dalam pelaksanaan rencana aksi tersebut dalam kurun waktu yang telah ditetapkan (participation). g) Pelaksanaan kegiatan dalam RAD-GRK harus mengikuti sistem pemantauan, penilaian dan pelaporan yang berlandaskan pada peraturan pemerintah yang berlaku 2 dan bersifat dapat diukur, dilaporkan dan diverifikasi. Selanjutnya, tahapan proses penyusunan RAD terdiri dari: (1) Tahap Persiapan; (2) Tahap Pengumpulan Data; (3) Tahap Penghitungan ; (4) Tahap Perumusan Rencana Aksi; dan (5) Tahap Penetapan. Setiap tahap memiliki berbagai kegiatan penting yang saling terkait satu sama lain. Keseluruhan tahapan ini diperlukan untuk melengkapi dan menghasilkan dokumen kerja (buku) RAD-GRK seperti yang telah dibahas di dalam Bab II. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan ke-5 tahapan ini adalah 9 sampai dengan 12 bulan yang sejalan dengan amanat PerPres 61/2011 pasal 6 ayat 2. Gambar 3.1 di bawah ini merinci setiap tahapan tersebut disertai dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan. 1. PersiapanAwal a. Pembentukan Tim b. Sidang Pleno Tim 2. Identifikasi Awal 3. Persiapan Teknis 4. Konsultasi Publik 5. Data dan Informasi Umum 6. Data dan Informasi Teknis 7. Pendataan Kelembagaan Publik 8. Pendataan Kelembagaan Masyarakat dan Pelaku Usaha 9. Penghitungan Emisi Baseline 10. Usulan Aksi Mitigasi 11. Pemetaan Kelembagaan Daerah 12. Konsolidasi Hasil Pokja a. Sidang Pleno Tim b. Konsultasi Publik 13. Penetapan Skala Prioritas 14. Penentuan Target Reduksi Emisi GRK 15. Formulasi Strategi Implementasi RAD-GRK 16. Draft Naskah Peraturan Gubernur 17. Penetapan Peraturan Gubernur Tentang RAD-GRK 18. Sosialisasi RAD-GRK Gambar 3.1. Proses dan Perkiraan Waktu Penyusunan Dokumen RAD-GRK 2 PP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

12 PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 3.2. Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap awal dan penting bagi Pemerintah Provinsi dalam menyiapkan RAD- GRK, karena pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan baik yang bersifat administratif maupun teknis antara lain seperti yang tertera pada Gambar 3.2. berikut ini. 1. Persiapan Awal a. Pembentukan Tim b. Sidang pleno Tim 2. Identifikasi Awal Identifikasi pemahaman tim Identifikasi kebutuhan tim Identifikasi kegiatan penghasil emisi GRK 3. Persiapan Teknis Penyimpulan Data Awal Identifikasi Metodologi Penyiapan Perangkat Survey Penyusunan jadwal kerja 4. Konsultasi Publik 1) Persiapan Awal Gambar 3.2. Tahap Persiapan a. Pembentukan Tim Penyusun RAD-GRK Provinsi Tim Penyusun terdiri dari Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja (Pokja). Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh kedua Tim pada tahap awal dapat dilihat di Bab 4.1.4. tentang pengorganisasian penyusunan RAD-GRK. b. Penyelenggaraan Sidang Pleno Awal Sidang pleno atau rapat kerja pertama oleh tim penyusun untuk membahas persiapanpersiapan dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Pokja untuk penyusunan dokumen RAD-GRK. Sidang/rapat ini dihadiri oleh seluruh anggota Tim Koordinasi dan Pokja. 2) Identifikasi Awal Pada tahap kajian awal ini terdapat 3 (tiga) hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Tim Penyusun RAD-GRK), yaitu: a. Identifikasi pemahaman terhadap perubahan iklim secara umum dan kaitannya dengan upayaupaya penurunan emisi GRK. b. Persiapan pembentukan tim dalam penyusunan RAD-GRK. c. Identifikasi kegiatan penghasil/penyerap emisi GRK. Contoh format identifikasi awal sumber emisi GRK untuk beberapa bidang/sub-bidang terkait dapat dilihat di Lampiran 1. 3) Persiapan Teknis Persiapan teknis oleh Pokja yang didasarkan pada hasil Identifikasi Awal (butir 2 di atas) diperlukan untuk merumuskan rencana kerja yang lebih rinci dalam proses penyusunan RAD-GRK. Hal-hal yang tercakup ke dalam persiapan teknis adalah sebagai berikut: 1. Penyimpulan data awal dari hasil proses indentifikasi awal mengenai sumber-sumber emisi GRK, dari hasil Inventarisasi GRK (jika tersedia), dan dari data/informasi umum tentang profil dan potensi fisik daerah. Kesimpulan awal ini menggambarkan tentang pengenalan potensi fisik bidang dan kegiatan yang menghasilkan emisi GRK, cakupan wilayah emisi GRK, dan kewenangan pemerintah daerah dalam upaya pengendalian emisi GRK 3. Informasi ini digunakan untuk menulis Bab II dokumen RAD-GRK. 3 Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK, Sub Bab 7.7

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 13 2. Identifikasi metodologi, yakni metodologi penhitungan emisi untuk setiap bidang dan kegiatan penghasil emisi GRK yang akan digunakan untuk pembuatan baseline, Skenario Aksi Mitigasi, penghitungan penurunan emisi dan biayanya 4. Sebagai referensi dapat mengacu ke Pedoman Teknis per bidang yang akan ditetapkan oleh Pokja Nasional atau yang sudah tersedia dii K/L terkait, dan Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi GRK yang akan ditetapkan oleh KLH 5. 3. Persiapan perangkat survey, yakni pembuatan dan penggandaan alat-alat (instrumen) pengumpulan data primer untuk beberapa bidang dan kegiatan tertentu (bila diperlukan) yang akan digunakan untuk penyusunan RAD-GRK. Beberapa contoh jenis perangkat antara lain terdiri dari lembar observasi, kuesioner, pedoman wawancara. Apabila survey untuk jangka pendek tidak dapat dilakukan dapat menggunakan data yang saat ini tersedia sebagai proxy. Sementara survey dapat diposisikan untuk penyempurnaan selanjutnya. 4. Penyusunan rencana kerja, yakni penyusunan secara rinci kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh Pokja RAD-GRK sampai dengan terumuskannya usulan kegiatan mitigasi daerah (tersusunnya dokumen RAD-GRK). Rincian kegiatan dapat berbeda dari satu provinsi dengan provinsi lainnya, selama memenuhi tahapan-tahapan yang ada. Sebagai acuan lihat Tabel 4.2 di Bab IV. 4) Konsultasi Publik Konsultasi publik mengenai adanya kegiatan penyusunan RAD-GRK, melalui cara pemberitaan yang lazim dilakukan oleh suatu provinsi. Konsultasi yang dilakukan secara langsung setidaknya melibatkan unsur-unsur dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/sejenis, Asosiasi Profesi dan pelaku usaha/swasta. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan penyusunan RAD-GRK, serta untuk membuka peluang kerjasama dengan pihak-pihak terkait dan sekaligus untuk membuka komunikasi awal bagi pengumpulan data. 3.3. Tahap Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data setidaknya dilakukan dalam jangka waktu 2-3 bulan, tergantung dari kondisi, ketersediaan data, maupun jenis metode yang digunakan. 5. Data dan Informasi Umum Profil dan gambaran umum provinsi (SDM, Sosial, Ekonomi, Fisik, Lingkungan) Kebijakan dan program pembangunan tata ruang yang terkait dengan upaya mitigasi emisi GRK Kebijakan dan program pembangunan bukan tata ruang yang terkait dengan upaya mitigasi emisi GRK 7. Pendataan Kelembagaan Publik Lembaga dan kegiatan publik yang menghasilkan emisi GRK dan terkait dengan upaya mitigasi 6. Data dan Informasi Teknis Identifikasi bidang dan kegiatan sumber emisi GRK Hasil Inventarisasi Emisi GRK (jika ada) Data dan asumsi per bidang untuk menyusun BAU Baseline, skenario mitigasi, biaya mitigasi, dst 8. Pendataan Kelembagaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Lembaga dan kegiatan masyarakat dan swasta yang menghasilkan emisi GRK dan terkait dengan upaya mitigasi Gambar 3.3 Tahap Pengumpulan Data 4 Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK, Sub Bab 4.2 5 Peraturan Presiden No. 71/2011

14 PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA Kebutuhan data dan informasi yang harus dikumpulkan setidaknya harus meliputi: 1) Data dan Informasi Umum Data dan informasi umum adalah gambaran umum daerah beserta dengan kebijakan dan rencana strategis daerah dan tata ruang provinsi yang akan digunakan oleh Tim Penyusun sebagai masukan untuk menyusun Bab II dan Bab III RAD-GRK. Data yang dibutuhkan antara lain: a. Profil atau gambaran umum wilayah perencanaan, dalam hal ini wilayah provinsi, contohnya sumber daya manusia, ekonomi, fisik, dan lingkungan. b. Kebijakan dan program pembangunan yang terkait dengan kegiatan/sumber penghasil emisi GRK di daerah. Pada tahap ini, Pemerintah Provinsi (melalui Pokja) harus dapat mengindikasikan kegiatan perencanaan tata ruang yang terkait dengan kegiatan penyumbang emisi GRK yang kemungkinan dapat diintervensi. Sejalan dengan hal ini, Pemerintah Provinsi juga mengindikasikan substansi kebijakan dan program pembangunan yang terkait dengan penghasil emisi, serta peluangnya dengan usaha penurunan emisi GRK. Contoh format untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kebijakan dan rencana pembangunan strategis Pemerintah Provinsi yang berkaitan dengan penghasil emisi/serapan GRK dan berpeluang untuk dapat menurunkan emisi GRK dapat dilihat pada Lampiran 2. Data dan informasi umum ini juga diperlukan oleh Pokja untuk membuat identifikasi awal tentang bidang dan kegiatan yang menghasilkan emisi GRK dan yang berpeluang untuk dapat menurunkan emisi GRK. Disamping itu, data dan informasi ini diperlukan juga sebagai masukan untuk membuat usulan-usulan kegiatan dalam rencana aksi daerah. 2) Data dan Informasi Teknis Data dan informasi teknis adalah data, informasi, dan asumsi per bidang yang dibutuhkan untuk menyusun baseline, usulan-usulan aksi/kegiatan penurunan emisi GRK dan perhitungan biaya mitigasi. Jenis data dan informasi yang dibutuhkan akan berbeda-beda sesuai dengan bidang dan kegiatan yang mengasilkan emisi GRK. Data dan informasi ini diperlukan sebagai masukan untuk menyusun Bab IV. dari dokumen RAD-GRK. Sebagai acuan dapat dilihat di Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK, serta di Pedoman Teknis yang akan dikeluarkan oleh Pokja K/L terkait. 3) Pendataan Kelembagaan Publik Pokja RAD-GRK perlu mendata kelembagaan publik (yaitu lembaga dan peraturan Pemda) yang terkait dengan upaya-upaya penurunan emisi GRK di wilayah administratif provinsi baik secara langsung maupun tidak langsung. Informasi ini didapat dengan cara mendata: 1) Lembaga pemerintah yang terkait dengan penurunan emisi, fungsi dan tugas pokoknya (Dinas/Badan/ Kantor), 2) Program kerja lembaga, 3) Peraturan-peraturan daerah yang terkait dengan kelestarian lingkungan hidup, dan penghematan energi. Selanjutnya data dan informasi ini dikaji lebih lanjut untuk mengetahui apakah memiliki keterkaitan dan peluang untuk digolongkan sebagai lembaga/ peraturan/program yang dapat menurunkan emisi GRK, sebelum dimasukan ke dalam bab V dokumen RAD-GRK (Lampiran 5 sebagai contoh). 4) Pendataan Kelembagaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Untuk memperluas kerjasama dengan para pihak, Pemerintah Provinsi melalui Pokja perlu mengenali lembaga dan kegiatan dari pihak swasta/pelaku usaha dan kelompok masyarakat yang memiliki keterkaitan positif (berpeluang untuk mendukung upaya-upaya penurunan emisi) ataupun negatif (tidak memiliki peluang untuk mendukung upaya-upaya penurunan emisi GRK). Untuk itu, perlu dilakukan pendataan kegiatan-kegiatan yang ada (telah/sedang) dilakukan oleh para pihak

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 15 tersebut. Data dan informasi untuk melakukan kajian ini diperoleh dari Lembaga Masyarakat dan pelaku usaha secara langsung (melalui pertemuan-pertemuan) atau secara tidak langsung dari laporan yang telah dipublikasikan (melalui media cetak atau elektronik, serta website). Contoh format yang dapat digunakan untuk mendata lembaga dan kegiatan masyarakat dan swasta dapat dilihat di Lampiran 6. Informasi ini digunakan oleh Tim Penyusun untuk melengkapi Bab V dokumen RAD-GRK. 3.4. Tahap Penghitungan Pokja masing-masing bidang melakukan penghitungan emisi GRK dengan menggunakan data dan informasi umum dan teknis (per bidang) yang telah dikumpulkan sebelumnya agar dapat menyusun baseline dan skenario mitigasi, usulan penurunan emisi GRK, dan biaya serta jangka waktu pelaksanaanya. Tahap penghitungan ini dilakukan untuk setiap bidang dan kegiatan yang telah dipilih melalui proses identifikasi awal sumber-sumber emisi GRK, yang hasilnya akan menjadi masukan utama untuk penulisan Bab IV dan Bab V dari dokumen RAD-GRK. Pada tahap ini, penyelenggaraan kegiatan dapat dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) 3 (tiga) bulan. 9. Penghitungan emisi BAU Baseline Penyusunan BAU Baseline Penyusunan Skenario Mitigasi 11. Pemetaan Kelembagaan Daerah Peran sebagai penghasil emisi Peran sebagai pelaku mitigasi emisi 10. Usulan Aksi Mitigasi Aksi yang terdapat di dalam RAN-GRK Aksi yang terdapat di dalam Rencana Pembangunan Daerah Aksi Daerah yang baru Penghitungan : Jumlah emisi GRK yang dihasilkan / diturunkan dari setiap aksi mitigasi Perkiraan biaya setiap aksi mitigasi Perkiraan jangka waktu implementasi Gambar 3.4. Tahap Penghitungan Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap ini, yaitu: 1) Penghitungan emisi baseline Penghitungan emisi baseline bertujuan untuk menghitung tingkat emisi GRK sebelum adanya kegiatan penurunan emisi dan proyeksinya di masa depan (lihat gambar 3.5). Penghitungan ini dilakukan untuk beberapa bidang dan kegiatan penghasil emisi GRK yang telah dipilih oleh pemerintah daerah melalui identifikasi awal sumber-sumber emisi GRK daerah. Secara teknis, penghitungan ini dilakukan dengan cara menghitung tingkat (jumlah) emisi yang dihasilkan dari suatu bidang /kegiatan berdasarkan pada: 1) Data historis (hasil inventarisasi emisi GRK) dan 2) Data/informasi masa depan tanpa adanya intervensi kebijakan/teknologi mitigasi perubahan iklim. Meskipun tahun dasar adalah tahun 2010 dan diproyeksikan sampai dengan tahun 2020, akan tetapi data historis sebelumnya misalnya data sejak tahun 2005 dapat digunakan sebagai referensi. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa: baseline = proyeksi emisi GRK (data/informasi masa depan tanpa intervensi mitigasi)

16 PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA Emisi GRK setiap Skenario di Pedesaan 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 Buang dimana saja (BAU) Reduksi sumber 3R+ Pengomposan 15,000 10,000 5,000 0 2010 2015 2020 2025 2030 Gambar 3.5. Contoh baseline dan Skenario Mitigasi Bidang Persampahan Sejalan dengan penyusunan baseline adalah penyusunan tingkat emisi GRK dengan skenario mitigasi, yaitu menghitung jumlah emisi/serapan GRK yang akan dihasilkan dari suatu bidang/kegiatan pada suatu kurun waktu yang panjang (misal 2010-2020) berdasarkan: 1) Data historis (hasil inventarisasi GRK); dan 2) Data proyeksi emisi/serapan GRK dengan asumsi data/informasi masa depan yang sudah mengikutsertakan/setelah penerapan kebijakan/teknologi penurunan emisi GRK. Informasi mengenai metodologi penghitungan emisi GRK dengan baseline dan skenario mitigasi, serta data/ informasi yang diperlukan untuk beberapa bidang terkait dapat dilihat di Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK. 2) Usulan Aksi Mitigasi Pada bagian ini, Pokja masing-masing bidang mulai dapat memilah dan memilih beberapa kegiatan mitigasi yang akan diusulkan untuk dimasukan ke dalam dokumen RAD-GRK. Pada dasarnya penetapan usulan aksi mitigasi ini menggabungkan usulan-usulan kegiatan yang sudah ada dan yang baru baik yang berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha maupun dari masyarakat. Berikut adalah ilustrasi dari proses pengusulan tersebut:

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 17 b) Kegiatan yang sudah ada di dalam Rencana Strategis Daerah a) Kegiatan yang tercantum di dalam RAN-GRK c) Usulan Kegiatan baru Dokumen RAD-GRK Gambar 3.6. Ilustrasi Proses Pengusulan Kegiatan Mitigasi Secara terinci, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh Pokja per bidang dalam melakukan penetapan usulan kegiatan penurunan emisi GRK sebagai mana yang diilustrasikan pada Gambar 3.6. di atas. 1. Mengidentifikasi aksi mitigasi yang terdapat pada Dokumen RAN-GRK. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, apabila terdapat kegiatan penurunan emisi GRK yang sudah tercantum yang dengan jelas menyebutkan lokasinya berada pada provinsi tersebut maka Pemda mendukung kegiatan yang tercantum dalam RAN-GRK dan dapat melaksanakan kegiatan yang sama dengan program/kegiatan dari pusat (menambah jumlah dan/atau volume untuk di wilayah provinsinya) dari kegiatan yang ada. Hal tersebut berarti bahwa kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan akan dibiayai oleh Pemerintah Pusat, melalui Kementerian/Lembaga terkait. Pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan, Pemerintah Pusat akan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah. 2. Langkah berikutnya, mengidentifikasi program dan kegiatan pembangunan yang telah ada (existing actions) yang terdapat di dalam dokumen rencana pembangunan strategis daerah untuk beberapa sektor yang telah dipilih oleh Pemerintah Provinsi pada proses identifikasi awal. Apabila program/kegiatan tersebut diperkirakan memiliki peran menurunkan emisi GRK, maka program/kegiatan tersebut dapat dimasukan ke dalam dokumen RAD-GRK. 3. Mengusulkan beberapa kegiatan mitigasi yang baru dari beberapa lembaga publik, swasta dan masyarakat untuk dimasukan ke dalam dokumen RAD-GRK, sepanjang usulan-usulan tersebut layak untuk dipertimbangkan dan diseleksi lebih lanjut. Contoh-contoh usulan aksi mitigasi untuk setiap bidang dapat dilihat di Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK. Selanjutnya, penghitungan perkiraan jumlah emisi yang dihasilkan (dalam satuan CO 2 eq) dari setiap usulan kegiatan mitigasi (yang lama dan yang baru) dilakukan dengan menggunakan metodologi penghitungan reduksi emisi GRK yang akan ditetapkan dalam panduan teknis oleh K/L terkait. Kemudian dilanjutkan dengan penghitungan perkiraaan biaya mitigasi yang diperlukan (dalam satuan Rupiah) dari setiap usulan kegiatan mitigasi (yang lama dan yang baru) dengan menggunakan metodologi penghitungan biaya mitigasi sektoral yang tersedia.

18 PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA Pokja juga harus memperkirakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap usulan kegiatan mitigasi dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap operasionalisasi. Semua informasi ini digunakan oleh Tim Penyusun untuk menyusun Bab IV dan Lampiran dokumen RAD- GRK. Contoh-contoh format penghitungan tersebut di atas dapat dilihat di Lampiran 3 dan 4. 3) Pemetaan Kelembagaan Daerah Pemetaan kelembagaan (stakeholder mapping) dilakukan untuk menganalisis lebih jauh tentang peran penting dan pengaruh setiap lembaga/pelaku dari unsur pemerintah, swasta, dan kelompok masyarakat yang berperan sebagai penghasil emisi GRK dan sekaligus berperan sebagai pelaku penurunan emisi GRK di wilayah Provinsi. Kegiatan ini dilakukan oleh Pokja dengan menggunakan data dan informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya yaitu identifikasi kelembagaan publik, swasta dan masyarakat. Contoh format pemetaan kelembagaan daerah dapat dilihat di Lampiran 7. Informasi dari tabel ini digunakan oleh Tim Penyusun sebagai masukan untuk menyusun Bab V dokumen RAD-GRK. 3.5. Tahap Perumusan Rencana Aksi Pemerintah Provinsi melalui Tim Penyusun RAD-GRK dapat menetapkan dan memilih usulan-usulan mana yang akan diprioritaskan untuk dimasukan ke dalam dokumen RAD-GRK. Penetapan tersebut menggunakan beberapa kriteria yang merupakan gabungan antara aspek teknis dan non teknis, misalnya ekonomi, sosial, politis, dll. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa pilihan yang dibuat berdasarkan pada berbagai pertimbangan, khususnya kebijakan pembangunan berkelanjutan. Kriteria umum yang dapat digunakan adalah: technically feasible (pelaksanaan aksi dimungkinkan secara teknis), economically/ financially feasible (dimungkinkan secara ekonomis/pembiayaan), politically/socially viable (diterima secara politis dan sosial), serta administratively operable (dapat dilaksanakan sesuai prosedur administrasi yang ada). Tahap perumusan rencana aksi setidaknya terdiri dari beberapa kegiatan dan berlangsung dalam jangka waktu 2-3 bulan. Prosesnya dapat dilihat dalam Gambar 3.7. 13. Skala Prioritas Usulan Aksi Mitigasi 14. Penentuan Target Penurunan Emisi GRK 15. Formulasi Strategi Implementasi RAD-GRK Gambar 3.7. Tahap Perumusan Rencana Aksi Mitigasi 1) Konsolidasi hasil Pokja Tahap perumusan rencana aksi diawali dengan mengadakan Sidang pleno Tim yang ke-2 untuk mengkonsolidasikan hasil kerja dari setiap Pokja, dan menyusun daftar usulan kegiatan penurunan emisi setiap bidang berikut dengan hasil penghitungan penurunan emisi GRK, biaya mitigasi dan jangka waktu implementasi.

2) Skala Prioritas Usulan Aksi Mitigasi PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 19 Tim Penyusun RAD-GRK dalam sidang pleno dapat melakukan penentuan skala prioritas dari berbagai usulan aksi mitigasi yang telah dihitung perkiraan jumlah penurunan emisi, biaya mitigasi, serta perkiraan waktu implementasinya (Sub Bab 3.4.2). Secara bersama-sama, Tim penyusun dapat memilih dan menyusun daftar prioritas kegiatan inti mitigasi sektoral yang beremisi rendah atau efektif menghasilkan penurunan emisi dan berbiaya lebih rendah (efisiensi biaya) untuk dimasukan ke dalam dokumen RAD-GRK. Gambar 3.8. mengilustrasikan mengenai proses tersebut berdasarkan 2 (dua) kriteria utama yaitu: 1) Tingkat Kelayakan Biaya, dan 2) Tingkat Kelayakan Pelaksanaan. Untuk kriteria yang lebih rinci dapat dilihat di Lampiran 4 mengenai contoh format matrik penentuan skala prioritas aksi mitigasi. Gambar 3.8. Proses Penetuan Skala Prioritas Usulan-Usulan Aksi Mitigasi 3) Penentuan target penurunan emisi GRK Penentuan perkiraan target penurunan emisi GRK per bidang atau gabungan beberapa bidang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dengan menggunakan hasil penghitungan emisi dari aksi-aksi mitigasi sektoral (Sub Bab 3.4.2). Secara spesifik, Pokja menghitung jumlah penurunan emisi GRK dari baseline untuk setiap kegiatan/aksi penurunan emisi GRK, kemudian menjumlahkan semua perkiraan penurunan emisinya (lihat Lampiran 3). Proses penentuan target ini harus dikonsultasikan dengan para pemangku kepentingan di daerah dalam suatu pertemuan khusus (konsultasi publik), serta dikoordinasikan dengan K/L dan Sekretariat RAN-GRK di Bappenas/Kementerian PPN. Informasi yang dihasilkan (penentuan target) digunakan oleh Tim Penyusun untuk menyusun Bab IV dokumen RAD-GRK. 4) Formulasi strategi implementasi RAD-GRK Pokja dengan arahan dari Tim Pengarah merumuskan (menetapkan) kebijakan dan strategi umum yang diperlukan untuk melaksanakan RAD-GRK di daerah. Untuk itu diperlukan beberapa langkah berikut ini: 1. Pemetaan kelembagaan publik dan swasta yang akan terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam upaya penurunan emisi GRK daerah, menggunakan hasil pemetaan kelembagaan pada Sub Bab 3.4.3. (Lihat Lampiran 7)

20 PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 2. Mengidentifikasi sumber-sumber pendanaan baik yang berasal dari daerah (APBD), nasional(apbn), swasta serta bantuan hibah untuk membiayai kegiatan penurunan emisi yang tercantum dalam RAD-GRK. 3. Menyusun waktu/jadwal pelaksanaan dari rencana aksi yang telah dibuat untuk keperluan pengukuran, pemantauan, evaluasi dan pelaporan 4. Sosialisasi rencana implementasi RAD-GRK agar mendapat tanggapan yang sesuai dari masyarakat dan pelaku usaha atau lembaga/organisasi yang mewakilinya. Informasi ini (poin 1-4) digunakan oleh Tim Penyusun untuk menyusun Bab V dokumen RAD-GRK. Secara khusus, untuk mendukung kebijakan dan strategi implementasi RAD-GRK yang telah dirumuskan tersebut di atas, maka Pemerintah Provinsi dapat memfungsikan lembaga pemerintah daerah yang telah ada untuk terlibat di dalam pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan RAD-GRK di masa yang akan datang, misalnya antara lain : 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Berperan sebagai koordinator umum pelaksanaan, pemantaun dan pelaporan seluruh bidang/ kegiatan RAD-GRK 2. Instansi daerah yang menangani bidang Lingkungan Hidup Berperan sebagai koordinator pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan penyelengaraan Inventarisasi GRK 3. Instansi daerah yang menangani bidang Industri Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang industri 4. Instansi Daerah yang menangani pengelolaan Limbah Padat dan Cair Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang limbah padat dan cair domestik 5. Instansi Daerah yang menangani bidang Perhubungan Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang transportasi 6. Instansi Daerah yanng menangani bidang Energi dan Pertambangan Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang energi/ pembangkit listrik 7. Instansi Daerah yang menangani bidang Kehutanan Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang kehutanan dan lahan gambut 8. Instansi Daerah yang menangani bidang Pertanian 3.6. Tahap Penetapan Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang pertanian Pada tahap ini Pokja RAD-GRK bertugas menyusun Rancangan Naskah Peraturan Gubernur mengenai RAD-GRK Provinsi. Rancangan ini selanjutnya akan ditetapkan dalam kurun waktu tidak lebih dari 12 bulan sejak diterbitkannya Perpres 61/2011. Setelah itu, RAD-GRK ini diserahkan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri untuk dapat diintegrasikan ke dalam upaya-upaya pencapaian target penurunan emisi GRK nasional. Penetapan RAD-GRK Provinsi tersebut perlu diikuti oleh kegiatan sosialisasi kepada publik, untuk meningkatkan koordinasi dan partisipasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan RAD-GRK sesuai jadwal yang telah ditentukan bersama.

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 21 16. Draft Naskah Peraturan Gubernur 17. Penetapan Peraturan Gubernur Tentang RAD-GRK 18. Sosialisasi RAD-GRK Gambar 3.9. Tahap Penetapan

22 PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA BAB IV PENGORGANISASIAN PENYUSUNAN RAD-GRK 4.1. Pengorganisasian Organisasi penyusunan RAD-GRK terdiri atas Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja (Pokja) Penyusunan RAD-GRK, dengan tugas dan susunan anggota sebagai berikut: 1. Tim Koordinasi Tim Koordinasi terdiri atas: Penanggung Jawab : Kepala Daerah Ketua : Sekretaris Daerah Sekretaris : Kepala Bappeda Anggota : Kepala SKPD Terkait 2. Kelompok Kerja Kelompok kerja (Pokja) terdiri atas: Tabel 4.1. Pembagian Kelompok Kerja untuk Penyusunan RAD-GRK NAMA POKJA TANGGUNG JAWAB KOMPOSISI Pokja I Bidang Pertanian Pokja II Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut Pokja III Bidang Energi Pokja IV Bidang Transportasi Penyusunan substansi inti RAD-GRK bidang Pertanian Penyusunan substansi inti RAD-GRK bidang Kehutanan dan Lahan Gambut Penyusunan substansi inti RAD-GRK bidang Energi Penyusunan substansi inti RAD-GRK bidang Transportasi Ketua: Dinas Pertanian/ SKPD terkait bidang Pertanian Anggota: Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, BPN, SKPD terkait sumber daya air, SKPD terkait Kehutanan, Pelaku Usaha /Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga Penelitian/LSM Ketua : Dinas Kehutanan/ SKPD terkait bidang Kehutanan Anggota: Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, BPN, SKPD terkait sumber daya air, SKPD terkait Pertanian, SKPD terkait Perkebunan, Pelaku Usaha / Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga Penelitian/LSM Ketua: Dinas ESDM/ SKPD terkait bidang ESDM Anggota: Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, SKPD terkait sumber daya air, SKPD terkait Kehutanan, PLN, Pelaku Usaha /Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga Penelitian/LSM Ketua: Dinas Perhubungan/ SKPD terkait bidang Perhubungan Anggota: Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, PU Bina Marga, SKPD terkait Energi, Pelaku Usaha / Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga Penelitian/LSM

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 23 Pokja V Bidang Industri NAMA POKJA TANGGUNG JAWAB KOMPOSISI Pokja VI Pengelolaan Limbah Penyusunan substansi inti RAD-GRK bidang industri Penyusunan substansi inti RAD-GRK bidang pengelolaan limbah padat dan cair Ketua: Dinas Perindustrian/ SKPD terkait bidang Perindustrian Anggota: Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, Pelaku Usaha /Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga Penelitian/LSM Ketua: Dinas PU Cipta Karya atau BLHD/BAPEDALDA atau SKPD terkait bidang Pengelolaan Limbah Anggota: Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan Ruang, Bappeda, BPS, Pelaku Usaha /Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga Penelitian/ LSM KETERANGAN: 1) Pemerintah provinsi dapat menggunakan kelompok kerja yang telah ada/terbentuk di daerah yang terkait program/kegiatan penanganan perubahan iklim. 2) Susunan ketua dan anggota pokja masing-masing bidang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah masingmasing. TIM KORDINASI Penanggung Jawab Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota dst Pokja I Pokja II... Pokja IV KELOMPOK KERJA Ketua Anggota Anggota Anggota dst Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi Penyusunan RAD-GRK 4.2. Uraian Tugas 1. Tim Koordinasi bertugas: a. Memberikan arahan dan melaksanakan koordinasi dalam penyusunan dokumen RAD-GRK. b. Memberikan arahan dan masukan kepada Pokja mengenai kebijakan, program dan prioritas pembangunan daerah untuk penyusunan dokumen RAD-GRK.

24 PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA c. Memberikan arahan dan persetujuan tentang Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran Belanja (RAB) untuk penyusunan RAD-GRK. d. Menyampaikan draft akhir dokumen RAD-GRK yang telah disusun kepada Sekretariat RAN-GRK di tingkat pusat untuk ditinjau kelengkapannya. e. Memperbaiki dan melengkapi draft akhir dokumen RAD-GRK yang sudah ditinjau, untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Gubernur. f. Menyampaikan Pergub RAD-GRK kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri. 2. Kelompok Kerja bertugas: a. Merumuskan ruang lingkup substansi inti dokumen RAD-GRK sesuai dengan bidang tugasnya. b. Melakukan identifikasi dan kajian awal, pencarian, pengumpulan bahan, data dan informasi yang dibutuhkan (kepada pihak/sumber data terkait) dalam rangka penyusunan substansi inti RAD-GRK sesuai dengan bidang tugasnya. c. Melakukan pengolahan data dan analisa data dan informasi yang telah dikumpulkan untuk penyusunan substansi inti RAD-GRK sesuai dengan bidang tugasnya. d. Menyusun substansi inti dokumen RAD-GRK menurut format dan struktur (sistematika) yang ada dalam pedoman ini (lihat Bab 2), sesuai dengan bidang tugasnya. e. Membuat jadwal dan rencana kerja kegiatan Pokja sesuai dengan bidang tugasnya. f. Menyerahkan hasil penyusunan substansi inti RAD-GRK sesuai bidang tugasnya kepada Ketua melalui Sekretaris Tim Koordinasi Penyusunan RAD-GRK untuk dikonsolidasikan dengan hasil pokja lainnya guna menghasilkan dokumen RADGRK Provinsi. 4.3. Mekanisme Kerja 1. Tim Koordinasi mengadakan sidang pleno dan rapat kerja sesuai keperluan selama penyusunan RAD-GRK. 2. Kelompok kerja mengadakan rapat teknis sesuai dengan jadwal dan keperluan selama penyusunan RAD-GRK. 3. Kepala Bappeda selaku Sekretaris Tim Koordinasi mengkonsolidasikan penyusunan dokumen RAD- GRK yang disusun oleh setiap Pokja. 4. Draft akhir RAD-GRK yang telah disusun oleh Tim Koordinasi RAD-GRK di tingkat Provinsi akan dikonsultasikan dengan Sekretariat RAN-GRK di tingkat pusat sebelum ditetapkan oleh Gubernur. 4.4. Jadwal Penyusunan RAD-GRK Jadwal kerja penyusunan dokumen RAD-GRK yang akan dilaksanakan oleh Tim Koordinasi dan Pokja penyusunan RAD-GRK, dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Jadwal Penyusunan Dokumen RAD-GRK NO KEGIATAN TUGAS I. TAHAP PERSIAPAN 1 Persiapan Awal a. Pembentukan Tim TK b. Sidang Pleno I : Sidang Pleno Tim TK, Pokja 2 Identifikasi Awal Pokja 3 Persiapan Teknis Pokja 4 Konsultasi Publik : Persiapan Penyusunan RAD-GRK TK,Pokja,PM BULAN KE - 1-2 3-4 5-6 7-8 9

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA 25 NO KEGIATAN TUGAS II. TAHAP PENGUMPULAN DATA 5 Data dan Informasi Umum Pokja 6 Data dan Informasi Teknis Pokja 7 Pendataan Kelembagaan Publik Pokja 8 Pendataan Kelembagaan Masyarakat dan Pelaku Usaha III. TAHAP PENGHITUNGAN Pokja 9 Penghitungan Emisi BAU Baseline Pokja 10 Usulan Aksi Mitigasi Pokja 11 Pemetaan Kelembagaan Daerah Pokja IV. TAHAP PERUMUSAN RENCANA AKSI 12 Konsolidasi hasil Pokja TK, Pokja a.sidang Pleno II : Sidang Pleno Tim TK, Pokja b.konsultasi Publik : Masukan untuk Perumusan Rencana Aksi TK, Pokja, PM 13 Penetapan Skala Prioritas TK, Pokja 14 Penentuan Target Reduksi Emisi GRK TK, Pokja 15 Formulasi Strategi Implementasi RAD-GRK TK, Pokja V. TAHAP PENETAPAN Draft Naskah Peraturan Gubernur TK Penetapan Peraturan Gubernur TK Sosialisasi RAD-GRK TP,TT,PM Keterangan: TK: Tim Koordinasi; Pokja: Kelompok Kerja; PM: Perwakilan Masyarakat BULAN KE - 1-2 3-4 5-6 7-8 9

26 PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA BAB V PENUTUP Pedoman penyusunan RAD-GRK merupakan panduan bagi setiap pimpinan daerah untuk menghasilkan rancangan RAD-GRK yang selaras dengan kebijakan nasional dan daerah. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan khususnya dari Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang RAN-GRK yang mengatur Pedoman Penyusunan RAD-GRK. Sosialisasi Pedoman dan fasilitasi penyusunan RAD-GRK akan diselenggarakan oleh Menteri Dalam Negeri bersama dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Lingkungan Hidup. Dengan menggunakan Pedoman ini, Pemerintah Provinsi dapat menyusun RAD-GRK yang bersifat multi sektoral yang mempertimbangkan aspek-aspek pembangunan berkelanjutan, serta melibatkan partisipasi dan kerja sama dengan para pihak terkait. Penyusunan RAD-GRK yang sesuai dengan peraturan dan petunjuk yang berlaku akan memudahkan pemerintah daerah dan nasional dalam tahap pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya. Dokumen RAD-GRK yang dihasilkan dapat dilakukan kaji ulang sesuai dengan kebutuhan daerah dan nasional serta perkembangan yang ada.